Jangan Ada Benci - Rangkaian Liputan "Bersama Buddha"
【Berita Seattle Ling Shen Ching Tze Temple】
Pada tanggal 29 April 2024, pada saat santap malam bersama, Dharmaraja Liansheng melihat aneka hidangan di atas meja, timbul inspirasi, dan membahas pentingnya makanan dan minuman. Dharmaraja mengatakan, dengan adanya makanan dan minuman yang sehat, tidak perlu mengonsumsi obat. Makanan dan minuman yang tidak sehat, minum obat pun tidak berguna. Baru-baru ini membaca Ayur Veda dari India, mendapati bahwa beberapa isinya selaras dengan pencerahan Buddha Sakyamuni.
Dharmaraja Liansheng menunjukkan, tubuh jasmani umat manusia merupakan transformasi ulat, di dalamnya penuh bakteri, saat bakteri baik dan bakteri jahat seimbang, tubuh pun sehat. Tanah, air, api, dan angin merupakan elemen pembentuk alam semesta, demikian juga dengan manusia. Mengenai napas, lubang hidung kanan adalah matahari, lubang hidung kiri adalah bulan, matahari dan bulan tidak boleh dipisahkan.
Mengapa Buddha Sakyamuni membabarkan duka kelahiran, lahir juga merupakan penderitaan? Kita tidak ingat penderitaan apa saat lahir, tetapi, janin berusia sekian bulan sudah memiliki jantung, dengan adanya jantung muncul pula kesadaran, ada yang berpendapat sudah berkembang sampai bagian otak, maka sudah ada kesadaran.
Saat kesadaran mulai ada, berarti sudah mulai menderita, sebab sekliling gelap, ada satu benda yang mengikatnya, seolah seperti diikat. Saat itu bayi sudah mulai merasakan, saat ibunya minum teh panas, janin akan merasakan kepanasan, makan makanan dingin, janin merasakan kedinginan. Ibu yang sudah mengandung janin, apa pun yang dia makan akan memengaruhi si jabang bayi. Oleh karena itu, meskipun kita sudah melupakan penderitaan kelahiran, tetapi sesungguhnya janin sudah merasakannya.
Karma yang ditulis dalam Ayur Veda sungguh luar biasa, tiap makhluk yang lahir, semua datang membawa karma. Ada orang bertanya, untuk apa kita datang ke dunia saha? Buddha Sakyamuni sangat hebat, Beliau menjawab: "Melunasi karma", melunasi semua karmavarana diri sendiri, atau diri sendiri kembali menciptakan karma dan lagi-lagi harus melunasinya. Semua yang dialami oleh tubuh adalah karma, segala hal adalah karma, oleh karena itu Buddha mengungkapkan bahwa hidup manusia berarti melunasi karma.
Jangan simpan kebencian dalam hati, begitu benih kebencian tertanam dalam janin, maka benih karmanya adalah kebencian. Oleh karena itu, saat manusia hidup, tidak boleh ada amarah, tidak boleh ada benci, saat Anda membenci seseorang, kelak akan terlahir kembali sebagai suami istri untuk saling menyiksa. Suami istri jika bukan karma baik, berarti karma buruk, jodoh yang datang dari karma baik akan saling toleran, saling menolong. Tetapi jodoh yang seperti air dan api, pada akhirnya akan menghasilkan akibat yang sangat buruk.
Karma yang dibahas dalam Ayur Veda bukan hanya karma perorangan, bahkan keluarga, negara, seluruh dunia adalah karma. Orang yang punya kemampuan mengetahui kehidupan lampau, akan tahu kelak Anda akan mengalami apa, tidak bisa lolos dari karma, kecuali mengubahnya dengan Buddhadharma, jika tidak mengubahnya dengan Buddhadharma, maka karma itu sudah pasti harus Anda tanggung. Kebenaran yang diungkap dalam Ayur Veda sungguh luar biasa, sedangkan pembabaran Buddha membuktikan karma, semua benar adanya.
Dharmaraja mengungkapkan, jika diri sendiri mangkat, tiada suatu apa pun, mengikis semua karmavarana diri, saat waktunya mangkat, maka mangkat, tiada sedikit pun penyesalan, pun tidak akan melekati sesuatu. Antara kesenangan dan penderitaan, jika keduanya dibandingkan, sesungguhnya kesenangan adalah penderitaan, dan penderitaan adalah kesenangan, sama saja.
Dharmaraja kembali mengingatkan, jangan ada benci dalam hati, jangan ada amarah, semua mesti dibersihkan, kelak tidak peduli apakah bertumimbal lahir, atau terlahir di alam mana, ketiadaan kebencian akan bermanfaat bagi Anda. Namun ada manusia yang bebal, merasa harus membenci seseorang, ini tidak baik. Jangan ada amarah dan kebencian, ini sangat penting, jadikan diri sendiri sebagai manusia sattva (Triguna: tamas, sattva, dan rajas), yang paling penting adalah sifat sattva yang bermanfaat bagi semua makhluk. Anda mengandalkan dokter untuk menyembuhkan penyakit, tetapi tidak bisa mengobati karma Anda.
Nasihat demi nasihat dari Dharmaraja Liansheng, tiap patah kata laksana mutiara tak ternilai. Jika amarah dan kebencian dipendam dalam hati, yang bakal menderita tetap diri sendiri, bukan orang lain. Semoga nasihat Mulacarya Dharmaraja Liansheng kali ini dapat menyadarkan kita semua, membangkitkan ketulusan bertobat, satu pikiran bisa masuk surga, satu pikiran juga bisa menjerumuskan ke neraka, segala sesuatu diciptakan oleh pikiran.
Sepenuh hati bersembah puja kepada Maha Jasa Mulacarya Dharmaraja Liansheng.