11 Juli 2021 Upacara Agung Homa Mahottara Heruka di Rainbow Temple

11 Juli 2021 Upacara Agung Homa Mahottara Heruka di Rainbow Temple

#Liputan TBSN

Pada tanggal 11 Juli 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) menyelenggarakan Upacara Agung Homa Mahottara Heruka. Upacara ini telah dinantikan oleh banyak siswa, sebab ada sesi adhisthana japa mantra selama 5 menit oleh Dharmaraja Liansheng. Melalui adhisthana daya suara Mantra Mahottara Heruka, Dharmaraja Liansheng mengikis karma penyakit siswa di seluruh dunia.

Mahottara Heruka merupakan perwujudan dari Adi Buddha, sekujur tubuh adalah mata, sehingga disebut juga: "Vajra Mata Sekujur Tubuh", Dharmaraja memanjatkan permohonan kepada Mahottara Heruka untuk melenyapkan karma penyakit segenap siswa.

Dharmaraja mengenang, ketika Upacara Mahottara Heruka diselenggarakan di National Chiang Kai-shek Memorial Hall Taipei, ada seorang yang bukan siswa Zhenfozong sedang berada di dalam bus menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan tumor di leher, saat bus melewati arena upacara, sayup-sayup ia mendengar suara Mantra Mahottara Heruka. Sesampainya di rumah sakit, setelah diperiksa oleh dokter, sungguh mengejutkan, tumor telah lenyap. Peristiwa ini sungguh meninggalkan kesan mendalam bagi semua.

Saat upacara, disiarkan pula video singkat kesaksian langsung dari siswa di Indonesia, Lianhua Chen Li, di bawah telinga kirinya muncul tumor keras berdiameter satu sentimeter, karena kedua orangtua menderita kanker limfoma, menurut dokter ada kemungkinan ini adalah faktor keturunan, ia terbang ke Seattle untuk mohon petunjuk Mahaguru. Sebelum sempat berkonsultasi, bersama para umat di lokasi ia menerima adhisthana jamah kepala dari Mahaguru, saat itu ia merasakan arus hangat mengaliri sekujur tubuh. Saat Lianhua Chen Li hendak mengisi formulir konsultasi, Pandita Dharmadhuta Yilong terkejut mendapati tumor tersebut telah lenyap, Lianhua Chen Li pun meraba lokasi tumor tersebut, dan benar-benar lenyap. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Oktober 2019, sebelum Upacara Vajra Kalacakra.

Di berbagai belahan dunia telah tersebar kesaksian dari banyak siswa yang mengalami penyembuhan luar biasa, Dharmaraja menjelaskan bahwa mukjizat tersebut terjadi karena gabungan nidana, daya Mahottara Heruka mengalir melalui tangan Mahaguru yang sedang memberikan abhiseka adhisthana, berpadu dengan nidana berkah siswa tersebut yang memang telah masak.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

1. Lianhua Defu dari Taiwan:
Dalam karya tulis Mahaguru, buku nomor 177 "Penglihatan Makhluk Tak Kasatmata", pada artikel yang berjudul "Saat Terakhir" disebutkan bahwa Mahaguru mengamati proses jelang ajal, nampak prana di sekujur tubuh umat tersebut melalui setiap nadi dan cakra, menghasilkan berbagai kenangan. Kemudian dengan mengandalkan berbagai metode Buddhadharma baru bisa melewati ujian tersebut.

Apakah segala perbuatan umat manusia selama hidup akan meninggalkan ingatan di dalam nadi dan cakra? Saat tubuh bardo keluar, prana yang naik dalam tubuh dipengaruhi oleh nadi dan cakra (sistem saraf), benarkah prana bersih naik ke alam surga, dan prana keruh turun ke alam neraka? Apakah saat sebagian besar tubuh bardo yang akan terlahir kembali dalam samsara, terlebih dahulu diadili oleh pejabat bardo berdasarkan prana pada tubuhnya, baru kemudian masuk enam alam gati?

Mahaguru mengatakan, 49 hari setelah kematian, mendiang akan terlahir kembali, apakah sebab yang mendasari upacara kelipatan tujuh sampai 49 hari dalam tradisi untuk memperingati arwah melewati tujuh istana bardo? Apakah makna dari upacara duka seratus hari, satu tahun, dan tiga tahun?

Dharmaraja menjawab:
Waktu tubuh bardo ada yang pendek, ada pula yang panjang, pada umumnya adalah 7x7 hari atau 49 hari. Sedangkan makna dari peringatan seratus hari, setahun, dan tiga tahun hanya ada dalam tradisi. Segala perbuatan umat manusia di dunia dibagi menjadi karma vyakrtam dan karma avyakrtam. Dalam Tantra, ada metode untuk mengubah karma vyakrta menjadi karma avyakrta, visualisasi padma mekar, tubuh sadhaka berada di dalam padma yang kemudian menutup dan menjadi kuncup, ini digunakan untuk menyembunyikan diri dari makhluk halus.

Perbuatan baik membuat prana menjadi bersih, perbuatan jahat membuat prana menjadi keruh. Perbuatan seksual yang dilakukan seumur hidup akan terekam dalam cakra svadhisthana, perbuatan makan dalam cakra manipura, pikiran dalam cakra anahata, ucapan dalam cakra visuddha, renungan dalam cakra ajna, segala yang diperbuat tangan dan kaki akan nampak pada saat jelang wafat, setelah melalui proses penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, baru terlahir kembali ke enam alam samsara sesuai karmanya, pada dapat mencapai empat tingkat kesucian (Sravaka, Pratyekabuddha, Bodhisattva, dan Buddha), jika tidak, tetap terjerumus dalam enam alam samsara (alam dewa, asura, manusia, hewan, preta, dan neraka). Segala sesuatu ada sebab dan akibatnya, tidak akan bisa menipu! Jika ingin mengetahui sebab di kehidupan lampau, lihatlah apa yang Anda alami di kehidupan saat ini; Jika ingin mengetahui buah karma di kehidupan selanjutnya, lihatlah apa yang Anda perbuat di kehidupan sekarang!

2. Lianhua Yinlin dari Malaysia:
Pelayanan curah kasih jelang wafat merupakan salah satu harapan agung dari Mahaguru, siswa Zhenfo mesti bertekad untuk menggalakkan pelayanan tersebut, demi menolong lebih banyak insan memperoleh pendampingan jelang wafat yang terbaik, supaya lebih banyak lagi insan yang memperoleh kesempatan untuk terlahir di alam suci. Namun, tiap kali ada upacara duka yang memerlukan bantuan umat, selalu ada beberapa umat yang menolak dengan alasan bahwa menghadiri upacara duka dapat menyebabkan kesambet, membawa sial, berpengaruh buruk bagi anggota keluarga yang masih anak-anak maupun yang telah lanjut usia, serta berbagai alasan lainnya. Mohon petunjuk Mahaguru, apakah pandangan tradisi semacam itu benar? Sebagai siswa Buddha, bagaimana kita menyingkirkan pandangan tersebut, supaya curah kasih jelang wafat atau misi yang benar-benar dapat bermanfaat bagi insan luas ini dapat terus semakin berkembang? Mohon petunjuk Mahaguru, apa pentingnya dan manfaat bergabung dalam tim doa upacara duka?

Dharmaraja menjawab:
Dapat membantu orang lain melalui peristiwa duka merupakan suatu hal yang baik, dalam Sutra Amitabha dikatakan bahwa bila pada saat peristiwa duka dapat membantu mendiang untuk melafal Nama Buddha, maka diri sendiri juga dapat mengingat Buddha. Dalam ritus duka, ada membuka pintu langit, menutup pintu bumi, menutup jalur alam manusia, dan menutup jalur alam preta, ini dapat membantu orang lain dan diri sendiri untuk terlahir di alam surga. Dalam hal ini, sadhaka tidak perlu tabu, visualisasikan Mahaguru menetap di puncak kepala, Mahaguru yang akan menangani semua, tidak akan ada pengaruh buruk. Umat Buddha mesti bersedia membantu supaya mendiang dapat terlahir di alam suci, banyak-banyaklah menimba pengalaman mengenai kematian, selalu eling akan kematian.

3. Lianhua Junpin dari Malaysia
Siswa berprofesi sebagai Pendeta Tao, kadang mesti membantu umat untuk menginisiasi rupang Buddha, bolehkah siswa menggunakan metode inisiasi yang ditransmisikan oleh Mahaguru? Siswa sering membaca Mantra Inisiasi, namun belum pernah mohon Abhiseka Mantra Inisiasi dari Mahaguru, apakah tindakan siswa ini benar?

Dharmaraja membacakan Mantra Inisiasi, kemudian menjawab: Siswa tersebut berprofesi sebagai Pendeta Tao, ia juga siswa Zhenfo, saat membaca Mantra Inisiasi cukup mohon Mahaguru menetap di puncak kepala.

◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre

Dalam Lamdre kerap disebutkan: Nidana internal dan nidana eksternal, ini sama dengan dua istilah dalam Sadhana Kalacakra, yaitu: Kalacakra internal dan Kalacakra eksternal, segala sesuatu di alam semesta disebut Kalacakra eksternal, segala sesuatu pada tubuh manusia disebut sebagai Kalacakra internal, dipadukan menjadi Kalacakra Istimewa. Jika ingin mencapai keberhasilan bhumi ke-13, mesti mempunyai nidana eksternal dan nidana internal.

Dalam Lamdre disebutkan, "Melebur dalam Catur Carya" yang dimaksudkan adalah empat jenis abhiseka, melalui empat metode bhavana baru bisa mencapai keberhasilan bhavana, yaitu "Menghasilkan Nidana Pamungkas", namun dalam proses bhavana akan muncul kondisi "Sukha, terang, dan sunya", jika sadhaka tidak melepas sukha, ia tidak akan bisa memperoleh terang, jika tidak melepas terang, ia tidak akan memperoleh sunya, oleh karena itu, dalam setiap proses "Sukha, terang, sunya, dan prajna" ada nilai kesucian, namun juga bisa terjadi kesalahan.

Sampai pada sahajananda dan vikramananda, gabungkan keduanya menjadi samarasa, ini adalah: "Menekuni anubhava dengan atau tanpa kesalahan". Dalam sukha ada terang, dalam terang ada sunyata, ketiganya tiada berbeda, sehingga tiada kesalahan. Saat itu, tubuh sarvajnana adalah Nirmanakaya, ucapan sarvajnana adalah Sambhogakaya, pikiran sarvajnana adalah Dharmakaya, menggabungkan tubuh, ucapan, dan pikiran merupakan Dharmatakaya. Demikianlah sarvajnana, dapat bermanfaat bagi diri dan insan lain, mencapai kesempurnaan semua keluarga (Antara Guru, siswa, dan umat Sedharma, semua adalah keluarga), dapat menghasilkan beberapa mukjizat yang bermanfaat bagi insan lain (seperti membuat yang buta menjadi melihat).

Usai upacara, Dharmaraja berjalan menuju depan layar Zoom untuk menyapa semua siswa. Sekali lagi, melalui internet, segenap siswa di seluruh dunia merasakan abhiseka dan adhisthana welas asih Dharmaraja. Semoga semua siswa yang hadir maupun yang berpartisipasi melalui internet dapat memperoleh adhisthana dan perlindungan dari Mahottara Heruka, semoga karma penyakit segenap siswa dapat terkikis. Upacara selesai dengan sempurna.

------------------------

#Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple: https://tbs-rainbow.org/Donate

Tautan berpartisipasi dalam Upacara Homa melalui Zoom: https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

#mahottaraheruka

Yidam Upacara Homa minggu depan adalah #jambhalamerah

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。