9 Oktober 2022 Upacara Agung Homa Dewi Manohara Vasudhara di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 9 Oktober 2022, Dharmaraja Liansheng hadir di Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) untuk memimpin Upacara Agung Homa Dewi Manohara Vasudhara (Goucai Tiannv-勾財天女), serta mengulas Sutra Vimalakirti. Dharmaraja Liansheng mengadhisthana, melimpahkan jasa, memohon Yidam Homa: Dewi Manohara Vasudhara untuk memutar vajrankusa tiga kali, kaitan pertama segenap arwah terlahir di alam suci, menjemput terlahir di Buddhaksetra nan suci. Kaitan kedua menyingkirkan karma penyakit sadhaka, menyingkirkan kesialan, wabah, sumber penyakit, dan segala jodoh buruk, supaya arus Dharma kebijaksanaan agung mengabhiseka sadhaka. Kaitan ketiga mengait segala macam harta di langit, bumi, dan laut, semua dikait supaya sumber daya tercukupi.
"Hari ini adalah Dewa Rezeki tiba di rumah saya! Emas bertumpuk-tumpuk seperti sebuah kastel!" Dharmaraja Liansheng mendoakan semoga setiap siswa dapat memperoleh adhisthana dan perlindungan Dewi Manohara Vasudhara supaya rezeki berlimpah. Sukhavatiloka merupakan alam suci yang paling makmur dan sempurna, di sana emas terhampar di dataran, terdapat jajaran pohon saptaratna, air delapan pahala, dan permata indrajala, semua berkat Dewi Manohara Vasudhara yang mengaitnya masuk ke Sukhavatiloka.
Dharmaraja Liansheng mengumumkan bahwa Yidam Upacara Homa minggu depan adalah Vajra Kalacakra (Shilun Jingang-時輪金剛), merupakan Vajra Dharmapala yang dijunjung tinggi oleh keempat sekte utama Tantra Tibet. Menekuni Sadhana Vajra Kalacakra memutar roda waktu raksasa, menembus masa kini, lampau, dan mendatang, menampakkan kebijaksanaan agung Buddhata. Vajra Kalacakra merupakan perwujudan dari Buddha Sakyamuni ketika membabarkan Dharma di Gunung Grdhrakuta, membagi nirmanakaya sampai ke Stupa Sri Dhanyakataka di India Selatan, untuk mentransmisikan Sadhana Vajra Kalacakra kepada Raja Suchandra, kemudian Raja Suchandra membawanya kembali ke negeri Shambala, sehingga sebagian besar Arya di negeri Shambala menekuni Sadhana Vajra Kalacakra.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa di Taiwan bertanya:
1. Sutra Vajra: "Segala batin bukanlah batin", dikatakan pula: "Batin lampau tak dapat diperoleh, batin kini tak dapat diperoleh, dan batin mendatang tak dapat diperoleh." Mahaguru menjelaskan bahwa karena segala yang dipikirkan oleh semua makhluk tidak dapat diperoleh, pada akhirnya tiada suatu yang diperoleh, sungguh penjelasan yang sangat mengena, membuka wawasan siswa. Bolehkah siswa berpikir demikian, atribut batin yang timbul karena proyeksi enam indra merupakan ilusi, bukan atribut sejati, maka disebut bukan batin. Selain itu, makhluk memiliki pemikiran lampau, sekarang, dan mendatang, ini sama dengan pemikiran dharma ruang dan waktu, sehingga melekat pada atribut diri, pribadi, makhluk hidup, dan jangka waktu kehidupan, tapi "Atribut sejati bukanlah atribut", ini mengatasi ruang dan waktu, tak tergoyahkan, Dharmata.
Dharmaraja menjawab: Siswa ini bertanya dan menjawabnya sendiri.
2. Mahaguru mengatakan: "Bodhisatwa hanya sebuah istilah." Sutra Paribodhi: "Sifat diri Paribodhi, bukan sifat keberadaan sifat, diikuti bangkitnya semua sifat, tiada meraih, tiada mencapai. Dalam atribut sejati, sesungguhnya tiada Bodhisatwa dan semua makhluk, mengapa demikian? Bodhisatwa dan semua makhluk adalah ilusi."
Bodhisatwa telah mengatasi empat atribut, mengapa Buddha mengatakan bahwa Bodhisatwa juga ilusi? Apakah hanya Buddhata yang merupakan atribut sejati, sedangkan trisahasra mahasahasra lokadhatu, semua makhluk, hanya wujud kombinasi, semua adalah ilusi?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Semua makhluk di dunia saha adalah maya, Bodhisatwa membimbing semua makhluk di dunia saha, pada hakikatnya tiada pahala, sebab tiada pahala barulah pahala, Bodhisatwa hanya sebuah istilah. Dalam Sutra Vimalakirti disebutkan: ‘Berucap, semua keliru.’ Setiap insan merupakan bentuk kombinasi, semua tidak menetap. Trisahasra mahasahasra lokadhatu terus berubah, demikian pula dengan semua makhluk, tidak ada yang kekal, sesaat belaka, hanya realisasi Buddhata yang kekal. Buddha hanya sebuah istilah, seperti Arhat, Samyaksambuddha, Vidyacaranasampanna, Sugata, Lokavid, Anuttara, Purusadamyasarathi, Sastadevamanusyanam, Buddha, Bhagavan. Merealisasikan Sambodhi barulah abadi!"
3. Sutra Vajra: "Sesungguhnya tidak ada makhluk yang diseberangkan oleh Tathagata." Dharmaraja Liansheng menjelaskan: "Sebab semua makhluk pada hakikatnya memiliki Buddhata, hanya saja masih berada dalam mimpi, belum dibangunkan." Ini membuktikan isi dari Sutra Paribodhi: "Bodhisatwa ini dan semua makhluk di masa mendatang, belajar hati ini sehingga memperoleh keberhasilan, tapi sesungguhnya tiada bhavana dan tiada pencapaian. Paribodhi menyinari semua, padam dan nondualisme, dalam Buddhaloka yang banyaknya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga yang tak terhingga, laksana bunga ilusi yang timbul tenggelam secara acak, tidak sama, tidak berbeda, tiada ikatan, dan tiada pembebasan, sejak awal telah mengetahui bahwa semua makhluk pada hakikatnya adalah Buddha, kelahiran dan kematian, serta Nirvana, semua ibarat mimpi."
Pertanyaan siswa adalah, sarwa Buddha menjelmakan alam suci untuk membimbing semua makhluk, meskipun telah mencapai Buddhaksetra atau alam suci, tapi insan belum mencapai Kebuddhaan, bukankah itu masih termasuk berada dalam mimpi? Apakah semua makhluk dalam alam suci tidak boleh melekat pada alam suci, mesti mempertahankan hati bhavana mencapai Kebuddhaan? Bukankah makhluk di alam suci berpikir bahwa ia telah mencapai Buddhaksetra dan tidak bertumimbal lahir dalam enam alam samsara, Buddhaksetra demikian istimewa, untuk apa masih perlu menjadi Buddha?
Dharmaraja Liansheng menjawab: "Alam suci barat juga merupakan alam ilusi, di alam suci barat ada dua kesitimewaan, yang satu adalah penuh kebahagiaan tertinggi, yang kedua adalah tidak mundur lagi, tidak terlahir kembali dalam enam alam samsara. Dalam Sukhavatiloka ada tujuh lapis pagar, tujuh lapis jala, tujuh barisan pohon. Dalam alam suci terdapat berbagai burung aneka warna penjelmaan Buddha Amitabha, seperti bangau putih, merak, bayan, sri, kalavinka, dan jivajivaka yang bisa menghasilkan suara merdu, dengan sendirinya membuat Anda menekuni 37 Bodhipaksika, batin terarah dan mencapai Kebuddhaan, ini adalah Dharmata alamiah."
◎ Mengulas Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 1, Varga Buddhaksetra
"Bodhisatwa Mahavyuha, Bodhisatwa Ratnakuta, dan Bodhisatwa Pratibhanakuta."
"Apa itu maha? Maha adalah manunggal dengan Bodhi!" Dharmaraja menjelaskan, jika sadhaka yang belajar Tantra dapat kontak yoga dengan Yidam, Yidam adalah Bodhi, Yidam juga merupakan kebijaksanaan agung, jika dapat kontak yoga manunggal dengan Yidam Prajna, berarti manunggal dengan Bodhi, inilah Maha! Yang tidak manunggal dengan Bodhi berarti kecil, sanggup menggunakan kebijaksanaan agung untuk memperagung diri sendiri adalah Bodhisatwa Mahavyuha, hal-hal duniawi yang dikejar, seperti nama, keuntungan, harta, dan seks, semua hanya sesaat, semua tidak bisa menandingi pentingnya kebijaksanaan agung.
"Dalam Zhenfo Zong, Mahaguru mentransmisikan banyak Dharma, jika siswa dapat menghimpun Dharma tersebut, juga dapat memanfaatkannya untuk membebaskan diri, tidak hanya sekedar angin lalu, menghadapi persoalan apa pun bisa menggunakan Dharma untuk menyelesaikannya, inilah Bodhisatwa Ratnakuta." Dharmaraja menjelaskan bahwa Mahabodhisatwa memperoleh banyak Dharma dan dapat memanfaatkannya, memperoleh manfaat nyata, dapat menghimpun Dharmaratna dan dapat memanfaatkannya, inilah Bodhisatwa Ratnakuta. Buddha membabarkan trilaksana: Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal, sarwadharma tanpa diri, Nirvana adalah damai. Trilaksana ini mengajarkan kepada kita untuk melihat segala perubahan dunia ini dengan jelas, anatman atau tanpa diri merupakan Dharmaratna Sambodhi, jiwa dan raga bersih memperoleh kedamaian Nirvana.
"Segala persoalan dapat dijawab, tidak ada yang bisa menguji Anda, inilah kefasihan berbicara tanpa rintangan!" Dharmaraja menjelaskan bahwa jika seseorang ingin memperoleh kefasihan berbicara tanpa rintangan, mesti memiliki kebijaksanaan agung, memahami banyak Dharma, pembelajaran Buddhadharma mulai dari India sampai dibabarkan ke Tibet, tetap mempertahankan metode perdebatan ajaran ala India. Pada masa awal, Guru Padmasambhava membawa Tantra masuk ke Tibet, kemudian Arya Atisa, disebut juga sebagai Mahavadin Pemenang Ratusan Debat. Dahulu dalam sekte di India, ketua sekte dipilih dari pemenang debat, saat itu banyak kunci yang dikalungkan kepada Arya Atisa, semua Guru Sesepuh Tantra memiliki kefasihan bicara tanpa rintangan, memiliki sangat banyak Dharmaratna, inilah Bodhisatwa Pratibhanakuta.
Di penghujung acara, Dharmaraja berjalan menuju layar Zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa, semua mengutarakan rasa terima kasih atas Dharmadesana Mahaguru. Dharmaraja Liansheng berwelas asih mengadhisthana segenap siswa yang hadir di lokasi maupun yang berpartisipasi secara daring, selanjutnya siswa di lokasi memperoleh Abhiseka Sadhana Manohara Vasudhara, dan upacara pun usai dengan sempurna.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#ManoharaVasudhara
#SutraVimalakirti
Yidam Homa minggu depan #VajraKalacakra
Artikel Dharmadesana (bahasa Mandarin):
https://tbnewshq.org/epaper_detail2482.htm
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV