9 April 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple
Pada hari Sabtu, tanggal 9 April 2022, Anuttara Dharmaraja Liansheng, Sheng-Yen Lu, memandu semua untuk berpujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning (Huangcaishen-黃財神), Dharmaraja Liansheng bersembah puja kepada Vaisravana Jambhala Kuning, memohon Jambhala Kuning mengadhisthana segenap umat yang hadir, supaya senantiasa sehat sentosa, memiliki kebijaksanaan sempurna, segala petaka berubah menjadi kemujuran, dan sraddha berakar dengan baik. Mohon Jambhala Kuning melindungi semuanya, supaya berkah bertambah, berkecukupan sumber daya, sadhana sesuai harapan. Memohon Pancadhyani Tathagata untuk menjemput arwah terlahir di alam Buddha nan suci, mohon Jambhala Kuning Vaisravana menyingkirkan wabah, menyingkirkan virus, mengikis karma buruk, menyingkirkan nasib buruk.
Dharmaraja Liansheng Berdharmadesana: Malam hari ini kita berpujabakti Jambhala Kuning, yaitu satu-satunya Jambhala dalam jajaran delapan Yidam utama Zhenfo Zong, Beliau juga merupakan pemimpin para Jambhala. Dalam agama Buddha ada Catur Maharajakayika sebagai lokapala, antara lain: Dewa Raja Vaisravana, Dewa Raja Virudhaka, Dewa Raja Dhrtarastra, dan Dewa Raja Virupaksa, beliau semua merupakan Dewa Dharmapala agama Buddha, merupakan Catur Maharajakayika yang melindungi dunia saha. Saat kita bersadhana, jika dilindungi oleh Catur Maharajakayika, dengan sendirinya dapat menang atas semua makhluk halus.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Siswa sering menekuni Sadhana Nampan Mandala dan Sadhana Dhumapuja, selain persembahan seperti biasa, bolehkah menambahkan visualisasi metode pujana "Pohon Sarana Ratna Mutu Manikam" yang ditransmisikan oleh Buddha Amitabha kepada Mahaguru Lu untuk memanifestasikan pujana kepada Dasadharmadhatu: Empat Tingkat Makhluk Suci, semua makhluk di enam alam gati? Serta segenap penagih utang karma dan arwah penjerat?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Boleh. Sebab metode tersebut juga merupakan metode pujana, jika Anda ingin menambahkannya, silakan, boleh saja, bisa dilakukan improvisasi.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Teks Sutra:
Bagian 26, Dharmakaya Bukan Atribut
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Dapatkah seseorang mengamati Tathagata melalui ketiga puluh dua atribut keagungan?" Subhuti menjawab, "Ya, Bhagavan. Kita hendaknya menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan dalam mengamati Tathagata." Buddha berkata, "Jika Engkau menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata, berarti seorang Raja Cakravartin juga adalah Tathagata." Subhuti berkata, "Bhagavan, yang saya tangkap dari maksud pernyataan Buddha, seseorang hendaknya tidak menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata."
Saat itu, Bhagavan mengucapkan gatha sebagai berikut: "Seseorang yang mencari Aku dalam rupa atau mencari Aku dalam suara ia telah menapaki jalan yang salah dan tak dapat melihat Tathagata."
"Dharmakaya Bukan Atribut" berarti Dharmakaya suci tidak ada atribut sama sekali.
"Subhuti, bagaimana pendapatmu?" bagaimana hemat Anda? "Dapatkah seseorang mengamati Tathagata melalui ketiga puluh dua atribut keagungan?" Apakah bisa menggunakan tiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata? Apakah semua yang mempunyai tiga puluh dua atribut keagungan adalah Tathagata?
Subhuti menjawab, "Ya, Bhagavan. Kita hendaknya menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan dalam mengamati Tathagata." Memang demikian! Memang demikian! Bisa menggunakan tiga puluh dua atribut untuk mengenali Tathagata. Memang benar Tathagata memiliki tiga puluh dua atribut keagungan, tapi Buddha memberitahunya: "Jika Engkau menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata." Jika semua yang memiliki tiga puluh dua atribut keagungan adalah Tathagata, "Berarti seorang Raja Cakravartin juga adalah Tathagata." Berarti Raja Cakravartin adalah Tathagata, karena Raja Cakravartin memiliki tiga puluh dua atribut keagungan.
Saat Buddha Sakyamuni mewujudkan diri, memiliki tiga puluh dua atribut keagungan dan delapan puluh atribut minor. Apakah dengan demikian, semua yang memiliki tiga puluh dua atribut keagungan adalah Tathagata? Subhuti tidak berani menyatakannya, tidak mengatakan benar, juga tidak mengatakan salah. Buddha memberitahu beliau, jika menggunakan tiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata, berarti Raja Cakravartin juga adalah Tathagata.
Apa itu Raja Cakravartin? Menurut Dharmaraja sendiri, Raja Cakravartin sesungguhnya tidak kasat mata. Raja yang memutar Cakra Dharma di surga adalah Dewa Indra, Raja yang memutar Cakra Dharma maitrikaruna adalah Bodhisatwa Avalokitesvara, yang memutar Cakra Dharma di alam neraka adalah Bodhisatwa Ksitigarbha, yang memutar Cakra Dharma prajna adalah Bodhisatwa Manjusri, yang memutar alam bumi adalah Dewa Pejabat Langit, Dewa Pejabat Bumi, Dewa Pejabat Air, mereka semua memiliki tiga puluh dua atribut keagungan, 10 Raja Yama juga memiliki tiga puluh dua tanda keagungan, tapi mereka semua bukan Buddha. Sedangkan Buddha sudah pasti memiliki tiga puluh dua atribut keagungan dan delapan puluh atribut minor.
Subhuti berkata lagi, "Bhagavan, yang saya tangkap dari maksud pernyataan Buddha, seseorang hendaknya tidak menggunakan ketiga puluh dua atribut keagungan untuk mengenali Tathagata." Saat itu barulah Subhuti memahami, kita tidak bisa mengenali Tathagata menggunakan tiga puluh dua atribut keagungan, sebab Tathagata tanpa atribut, dengan kata lain, Dharmakaya suci sama sekali tanpa atribut.
Saat itu, Buddha Sakyamuni mengucapkan sebuah gatha: "Seseorang yang mencari Aku dalam rupa atau mencari Aku dalam suara ia telah menapaki jalan yang salah dan tak dapat melihat Tathagata."
"Mencari Aku dalam rupa" yang dimaksud adalah Dharmakaya suci, tanpa atribut, tidak bisa dikenali melalui tiga puluh dua atribut keagungan dan delapan puluh atribut minor.
"Atau mencari Aku dalam suara" Dharmakaya suci, juga tidak bisa diperoleh menggunakan suara, mesti gunakan Dharma nan suci untuk menyucikan diri sendiri, sucikan diri sampai pada akhirnya Buddhata muncul, tidak bisa dimohon.
Jika menggunakan suara untuk memintanya, atau melihat tiga puluh dua atribut keagungan dan menyangkanya sebagai Tathagata, berarti orang itu menapaki jalan salah, tidak bisa melihat Tathagata, tidak bisa melihat Dharmakaya suci.
Kita sering melafalkan nama Buddha, tapi Sutra Vajra justru menyatakan: "Mencari Aku dalam suara ia telah menapaki jalan yang salah." Bukankah dengan demikian kita yang setiap hari melafal nama Buddha telah menapaki jalan salah? Bukan demikian. Kita melafal nama Buddha untuk menyucikan ucapan, merapal mantra juga menyucikan ucapan, memang menggunakan suara, tapi tidak bersuara juga bisa, bisa merapal dalam hati. Anda merapal dengan bersuara, mematrinya dalam hati. Saat melafal nama Buddha, Anda tidak akan berkata-kata kotor, tidak akan menggosip, tidak berdusta, sehingga ucapan pun bersih, pikiran juga bersih, tubuh juga bersih, ini adalah metode penyucian. Sampai pada akhirnya, Anda dapat merealisasikan Dharmakaya suci, sehingga Dharmakaya suci bukan diperoleh melalui suara Anda melafal nama Buddha.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana segenap siswa di lokasi dan yang berpartisipasi secara daring.
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#JambhalaKuning
Yidam pujabakti minggu depan #Padmasambhava
#SutraVajra
Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://ch.tbsn.org/news/detail/1580/2022%E5%B9%B44%E6%9C%889%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E9%BB%83%E8%B2%A1%E7%A5%9E%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html