20 Februari 2022 Upacara Agung Homa Vajrasattva di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 20 Februari 2022, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulaguru Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Namo Vajrasattva. Terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa hari Minggu depan adalah Upacara Homa Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung (Gaowang Guanshiyin Pusa-高王觀世音菩薩), Yidam ini sangat dikenal oleh siswa Zhenfo, Dharmaraja Liansheng sendiri setiap hari merapal Sutra Raja Agung (Gaowangjing-高王經), sampai saat ini tidak pernah terputus. Avalokitesvara ini paling berjodoh dengan Dharmaraja Liansheng, sebab pada masa awal Dharmaraja Liansheng memperoleh petunjuk dan bimbingan dari Mahadewi Yaochi, di Taichung tempat Biksu Shi Huiling (釋慧靈法師) beliau mendapatkan kitab Sutra Avalokitesvara Raja Agung (Gaowang Guanshiyin Jing-高王觀世音經), Dharmaraja Liansheng sangat bersukacita, dan merapalnya sampai sekarang, sangat berjodoh dengan Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung.
Ketika Dharmaraja Liansheng berkunjung ke Distrik Sanyi di Taiwan, beliau melihat satu pratima Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung yang sangat agung, sehingga mengundangnya pulang. Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung mengenakan mahkota mestika, pada jubah terdapat aksara mantra, di antaranya ada Mantra Tujuh Buddha. Sutra Raja Agung tidak panjang, sangat mudah dirapal, dalam Sutra tertulis: "Dapat melenyapkan duka kelahiran dan kematian, menyingkirkan segala racun dan yang mencelakakan."
Bagi sadhaka, yang paling penting adalah melenyapkan duka kelahiran dan kematian, menyingkirkan segala racun dan yang mencelakakan. Setelah tekun merapalnya, seumur hidup Dharmaraja tiada musibah besar, sekalipun ada petaka datang, tetap bisa mengatasinya. Ada satu kisah nyata seputar Sutra Raja Agung, mendiang ibu dan ayah dari Tantrika Zhenfo sdri. Hanifa, seumur hidupnya menekuni Mantra Hati Padmakumara dan Sutra Raja Agung, setelah meninggal dunia, kremasi beliau menghasilkan sarira vajra, dan terlahir di alam Buddha.
Dharmaraja mengungkapkan, "Yidam upacara hari ini, Vajrasattva, merupakan Vajradhara yang ke-7. Buddha Adharma adalah Vajradhara pertama, Panca Buddha adalah Panca Vajradhara, Vajrasattva merupakan Dharmarajaputra dari Panca Buddha, merupakan Vajradhara ke-7, Dharmaraja Liansheng adalah Vajradhara ke-8, sedangkan para Acarya generasi selanjutnya merupakan Vajradhara ke-9. Vajrasattva adalah pemimpin spiritual Tantra. Dalam Sutrayana ada pendapat bahwa Bodhisatwa Samantabhadra adalah Vajrasattva. Ada juga yang berpendapat bahwa Bodhisatwa Mahastamaprapta adalah Vajrasattva."
"Dalam jajaran Trini Arya Avatamsaka, Bodhisatwa Manjusri dan Samantabhadra adalah Dharmarajaputra. Dalam jajaran Trini Arya Sukhavati, Bodhisatwa Avalokitesvara dan Mahastamaprapta adalah Dharmarajaputra. Sedangkan Dharmarajaputra dari Panca Buddha adalah Vajrasattva, yang juga merupakan Yidam Pertobatan yang paling penting."
Dalam Zhenfo Zong ada Sadhana Sapu Purifikasi, setelah genap merapal Mantra Vajrasattva 100,000 kali, mengadhisthana sapu purifikasi, sapu tersebut dapat digunakan untuk mengikis karmavarana, juga bisa purifikasi, bisa digunakan sebagai sarana pertobatan, bisa tolak bala. Asalkan merapal Mantra Sataksara sebanyak 100,000 kali untuk mengadhisthana, ia akan mengandung daya purifikasi, ucapkan:
一掃煩惱清;
Yīsǎo fánnǎo qīng;
二掃霉運去;
èr sǎo méi yùn qù;
三掃業障除;
sān sǎo yèzhàng chú;
本尊福份降來臨!
běnzūn fú fèn jiàng láilín!
嗡。別炸。薩埵。吽
Om. Bié zhà. Sà duǒ. Hom
Ini adalah metode yang hanya ada dalam Zhenfo Zong, sapu ini bukan untuk menyapu lantai, melainkan untuk menyapu badan, disapu menjadi bersih. Di tempat ibadah, sapu purifikasi ini dapat digunakan untuk Mandala Purifikasi, bisa digunakan untuk purifikasi, pertobatan, meningkatkan berkah, dan menyingkirkan kesialan, sangat bermanfaat.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Seorang siswa dari Malaysia bertanya, jika Yidam sadhaka adalah golongan Dewa, seperti: Dewa Indra, Catur Maharajakayika, Mahabrahma, dan lain sebagainya, bukan Buddha, bukan Bodhisatwa, bukan Sravaka, dan bukan Arhat, apakah ini artinya sekalipun sadhaka kontak yoga dalam Sadhana Yidam hanya akan mendapatkan tingkatan Dewa, dan kelak meninggal dunia hanya terlahir di alam surga?
Dharmaraja Liansheng memuji pertanyaan ini sangat baik. "Karena sadhaka mengandalkan daya luar untuk terlahir di alam bahagia, pada umumnya adalah pergi ikut Yidam. Jika sadhaka berbhavana mencapai kemampuan terlahir di alam suci dengan daya sendiri, maka ia bisa leluasa mencapai alam suci yang diinginkan. Kontak yoga dengan Buddha Amitabha maka terlahir dari Sukhavatiloka. Kontak yoga dengan Padmakumara, juga bisa terlahir di Sukhavatiloka. Kontak yoga dengan Bodhisatwa Avalokitesvara juga bisa terlahir di Sukhavatiloka, sesuai dengan Yidam."
"Jika kontak yoga dengan Dewa Indra, maka sadhaka terlahir di Surga Indra yaitu bagian tengah dari Surga Trayastrimsa. Jika kontak yoga dalam Sadhana Jambhala, maka dapat mencapai Surga Catur Maharajakayika. Kontak yoga dengan Dewa Mahabrahma, maka manunggal dengan Brahman, mencapai Surga Mahabrahma. Umur dari Dewa Mahabrahma adalah 100 kalpa, 1 kalpa sama dengan 100,000,000 tahun, sehingga Anda bisa berada di alam surga selama 10,000,000,000 tahun."
Ada gatha:
蓮花童子見金仙,
Liánhuātóngzǐ jiàn jīnxiān,
Padmakumara menemui Suciwan Mulia,
落花虛空左右旋,
luòhuā xūkōng zuǒyòu xuǎn,
Hujan bunga turun dari angkasa,
微妙天音雲外聽,
wéimiào tiānyīn yun wài tīng,
Disambut dengan alunan musik surgawi,
盡說佛國勝諸天
jǐn shuō foguo shèng zhūtiān.
Membabarkan Negeri Buddha yang mengungguli semua surga.
Artinya adalah Negeri Buddha lebih unggul dari semua surga. Namun, bisa terlahir di Surga Indra, Surga Catur Maharajakayika, Surga Mahabrahma, juga sangat baik. Alam surga dan alam manusia berbeda sangat jauh, di alam surga masih bisa berbhavana, masih sangat baik.
Jika sadhaka bisa berbhavana menghasilkan daya sendiri, maka sadhaka bisa mencapai alam sesuai keinginan. Jika sadhaka melatih prana, nadi, dan bindu, dan berhasil, meski kontak yoga dengan Surga Catur Maharajakayika, tapi karena berhasil dalam prana, nadi, dan bindu, maka ia bisa mencapai alam suci mana pun sesuai kehendak.
Pertanyaan selanjutnya: Meskipun siswa adalah siswa Tantra, tapi sangat menyukai Yesus Kristus dan Bunda Maria. Mahaguru Lu pernah mengatakan bahwa Yesus adalah praktisi Buddhis, apakah siswa boleh memuja pratima Yesus Kristus di altar?
Dharmaraja Liansheng menjawab, "Boleh! Sebab menurut sepengetahuan saya, di antara 33 perwujudan Bodhisatwa Avalokitesvara, bisa jadi Bunda Maria juga merupakan perwujudan dari Bodhisatwa Avalokitesvara. Dalam Alkitab, ada beberapa tahun tidak mencatat kehidupan Yesus, beliau adalah putra seorang tukang kayu, tapi ada suatu waktu beliau hilang. Yesus mengenakan jubah selempang warna merah dan putih, itu adalah cara berpakaian agama Buddha, mirip dengan biksu di Tibet dan Thailand. Yesus pergi ke gunung Himalaya, berjumpa dengan Guru dari Nyingmapa dan Kagyudpa. Oleh karena itu, jika ingin memuja pratima Yesus, tentu saja boleh. Banyak yang diajarkan oleh Yesus memiliki kesamaan dengan agama Buddha. Namun, Yesus membabarkan Dewayana, yaitu Surga Indra, Surga Catur Maharajakayika, Surga Mahabrahma. Saya tidak menolak agama lain. Di dalam Alkitab juga banyak ajaran yang baik, demikian juga dengan kitab suci agama lain, jadi boleh saja."
Pertanyaan ketiga dari siswa yang sama: Mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah sebuah negara punya Dewa Pelindung?
Dharmaraja Liansheng menjawab, "Leluhur saya adalah orang Fanyang, Zhangzhou, Fujian, Tiongkok. Altar marga Lu ada di Fanyang Fujian. Baru-baru ini ada umat yang pergi ke Fanyang, ia menemukan altar marga Lu, ia bahkan menuliskan naskah doa dan mengundang seorang pendeta untuk membakar naskah doa tersebut, isinya menyatakan Sheng-yen Lu telah kembali ke Fanyang, Zhangzhou, Fujian untuk menghormati leluhur. Mereka membantu saya menyampaikan penghormatan kepada leluhur. Pada masa kini, marga Lu telah menghasilkan 2 orang presiden, yaitu presiden Korea Selatan: Roh Tae-woo dan Roh Moo-hyun, mereka semua adalah keturunan marga Lu dari Fanyang, Zhangzhou, Fujian. Ada juga seorang perdana menteri yang termasyhur, yaitu Lu Zhi, pada saat kuil Konfusius menyelenggarakan pemujaan leluhur, di antara para tokoh agung, ada nama Lu Zhi."
Apakah sebuah negara memiliki Dewa Pelindung? Menurut saya ada! Di sebuah desa ada Dewa Pelindung, di sebuah negara juga ada Dewa Pelindung Negara, di Rainbow Vila juga ada Dewa Tanah Lokal sebagai Dewa Pelindung. Di setiap tempat ada dewa, apalagi sebuah negara. Kota, kabupaten, prefektur, dan ibu kota ada Dewa Kota masing-masing, semua ada Dewa Pelindung. Oleh karena itu saya sering katakan, orang Korea Selatan, orang Jepang, orang Vietnam, dan masih banyak lagi, sebenarnya semua berasal dari Tiongkok. Orang Tionghoa ada di mana-mana, di banyak tempat ada pecinan.
Seorang siswa dari Indonesia bertanya: Siswa sudah berusia 70 tahun, siswa mesti melakukan persiapan untuk berpulang. Siswa memberanikan diri untuk mohon petunjuk: Sapu purifikasi yang telah diadhisthana dengan Mantra Purifikasi Vajrasattva sebanyak genap 100,000 kali, bolehkah kelak ketika siswa berpulang ikut dimasukkan ke dalam peti mati dan dikremasi? Siswa percaya bahwa sapu purifikasi tersebut telah memperoleh maha adhisthana dari Buddha Guru, siswa juga sudah memperoleh abhiseka jarak jauh, siswa juga menekuni Sadhana Catur Prayoga dan setiap saat merapal Mantra, sehingga sapu purifikasi ini telah memperoleh tiga jenis maha adhisthana, sehingga bisa membantu menyingkirkan rintangan karma dan rintangan untuk terlahir di alam suci, serta memberikan perlindungan. Siswa tulus mohon petunjuk Mahaguru Lu, apakah boleh?
Dharmaraja Liansheng menjawab: "Boleh! Anda suka, maka boleh saja. Tidak masalah." Dharmaraja tertawa mengatakan, "Kelak, Anda berpulang membawa sapu purifikasi, jika ada roh jahat yang datang menjemput, sekali sapu, kerisauan batin pun bersih! Kesialan tersingkirkan! Semua yang buruk tersapu bersih oleh Anda! Di depan hanya ada satu jalan, sebuah jalan agung yang sangat bersih, terang, menuju ke surga atau Negeri Buddha."
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Dharmaraja Liansheng tertawa mengungkapkan, tadi malam pulang dan tidur, ditegur oleh Mahadewi Yaochi, Buddha Amitabha, dan Bodhisatwa Ksitigarbha, Beliau mengatakan, "Dharma apa yang Anda babarkan? Membuat yang dengar semakin bingung!" Sehingga Dharmaraja pun menjawab, "Jadi apa yang harus saya katakan? Lebih baik tidak usah dibabarkan!" Tri Yidam menjawab, "Tidak membabarkan justru keliru! Karena tidak terperikan, karena pada dasarnya tidak terkatakan, dibolak-balik hanya beberapa patah kata tersebut, sama sekali tidak bisa diungkapkan dengan jelas." Menurut Dharmaraja, Dharma dibabarkan kepada orang yang bisa memahaminya, tapi bagi yang tidak bisa paham, sama sekali tidak akan paham. Jadi hari ini pembabaran kemarin diulang lagi!
Teks Sutra:
Buddha bersabda, "Demikianlah wahai Subhuti, sesungguhnya tidak ada Dharma di mana Tathagata dapat memperoleh Anuttara Samyaksambodhi. Karena jika ada hal semacam itu, Buddha Dipankara tidak akan memberikan vyakarana, 'Di masa mendatang, Engkau akan menjadi Buddha bernama Sakyamuni.' Sesungguhnya tiada Dharma yang dapat memperoleh Anuttara Samyaksambodhi, sehingga Buddha Dipankara memberikan vyakarana kepada-Ku: 'Di masa mendatang, Engkau akan menjadi Buddha bernama Sakyamuni.' Mengapa demikian? Tathagata adalah sarwa Dharma demikian kebenarannya."
Dharmaraja Liansheng menjelaskan, "Anuttara Samyaksambodhi ini tidak terperikan, jika dipaksakan, hanya dapat menggunakan perbandingan. Sehingga tadi malam Tiga Yidam memberitahu saya, yang disebut dengan Dharma, adalah tiada Dharma, karena tiada Dharma, barulah Dharma."
"Saya gunakan diri sendiri sebagai perbandingan, saya adalah Sheng-Yen Lu, Sheng-Yen Lu adalah saya, ini sudah tentu. Tapi coba Anda renungkan, Sheng-Yen Lu hanya sebuah nama, Anda yang sebenarnya ada di mana? Di Taiwan sendiri ada 16 orang yang bernama Sheng-Yen Lu, bagaimana mungkin Sheng-Yen Lu adalah Anda? Anda yang sesungguhnya ada di mana? Tidak bisa ditemukan, tidak terperikan, Sheng-Yen Lu yang sesungguhnya tidak dapat dijabarkan. Anuttara Samyaksambodhi ini tidak bisa dikupas, tidak bisa diulas esensinya, tidak ada suatu apa pun yang bisa mewakilinya, karena tidak terperikan, Buddha Dipankara tidak dapat mengungkapkannya, Buddha Sakyamuni juga tidak dapat mengungkapkannya, sehingga Buddha Dipankara memberikan vyakarana kepada Buddha Sakyamuni, 'Kelak menjadi Buddha dengan nama Sakyamuni.'. Sebab Beliau berdua telah mencerahi, tidak terperikan, tidak terungkapkan."
"Tadi malam Tri Yidam mengatakan, 'Itu tidak terperikan, tidak terkatakan, karena adalah sunya, tiada akhir.'" Saya bertanya, "Apakah bisa dibabarkan seperti itu?" Tri Yidam menjawab, "Dibabarkan demikian, inilah yang tepat." Orang lain tidak membabarkan demikian, semua justru mengupas sila, samadhi, prajna, lima akar dan lima daya, catvari smrti upasthanani, catvari samyak prahanani, 37 Bodhipaksika, astangamarga, 12 nidana, sadparamita, semua tidak bisa menjelaskan Anuttara Samyaksambodhi, sebab semua itu hanyalah alat untuk mencapai Anuttara Samyaksambodhi."
"Ibarat sebuah mobil, empat kebenaran mulia adalah empat pintu mobil, astanga marga adalah 8 tempat duduk, sadparamita adalah enam pipa mesin, pada akhirnya semua itu digabungkan, menjadi sebuah mobil. Demikianlah jika diumpamakan sebuah benda. Jika diumpamakan dengan Buddhadharma, tidak terperikan. Oleh karena itu Buddha Sakyamuni mengatakan, Dharma adalah bahtera, yang membawa Anda sampai ke seberang, jadi Anda tidak bisa mengatakan bahwa bahtera itu adalah pantai seberang. Tidak bisa mengatakan bahwa astanga marga, sadparamita, empat kebenaran mulia, sila, samadhi, dan prajna adalah pantai seberang, sebab itu semua digabungkan menjadi sebuah bahtera, supaya Anda mencapai tempat sejati, yaitu Anuttara Samyaksambodhi."
Teks Sutra:
"Jika ada orang mengatakan: 'Tathagata memperoleh Anuttara Samyaksambodhi!' Subhuti! Sesungguhnya tiada Dharma, di mana Buddha dapat memperoleh Anuttara Samyaksambodhi. Subhuti! Anuttara Samyaksambodhi yang diperoleh Tathagata, hakikatnya tiada nyata tiada palsu. Maka Tathagata mengatakan: Sarwa Dharma adalah Buddhadharma."
Dharmaraja Liansheng menjelaskan: "Tiada nyata dan tiada palsu, tidak ada hal riil, juga tidak ada hal yang palsu, di sini lah letak keluhurannya. Laozi bersabda, 'Tao dapat dibabarkan, tapi bukanlah Tao sejati.' Sehingga Tao bisa dibabarkan, tapi juga tidak bisa diungkapkan. Seolah-olah hal yang riil, tapi sepertinya juga tiada suatu apa pun. Maka Tathagata menyatakan, semua Dharma adalah Buddhadharma."
"Dahulu siswa saya, Dr. Zhang Chengji menulis sebuah buku 'Apa itu Buddhadharma', saya pergi berjumpa dengan Upasaka Li Bingnan, Sang Upasaka mengatakan, 'Apa yang ditulis bocah itu keliru!' Dalam hati saya mengatakan, beliau ada siswa saya, sudah semestinya saya membela siswa saya. Upasaka Li Bingnan mengatakan, 'Saya ingin bertanya kepadanya, apa itu Buddhadharma!' Saya pernah memeriksa fengsui rumah Zhang Chengji, di gunung Bagua di Zhanghua, sepertinya beliau adalah menantu dari Yu Youren, tapi beliau tidak tertarik dengan jabatan pemerintahan, beliau menyukai Buddhadharma. Li Bingnan adalah seorang upasaka senior, dan spesial mengulas Tanah Suci. Di sini Tathagata membabarkan, 'Sarwa Dharma adalah Buddhadharma!' Tidak ada yang bukan Buddhadharma! Segala sesuatu adalah Buddhadharma! Jadi menurut saya, Yesus Kristus juga Buddhadharma, Bunda Maria juga Buddhadharma, kitab suci agama lain juga Buddhadharma, ajaran Konfusius juga Buddhadharma, ajaran Mencius juga Buddhadharma….. Sangat komperehensif!"
Teks Sutra:
"Subhuti! Yang disebut sarwa Dharma, bukan sarwa Dharma, maka disebut sarwa Dharma." ; "Subhuti! Ibarat tubuh yang tumbuh besar." Subhuti menjawab: "Begawan! Tathagata mengatakan: Tubuh tumbuh besar, bukan tubuh besar, dinamakan tubuh besar."
Dharmaraja Liansheng menjelaskan, semua yang berwujud, semua bukan. Tubuh kecil, ukuran tubuh yang kecil, tentu saja tidak sebanding dengan tubuh besar yang tinggi, tapi besar dan kecil ada karena perbandingan. Dalam Buddhadharma, dalam Buddhata, tidak ada perbedaan besar dan kecil. Oleh karena itu, tubuh manusia tumbuh besar, memang menjadi lebih tinggi, tapi dalam sunya, semua setara.
"Tadi malam, Tri Yidam memberi petunjuk, yang dibabarkan pada hari Sabtu, bisa membuat orang semakin bingung, sebab pada dasarnya tidak terperikan, sebab seperti nyata seperti ilusi. Aku yang sejati, sepertinya ada, tapi sepertinya tiada. Buddhata yang sejati, sepertinya ada, tapi sepertinya tiada. Tubuh besar tubuh kecil, semua hanyalah perbandingan, jika tidak ada perbandingan, sama sekali tidak ada besar dan kecil."
"Semisal Anda mengambil satu butir pasir sungai Gangga, apakah ini bisa merepresentasikan Gangga? Setetes air sungai Gangga, apakah Anda bisa mengatakan bahwa ini adalah Gangga? Bukan, sehingga tidak terperikan. Dengan demikian semua memahami, apa itu Bodhicitta, apa itu marga, Buddha menggunakan sangat banyak perumpamaan. Oleh karena itu, kemarin Tri Yidam memberi petunjuk, Anda gunakan diri Anda sebagai perumpamaan, tidak ada suatu apa pun yang bisa merepresentasikan Anda yang sejati."
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng memandu semua untuk bernamaskara kepada mandala, kemudian menyapa semua siswa yang berpartisipasi melalui Zoom, dilanjutkan dengan menganugerahkan Abhiseka Sadhana Vajrasattva kepada semua yang hadir secara langsung. Upacara Homa Vajrasattva yang istimewa pun telah usai dengan sempurna. Setelah mendengar Dharmadesana sarat makna mendalam yang disampaikan dengan sangat lugas, semua merasa kagum, karena Sutra Vajra yang demikian mendalam, serta kebenaran utama yang terkandung di dalamnya, dapat diulas dengan mudah dipahami, di dunia ini hanya Dharmaraja Liansheng yang sanggup mengulasnya dengan demikian sempurna.
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
https://ch.tbsn.org/news/detail/1561/2022年2月20日彩虹雷藏寺南摩金剛薩埵護摩大法會.html