22 Januari 2023 Upacara Homa Bodhisatwa Maitreya di Taiwan Lei Tsang Temple
#LiputanTBSN
Tanggal 22 Januari 2023 merupakan hari pertama Imlek, sekaligus merupakan hari jadi Bodhisatwa Maitreya (Milepusa-彌勒菩薩), sekitar dipenuhi suasana manggala dan sukacita. Bersamaan dengan kemeriahan hari raya, Taiwan Lei Tsang Temple (Taiwan Leizangsi-台灣雷藏寺) dengan tulus mengundang Anuttara Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Bodhisatwa Maitreya. Usai upacara, terlebih dahulu Dharmaraja mengucapkan kepada semua: "Selamat Tahun Baru, Happy New Year!"
Dharmaraja mengungkapkan, hari inis udah menginisiasi mandala Sala Purifikasi di Taiwan Lei Tsang Temple, di dalam sala tersebut disemayamkan Vajrasattva yang merupakan Yidam purifikasi karmavarana. Setiap hari pertama Imlek, semua bisa ke Sala Purifikasi, memohon Acarya, Dharmacarya, atau Biksu/Biksuni untuk melakukan purifikasi bagi umat:
一掃煩惱輕;
Yī sǎo fánnǎo qīng;
Sapuan pertama membersihkan kerisauan batin,
二掃霉運除;
èr sǎo méiyùn chú;
Sapuan kedua menyingkirkan kesialan,
三掃業障消,
sān sǎo yèzhàng xiāo
Sapuan ketiga mengikis karmavarana.
Selain hari pertama Imlek, jika dalam keseharian menjumpai rintangan, karmavarana atau berbagai persoalan kesehatan dan pekerjaan, Anda juga bisa memohon purifikasi di Taiwan Lei Tsang Temple. Setelah purifikasi, berarti lahir baru, berkah pun tercurah.
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan, kunjungan ke Taiwan kali ini lebih singkat daripada sebelumnya, kira-kira hampir tiga bulan, yang terutama adalah supaya Gurudara bisa pulang berjumpa dengan semua, berjumpa dengan semua kerabat. Hampir semua tempat ibadah di setiap provinsi Taiwan mengundang Dharmaraja, tapi karena waktu terbatas, tidak dapat memenuhi harapan semua. Karena tidak dapat pergi berkunjung ke setiap tempat ibadah, Dharmaraja merasa tidak enak, berharap kelak setelah kepulangan ke Seattle, ada kesempatan lagi untuk kembali ke Taiwan. Kali ini waktunya terlalu singkat, banyak yang harus dikerjakan, tidak bisa mengatasinya. Semoga sekembalinya lagi ke Taiwan bisa memenuhi harapan Anda semua.
Dharmaraja mengungkapkan bahwa Gurudara sangat peduli dan sangat mencintai semua umat Sedharma. Saat ini kondisi Gurudara, kadang bisa beraktivitas dengan baik, kadang tidak bisa. Kemarin malam, saat santap malam pergantian tahun, Gurudara bisa hadir di Taiwan Lei Tsang Temple untuk berkumpul bersama semua, merupakan kesempatan yang sangat langka. Gurudara juga sangat berterima kasih kepada semua dokter TCM, dokter pengobatan barat, dan kepala perawat, semua yang telah bekerja keras untuk menjaga dan merawat Gurudara.
"Di sini ada pemberitahuan, tanggal 29 Januari adalah Upacara Inisiasi Mandala Dayi Lei Tsang Temple dan Upacara Vadipramardini Tara, menyambut Anda semua untuk berpartisipasi, semoga Vadipramardini Tara menghancurkan karmavarana dan rintangan. Jika diri sendiri merasa ada kesukaran, entah itu rintangan tubuh jasmani atau rohani, pekerjaan maupun perkawinan, mohon Vadipramardini Tara menghancurkan rintangan tersebut, sehingga bisa menjadi lebih baik. Selain itu, Taiwan Lei Tsang Temple juga akan menyelenggarakan Upacara Pingalakumara. Pingalakumara ini bukan sembarangan, Beliau memiliki Dharmabala Buddha Sakyamuni, dapat memenuhi permohonan semua insan. Selain bisa memenuhi harapan semua insan, Pingalakumara dapat mengetahui semua sebab dan akibat dari setiap insan, Beliau dapat terbang dengan sangat cepat. Yang paling langka adalah, Pingalakumara sangat mudah kontak yoga, setelah kontak yoga Anda akan memiliki panca abhijna." Dharmaraja menekankan, kedua upacara tersebut sangat istimewa. Dharmaraja juga memberitahukan bahwa Tbboyeh akan menggelar pameran buku di Taipei, "Buku adalah Hati Mahaguru, Mahaguru adalah Padmakumara, Padmakumara adalah Vajra Mahaberkah, jika Anda mengundang buku pulang ke rumah, berarti mengundang Dewa Rezeki masuk rumah."
Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa Bodhisatwa Maitreya merupakan salah satu dari Asta Mahabodhisatwa, Buddha Sakyamuni sangat mengutamakannya, menganugerahkan vyakarana kelak mencapai Kebuddhan, merupakan Raja Buddha Mahaberdaulat. Buddha masa lampau adalah Buddha Dipankara, Buddha masa kini adalah Buddha Sakyamuni, Buddha mendatang adalah Buddha Maitreya. Beliau bermarga Maitreya, sifat maitri sebagai keutamaan Beliau, nama Beliau adalah Ajita, yang artinya adalah tidak terkalahkan, menandakan bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan sifat maitri Beliau. Hari jadi Beliau diperingati pada hari pertama Imlek, sehingga Yidam Homa hari ini adalah Bodhisatwa Maitreya.
Bodhisatwa Maitreya punya empat macam sikap batin yang tidak mengalami kemunduran, ini tidak diketahui oleh banyak orang, dan ini akan dibahas dalam Sutra Vimalakirti. Yang pertama adalah batin tidak mundur, kita menganut agama Buddha tidak boleh secara membuta, mesti punya keyakinan benar. Apa itu keyakinan benar? Pertama, ia adalah seorang Acarya yang telah memahami tattvalaksana, barulah kita boleh meyakininya. Banyak keyakinan yang membuta, sekalipun sudah ikut Acarya yang benar, tetap akan mundur dari Bodhicitta, ini karena tidak cukup keyakinan. Ada sepuluh macam keyakinan, saat kesepuluhnya telah sempurna, barulah keyakinan tidak akan mundur. Bodhisatwa Maitreya memahami sepuluh keyakinan dan keyakinan benar, keyakinan tidak akan mundur.
Kedua, pemahaman tak mundur. Setelah mulai meyakini, mesti berusaha memahami tattvalaksana alam semesta, juga mesti memahami apakah Acarya ini sanggup menyeberangkan Anda ke Buddhaksetra, bahkan membimbing Anda langsung menjadi Buddha. Jika Acarya tersebut tidak sanggup, bahkan tamak terhadap nama, rupa, dan keuntungan, berarti ia sudah berada di alam hewan, bagaimana bisa membimbing insan menjadi Buddha? Oleh karena itu, mesti dengan saksama memahami apakah Dharma yang ditransmisikan oleh Acarya tersebut mengandung pandangan sejati.
Selain keyakinan tak mundur, pemahaman tak mundur, ada lagi pencapaian tak mundur. Pada umumnya Bodhisatwa juga bisa mundur dari Bodhicitta, sudah berikrar menyeberangkan semua makhluk, pada akhirnya mundur dari Bodhicitta. Apa itu pencapaian tak mundur? Ketika sudah mencapai Anutpattikadharmaksanti, tidak akan mundur lagi, sampai pada tingkat ke-8, Bodhisatwa tidak akan mundur dari Bodhicitta. Semenjak memeluk agama Buddha sampai saat ini, Mahadewi Yaochi sudah membimbing selama 50 tahun, Dharmaraja tidak pernah mundur dari Bodhicitta. Dengan hati yang teguh dan ketekunan, Dharmaraja telah merampungkan 294 buku, apakah dalam masyarakat masa kini, ada Biksu yang sanggup menulis 294 buku? Setiap hari tekun bersadhana pantang mundur, sebab Dharmaraja punya pandangan sejati, pandangan sejati ini adalah Anutpattikadharmaksanti.
Dalam dunia berwujud ada sebab-akibat, sehingga manusia dalam ketidaktahuan tanpa pernah berhenti terus terlahir kembali dalam enam alam samsara. Jika bisa memahami abhava, dapat meninggalkan enam alam samsara, mencapai empat tingkat alam kesucian, inilah pandangan sejati. Saat diri sendiri memiliki kepastian untuk terbebas dari enam alam samsara, ini membuktikan bahwa diri sendiri telah masuk dalam empat alam kesucian. Kelak sama seperti Bodhisatwa yang mendirikan alam suci sendiri, menjemput semua makhluk untuk langsung menjadi Buddha, transformasi tubuh sinar pelangi, inilah Acarya yang memiliki pandangan sejati. Inilah pencapaian tak mundur dari Bodhisatwa Maitreya, merealisasi Anutpattikadharmaksanti, Bodhicitta tak mundur.
Berikutnya adalah pikiran tak mundur. Kenapa bisa mundur dari Bodhicitta? Karena pikiran. Bodhisatwa Maitreya memiliki pikiran tak mundur, sebab Beliau telah mencapai kondisi amanasikara. Jika seseorang sudah tiada pikiran, maka pikiran tidak akan menyebabkan kemunduran baginya. Kenapa Bodhisatwa Maitreya bisa memiliki empat macam hati yang tak mundur? Sebab Maitreya ada di sisi Buddha Sakyamuni, saat Bodhisatwa Maitreya akan parinirvana, segenap Dewata di Tusita tahu bahwa kelak Bodhisatwa Maitreya akan berada di Surga Tusita untuk menanti kelahiran terakhir. Oleh karena itu, Raja Surga Tusita dan 200 Raja Surga berhimpun untuk memohon petunjuk dari Bodhisatwa Maitreya. Bodhisatwa Maitreya mengetahui bahwa segenap Raja Surga menyambut Beliau kembali ke Surga Tusita, sehingga membabarkan empat macam hati yang tak mundur untuk dibabarkan kepada segenap Raja Surga, supaya semua memperoleh Sambodhi.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Dalam buku "Isak Niuchouxi" disebutkan: "Hancurkan satu pikiran avidya, avidya tanpa awal."
1. Apa itu satu pikiran avidya?
2. Apa itu avidya tanpa awal?
3. Seperti apa alam penghancuran avidya? Apakah ada hubungannya dengan samadhi?
4. Adakah metode menghancurkan avidya?
Apa itu satu pikiran avidya? Dharmaraja mengungkapkan bahwa avidya adalah sehampar kegelapan, semua makhluk berada dalam satu pikiran avidya, setiap pikiran adalah avidya. Banyak orang yang memberitahu Dharmaraja bahwa mereka sudah memahami teorinya, tapi masih belum bisa mengamalkannya. Dharmaraja mengutarakan, yang demikian mesti belajar ketekunan diri sendiri, setelah mencapai Bodhi, tidak akan mengalami kemunduran. Karena avidya menutupi di hadapan, hamparan kegelapan, sehingga tidak bisa melihat tattvalaksana. Metode menghancurkan avidya adalah mengenali tattvalaksana, dan melangkah mengikuti tattvalaksana. Ketika timbul satu pikiran avidya, langsung menyadari bahwa pikiran tersebut adalah avidya.
Dharmaraja mengungkapkan bahwa Yesus seperti gembala, menggembalakan sekelompok makhluk kembali ke kerajaan surga, dan lebih menjaga domba yang terluka. Hati Dharmaraja satu dengan Hati Yesus, Yesus adalah Guru dari Dharmaraja. Makhluk hidup yang kita bimbing adalah makhluk yang dipenuhi dengan avidya, rasa tamak, benci, dan kebodohan. Orang yang sudah bajik tidak perlu dibimbing lagi, mereka yang perlu dibimbing adalah orang-orang yang tidak bajik. Sutra Vimalakirti menyebutkan, Buddha Sakyamuni membabarkan metode ekskomunikasi, sedangkan Mahasattva Vimalakirti bukan menggunakan ekskomunikasi, justru memeluk mereka yang jahat. Siddha yang sejati tiada diskriminasi bajik dan jahat, semakin jahat seseorang, kita justru harus semakin membimbingnya, supaya dia bisa berhasil, terbebas dari ilusi. Yang bajik perlu dibimbing, yang jahat juga perlu dibimbing, utamakan menasihati dan menuntunnya, bukan malah meninggalkannya dan memutuskan hubungan. Dharmaraja menekankan bahwa beliau memandang semua makhluk sepenuhnya pada sifat kesetaraan, tidak peduli orang yang bagaimana, semua sama-sama dibimbing. Semua makhluk hakikatnya setara, ini adalah kebijaksanaan sifat kesetaraan, dalam Buddhata semua adalah setara.
Metode menghancurkan avidya adalah berbhavana sungguh-sungguh mengarah kepada tattvalaksana. Empat macam hati tak mundur dari Bodhisatwa Maitreya adalah alam penghancuran avidya. Sampai pada acalabhumi (tak tergoyahkan), berarti telah menghancurkan avidya. Bodhisatwa mencerahi Anutpattikadharmaksanti, sudah memiliki samadhi Anutpattikadharmaksanti. Tidak peduli bagaimana kondisi lingkungan, hati tak tergoyahkan, ini adalah alam penghancuran avidya. Dharmaraja menambahkan, avidya tanpa awal berarti semenjak masa tanpa awal semua sehamparan kegelapan.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 1, Varga Buddhaksetra
"Senantiasa mendermakan Dharmadana kepada semua, dengan baik membedakan atribut sarwadharma, tak tergoyahkan pada kebenaran utama, telah leluasa pada sarwadharma, oleh karena itu bervandana kepada Dharmaraja, pembabaran Dharma bukan ada bukan pula tiada, sarwadharma terlahir dari nidana, tiada diri, tiada pembuat, tiada penerima, karma baik dan buruk juga tidak lenyap."
Senantiasa Mendermakan Dharmadana kepada Semua
Dharmaraja menjelaskan, Dharma ada Dharma lokiya dan Dharma Lokuttara, keduanya melebur jadi satu. Senantiasa menggunakan Dharmaratna Buddhadharma untuk berderma kepada semua, inilah senantiasa mendermakan Dharmadana kepada semua. Harta ada dua, yaitu harta lokiya, dan harta Lokuttara. Dharma lokiya adalah berderma harta, Dharma, dan abhaya di dunia saha ini. Dharmadana berarti mendermakan Buddhadharma kepada semua makhluk.
Dengan Baik Membedakan Atribut Sarwadharma
Tak Tergoyahkan pada Kebenaran Utama
Dharmalaksana adalah tattvalaksana, tapi bagaimana membedakan apa yang merupakan atribut sarwadharma? Perbedaannya adalah kebijaksanaan mula dan kebijaksanaan pembeda. Berkat adanya kebijaksanaan pembeda, baru bisa memahami bagaimana menyeberangkan semua makhluk. Sesuai dengan tekad setiap insan, mengajarkan metode penyesuaian kepada mereka. Inilah yang disebutkan dalam Sutra Vimalakirti: "Terlebih dahulu pancing menggunakan keinginan, baru kemudian dibimbing masuk dalam jalan Buddha.", oleh karena itu, mereka yang dapat memahami kebijaksanaan pemebda bisa menyeberangkan semua makhluk. Kebijaksanaan mula berarti menyaksikan tattvalaksana, yaitu kebenaran utama. Setelah menyaksikan tattvalaksana, tidak mundur lagi, berarti tak tergoyahkan dalam kebenaran utama. Kebenaran utama adalah tattvalaksana, menyaksikan tattvalaksana berarti menyaksikan cahaya terang Buddhata diri, setelah kemunculan cahaya diri, dapat mengetahui kelak menjadi Buddha apa. Oleh karena itu menyaksikan tattvalaksana, kebenaran utama, saat itu tidak akan mundur dari Bodhicitta, disebut acala.
Leluasa pada Sarwadharma
Dharmaraja menjelaskan ini menandakan sudah sepenuhnya memahami Buddhadharma, sehingga menjadi mahaleluasa. Dharmaraja menjadikan Sariputra sebagai perumpamaan, tapi karena pada tubuh Arhat tidak diperbolehkan ada bunga, sehingga ketakutan dan berusaha menyapu bunga dari tubuhnya. Buddha yang sejati tak gentar, dalam berbagai lingkungan tidak gentar, di berbagai lingkungan leluasa. Kemudian Dharmaraja menyanyikan tiga lagu untuk semua, serta menyampaikan bahwa sunya dapat mengatasi semua, dalam segala hal leluasa.
Dharmadesana Bukan Ada Bukan Pula Tiada
‘Ada’ adalah kebijaksanaan pembeda, ‘tiada’ adalah kebijaksanaan sejati. Saat Berdharmadesana ada kebijaksanaan sejati, juga ada kebijaksanaan pembeda, keduanya berfungsi bersama, merupakan: ‘Bukan ada, bukan pula tiada’, sudah melebur. Oleh karena itu, dia ada atribut makhluk, pun tiada atribut makhluk.
Nidana Melahirkan Sarwadharma
Tiada Diri Tiada Pembuat Tiada Penerima
Karma Baik dan Buruk pun Tidak Lenyap
"Nidana melahirkan sarwadharma" menggunakan kebijaksanaan pembeda, melalui nidana melihat semua makhluk. Setelah mengamati nidana semua makhluk, baru bisa menggunakan Buddhadharma untuk membimbing semua makhluk. Buddha Sakyamuni pernah mengatakan, "Segala sesuatu lahir karena nidana, pun lenyap selaras nidana." Setelah mencapai kedamaian sejati, memperoleh kebijaksanaan sejati, nidana pun lenyap. "Tiada diri, tiada pembuat, tiada penerima." Ini adalah kebijaksanaan sejati, "Karma baik dan buruk pun tidak lenyap." Ini adalah kebijaksanaan pembeda. Kenapa ada alam neraka, alam preta, enam alam kelahiran, karena ada sebab dan akibat. Dunia yang beratribut, pasti ada sebab dan akibat. Namun sampai pada "Tiada diri, tiada pembuat, tiada penerima" berarti kebijaksanaan sejati, juga merupakan kebijaksanaan mula.
Usai Dharmadesana, tiba di pengujung upacara. Pada upacara kali ini, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Avenika Bodhisatwa Maitryea dan Abhiseka Visualisasi Awan Putih Maitreya, segenap hadirin juga mendapatkan anugerah angpao berkah dari Dharmaraja, semua pulang dengan penuh sukacita.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaMaitreya
#SutraVimalakirti
Yidam Homa Minggu depan #ManoharaVasudhara
Informasi Pendaftaran Upacara Taiwan Lei Tsang Temple:
https://tbsec.org/公佈看板/〈台灣雷藏寺〉網路報名系統%20正式上線!
Upacara Homa Taiwan Lei Tsang Temple setiap hari Sabtu pukul 14:00
Siaran langsung Upacara Homa di Taiwan Lei Tsang Temple (Bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/@TBSEC/streams
Siaran langsung Upacara Homa di Taiwan Lei Tsang Temple (Bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsec2010/streams
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV