29 Januari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Bhagavati Cundi Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

29 Januari 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Bhagavati Cundi Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple

Kedatangan Tahun Macan membawa sukacita musim semi bagi Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺). Pujabakti setiap hari Sabtu selalu dinantikan segenap umat Zhenfo Zong. Memandang Dharmaraja Liansheng melangkah memasuki baktisala, hati penuh sukacita dan kehangatan. Hari ini sungguh istimewa, usai pujabakti, dilakukan upacara mohon transmisi Dharma untuk: Tanggal 12 Februari, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple akan menyelenggarakan Upacara Agung Musim Semi Pemberkahan Bodhisatwa Avalokitesvara, transmisi Sadhana Yaochijinmu Mashangyouqian (Ada Uang di Atas Kuda/Sadhana Segera Kaya), Abhiseka Sadhana Yidam Mahadewi Yaochi, Sadhana Asta Mahayoga Mahadewi Yaochi, dan Abhiseka Sadhana Mashangyouqian. Pada tanggal 13 Februari, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) menyelenggarakan Upacara Agung Homa Mahottara Heruka untuk Pemberkahan dan Penyembuhan, serta Abhiseka.

Ketika pembawa acara mengucapkan: "Sepenuh hati memohon Y.M. Anuttara Mulaguru Dharmaraja Liansheng, mengasihani duka tanpa henti semua makhluk di dunia pancakasayah." Umat berlinang air mata, mengenang pandemi yang telah berjalan selama dua tahun, sungguh berharap: "Daya kebijaksanaan agung Maharani Barat, daya Mahakaruna Bodhisatwa Avalokitesvara, Dharmabala agung Arya Vajra, daya Mahapranidhana Padmakumara." Mengikis karmavarana dan duka semua makhluk. Kita semua sungguh beruntung, ada Mulaguru di dunia yang tidak akan meninggalkan satu makhluk pun, dan beliau akan memimpin upacara ini.

Usai upacara permohonan Dharma, Dharmaraja Liansheng Berdharmadesana: Dalam Tantra Timur, semua siswa Shingon mengenal Bhagavati Cundi. Yidam agama Jaina di India adalah Bhagavati Cundi. Bhagavati Cundi disebut juga sebagai Saptakoti Bhagavati, merupakan salah satu dari Delapan Yidam Utama dalam Zhenfo Zong.

Dharmaraja Liansheng lanjut mengupas perihal Mahottara Heruka, di dunia ini hanya ada dua Stupa Mahottara Heruka. Ada satu lagi, yaitu stupa yang didirikan ketika Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Mahottara Heruka. Tiap kali transmisi sadhana, di dalam Mandala Mahottara Heruka disemayamkan ratusan Yidam Santam dan Krodha. Mahottara Heruka adalah Dewa Vajra yang berkekuatan agung, pada upacara yang dipimpin oleh Mahaguru, sudah banyak yang bersaksi telah mengalami kesembuhan.

Sadhana Mashangyouqian merupakan metode Mahadewi Yaochi untuk memberkahi para insan, ada seorang siswa bernama Lianhua Suomai yang menekuni Sadhana ini, dan berhasil memenangkan lotre terbesar di Amerika Serikat. Sudah sangat banyak siswa Zhenfo Zong yang menang, Lianhua Suomai hanya salah satu dan yang pertama memperoleh kontak batin, semoga muncul lebih banyak lagi orang yang mengalami kontak batin Sadhana Mashangyouqian.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Umat bertanya:
Dalam satu tahun kira-kira ada empat hari yang merupakan Tiansheri (Hari Pengampunan), yaitu saat untuk menyatakan bertobat dan memohon pengampunan dari Dewa Indra (Yuhuangdadi), mohon petunjuk Mahaguru Lu, bagaimana pendapat Anda terhadap Tiansheri.

Mahaguru Lu menjawab:
Menurut saya, pada hari Tiansheri, yang paling baik adalah menekuni Sadhana Pertobatan. Konfusius mengatakan, "Dalam sehari mesti introspeksi diri sebanyak tiga kali." Mengamati diri sendiri sangat penting. Banyak orang hanya mengamati orang lain, tidak pernah mengamati diri sendiri, sesungguhnya orang lain sama sekali tidak ada hubungannya dengan Anda. Saat kita mulai berbhavana, pertama harus mengamati diri sendiri. Perhatikan kesehatan jasmani diri, amati batin diri, amati pikiran. Maksudnya bukan pada hari itu Dewa Indra akan begitu saja mengampuni semua dosa Anda, melainkan Anda harus menyadari kesalahan dalam batin sendiri, dan pada hari Tiansheri Anda mengakuinya, mengaku dengan jujur kepada Dewa Indra: "Saya telah melanggar kesalahan XXX, mulai saat ini tidak akan melanggarnya lagi." Ini adalah pertobatan, dengan demikian barulah Dewa Indra akan mengampuni Anda. Jika setiap hari tetap saja, tidak pernah bertobat, apa gunanya Tiansheri? Mata kita selalu memandang ke arah luar, sesungguhnya belajar Buddha adalah mengamati ke dalam diri. Dalam Tantra ada Sadhana Pertobatan, kita mesti senantiasa introspeksi diri.

Siswa bertanya:
Dalam Ritus Sadhana Dhumapuja yang dipublikasikan oleh True Buddha Foundation (TBF), setelah melakukan tahap awal, masuk tahap inti, tiga tahap visualisasi Yidam, yaitu terlebih dahulu visualisasi sunyata, setelah menjapa tiga kali Mantra Visualisasi Sunyata, visualisasi cakra candra, di tengah cakra candra terdapat satu aksara "Hrih" (Xie), aksara "Hrih" berputar, muncul Caturbhujalokesvara (Sibiguanyin). Mahaguru Lu pernah Berdharmadesana, visualisasi Caturbhujalokesvara, mesti terlebih dahulu visualisasi sunya, dan setelah mengadhisthana dengan tiga kali Mantra Visualisasi Sunya, visualisasikan di tengah angkasa muncul aksara "Vam" (Pan) yang kemudian berputar menjadi padma, di atas padma terdapat aksara "A" yang kemudian berputar menjadi cakra candra, bijaksara "Hrih" di tengah cakra candra berputar menjadi Caturbhujalokesvara. Sedangkan Yidam Sadhana Dhumapuja adalah Caturbhujalokesvara. Mohon petunjuk Mahaguru Lu, visualisasi tahap inti dalam Sadhana Dhumapuja, apakah dilakukan sesuai dengan tiga tahap yang dibabarkan oleh Mahaguru Lu, atau dilakukan sesuai dengan ritus dari TBF?

Mahaguru Lu menjawab:
Tantra ada empat tahap, yaitu kriyatantra, caryatantra, yogatantra, dan Anuttaratantra. Aksara "Vam" berubah menjadi padma, aksara "A" berubah menjadi cakra candra, ini merupakan ritus kriyatantra. Sedangkan yang dipublikasikan oleh TBF, langsung visualisasi aksara "Hrih" di tengah cakra candra berputar menjadi Caturbhujalokesvara, merupakan ritus caryatantra. Keduanya boleh digunakan. Bagi orang yang baru mulai belajar Buddha, pada saat bersadhana, lakukan tahap demi tahap sesuai aturan, ini disebut kriyatantra. Lebih lanjut lagi, menjadi caryatantra, dalam ritus caryatantra lebih sederhana. Sampai pada yogatantra, sudah kontak yoga dengan Yidam, sudah manunggal, maka ritusnya akan lebih sedikit. Tahap keempat disebut Anuttaratantra, Anda adalah penjelmaan Kesadaran Alam Semesta, tidak ada lagi ritus, selaras batin, selaras dengan pikiran Anda.

Siswa bertanya:
Setelah Yidam muncul di hadapan, apakah perlu visualisasi adhisthana tricahaya putih, merah, dan biru? Kemudian bervisualisasi aksara "Hum" di ulu hati sadhaka memancarkan cahaya biru, mengait Caturbhujalokesvara sampai ke puncak kepala, kemudian masuk di atas padma cakra anahata, setelah tahap memasuki aku, sadhaka dan Caturbhujalokesvara manunggal? (Dalam ritus yang ada saat ini tidak ada adhisthana tricahaya)

Mahaguru Lu menjawab:
Pertanyaan ini sama seperti yang sebelumnya. Dalam caryatantra ada adhisthana tricahaya, yaitu kemunculan Caturbhujalokesvara, memancarkan cahaya putih menyinari cakra ajna Anda, cahaya merah menyinari cakra visuddha, cahaya biru menyinari cakra anahata. "Om Ah Hum." Diri sendiri pun bersih. Kemudian gunakan Mudra Ankusa, mengait Caturbhujalokesvara ke puncak kepala sadhaka, kemudian masuk ke dalam hati, Anda sendiri menjadi Caturbhujalokesvara. Dalam ritus caryatantra tidak ada adhisthana tricahaya, langsung mengait Caturbhujalokesvara sampai ke puncak kepala Anda, masuk ke dalam, manunggal, Anda sendiri menjadi Caturbhujalokesvara. Kedua macam visualisasi itu boleh dipilih untuk digunakan.

Siswa tersebut bertanya lagi:
Membuat persembahan ke atas dan ke bawah, visualisasi asap menjadi berbagai sarana puja yang memenuhi lima macam keinginan, dan setelah dipersembahkan, apakah boleh merapal Mantra Sadaksari, dan tangan memutar roda Mantra untuk melakukan persembahan Dharma? Saat membuat persembahan ke atas, dipersembahkan kepada Mahaguru dan Triratna, sedangkan saat persembahan ke bawah, memberi manfaat bagi Penagih Utang karma dan semua makhluk.

Pernah seseorang menyarankan supaya sebelum sadhaka berhasil dalam penekunan tubuh maya, pada saat melakukan Dhumapuja persembahan ke bawah, jangan visualisasi manunggal dengan Caturbhujalokesvara. Tapi seingat siswa, mesti menekuni Anuttarayogatantra Tantra Ayah baru bisa berlatih menghasilkan tubuh maya, mohon petunjuk Mahaguru.

Mahaguru Lu menjawab:
Merapal Mantra Sadaksari dan memutar Roda Mantra sebagai persembahan Dharma, tentu saja boleh. Pertanyaan kedua, sadhaka harus bervisualisasi manunggal dengan Caturbhujalokesvara. Pendapat yang menyatakan bahwa "Sebelum berhasil dalam penekunan tubuh maya, saat melakukan Dhumapuja persembahan ke bawah, jangan bervisualisasi manunggal dengan Caturbhujalokesvara." Ini keliru. Setelah kontak yoga dalam Sadhana Yidam, barulah sadhaka bisa menekuni tubuh maya.

Seperti Mahaguru Lu yang menekuni tubuh maya, banyak orang bisa berkontak batin dengan Mahaguru Lu, tidak sepenuhnya ilusi, sebab bisa membuat Anda mengalami rasa yang nyata. Begitu tubuh maya saya keluar, jika mencubit hidung Anda, maka hidung Anda akan memerah. Jika mengetuk kepala Anda, kepala Anda akan merasakan sakit. Mencubit tangan Anda, tangan Anda akan membiru. Saat Anda tidur, saya goyangkan tempat tidur untuk membangunkan Anda, maka tempat tidur Anda akan berguncang. Tubuh maya memiliki daya nyata seperti itu, bukan sepenuhnya tidak berwujud. Setelah berhasil menghasilkan tubuh maya, Anda bisa menghasilkan tubuh penjelmaan. Sebelum Anda berhasil menghasilkan tubuh maya, tetap boleh berlatih manunggal dengan Yidam.

◎ Dharmaraja Liansheng Melanjutkan Pengulasan Sutra Vajra

Teks Sutra:
Bagian 16, Purifikasi Karmavarana
"Subhuti, lebih lanjut lagi, jika putra atau putri yang berbudi luhur, sewaktu membaca, menerima, mengamalkan dan mempertahankan Sutra ini, dihujat dan direndahkan, ketahuilah bahwa akibat karma buruknya yang dilakukan di masa lampau, yang bakal membuahkan kelahiran di alam rendah, akan terhapuskan, dan orang itu akan merealisasi Anuttarasamyaksambodhi."

Dharmaraja Liansheng mengulas:
Ini merupakan hubungan sebab dan akibat. Jika ada putra atau putri yang berbudi membaca Sutra Vajra, kemudian malah dihujat dan direndahkan oleh orang lain, dipandang rendah atau dicaci, berarti pasti di kehidupan lampaunya telah berbuat karma buruk, yang semula akan membuatnya terjerumus ke alam rendah. Namun karena dalam kehidupan saat ini ada orang yang menghujat dan merendahkan Anda, maka karma buruk lampau Anda akan terhapuskan, oleh karena itulah disebut purifikasi karmavarana.

Membaca Sutra Vajra ada manfaatnya, bisa mengikis karma buruk Anda sendiri. Sutra Vajra adalah sunya, segala macam karma buruk sampai pada sunya, ia akan menjadi buyar dan lenyap. Dalam Tantra ada Mantra Sataksara Vajracitta yang juga bermakna sunya, merapal Mantra Sataksara juga bisa mengikis karmavarana Anda. Oleh karena itu saya katakan, Anda merapal Mantra Sataksara genap seratus ribu kali, satu kali sapuan meringankan kerisauan batin, sapuan kedua menyingkirkan kesialan, sapuan ketiga mengikis karmavarana, sehingga berkah Yidam pun akan tiba. Menggunakan arus Dharma sunya untuk membersihkan karmavarana Anda. Daya Sutra Vajra juga demikian, jika karma buruk telah terkikis, sadhaka pun bersih, dan bisa mencapai Anuttarasamyaksambodhi. Sangat penting untuk terlebih dahulu mengikis karmavarana diri sendiri.

Menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, Mahaguru Lu memberi banyak contoh yang istimewa, membuat kita semua semakin memahami Buddhadharma. Dharmadesana Mahaguru Lu laksana hujan amerta Dharma yang membasahi batin kita. Setelah Mahaguru Lu menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat baru dan mengadhisthana semuanya, pujabakti pun telah usai dengan sempurna. Semua menantikan esok hari saat Mahaguru Lu kembali melanjutkan pengulasan Sutra Vajra yang merupakan Sutra Kebenaran Tertinggi.

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。