3 Juni Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Ksitigarbha di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanSeattleLingShenChingTzeTemple Lianhua Hanyu (蓮花涵予)
Pada tanggal 3 Juni 2023, Seattle menyambut cuaca baik yang sangat langka, di bawah langit biru nan jernih, keempat golongan siswa dengan rasa bakti terhadap Mulacarya Liansheng, berdatangan ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺), untuk berpartisipasi dalam pujabakti, mendengarkan Dharmadesana unggul dari Dharmaraja Liansheng.
Usai pujabakti, Dharmaraja mengungkapkan nidana diri sendiri yang sangat mendalam dengan Bodhisatwa Ksitigarbha. Pratima Buddha pertama yang dipahat dengan biaya sendiri adalah Bodhisatwa Ksitigarbha. Baktisala vihara cikal bakal juga mempersemayamkan Bodhisatwa Ksitigarbha, dan sangat besar respon spiritualnya, Beliau merupakan belahan tubuh dari Bodhisatwa Ksitigarbha di Gunung Jiuhua, Anhui, Tiongkok.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan 1: Jika siswa berpartisipasi dalam upacara yang dipimpin oleh Mulacarya, tapi bertepatan dengan masa datang bulan selama beberapa hari, apa yang harus siswa lakukan?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Tidak ada larangan, cukup berpartisipasi secara wajar. Meskipun pria dan wanita berbeda, tapi Buddhata tiada berbeda, semua setara.
Pertanyaan 2:
Di internet siswa melihat ada orang yang menulis perihal larangan seputar Sutra Vajra, di dalamnya disebutkan "Tidak boleh membaca nama varga dalam Sutra Vajra", bahkan mengatakan: "Putra Mahkota Zhaoming yang membagi Sutra Vajra menjadi 32 varga, dan karena pembagian varga tersebut menyebabkan kemerosotan.", mohon petunjuk Mulacarya, apakah nama varga dalam Sutra Vajra tidak boleh dibaca?
Setelah memohon petunjuk Buddha dan Bodhisatwa, Dharmaraja Liansheng menjawab: "Boleh dibaca, membacanya tidak ada efek buruk."
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 2, Varga Upaya Kausalya:
"Tubuh ini adalah dusta, meskipun dimandikan, mengenakan pakaian, dan dipelihara dengan makanan, pada akhirnya harus lapuk dan binasa; Tubuh ini merupakan bencana, ratusan penyakit dan kerisauan; Tubuh ini laksana pegunungan dan air sumur, ditindas oleh usia tua; Tubuh ini tidak pasti, dan sudah pasti mati; Tubuh ini laksana ular berbisa, laksana perampok, laksana gugus kosong, perpaduan dari skanda dan ayatana. Wahai para bijaksanawan!"
Minggu lalu telah dibahas, tubuh manusia, dari kepala sampai kaki, semua kotor, sekresi dari berbagai bagian tubuh berbau busuk, dari lahir sampai mati semua tidak bersih, bayi dalam kandungan ibu diliputi oleh air ketuban, kelak meninggal dunia bau busuk mayatnya akan jauh lebih menyengat.
Berikutnya membahas "Tubuh ini dusta", tubuh manusia merupakan perpaduan caturmahabuta elemen tanah, air, api, dan angin, merupakan wujud kombinasi yang dibabarkan dalam Sutra Vajra. Tubuh ini adalah diri palsu, begitu caturmahabuta terurai, diri palsu ini pun sirna. Saat caturmahabuta tidak seimbang, akan muncul berbagai macam penyakit aneh. Tubuh yang merupakan perpaduan sementara dari caturmahabuta ini dusta, palsu, dalam agama Buddha disebut sebagai diri palsu atau diri ilusi, tidak nyata.
"Meskipun dimandikan, mengenakan pakaian, dan dipelihara dengan makanan, pada akhirnya harus lapuk dan binasa."
Tubuh dusta ini, pada akhirnya pasti akan mengalami terurainya caturmahabuta, pasti akan mati. Meskipun mandi bersih, mengenakan pakaian bersih, mengonsumsi makanan bergizi, mempraktikkan gaya hidup sehat, pada akhirnya pasti akan lapuk dan binasa, pasti akan mati, tidak ada manusia yang bisa hidup abadi.
"Tubuh ini merupakan bencana, ratusan penyakit dan kerisauan."
Apa yang dimaksud dengan bencana? Yaitu bencana ketidakseimbangan elemen tanah, air, api, dan angin. Bencana tanah, seperti polio. Bencana elemen api, seperti sindrom iritasi usus besar. Bencana elemen air, seperti edema, asites, dan edema paru. Bencana elemen angin, seperti kedua tangan tidak bisa diangkat sampai ke telinga, saat berdiri kaki berbentuk O atau X, bahkan tidak bisa berjalan.
"Tubuh ini laksana pegunungan dan air sumur, ditindas oleh usia tua."
Tubuh manusia bisa diumpamakan sebagai pegunungan dan air sumur. Manusia bisa menua, seperti gunung bisa longsor, seperti air sumur bisa mengering. Gunung menjulang tinggi, tampak kokoh tak tergoyahkan, padahal sesungguhnya tidak kekal. Kerak bumi sering bergerak, dasar samudra pun bisa menjadi gunung tinggi, gunung tinggi pun juga bisa runtuh.
Menggunakan sumur untuk mengumpamakan tubuh manusia, baik sekali. Saat usia telah menua, air sumur pun mengering, tidak ada lagi air ludah, mulut dan lidah kering. Di masa muda, sumur ini seimbang dan dalam kondisi baik, glotis bisa terbuka normal, udara masuk saluran napas, makanan dan minuman masuk saluran pencernaan. Setelah menua, fungsi glotis terganggu, makanan dan minuman tidak masuk saluran cerna, malah masuk saluran napas, menyebabkan tersedak. Saat makan dan minum, manula sering tersedak, ini yang disebut: "ditindas oleh usia tua." Kecuali berlatih yoga, prana, nadi, dan bindu, meskipun sudah lanjut usia, liur tetap melimpah.
"Tubuh ini tidak pasti, dan sudah pasti mati."
Tubuh manusia tidak pasti, kapan bencana akan tiba, kapan akan mati, semua tidak bisa diprediksi. Biasanya baik-baik saja, mendadak divonis menderita tumor kanker stadium akhir; Semula gembira bertamasya, tapi belum tentu bisa pulang dengan selamat; Ada pula beberapa yang diam di rumah, pesawat jatuh menimpa rumah, tetap saja mati.
"Tubuh ini laksana ular berbisa." Bukan berarti tubuh kita seperti ular berbisa, melainkan di setiap bagian terdapat racun, saat tubuh terpapar benda beracun, manusia bisa mati.
"Laksana perampok." Tubuh juga seperti dirampok habis, di saat bagian tertentu dirampok, fungsinya pun terganggu, organ pun rusak. "Laksana gugus kosong" Manusia pada dasarnya merupakan perpaduan ilusi dari caturmahabuta, kombinasi sesaat, tubuh ini pada dasarnya kosong, diri palsu, ilusi, sunya.
"Perpaduan dari skanda dan ayatana."
Pancaskanda antara lain: rupa, vedana, samjna, samskara, vijnana, selain itu, juga terbentuk dari sadvijnana, sadayatana. "Perpaduan", tubuh kita adalah wujud kombinasi, terbentuk dari perpaduan dari pancaskanda, sadvijnana, astadasa-datavah. Semua itu berpadu, dan terus berubah, membentuk tubuh kita, tapi, terus berubah sampai akhirnya satu kata: mati.
"Wahai para bijaksanawan!" Semua orang yang datang menjenguk. Asal ada yang datang menjenguk Arya Vimalakirti, Beliau akan membabarkan kebenaran ini, memberitahu bahwa tubuh ini tidak baik. Tubuh hanya gabungan palsu dari pancaskanda, sadvijnana, dan astadasa-datavah, dan membawa banyak penyakit. Tubuh kita adalah diri palsu, diri ilusi, dasarnya adalah sunya. Jika tidak ada Buddhata yang mengoperasikan tubuh ini, maka tubuh ini tidak akan berguna.
Kata-kata Dharmadesana Mulacarya luhur laksana untaian mutiara, disambut dengan tepuk tangan membahana. Usai Dharmadesana, Mulacarya berwelas asih mengadhisthana segenap umat, dan pujabakti malam hari ini pun telah usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaKsitigarbha
Pujabakti minggu depan #BhagavatiCundi
#SutraVimalakirti