5 Juni 2021 Pujabakti Sadhana Istadevata Cundi Bhagavati di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#Liputan TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Pada hari Sabtu, tanggal 5 Juni 2021, pukul 8 malam, Dharmaraja Liansheng memimpin pujabakti Sadhana Istadevata Cundi Bhagavati di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺). Dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 di seluruh dunia belum membaik, dan virus terus bermutasi, meskipun semakin banyak orang yang telah menerima suntikan vaksin, namun kondisi pandemi di beberapa negara masih terus merebak. Dharmaraja Liansheng berwelas asih kepada para insan, memandu segenap siswa dengan tulus memanjatkan doa kepada Vajra Terunggul, Mahacundi Bhagavati untuk berwelas asih menolong para insan, membersihkan semua wabah, mengembalikan alam suci di dunia ini.
Usai pujabakti, Dharmaraja Liansheng berbincang dengan para siswa, dunia ini adalah samudra samsara, setiap insan mesti melalui empat jenis penderitaan: lahir, tua, sakit, dan mati, di antara keempatnya, sakit adalah yang paling menderita. Mahaguru mengungkapkan bahwa beliau sangat salut terhadap semangat baja dari Gurudara Acarya Lianxiang, di saat mengalami derita sakit, beliau sangat tegar, masih bisa terus menangani urusan sekte. Mahaguru belum pernah menjumpai orang dengan tekad sekuat Gurudara, oleh karena itu sangat salut terhadap Gurudara.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Dengan saksama membaca karya tulis Mahaguru: "Jingguang de Fumo" (Arti harfiah: Sentuhan Sinar Suci), ada percakapan antara Mahaguru dengan Yesus. Mahaguru bertanya: "Yesus, apakah Anda mengasihi musuh Anda?" Yesus menjawab: "Ya! Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Siswa merasa ini sungguh istimewa, Yesus sanggup mengasihi orang yang telah menyalibkan dirinya, sebab Yesus paham bahwa orang-orang itu sama sekali tidak tahu apa yang telah mereka perbuat. Sedangkan terhadap para imam kepala yang menghasut penguasa untuk mengeksekusi Yesus, apakah Yesus juga tetap mengasihi para imam kepala tersebut? Apa sebabnya? Jika tetap mengasihi, cara apa yang digunakan oleh Yesus untuk mengasihi mereka?
Mahaguru menjawab:
Kasih Yesus berbeda dengan orang awam, ada ungkapan: "Tuhan mengasihi umat manusia", beliau mengasihi setiap insan tanpa kecuali. Terhadap orang yang memujinya, ia juga mengasihi; Terhadap orang yang menghujatnya, ia juga mengasihi. Yesus adalah Guru dari Dharmaraja Liansheng, saya meneladani semangat Yesus. Seumur hidup saya sampai saat ini, hanya ada satu kata yang saya pelajari "Berterima kasih", terhadap setiap orang saya berterima kasih. Terhadap orang yang di belakang mencelakai atau menghujat Anda, Anda mesti berterima kasih. Saya telah meneladani semangat ini, ini adalah semangat Yesus.
Siswa bertanya:
Di saat Buddha dan Bodhisattva memberi petunjuk mimpi, atau berkat abhijna diri sendiri, sehingga berhasil terhindar dari kesukaran atau berhasil mengatasi persoalan. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah dengan demikian telah menggeser hukum karma? Di saat kita menggeser hukum karma orang lain kita bisa dihukum, namun apakah kita juga akan dihukum jika menggeser hukum karma diri sendiri?
Mahaguru menjawab:
Banyak hal kebetulan yang terjadi karena nidana, dan hal ini juga merupakan sebab dan akibat, oleh karena itu tidak ada persoalan siapa yang akan terhukum karena menggeser hukum karma orang lain. Petunjuk mimpi dan abhijna tidak merusak tatanan hukum karma.
Siswa bertanya:
Apakah kerusakan lingkungan di dunia ini, kelak bisa membaik, atau justru menjadi lebih parah? Bisakah ditransformasikan menggunakan daya Buddha? Para ilmuwan meprediksikan, efek rumah kaca akan mengakibatkan lapisan es di Greenland dan Kutub Selatan mencair, sehingga menyebabkan naiknya permukaan laut di bumi. Hal ini bisa mengakibatkan tenggelamnya negara pesisir dan wilayah yang permukaan lautnya naik. Mohon petunjuknya, apakah kondisi ini bisa diubah? Apakah bisa menggunakan daya Buddha untuk memperbaikinya?
Mahaguru menjawab:
Saya adalah orang yang memahami, hanya bisa menggunakan daya diri sendiri yang kecil ini untuk mengubahnya. Orang ini mengatakan, "Ditransformasikan menggunakan daya Buddhadharma", Mahaguru telah berupaya untuk terus mengubahnya, namun ibarat hanya kekuatan seekor semut, siapa yang akan mendengar saya? Ini juga yang disebutkan dalam Sutra Buddha, proses pembentukan, terbentuk, pelapukan, dan sunya dari bumi adalah hukum sebab dan akibat, pembentukan bumi, umat manusia hidup di permukaan bumi, selanjutnya pelapukan bumi, kemudian menjadi sunya, ini merupakan proses sebab dan akibat.
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
"Setiap pori tubuh sendiri menggunakan prinsip sejati yang tak berbeda untuk mengadhisthana", merupakan adhisthana yang tidak melenceng dari Dharma kebenaran. "Lokasi sukacita akar padma, semua datang berhimpun laksana gerombolan angsa, Dakini yang berdiam dalam samaya, datang berhimpun dan mengadhisthana.", jika Anda dapat merealisasikan bhumi ke-12 setengah, maka semua Dakini samaya akan hadir.
Dalam slokha dikatakan, "Menghasilkan delapan keleluasaan seperti Ha Li Ma dan lain-lain.", yaitu delapan jenis keleluasaan yang sangat halus, saya kupas salah satunya. Seperti yang kit abaca dalam Sutra Vimalakirti, kamar Vimalakirti sangat kecil, Beliau ingin supaya Buddha Raja Lentera Sumeru memindahkan Dharmasana semua Buddha dan Bodhisattva ke dalam kamar Beliau, menurut logika tidak akan bisa menampung, namun semua Dharmasana tetap dapat dipindahkan ke dalam kamar, semua Dharmasana menjadi sangat halus, sangat kecil, memenuhi kamar, ini adalah salah satu dari delapan keleluasaan, disebut "halus".
"Semua prana jiwa dari dua nadi masuk ke dalam avadhuti dan menghasilkan delapan tanda keberhasilan, yaitu halus, ringan, subtil, mampu beralih, Mahatma, sukacita dan terpuaskan, menjinakkan semua, sesuai dengan keinginan dapat memperoleh delapan jenis keleluasaan."
Saat Anda telah mencapai keberhasilan bhumi ke-12 setengah, dengan sendirinya memperoleh delapan jenis keleluasaan. "Basis utamanya adalah Tiga Keleluasaan Vajra Pikiran, Tiga Keleluasaan Vajra Tubuh, Dua Keleluasaan Vajra Ucapan, ini adalah delapan keleluasaan. Tiga Keleluasaan Vajra Pikiran yaitu halus, antara lain: garis hitam dan pikiran. Melihat pahala yang berdiam dalam nadi tengah, saat itu, prana jiwa memasuki nadi tengah, segala sesuatu dalam samsara dan nirvana nampak dalam nadi tengah." Samsara dan nirvana muncul dalam nadi tengah.
Dharmadesana Dharmaraja Liansheng langsung pada esensi Dharma, memberikan sangat banyak manfaat kepada para insan yang menyimak dengan saksama. Kami para siswa memanjatkan syukur karena Mahaguru belum pernah berhenti sekalipun untuk membabarkan Dharma membimbing insan luas, terima kasih pula kepada Gurudara yang selama puluhan tahun senantiasa bekerja keras mendukung pembabaran Dharma Mahaguru.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan pratima Buddha, serta berbagai benda rohani, kemudian menganugerahkan adhisthana menggunakan vyajanacamara kepada setiap siswa yang hadir. Pujabakti sempurna dan mangala.