23 Mei 2021 Upacara Agung Homa Padmakumara di Rainbow Temple
#Liputan TBSN
Pada tanggal 23 Mei 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat menyelenggarakan Upacara Homa Padmakumara (Lianhuatongzi - 蓮花童子). Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa Istadevata homa minggu depan adalah Cintamani Pandaravasini Avalokitesvara Bodhisattva (Baiyidashi Ruyibaozhu Guanshiyin Pusa - 白衣大士如意寶珠觀世音菩薩), perwujudan Avalokitesvara Bodhisattva ini dapat menganugerahkan mangala dan sesuai harapan.
Mahaguru Berdharmadesana, Padmakumara adalah Mulacarya, yang sekaligus merupakan kualitas kolektif dari Triratna: Buddha, Dharma, dan Sangha. Seberapa besar keyakinan dan pengabdian sadhaka terhadap Mulacarya, maka sebesar itu pula anugerah dari Mulacarya. Tabuhan yang keras menghasilkan suara keras, tabuhan yang kecil menghasilkan suara lirih, tidak menabuh maka tidak akan bersuara. Siswa yang meremehkan Padmakumara, sekalipun terus bertahan dalam Zhenfo Zong, tetap tidak akan mendapatkan manfaat apa pun. Dharmaraja menggunakan kisah humor mengenai uang palsu untuk menyampaikan, "Yang asli tidak akan menjadi palsu, yang palsu tidak akan bisa menjadi asli." Kita mesti gunakan pandangan kebijaksanaan untuk membedakan, jika tidak, akan mudah teperdaya.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa dari Australia mohon petunjuk:
Mengenai Sadhana Ekaksara Usnisacakra, apakah ada Mudra Ekaksaracakra? Atau cukup bentuk Mudra Sinar Emas? Apakah perlu visualisasi Bodhisattva manunggal dengan sadhaka (Memasuki Aku dan Aku Memasuki). Menurut Sadhana Visualisasi Pedang Kebijaksanaan Manjusri, bijaksara, suara mantra, dan cakra mantra, Tiga Mahabodhisattva memancarkan sinar memasuki diri sadhaka, mengikis karmavarana sadhaka, metode sadhana dengan pancaran sinar terang.
Dharmaraja menjawab:
Dahulu Acarya Pufang (普方上師) mentransmisikan Ekaksara Usnisacakra Mantra: "Om. Bulin." Ada juga orang yang melafalkan: "Om. Chilin.", pelafalan yang lebih tepat adalah: "Om. Pulong.", pelafalan ini ditransmisikan oleh Guru yang lain.
Dalam buku Dharmaraja Liansheng yang ke-247, artikel Fu Sinar Emas, terdapat aksara Mantra Ekaksara Usnisacakra. Sadhaka menempatkan aksara mantra di atas puncak kepala, aksara mantra berputar memancarkan sinar, sadhaka menjapa mantra: "Om. Pulong."
Dharmaraja memperagakan Mudra Sinar Emas:
Jemari dua tangan merangkap ke luar, dua ibu jari, dua jari telunjuk, dan dua kelingking berdiri tegak saling bersentuhan. Mudra dibentuk di puncak kepala, kemudian dileraikan, memancarkan sinar emas menerangi diri sendiri. Saat menekuni Sadhana Ekaksara Usnisacakra cukup bentuk Mudra Sinar Emas.
Dharmaraja menambahkan: Dalam Sadhana Ekaksara Usnisacakra ada tiga Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva di tengah, Samantabhadra Bodhisattva di sisi kanan, dan Avalokitesvara Bodhisattva di sisi kiri. Dahulu Guru mentransmisikan Ekaksara Usnisacakra kepada Dharmaraja tidak ada tahap manunggal, hanya ada Tri Bodhisattva memancarkan sinar menyinari, kemudian aksara mantra di puncak kepala berputar, dan menjapa mantra. Membentuk Mudra Sinar Emas, visualisasi aksara mantra di puncak kepala berputar memancarkan sinar emas, cukup visualisasikan Tri Mahabodhisattva memancarkan sinar memasuki tubuh sadhaka.
Siswa dari Inggris mohon petunjuk:
Saya bisa menghafal Maha Karuna Dharani versi bahasa Sansekerta. Tapi kemudian siswa lebih banyak menjapa pelafalan Mandarin. Beberapa hari lalu, mendadak dalam hati timbul keinginan untuk menjapa Maha Karuna Dharani versi bahasa Sansekerta. Mengapa demikian? Apakah ada petunjuk tertentu? Selain itu, dalam Maha Karuna Dharani juga menjapa nama dari Simhamukha Dakini, terlebih adalah saat menjapa bagian ini: "śira simha-mukhāya svāhā", dalam pelafalan Mandarin adalah: "Suo po mo he a si tuo ye. Suo po he.", apakah Simhamukha Dakini adalah Avalokitesvara Bodhisattva?
Dharmaraja memohon petunjuk Buddha Bodhisattva, kemudian mengatakan, "Mengapa mendadak ingin menjapa Maha Karuna Dharani versi bahasa Sansekerta? Jawaban Buddha dan Bodhisattva adalah 'rindu'". Ada petunjuk apa? Buddha dan Bodhisattva menjawab, dalam kesadaran tersembunyi, ingatan masa lampau muncul kembali, oleh karena itu ingin menjapa Maha Karuna Dharani versi bahasa Sansekerta. Boleh saja, tidak ada masalah, hanya ingatan masa lampau yang terbuka.
Dharmaraja menambahkan, Mantra Simhamukha Dakini adalah: "A Jia Sa Ma. La Za Sa Da. La Sa Ma La Ya. Pei." Dulu Dharmaraja pernah membaca perihal "Wujud Makhluk Suci Maha Karuna Dharani", setiap kalimat Maha Karuna Dharani merepresentasikan satu Buddha atau Bodhisattva, di antaranya ada Nagarjuna Bodhisattva dan Asvagosha Bodhisattva. Namun tidak pernah nampak ada Simhamukha Dakini.
Menjawab pertanyaan ini, setelah mohon petunjuk melalui ramalan Dewata, Dharmaraja tertawa menyampaikan: "Akan diberi petunjuk lewat mimpi."
◎ Pengulasan Lamdre:
Prana dibagi menjadi tiga macam: masuk, menetap, dan keluar. Ketiga macam prana ini berubah menjadi "Marga Gelombang Vajra". Dharmaraja mencontohkan pengalaman pribadi beliau, saat memejamkan mata, bisa melihat sinar bergetar laksana gelombang, terus terpancar, dan di tengah sinar akan muncul Istadevata dan ksetraparisuddhi.
Dharmaraja mengungkapkan, dahulu saat mengulas "Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan" (Lamrim Chenmo) melihat kemunculan Je Tsongkhapa, kemudian Beliau memancarkan sinar mengadhisthana Dharmaraja. Saat Guru Sesepuh (Je Tsongkhapa) menampakkan diri, sekeliling penuh dengan Gelombang Vajra. Saat sadhaka telah mencapai kesucian dalam bhavana, sesungguhnya tiga macam napas: masuk, menetap, dan keluar, adalah Gelombang Vajra. Kadang bahkan sekeliling tubuh dipenuhi Gelombang Vajra.
Dharmaraja menambahkan, "Jika tubuh, ucapan, dan pikiran bersih dari tiga racun klesha, berarti disebut Tiga Marga Gelombang Vajra. Di vihara ada “Sala Purifikasi" (Jinghuatang -净化堂), baru-baru ini Dharmaraja telah mengajarkan metode sapu purifikasi. Sapuan pertama meringankan kerisauan batin, sapuan kedua menyingkirkan kesialan, sapuan ketiga menyingkirkan karmavarana. Setelah menyingkirkan berbagai karmavarana dalam diri, akan muncul kondisi mangala sesuai harapan, kesehatan, dan panjang umur, berkah dan kebijaksanaan pun akan tercurah. Begitu diri kita telah dipurifikasi, berkah pun tercurah, tubuh menjadi sehat dan panjang umur, tiada kerisauan batin, inilah purifikasi. Lamdre bagian ini juga membahas perihal purifikasi."
Dharmaraja berharap supaya metode sapu purifikasi dapat masuk ke dalam kalangan masyarakat umum, merupakan sebuah metode untuk menyingkirkan rintangan.
"Kelak di dalam Vihara Vajragarbha ada "Sala Purifikasi" (Jinghuashi -净化室), saat merasa diri sendiri penuh kerisauan, gunakan Mantra Vajrasattva: "Om. Biezha. Saduo. Hom" atau "Om. Biezha. Saduo. A Hom Pei.", atau versi panjang "Mantra Sataksara", dijapa 100 ribu kali, gunakan sapu purifikasi untuk melakukan purifikasi bagi diri sendiri atau orang lain. Berharap supaya dalam Zhenfo Zong ada sebuah metode yang sangat istimewa."
Dharmaraja berpikir, "Kelak tiap kali tahun baru Imlek, ada sangat banyak orang yang berbaris di luar Vihara Vajragarbha. Di pagi hari pertama tahun baru Imlek, semua datang untuk 'disapu', bahkan ritus sapu purifikasi ini sangat manjur! Setiap orang ingin peruntungannya menjadi lebih baik, maka pergilah ke vihara Zhenfo Zong, karena spesialisasi vihara Zhenfo Zong adalah memperbaiki nasib dan peruntungan insan. Segala hal yang buruk dicuci bersih, sehingga berkah dan kesehatan pun tiba. Kita lakukan dengan mengandalkan daya adhisthana Vajrasattva. Daripada hanya menjalani tradisi yang tidak bermakna, seperti hanya mengambil satu uang induk untuk dibawa sebagai sarana mengundang rezeki. Karena begitu karmavarana telah dipurifikasi, maka dengan sendirinya berkah pun datang, ini berasal dari pemikiran saya pribadi."
Mencapai Bodhisattva bhumi ke-12, sudah hampir disebut Kesucian Sempurna. Abhiseka saat itu sesungguhnya adalah abhiseka pembersihan tubuh, ucapan, dan pikiran, sangat penting, disebut Abhiseka Pamungkas, tergolong abhiseka tingkat empat, juga merupakan Abhiseka Mahapurna.
Usai Dharmadesana yang sarat akan makna Dharma, Dharmaraja berinteraksi dengan segenap siswa melalui Zoom, kemudian menganugerahkan Abhiseka Padmakumara kepada semua yang hadir secara langsung di lokasi. Semua dipenuhi Dharmasukha.