2 Desember 2023 Pujabakti Sadhana Bodhisatwa Avalokitesvara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
【Berita Seattle Ling Shen Ching Tze Temple/ Kouyinxin】
Pada tanggal 2 Desember 2023, pukul 8 malam, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺) menyelenggarakan pujabakti Sadhana Istadewata Bodhisatwa Avalokitesvara (Guanshiyin Pusa/觀世音菩薩), dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin. Demi menyambut hari Natal, vihara cikal bakal mendekorasi ruangan dengan sangat indah, baktisala menjadi semakin semarak. Lampu natal menyala laksana kilau permata, digantungkan di antara ranting pohon, memancarkan terang yang lembut, menambah sukacita di lingkungan vihara.
Usai pujabakti, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa Bodhisatwa Avalokitesvara adalah Bodhisatwa Mengamati Suara Dunia (Guanshiyin Pusa) sekaligus merupakan Bodhisatwa Pengamatan Leluasa (Guanzizai Pusa), alam suci-Nya adalah alam suci Penembusan Universal. Sesungguhnya tempat apa pun adalah alam suci, dunia fana ini juga alam suci, seperti alam suci Shambala dari Vajra Kalacakra, merupakan alam suci yang tersembunyi, ada di dunia saha kita ini. Zangdog Palri di alam suci Udiyana dari Guru Padmasambhava juga ada di dunia manusia. Bahkan di alam neraka pun juga ada alam suci, yaitu alam suci Cuiwei Bodhisatwa Ksitigarbha. Alam suci Padmakumara ada di Mahapaminiloka. Alam suci Raja Naga Mozuo ada di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, istana Beliau ada di dalam batu Raja Naga.
Dari sini ke arah barat melewati Buddhaksetra sebanyak 1 triliun, adalah Sukhavatiloka. 1 triliun Buddhaksetra sangat jauh, tetapi asalkan hati Anda diarahkan ke sana, sesungguhnya dalam sekejap pikiran dapat mencapainya. Dunia ini sungguh menakjubkan, alam suci Shambala jelas-jelas ada di dunia saha, tetapi Anda tidak bisa melihatnya, tetapi jika hati Anda mengarah kepadanya, terus menjapa Mantra Vajra Kalacakra: "Om. Ha. Ka Ma La. Wa La Ya. Suoha" dalam sekejap pikiran Anda akan mencapainya. Oleh karena itu, melafal Amituofo, dapat mencapai Sukhavatiloka.
Dharmaraja Liansheng menyampaikan ungkapan terima kasih kepada segenap umat yang mendoakan Dharmaraja dan Gurudara, semua umat telah tekun melafal Sutra Raja Agung, Sutra Mahadewi Yaochi, Sutra Satyabuddha, Sadhana Pertobatan, dan lain-lain, menyalurkan jasa demi kesehatan Mahaguru dan Gurudara. (hadirin bertepuk tangan)
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
1. Pada umumnya sadhaka memiliki Istadewata masing-masing, saat menekuni pembangkitan kundalini, apakah manunggal dengan Istadewata atau Mulacarya diri sendiri, atau manunggal dengan Vajravarahi?
2. Berlatih vajramusti sangat penting bagi olah prana, nadi, dan bindu, untuk membuka nadi. Jika sadhaka tidak berlati vajramusti, pada saat latihan pembangkitan kundalini sehari-hari, menggunakan gerakan roh tubuh sendiri (gerakan prana), menggerakkan dan mengguncang tubuh untuk membuka nadi, membantu membangkitkan kundalini mencapai bagian kepala, apakah penekunan semacam ini sesuai kaidah Dharma?
3. Jika saat sadhaka meninggal dunia, ingin mengirimkan kesadaran diri sendiri dari cakra muladhara sampai ke puncak kepala, memasuki Hati Istadewata, langsung terlahir di Siddhi Istadewata, apakah semasa hidup sudah harus berhasil membuka ubun-ubun, dan berhasil menembus nadi tengah, atau persyaratan lainnya?
Jawaban Dharmaraja Liansheng:
1. Saat berlatih pembangkitan kundalini, Anda mesti bervisualisasi Vajravarahi ada di empat jari di bawah cakra manipura, ada segitiga, dan Vajravarahi adalah api di tengah dua segitiga. Terlebih dahulu kita menekuni Caturprayoga, Guruyoga, baru kemudian Istadewata Yoga, dan masuk ke Sadhana Internal. Membangkitkan kundalini, mesti manunggal dengan Vajravarahi.
2. Benar, sesuai tata Dharma, sebenarnya pergerakan prana adalah vajramusti. Senam Taiji juga sangat baik, bisa membantu menembuskan nadi-nadi Anda. Saat nadi tersumbat, prana tidak lancar, timbul penyakit. Oleh karena itu, sehari-hari mesti olah raga, berlatih yoga. Senam Taiji sesungguhnya juga merupakan olah prana, nadi, dan bindu.
3. Tentu saja. Ubun-ubun mesti terbuka, nadi tengah harus tembus. Jika ubun-ubun tidak terbuka, maka dari mana keluar? Tantra wajib belajar buka puncak kepala, lihatlah bagian tengah puncak kepala Mahaguru ini ada lubang (Mahaguru menundukkan kepala menunjukkan lokasi buka puncak). Jika sanggup menghimpun prana di dalam nadi tengah, kemudian prana jiwa digerakkan di dalam nadi tengah sampai keluar melalui puncak kepala, tidak kembali lagi, inilah mangkat dalam kondisi samadhi.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 5, Varga Manjusri Menjenguk Arya Vimalakirti:
Manjusri bertanya, "Wahai Upasaka, bagaimana Bodhisatwa yang sedang sakit dapat menaklukkan batinnya sendiri?" Arya Vimalakirti menjawab, "Demikianlah yang seharusnya dipikirkan oleh Bodhisatwa yang sedang sakit: Kini aku menderita sakit ini, semua ditimbulkan oleh pikiran khayal dan sesat kekotoran batin di kehidupan lampau, tidak ada dharma yang nyata, siapa yang menderita sakit ini? Mengapa demikian? Karena merupakan perpaduan catur mahabuta, nama palsunya adalah tubuh. Catur mahabuta tidak berpemilik, demikian lah tubuh tanpa diri, dan sakit ini timbul dari kemelekatan akan diri, oleh karena itu tidak semestinya timbul dari diri. Mengetahui dasar penyakit ini, menyingkirkan konsep diri dan konsep makhluk. Bangkitkan konsep dharma, mesti berpikiran demikian, tubuh ini merupakan perpaduan berbagai dharma, timbul hanya dari dharma, lenyap hanya karena dharma, oleh karena dharma ini, tidak saling mengetahui. Saat timbul tidak dikatakan timbul dari diri. Saat lenyap tidak dikatakan lenyap dari diri. Bodhisatwa yang sedang sakit, jika ingin melenyapkan konsep dharma, mesti berpikiran demikian, konsep dharma ini merupakan viparita, dan viparita merupakan penyakit berat, sepatutnya aku tinggalkan!"
Manjusri bertanya, "Wahai Upasaka, bagaimana Bodhisatwa yang sedang sakit dapat menaklukkan batinnya sendiri?"
Bodhisatwa Manjusri bertanya kepada Upasaka Vimalakirti, kini, bagaimana cara Bodhisatwa yang sakit bisa menaklukkan batin sendiri?
Vimalakirti menjawab, "Demikianlah yang seharusnya dipikirkan oleh Bodhisatwa yang sedang sakit."
Arya Vimalakirti menjawab, Bodhisatwa yang sedang sakit semestinya berpikir demikian.
"Kini aku menderita sakit ini, semua ditimbulkan oleh pikiran khayal dan viparita, serta kekotoran batin di kehidupan lampau."
Kadang sakit yang diderita manusia merupakan buah dari karma kehidupan lampau, tetapi karmavarana lampau belum tentu dari kehidupan lampau, sebab pikiran yang sesat juga sudah tergolong lampau. Pikiran sebelumnya itu sudah tergolong kehidupan lampau. Mengapa bisa jatuh sakit? Sebab pikiran khayal dan viparita, serta semua klesa.
"Tidak ada dharma yang nyata, siapa yang menderita sakit ini? Mengapa demikian?"
Sakit tidak datang dan tidak pergi, tidak ada siapa pun yang menderita sakit ini. Mengapa bisa demikian?
"Karena merupakan perpaduan catur mahabuta, nama palsunya adalah tubuh."
Tubuh jasmani ini palsu, sebab merupakan perpaduan catur mahabuta: elemen tanah, air, api, dan angin.
"Catur mahabuta tidak berpemilik, demikian lah tubuh tanpa diri."
Catur mahabuta ini tidak memiliki sifat diri, tidak ada dalam tubuh jasmani ini yang disebut ‘diri’.
"Sakit ini timbul dari kemelekatan akan diri."
Namun penyakit ini, dikarenakan diri sendiri mengira ada diri, adanya diri barulah mengakibatkan adanya sakit.
"Oleh karena itu tidak semestinya timbul dari diri. Mengetahui dasar penyakit ini, menyingkirkan konsep diri dan konsep makhluk."
Tidak boleh ada konsep diri, diri ini sunya. Karena mengetahui sebabnya adalah melekat kepada diri, ada makhluk maka ada sakit, oleh karena itu, Bodhisatwa yang sedang sakit mesti menyingkirkan konsep diri, konsep makhluk.
"Bangkitkan konsep dharma."
Membangkitkan konsep pemikiran lingkungan.
Dalam sekte Chan sering dibahas mengenai tuan rumah dan tamu, Buddhata adalah tuan rumah, sedangkan lingkungan eksternal seperti rumah, mobil, tubuh kita, dan lain sebagainya, semua ini adalah tamu.
mesti berpikiran demikian, tubuh ini merupakan perpaduan berbagai dharma, timbul hanya dari dharma, lenyap hanya karena dharma, oleh karena dharma ini, tidak saling mengetahui. Saat timbul tidak dikatakan timbul dari diri. Saat lenyap tidak dikatakan lenyap dari diri.
"Timbul hanya dari dharma, lenyap hanya karena dharma."
Ini adalah nidana, timbul karena nidana, lenyap karena nidana, sesungguhnya tiada timbul dan tiada lenyap.
"Oleh karena dharma ini, tidak saling mengetahui."
Apakah tanah mengetahui air? Tidak tahu! Catur mahabuta tidak memiliki sifat diri, tentu saja tidak tahu apa pun, tidak saling mengetahui.
"Saat timbul tidak dikatakan timbul dari diri. Saat lenyap tidak dikatakan lenyap dari diri."
Timbul dan lenyapnya tidak akan Anda ketahui. Inilah tiada datang dan tiada pergi.
"Saat timbul tidak dikatakan timbul dari diri." berarti tiada datang.
"Saat lenyap tidak dikatakan lenyap dari diri." berarti tiada pergi.
"Bodhisatwa yang sedang sakit, jika ingin melenyapkan konsep dharma."
Demi melenyapkan konsep lingkungan.
"Mesti berpikiran demikian."
Mesti berpikiran bagaimana.
"Konsep dharma ini merupakan viparita."
Konsep Dharma, semua tamu, juga viparita.
"Viparita merupakan penyakit berat, sepatutnya aku tinggalkan!"
Buddhata mesti meninggalkan viparita dan semua klesa. Sebenarnya tidak perlu juga meninggalkannya, sebab pada dasarnya tidak ada hubungan apa pun, meninggalkan hanya karena istilah belaka, yang mesti ditulis demikian. Metode-metode inilah yang semestinya digunakan oleh Bodhisatwa yang sedang sakit jika ingin menaklukkan batin diri sendiri.
Usai Dharmadesana yang sangat menarik dan berharga, Dharmaraja Liansheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, mengabhiseka pratima Buddha, dan menggunakan vyajana-camara untuk mengadhisthana segenap siswa yang hadir.
Pengujung acara adalah tanda tangan buku, Dharmaraja duduk di depan meja baktisala, fokus memberikan tanda tangan bagi buku yang dibawa oleh siswa. Di atas meja ditata buku yang terbaru, nomor 297 "Catatan Koleksi Unik", isinya mengenai belahan tubuh dan Dharmakaya. Saat itu, baktisala dipenuhi suasana harumnya buku karya tulis, tiap goresan tanda tangan merupakan berkah dari Mulacarya kepada siswa, semua penuh sukacita, tiap siswa dipenuhi rasa haru.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaAvalokitesvara
Pujabakti minggu depan #BodhisatwaKsitigarbha
#SutraVimalakirti