【Berita TBS Seattle】
Pada sore hari tanggal 8 Desember 2019, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng Lu Shengyan (蓮生活佛盧勝彥) untuk memimpin Upacara Agung Homa Mahapratisara Bodhisattva.
Mahapratisara Bodhisattva disebut juga Varada Vajra atau Wajra Mengabulkan Harapan, dalam Sutrayana maupun Tantra sangat jarang diketahui, oleh karena itu, jarang ada orang yang khusus menekuni sadhana ini. Mahapratisara Bodhisattva dapat memenuhi harapan para insan, ciri khas Beliau adalah memancarkan cahaya gemerlap yang sangat terang.
Pada tanggal 13 Agustus 2011 di Taiwan Lei Tsang Temple (台灣雷藏寺), untuk pertama kalinya Dharmaraja Liansheng mentransmisikan Asta Mudra Pratisara, antara lain : Mudra Pancasula Dalam, Mudra Kalacakravajra, Mudra Mahabhairava Yamantaka Vajra, Mudra Usnisavijaya Bhagavati, Mudra Trisula, Mudra Ekasula, Mudra Akasagarbha dan Mudra Kitab Sutra. Saat itu Dharmaraja mengajarkan kiatnya : “Usai membentuk Asta Mudra, telapak tangan digesekkan tiga kali, kemudian gerakan tepuk tiga kali, dengan demikian, Hati Mahapratisara Bodhisattva langsung mendengar suara Anda, menyentuh Hati Mahapratisara Bodhisattva, dan Beliau pun menjawab permohonan Anda.”
Namun kita sendiri mesti bisa mengukur diri, permohonan mesti wajar dan sesuai diri sendiri, bukan sembarang memohon, bagi sadhaka yang paling penting adalah Bodhicitta dan pikiran yang murni. Sadhaka mesti benar-benar belajar Buddha dan mematuhi sila baru bisa memperoleh pengabulan harapan dari Mahapratisara Bodhisattva.
Dharmaraja mengisahkan pengalaman beliau berkunjung ke alam suci Ksitigarbha Bodhisattva ( Alam Suci Cuiwei ), saat itu Ksitigarbha Bodhisattva tidak di tempat, hanya nampak mahkota Pancadhyani Beliau. Dharmaraja melihat ada dua setan yang mencuri mahkota tersebut dan memperebutkannya, Dharmaraja meminta supaya dua setan itu tidak berebut, dan menyarankan supaya mahkota itu diserahkan kepada Dharmaraja, sehingga Dharmaraja dapat menjadi penengah. Dharmaraja mengusulkan barangsiapa dapat menjawab pertanyaan, maka mahkota ini menjadi miliknya. Saat kedua setan itu menunggu pertanyaanya, Dharmaraja langsung mengenakan mahkota tersebut dan pergi mencari Ksitigarbha Bodhisattva, namun hal ini menyalahi kedua setan itu. Salah satu setan itu adalah iblis pengisap darah ( yang kemudian lahir menjadi Nenek Hantu XX ), sedangkan setan yang satunya, yaitu : iblis pemakan daging, sampai saat ini Dharmaraja masih belum mengetahui siapa dia.
Apa kegunaan dari mahkota Pancadhyani Buddha milik Ksitigarbha Bodhisattva ? Dharmaraja memberitahu semua, asalkan mengenakan mahkota tersebut, sepuluh penjuru Buddha trikala pasti hadir, “Bahkan dapat mencapai semua lokasi di sepuluh penjuru Dharmadhatu, inilah kekuatan yang dapat dihasilkan oleh mahkota Ksitigarbha Bodhisattva.” Tidak hanya demikian, apa pun yang Anda mohon, semua dapat menjelma melalui mahkota tersebut, “Sama seperti memanjatkan permohonan kepada Mahapratisara Bodhisattva, berbagai macam permata dapat keluar melalui mahkota tersebut, bahkan tidak ada habisnya, dapat mengeluarkan apa pun yang diharapkan, merupakan mahkota mestika yang dapat memenuhi harapan.”
“Ketukan keras menghasilkan suara keras, ketukan ringan menghasilkan suara kecil, tidak diketuk maka tidak bersuara, apa artinya ?” Dharmaraja menjelaskan, semua insan masih memiliki permohonan, “Anda gunakan daya doa yang sangat besar kepada Mahapratisara Bodhisattva, maka Beliau akan membalasnya dengan hadiah yang besar, menggunakan daya kecil untuk memanjatkan permohonan kepada-Nya, maka Beliau akan memenuhi harapan kecil Anda, jika Anda sama sekali tidak memohon kepada-Nya, maka tidak ada apa pun.” Dharmaraja mengajarkan, pada dasarnya Buddha dan Bodhisattva tiada berbeda, namun terhadap Mahapratisara Bodhisattva, kita mesti gunakan sikap hormat dan kemurnian hati untuk dipersembahkan kepada Beliau.
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Dalam Tantra, prana ibarat kendaraan pengangkut, nadi ibarat jalanan tempat kendaraan melaju, sedangkan barang yang diangkut adalah kundalini dan bindu. Dharmaraja mengingatkan, nadi mesti bisa tembus sepenuhnya, sebab, dalam nadi manusia ada 32 ikatan utama, jika tidak sempit maka pasti tersumbat, begitu tersumbat, maka tubuh akan sakit, “Pernapasan Botol dilakukan untuk menembus nadi tengah, supaya prana terus masuk, membuat nadi menjadi sangat lancar.” Lebih lanjut lagi, Dharmaraja menjelaskan, asalkan sekaligus membuka tiga simpul, berarti sadhaka telah masuk satu bhumi di antara Dasabhumi Bodhisattva, “Berarti membuka 32 simpul sama dengan Bodhisattva bhumi kesepuluh, menembus 32 simpul nadi berarti telah mencapai Kebuddhaan, mencapai abhiseka tingkat empat berarti mencapai Bhumi ke-10.”
“Di dunia ini, banyak sekali orang yang sesungguhnya tidak punya kualifikasi dalam bidangnya, jadi apa yang dilakukan oleh mereka ? Menjadi penipu.” Dharmaraja kembali mengingatkan, “Demikian pula dengan kita yang belajar Buddha, Anda mesti buka mata lebar-lebar, amati siapa yang sedang menipu, jangan bersarana kepadanya. Namun jika orang itu benar-benar memiliki kualifikasi, maka pasti ia memiliki bukti pencapaian tertentu.” Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Mahapratisara Bodhisattva, dengan demikian serangkaian kegiatan dalam Upacara Agung Mahapratisara Bodhisattva telah sempurna dan manggala.
Judul Asli:
2019年12月08日彩虹雷藏寺大隨求菩薩護摩大法會