【Liputan TBSN 】
13 Juni 2021 Upacara Homa Jambhala Putih Nagavahana di Rainbow Temple
Pada sore hari tanggal 13 Juni 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Jambhala Putih Nagavahana (Qilong Baicaishen - 騎龍白財神).
Dalam upacara kali ini, divisi Dharmabakti Zhenfo Zong memberitahukan bahwa pada tanggal 5 Juni 2021, Zhenfo Faxuetang (真佛法學堂) resmi berdiri, misinya adalah menggalakkan pendidikan Zhenfo, membina Dharmaduta, membuka kelas cloud, membuka kelas bimbingan bagi siswa pemula dan para pandita yang sedang menjabat, meningkatkan kualitas pribadi dan fondasi Buddhisme bagi para upasaka dan upasika yang membabarkan Dharma, dan membina tenaga rohaniwan yang memiliki pandangan benar, lebih dari 600 orang Dharmaduta dan siswa Zhenfo di berbagai penjuru dunia berhimpun bersama belajar Buddhadharma melalui kelas cloud. Kelas dibawakan dengan bahasa Mandarin, Indonesia, dan Inggris. Dharmaraja memuji bahwa bimbingan internet yang diselenggarakan oleh Zhenfo Faxuetang sangat baik, dan tertawa menyebut bahwa ini adalah satu-satunya cetiya di angkasa.
Dharmaraja mengumumkan bahwa pada tanggal 20 Juni 2021 adalah Upacara Homa Maha Padmakumara Putih (Dabai Lianhuatongzi - 大白蓮花童子), dan mendorong segenap siswa untuk mendaftarkan diri sebagai Pemohon Utama. Maha Padmakumara Putih adalah mula silsilah Zhenfo Zong, tanpa nidana mula silsilah, tidak akan ada Zhenfo Zong yang sekarang.
Dharmaraja mengupas Istadevata homa kali ini, Sadhana Jambhala Putih Nagavahana mengutamakan mandala dan ritus, penataan mandala sangat penting. Jambhala Putih Nagavahana bertempat tinggal di istana Kristal, gemar mandi, sehingga sadhaka mesti mempersembahkan kristal putih dan air mandi, sarana puja juga mesti ada tiga persembahan putih, antara lain : susu, keju, dan kue tepung terigu. Serta tiga persembahan manis, yaitu : gula putih, madu, dan gula batu, dengan demikian sadhana dapat cepat memperoleh kontak yoga.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan dari Lianhua Shilin di Taiwan:
Siswa menekuni Sadhana Pohon Duit, semula bervisualisasi sesuai dengan tahapan yang diajarkan oleh Mahaguru, belakangan karena kondisi pandemi semakin parah, terjadi kekurangan barang kebutuhan pencegahan penularan wabah, Mahaguru pernah mengatakan bahwa Buddhadharma bersifat hidup. Pada saat bersadhana, mendadak mendapatkan ide untuk memvisualisasikan uang pada Pohon Duit menjadi barang-barang pencegahan penularan wabah, yang kemudian berjatuhan ke tanah untuk membantu para insan. Beberapa bulan kemudian muncul rintangan, mendapati diri sendiri semakin enggan untuk bersadhana, selain itu, Mahaguru juga pernah mengatakan kita jangan sembarangan mengubah ritus. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah yang menyebabkan rintangan bagi diri sendiri?
Dharmaraja menjawab:
Siswa mempunyai welas asih untuk memberikan bantuan mencegah penularan wabah, niat ini adalah hal yang baik dan benar. Mahaguru menyarankan, saat menekuni Sadhana Pohon Duit, visualisasikan uang dan berbagai batu permata berjatuhan, kemudian gunakan harta tersebut untuk membeli barang pencegahan wabah untuk membantu para insan.
Pertanyaan dari Lai Deliang di Melbourne:
Saat melakukan pengundangan dalam sadhana, terlebih dahulu siswa mengundang Mahaguru, kemudian para Guru Silsilah, bolehkah ditambah mengundang Acarya Pufang (Pufang Shangshi - 普方上師)?
Mahaguru menjawab:
Boleh. Mungkin siswa ini mengalami kontak batin dengan Acarya Pufang, pada saat pengundangan dalam sadhana, boleh mengundang Acarya Pufang.
Pertanyaan dari Anne di Kanada:
Dalam karya tulis Mahaguru, buku nomor 181 "Sebuah Jalan Menuju Terang", halaman 23 (buku bahasa Mandarin) disebutkan perihal Sutra Penerang Mata (Yanmingjing -眼明經), dalam sutra disebutkan: "Hù luó nà, yǎn luó nà." apakah artinya? Apa itu "Luó nà"?
Dharmaraja menjawab:
Ada tiga benda dalam otak besar manusia, yaitu gen, hormon, dan neuron. Jika disebut menggunakan bahasa Tantra, gen adalah sebab dan akibat (daya karma) yang terakumulasi semenjak banyak kehidupan. Hormon adalah bindu, neuron adalah prana (daya penggerak). "Luó nà" dalam Sutra Penerang Mata adalah neuron, "Hù luó nà, yǎn luó nà." berarti melindungi neuron dalam mata.
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
Dharmaraja menjelaskan, Lamdre bagian ini secara garis besar membahas mengenai waktu, ksana adalah waktu yang sangat singkat, contohnya seperti tongkat vajra sesuai kehendak milik Sun Gokong, yang bernama: Jarum Penenang Samudra. Dalam sekejap bisa menjadi pilar penyangga langit dan bumi, dalam sekejap bisa mengecil seukuran jarum yang bisa disematkan di belakang telinga. Dalam Lamdre dibahas mengenai empat abhiseka Tantra: Abhiseka kalasa, abhiseka guhya, abhiseka guhyatiguhya, dan abhiseka mahapurna, masing-masing merepresentasikan kesucian, sadhana internal, upaya kausalya, dan prajna. Empat abhiseka ini merupakan hetu pembangkitan, mulai dari Dharmakaya Buddha, sambhogakaya, dan nirmanakaya (tubuh penjelmaan), dalam ketiga tubuh ini merealisasi empat macam abhiseka, dalam kesinambungan kesucian upaya dan prajna, dalam sekejap mencapai bhumi ke-13.
Usai upacara, Dharmaraja berjalan ke arah layar Zoom untuk berinteraksi dengan para siswa. Melalui internet, segenap siswa dari berbagai penjuru dunia menyampaikan rasa syukur dan kerinduan pada Festival Duanwu. Dharmaraja menjawabnya dengan adhisthana welas asih, mendoakan semoga semua siswa, baik itu yang hadir di lokasi secara langsung, maupun yang berpartisipasi melalui Zoom, dapat memperoleh adhisthana perlindungan Jambhala Putih Nagavahana. Upacara sempurna dan mangala.