Kegiatan Hari Raya Waisak di Candi Agung Borobudur

Kegiatan Hari Raya Waisak di Candi Agung Borobudur
#LiputanLianhuaQiujindariJakarta

Kegiatan hari raya Waisak yang sempat terhenti selama tiga tahun karena pandemi, akhirnya pada tahun ini kembali meriah! Meskipun tahun lalu Candi Borobudur telah dibuka, tapi jumlah pengunjung masih dibatasi. Tahun ini telah terbuka sepenuhnya, sehingga pada hari raya Waisak tanggal 4 Juni 2023, sejak pagi Candi Mendut telah dipenuhi oleh ribuan pengunjung, semua bersiap untuk mengikuti kirab dari Candi Mendut menuju ke Candi Borobudur.

Seperti tradisi sebelumnya, dua hari sebelum hari raya Waisak, dibentuk tim khusus untuk menjemput api Dharma dan air berkah, yang bertugas untuk mengambil air dari Umbul Jumprit dan api dari Mrapen, untuk kemudian dibawa untuk disemayamkan di Candi Mendut, dan diadhisthana melalui puja yang dilakukan secara bergilir oleh berbagai sekte Buddhis dalam naungan WALUBI. Pada hari raya Waisak, segenap Sangha dan umat Buddha akan bersama membawa air berkah dan api Dharma menuju ke mandala Candi Agung Borobudur, kemudian ritual adhisthana dari berbagai sekte Buddhis, dan dilanjutkan dengan bermeditasi bersama menanti detik-detik Waisak yang pada tahun ini jatuh pada pukul 10:41 WIB.

Majelis Zhenfo Zong Kasogatan diwakili oleh Pandita Dharmaduta Tasimun berpartisipasi dalam upacara mengundang api Dharma di Mrapen, dan Pandita Dharmaduta Suyamto berpartisipasi dalam upacara mengundang air berkah di Umbul Jumprit. Pada sore hari, 2 Juni 2023, api Dharma dibawa menuju ke Candi Mendut. Rombongan Acarya Shi Lianfei (釋蓮飛上師), Dharmacarya Shi Lianhong (釋蓮轟教授師), dan Biksu Shi Lianzan (釋蓮瓚法師) dari bandara langsung menuju ke lokasi untuk memandu segenap pandita menghadiri upacara adhisthana untuk api Dharma. Usai upacara, secara kebetulan berjumpa dengan Acarya Dehui (德輝上師) dari Seattle yang sedang melakukan meditasi berjalan di Candi Mendut, Acarya Lianfei dan rombongan berjumpa dengan Acarya Dehui, kemudian membahas berbagai kegiatan hari raya Waisak. Berkat penjelasan dan undangan dari Acarya Lianfei, Acarya Dehui pun menyanggupi untuk turut hadir dalam kegiatan selanjutnya selama dua hari.

Sore hari kedua adalah upacara menyambut air berkah, Majelis Madha Tantri dan Majelis Zhenfo Zong Kasogatan memutuskan untuk bersama melakukan penjapaan, sehingga rombongan Zhenfo Zong tampak semakin agung, ada tiga orang Acarya: Acarya Lianfei, Acarya Dehui, dan Acarya Lianzhao (蓮照上師), satu orang Dharmacarya, dua orang biksu, dua orang Pandita Dharmaduta, dan sembilan orang Pandita Lokapalasraya. Meskipun bergabung secara mendadak, dipandu oleh Acarya Lianfei, semua masuk lokasi perayaan Waisak dengan tertib dan khidmat. Usai penjapaan, semua keluar dari lokasi dengan tertib, mendapatkan pujian dari semua peserta di arena.

Hari ketiga merupakan puncak kegiatan, demi menyambut detik-detik Waisak, semua rombongan telah mulai berkumpul pada pagi hari pukul 5, dan kirab dimulai pada pukul 06:30. Acarya Lianfei dan Acarya Lianzhao diundang untuk duduk di atas kendaraan karnaval yang membawa air berkah dan api Dharma, sedangkan Acarya Dehui, Dharmacarya Lianhong, dan Biksu Lianzan ikut dalam kirab anggota Sangha. Di antara rombongan kirab, umat Majelis Zhenfo Zong Kasogatan yang paling banyak, semua mengenakan pakaian atas berwarna merah marun, terlihat sangat rapi, di depan barisan terdapat para pandita yang berjalan sembari memegang spanduk kuning. Keluar dari wilayah Candi Mendut, banyak umat yang semula tidak bisa masuk ke wilayah candi karena keterbatasan daya tampung, segera bersatu masuk bergabung dalam barisan. Sepanjang jalan banyak yang memotret, semua berjalan sambil menjapa Mantra Hati Guru, suara mantra ini bahkan membuat umat dari sekte lain yang semula hanya memotret, timbul keinginan untuk tetap tinggal dan melantunkan Mantra Hati Guru, hingga akhirnya ikut bergabung dalam barisan.

Ketika kirab telah memasuki Mandala Utama Candi Agung Borobudur, segenap anggota Sangha dipersilakan duduk di panggung depan mandala, kemudian umat duduk di bawah. Karena jumlah peserta terlampau banyak, sebagian umat terpaksa beristirahat di bawah tenda masing-masing, sembari menunggu waktu upacara. Pihak panitia mempersilakan tamu agung memberikan kata sambutan, di saat mendekati tengah hari, matahari bersinar cerah, segenap umat dan anggota Sangha mesti bertahan di bawah terik matahari, duduk bermeditasi, melatih ksantiparamita. Umat yang berada di altar masing-masing, dibimbing oleh pandita untuk melakukan visualisasi dan bersama masuk samadhi.

Usai upacara, Acarya, Dharmacarya, biksu, dan pandita kembali ke tenda, bersama menikmati konsumsi santap siang. Pada pukul 1 siang, segenap umat Zhenfo Zong Kasogatan berhimpun di dalam tenda, di sana telah berdiri mandala Zhenfo Zong yang sangat agung, semua dikirim langsung dari Vihara Vajra Bumi Nusantara di Jakarta, dan disusun selama seharian penuh, semua demi meningkatkan rasa khidmat dalam puja hari raya Waisak, dan usai pujabakti mesti dibongkar lagi, dan dikirim kembali ke Jakarta.

Umat yang datang dari berbagai tempat ibadah di wilayah Jawa Tengah berjumlah sekitar lebih dari seribu dua ratus orang, relawan dari Vihara Vajra Bumi Nusantara dengan ramah membagikan konsumsi, baik itu untuk sarapan, santap siang, dan santap malam, semua telah dipersiapkan dengan baik, tampak bahwa segenap relawan telah terlatih dan melayani dengan sepenuh hati. Di luar wilayah tenda, terdapat tempat pembuangan sampah, sehingga bagian dalam tenda tetap terjaga kebersihannya.

Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Sakyamuni pun dimulai, mempersilakan upacarika: Acarya Shi Lianfei untuk mempersembahkan dupa, memandu mahanamaskara, dan seluruh tata ritual dijalankan dengan penuh khidmat. Usai pujabakti, Acarya Lianfei Berdharmadesana, mengingatkan segenap umat Sedharma untuk selalu ingat berhimpun bersama di Candi Agung Borobudur setiap hari raya Waisak, sebab ini merupakan momen yang sangat penting. Kelak pemerintah akan menetapkan Candi Agung Borobudur sebagai tempat suci bagi agama Buddha, sehingga bukan hanya merupakan sebuah tempat wisata belaka, oleh karena itu, Ditjen Bimas Buddha mengundang Zhenfo Zong untuk menggelar persamuhan akbar di Candi Agung Borobudur setiap tahun. Tahun ini, telah ditetapkan untuk menyelenggarakan upacara agung pada tanggal 29 Juli 2023 di Candi Agung Borobudur, mari kita semua bersama memberikan dukungan.

Usai pujabakti, Pandita Tasimun mengingatkan, ada lebih dari 30 kepala keluarga yang tampil membawa anaknya untuk memohon Abhiseka Sarana, Acarya Lianfei pun mewakili Mulacarya Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada mereka. Usai abhiseka, semua berfoto bersama, kemudian bersama menyanyikan lagu selamat ulang tahun, sekaligus merekam momen untuk video ucapan selamat ulang tahun persembahan bagi Mulacarya. Selain itu, juga membuat video pendek untuk menyapa Ibu Winarni Harsono yang pada tahun ini berhalangan untuk hadir dalam kegiatan kali ini. Acara ditutup dengan Upacara Abhiseka Buddha, setiap umat yang selesai mengabhiseka (memandikan) pratima Buddha memperoleh bingkisan kecil, dan pulang dengan membawa kotak santap malam yang telah dibagikan oleh panitia.

Pada tanggal 4 Juni 2023, pukul 9 pagi, di Vihara Vajra Bumi Nusantara (Yinni Leizangsi/印尼雷藏寺), Pandita Lokapalasraya memandu siswa sekolah minggu dan umat, berpujabakti bersama di baktisala, dan menjalani Upacara Abhiseka Buddha (memandikan pratima Pangeran Siddharta). Sungguh tak terduga, umat yang hadir jauh lebih banyak dari biasanya, memenuhi baktisala. Dari serangkaian kegiatan yang sangat meriah ini, dapat kita ketahui betapa istimewanya hari raya Waisak dalam sanubari segenap umat Buddha di Nusantara.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。