19 November 2023 Upacara Homa Tathagata Mahavairocana di Rainbow Temple
Liputan TBSN Lianhua Lihua
#TBSN蓮花麗樺報導
Pada tanggal 19 November 2023, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng memimpin Upacara Homa Tathagata Mahavairocana (Dari Rulai/大日如來). Usai upacara, Dharmaraja Liansheng mengumumkan bahwa Istadewata homa minggu depan adalah Bodhisatwa Sarvanivaranaviskambhin (Chugaizhangpusa/除蓋障菩薩), Dharmaraja menjapa Mantra Hati: "Om. Nesalaya. Suoha", kemudian memperagakan mudra kepada para hadirin.
Dharmaraja Liansheng membabarkan bahwa Tathagata Mahavairocana adalah pemimpin spiritual paling agung dalam Tantra, Beliau adalah Vairocana, atau Vajra Menerangi Semua. Dapat digambarkan sebagai ayah dari Vajrasattva, merupakan Istadewata paling agung di antara Buddha Pancadhyani. Tangan membentuk Mudra Pancajnana, merepresentasikan lima jenis kebijaksanaan ada pada genggaman tangan-Nya, disebut juga Mudra Jnanamusti. Tathagata Mahavairocana merupakan Istadewata utama di Vajradhatu dan Garbhadhatu. Dharmaraja menjelaskan bahwa Vajradhatu adalah hasil, yang juga merupakan Dharmadhatu Jnana; Sedangkan Garbhadhatu adalah sebab, yaitu meninggalkan Dharmadhatu. Ada Garbhadhatu, baru ada Vajradhatu.
Mantra Hati Mahavairocana Vajradhatu adalah: "Om. Biezhadadu. Fan.", dalam bahasa Indonesia, ‘dadu’ (satu) berarti nomor satu, merepresentasikan kebijaksanaan nomor satu. Mantra Hati Mahavairocana Garbhadhatu adalah: "A. Wei. La. Hom. Kan." Merepresentasikan alam semesta. Stupa pancacakra Garbhadhatu adalah elemen tanah, air, api, angin, dan akasa, melambangkan bahwa alam semesta merupakan perpaduan elemen tanah, air, api, angin, dan akasa.
Mudra Vajradhatu Mahavairocana adalah Mudra Jnanamusti, sedangkan Mudra Garbhadhatu adalah Mudra Dharmadhatu Samadhi. Dharmakaya dari Buddha Sakyamuni adalah Tathagata Mahavairocana, sambhogakaya adalah Buddha Locana, nirmanakaya adalah Buddha Sakyamuni.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa mohon petunjuk Mulacarya, jika tempat ibadah mengundang Acarya untuk memimpin upacara, tapi pratima Istadewata upacara cenderung rumit, misalnya banyak kepala, banyak tangan, banyak kaki, seperti: Avalokitesvara Sahasrabhuja Sahasranetra, Bhagavati Cundi, Yamantaka, dan lain-lain. Siswa belum tentu bisa memvisualisasikan Istadewata tersebut dengan sangat detail dan jelas, bahkan jika berusaha untuk memvisualisasikannya dengan jelas, pasti membutuhkan waktu lama, dan belum tentu bisa divisualisasikan dengan utuh. Mohon petunjuk Mulacarya, sebagai seorang Acarya upacarika, bagaimana menentukan pilihan?
Dharmaraja Liansheng menjelaskan, bisa menatap pratima Istadewata, sampai saat menutup mata keseluruhan pratima bisa muncul. Pada saat yang sama, juga menekankan tidak perlu tiap Dharmayudham divisualisasikan dengan jelas, cukup mematri pratima tersebut di tengah angkasa. Jika mengalami kesulitan, bisa visualisasikan wajah bagian tengah. Jika masih belum sanggup, bisa visualisasikan mata ketiga Istadewata. Satu merepresentasikan semua, banyak adalah satu, bisa memvisualisasikan mudranya dengan sangat detail sudah merepresentasikan semua. Sesuaikan dengan waktu yang tersedia, yang penting berupaya dengan sepenuh tenaga.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Teks Sutra:
Bagian 5: Varga Manjusri Menanyakan Kabar
"Siapakah abdi? Semua Mara, dan semua tirthika, semua adalah abdi-Ku. Mengapa demikian? Para Mara menggandrungi kelahiran dan kematian, Bodhisatwa tidak mencampakkan kelahiran dan kematian; Tirthika menggandrungi berbagai pandangan, Bodhisatwa tidak tergoyahkan oleh berbagai pandangan."
Manjusri mengatakan: "Sakit yang diderita oleh Arya Upasaka, mengapa menampilkan berbagai atribut tersebut?" Arya Vimalakirti menjawab: "Sakit ini, pada tubuh? Atau pada hati?" Jawaban: "Bukan pada tubuh, sebab meninggalkan atribut tubuh; Pun bukan hati, sebab hati laksana ilusi." Tanya: "Elemen tanah, air, api, dan angin, caturmahabhuta ini, sakit itu ada pada yang mana?" Jawab: "Sakit ini bukan pada elemen, pun tidak meninggalkan elemen tanah, elemen air, api, maupun angin, demikianlah. Penyakit para insan, timbul dari caturmahabhuta, karena mereka sakit, maka Aku sakit."
Dharmaraja menjelaskan, Bodhisatwa Manjusri bertanya kepada Arya Vimalakirti, mengapa kamarnya kosong melompong, bahkan tidak ada satu pun abdi. Arya Vimalakirti menjawab: Semua Mara dan tirthika adalah abdi-Ku. Mengapa? Mara sangat mempersoalkan kelahiran dan kematian, sedangkan Bodhisatwa tidak memandang penting kelahiran dan kematian, sehingga tiada datang dan tiada pergi. Bagi Mara tetap ada konsep datang dan pergi, demikian pula bagi tirthika. Tirthika punya pandangan sesat, berbagai jenis pandangan, sedangkan bagi Bodhisatwa pandangan dan nonpandangan semua adalah sunya, melihat segala sesuatu hati tak goyah.
Bodhisatwa Manjusri bertanya kepada Arya Vimalakirti, apa wujud sakitnya. Arya Vimalakirti menjawab, sakit diri ini tidak berwujud, tidak tampak. Bodhisatwa Manjusri bertanya lagi, sesungguhnya penyakitnya adalah jasmaniah atau psikis. Arya Vimalakirti menjawab, bukan penyakit jasmani, sebab tubuh merupakan perpaduan catur mahabhuta, sesungguhnya sunya. Bukan pula penyakit psikis, sebab hati ini tidak berwujud, juga sunya.
Bodhisatwa Manjusri bertanya lagi kepada Arya Vimalakirti, penyakit tersebut karena elemen mana yang tidak seimbang? Arya Vimalakirti menjawab penyakit diri ini bukan disebabkan caturmahabhuta, pun tidak terpisah dari caturmahabhuta. Bukan elemen tanah, tapi juga elemen tanah, bukan elemen air, pun merupakan elemen air, bukan elemen api pun merupakan elemen api, bukan angin pun merupakan angin. Penyakit insan diakibatkan oleh caturmahabhuta, insan sakit maka Aku pun sakit, insan tidak sakit maka Aku tidak sakit.
Dharmaraja mengungkapkan titik berat dari tuturan Arya Vimalakirti: "Makhluk sakit, maka Aku pun sakit, makhluk tidak sakit, maka Aku pun tidak akan sakit, sebab semua makhluk telah diseberangkan, semua tidak lagi berpenyakit, semua sudah habis diseberangkan, jadi untuk apa Aku masih datang ke dunia saha?" Para makhluk melekat pada penyakitnya, Bodhisatwa tidak akan melekat pada penyakit, di sini letak perbedaannya. Sebab semua makhluk belum sadar, sedangkan Bodhisatwa sudah tergugah.
Usai Dharmadesana yang sangat sarat makna Dharma, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Mahavairocana Garbhadhatu dan Vajradhatu kepada segenap hadirin, upacara pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 11:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 06:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#TathagataMahavairocana
Upacara minggu depan #BodhisatwaSarvanivaranaviskambhin
#SutraVimalakirti