23 Juni 2024 Upacara Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple
Puluhan Ribu Umat Menanti 23 Juni 2024
Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi di Rainbow Temple
Perayaan Buddha Guru Melewati Usia 80 dan Karya Tulis ke-300
Ucapan Selamat kepada Mulacarya
Hari jadi Dharmaraja Liansheng yang ke-80
Padmakumara menitis memenuhi ikrar
Karya agung mendirikan Zhenfo Zong
Pena mulia menghasilkan karya 300 buku
Tiada bandingannya di kolong langit
Teladan hidup Satya Buddha menggugah insan
Prajna Buddhata mencerahi Bodhi
Hari jadi Adiraja Buddha yang ke-80
Dasadharmadhatu merayakan usia tak terhingga
Pada hari Minggu, 23 Juni 2024, pukul 3 sore, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺) menggelar Upacara Agung Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母), dihadiri oleh siswa Zhenfo dari seluruh penjuru dunia, semua kompak mengenakan pakaian berwarna merah, tangan memegang sekuntum bunga mawar merah, serta membawa buku karya Dharmaraja Liansheng, dengan senyum menghiasi tiap wajah. Bahkan dalam rapat tim keamanan telah dipesankan, hari ini adalah perayaan hari jadi Buddha Guru, dalam mengaplikasikan tugas mesti bisa lebih toleran.
Upacara homa pun dimulai, mengundang Mulacarya Liansheng untuk mengadhisthana segenap Pemohon Utama dan donatur, formulir pendaftaran tertumpuk tebal, pada tiap formulir tertulis doa utama yaitu mendoakan kebahagian hari jadi Buddha Guru, sehat sentosa, panjang usia, mohon Buddha menetap di dunia. Api homa berkobar tinggi, Dharmaraja Liansheng membentuk aneka mudra mengadhisthana, semua berjalan sesuai tata Dharma, upacara pun manggala sempurna.
Berikutnya, acara perayaan hari jadi, terlebih dahulu ditayangkan video produksi True Buddha Foundation (TBF): Pameran Buku dan Lukisan Metamesta Dharmaraja Liansheng “Perpustakaan Langit”, ada 300 buku karya tulis Dharmaraja Liansheng, semua dipamerkan di perpustakaan langit, tiap buku telah dipersiapkan dengan baik oleh Buddha dan Bodhisatwa.
Ketua umum TBF, Acarya Lianhua Chengzu (蓮花程祖上師), segenap direktur TBF, Acarya Lianyan (蓮彥上師) selaku ketua Rainbow Temple, Acarya Bizhen (碧珍上師) perwakilan dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, dan ketua Taiwan Lei Tsang Temple: Acarya Lianzhe (蓮哲上師), bersama bernamaskara kepada Mulacarya dan Triratna Mandala, kemudian ketua umum TBF mewakili segenap siswa di seluruh dunia dengan penuh penghormatan menyerahkan persembahan kepada perintis Zhenfo Zong, Anuttara Dharmaraja Liansheng.
Kado ini disusun dari 300 lebih emas batangan, di bagian belakang tiap batangan emas terdapat judul buku, merepresentasikan lebih dari 300 buku karya tulis Dharmaraja Liansheng.
Tiap Buku Buddha Guru Adalah Kitab Emas
Melambangkan Kemuliaan Tiada Tara
Cahaya Keemasan Gemerlap Menerangi Semesta
Kado istimewa ini melambangkan bahwa isi dari tiap buku adalah permata Dharma, petuah mulia, serta esensi berharga yang tak terhingga nilainya. 300 emas batangan disusun menjadi sebidang tembok emas, melambangkan karya tulis Dharmaraja Liansheng menjadi gedung Buddhadharma, sebuah istana Dharma Tantra.
Hari ini merupakan perayaan bagi surga dan dunia, insan dari empat penjuru samudra bersama melantunkan kidung sukacita, sebagai wujud syukur atas ketekunan setiap hari Buddha Guru, tiap goresan pena perwujudan dari persembahan jiwa dan raga Dharmaraja bagi semua makhluk, menjelma menjadi esensi kiat bhavana, mengkristal dalam 300 buku karya tulis Dharmaraja Liansheng.
Terima kasih Buddha Guru, selama 80 tahun berada di dunia fana menyeberangkan segenap insan, senantiasa tekun menyiarkan Dharma Tantra, membimbing dan mengubahkan 5 juta siswa, serta menyeberangkan arwah yang tak terhingga banyaknya terlahir di Buddhaksetra nan suci.
Buku Dharmaraja Liansheng merupakan pelita penerang dunia, di antara 300 buku ada “Menyalakan Pelita Hatimu” dan “Persembahan Pelita Bagimu”, itu adalah “Eka Pelita Tujuh Samudra” yang merupakan “Pelita Hati Satya Buddha” atau “Pelita Tak Kunjung Padam” bagi semua makhluk.
“Mahaguru, kami semua mencintaimu! Bertekad mengikuti jalan-Mu dalam setiap kehidupan! Aishiteiru!”
Mempersilakan semua mengangkat buku Dharmaraja Liansheng, bersama berseru kepada Mulacarya: “Kami bertekad menghormati Guru, menghargai Dharma, tekun berbhavana, kami pasti kembali ke Mahapadminiloka, dalam keabadian bersama Buddha Guru!”
Di tengah kemeriahan suara tepuk tangan, mengundang Mulacarya Liansheng untuk Berdharmadesana, berikut merupakan titik berat Dharmadesana pada hari itu:
Terlebih dahulu Dharmaraja Liansheng memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 30 Juni, merupakan Upacara Homa Bhagavati Kurukulla. Kontak yoga dalam Sadhana Vasikarana akan mendapatkan kemasyhuran. Mulacarya berterima kasih atas hadiah dari semua, persamuhan akbar ini sangat langka dalam Zhenfo Zong. Di atas langit juga ada perjamuan, Mahadewi Yaochi telah tiba, diiringi para abdi, termasuk para putra dan putri, tiga ribu dayang, 10,000 Dakini Akanistha, Dewi Haimavati, Enam Dewi Panjang Usia, 12 Dewi Sri, Dewi Sungai Gangga, Dewi Saraswati, Dewi Panca Warna, Machig Labdron, Bhagavati Kurukulla, Vajrayogini, Vajravarahi, Panca Vidyarajni dari Guru Padmasambhava dan berbagai Bhagavati lainnya.
Di lokasi ada tiga orang siswa Zhenfo Zong, yang merupakan Daka, tampil memberikan kesaksian tentang apa yang mereka saksikan:
1. Tujun bersaudara di bawah pohon Bodhi, berikrar untuk melakukan “Penyelamatan kehidupan sekarang”, Dharmaraja Liansheng adalah kakak tertua, Beliau mengungkapkan bahwa jalan ini penuh perjuangan, Beliau bertekad untuk menitis terlebih dahulu mengalami penderitaan demi semua makhluk.
2. Mendengar perbincangan antara Dharmaraja Liansheng dengan Mahadewi Yaochi: “Aku mengasihi segenap siswa arya, aku mengasihi mereka melebihi diri sendiri. Aku gunakan semua berkahku untuk dianugerahkan kepada segenap siswa arya, supaya tiap siswa bahagia dan sehat sentosa, hidup makmur, dan bersama mencapai keberhasilan bhavana.”
3. Acarya Lianxiong (蓮雄上師) menyaksikan di angkasa ada sangat banyak mandala, tiap lapis transparan memancarkan cahaya vaidurya biru yang sangat terang, pada tiap mandala terdapat sangat banyak Buddha, Bodhisatwa, para Dewa Resi yang bersemayam dalam mandala.
Dharmaraja Liansheng menyatakan, yang mereka lihat sama dengan yang disaksikan oleh Dharmaraja Liansheng. Beliau berterima kasih kepada Mahadewi Yaochi, tanpa Mahadewi Yaochi tidak akan ada Mahaguru Lu, tanpa Mahaguru Lu, tidak ada Zhenfo Zong, tidak ada Vihara Vajragrabha, tidak ada berbagai cabang tempat ibadah, tidak ada umat. Mahadewi Yaochi adalah akar, hari ini adalah Homa Mahadewi Yaochi, dihadiri oleh segenap Buddha dan Bodhisatwa, para makhluk suci mandala, di surga dan di bumi sama-sama meriah.
Bahkan Yesus pun tiba, Beliau adalah Guru bagi Dharmaraja Liansheng, ajaran yang disampaikan oleh Yesus dapat mengkonfirmasi Buddhadharma, tingkatan Beliau paling tidak ada Bodhisatwa. Beliau mengajarkan, dalam berbuat kebajikan, jangan ada rasa ingin diketahui orang lain, kebajikan yang dilakukan tangan kanan, jangan sampai diketahui tangan kiri, setelah melakukan, lupakan, dalam Buddhadharma ini adalah trimandala parisuddhi, tiada pemberi, tiada penerima, dan tiada objek yang didermakan. Yesus benar-benar mengamalkan maha maitri tanpa pamrih, maha karuna memandang semua sebagai satu kesatuan tubuh. Doa terakhir Yesus, memohon Tuhan mengampuni orang-orang yang mengkhianatinya, sebab mereka tidak tahu apa yang teah mereka lakukan. Yesus berempati kepada semua insan yang melakukan kesalahan, Beliau bahkan ingin menyelamatkan orang yang telah menyalibkannya, inilah maha maitri memandang semua sebagai kesatuan tubuh. Memandang semua makhluk sebagai diri sendiri, hanya berpikir demi kesejahteraan semua makhluk, bukan demi pribadi.
Alkitab sama dengan Sutra Vimalakirti dalam hal membabarkan Pintu Dharma Nondualisme, tiada berbeda. Mengapa Dharmaraja Liansheng tidak menggugat orang lain? Sebab segalanya pasti berlalu. Agama Kristen dilarang selama 600 tahun kekaisaran Roma, hanya dapat diajarkan dalam kuburan, tidak bisa dilakukan secara terbuka, larangan tersebut baru dicabut saat Konstantinus Agung memeluk agama Kristen. Dharmaraja tidak membeda-bedakan agama, aliran, maupun sekte, Mahadewi Yaochi mencari Dharmaraja Liansheng untuk menyeberangkan semua makhluk menandakan akar, apa yang dibabarkan dalam Buddhadharma dan diajarkan oleh Yesus adalah selaras. Yesus pernah berlajar di Gunung Himalaya, sekembalinya ke asal, merintis agama Kristen. Mahadewi Yaochi sungguh mulia, menjadi akar dan pelindung perintisan Zhenfo Zong.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 9, Varga Masuk Pintu Dharma Nondualisme
Bodhisatwa Shansu mengatakan: “Gerakan dan pikiran adalah dualisme. Tidak bergerak adalah amanasikara, amanasikara adalah tiada diskriminasi, mereka yang memahami ini, berarti memasuki Pintu Dharma Nondualisme.”
Dharmaraja Liansheng mengulas: Gerak dan diam, adalah dua hal berbeda, pikiran dan atribut eksternal adalah dua hal yang berbeda. Contohnya: Mulut melafal Namo Amituofo, di depan mata ada perempuan cantik lewat, batin pun goyah, begitu mata Anda melihat, pikiran langsung gerak, jika dapat berlatih hingga pikiran tidak bergerak, berarti masuk Pintu Dharma Nondualisme.
Melihat harta, melihat emas tiga kilo, ditambah biaya produksi, mungkin mencapai USD 300,000, hati bisa goyah. Saya punya yang di langit, tidak perlu yang di bumi, tak tergoyahkan, masuk Pintu Dharma Nondualisme. Tidak membangkitkan rasa tamak. Di usia 40 sekian tahun, Mahaguru Lu merealisasikan bhavana bindu, dan anasrava. Biksu Lianyi (蓮依法師) adalah anggota grup musik di diskotik, di masa muda pernah lihat Dharmaraja Liansheng menari, lokasi itu bagi insan awam merupakan guci pewarna, sedangkan di masa muda Dharmaraja justru membimbing para penari untuk Bersarana dan menekuni Buddhadharma.
Dharmaraja Liansheng boleh pergi ke mana pun, sebab segalanya tergantung apakah batin Anda goyah atau tidak, begitu batin goyah, Anda pun kalah. Ini adalah misi yang mustahil, tekuni bindu tak tiris, meski berada di lingkungan itu, hati ada pada Istadewata, apakah Anda sanggup? Bisa! Bahkan sambil membaca Sutra. Baru bisa dilakukan dengan memanfaatkan hasrat, apakah mengandalkan perenungan terhadap Istadewata? Tanpa hasrat, bagaimana bisa melakukannya? Mengandalkan latihan prana, mengandalkan latihan nadi dan bindu, manunggal dengan Istadewata. Bagi yang tidak berhasil, jangan sembarangan, akibatnya adalah neraka avici. Ini adalah bhavana dalam hal hasrat, dalam hal harta juga jangan sampai hati Anda goyah.
Inilah gerak dan pikiran yang merupakan dualisme, amanasikara berarti tiada diskriminasi, ada hasrat berarti ada arus pikiran, berarti perlu berbhavana hingga tingkat Bodhisatwa Shansu. Suming adalah matahari, bulan, dan bintang, konstelasi, cahaya matahari, cahaya bulan, dan cahaya bintang menyinari, bisa memasuki Samadhi Tricahaya. Hati tidak digoyahkan oleh harta, tidak akan terperangkap oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin, segalanya menjadi Buddhadharma. Meskipun ada dalam hasrat rupa, tetapi hati tidak goyah oleh rupa, pada akhirnya tidak pula digoyahkan oleh kemasyhuran, angin segala penjuru bertiup, tidak akan menggoyahkan hati.
Dalam segala situasi, hati dapat memasuki samadhi, tiada atribut diri, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk, tiada atribut usia, keempat atribut ini tiada, bagaimana bisa hati goyah? Pada akhirnya adalah sunya!
Ada sebuah lelucon:
Dokter bedah: “Setiap hari hanya boleh minum dua botol”
Pasien: “Saya hanya minum empat botol, sebab internis juga mengatakan saya hanya boleh minum dua botol.”
Dahulu kala, ada suku kanibal di dalam hutan, tetua merasa tidak menyenangkan jika hanya makan manusia, sehingga ia mencari seekor harimau, kemudian mengikatnya, dan menyalakan lilin di bawah tali, supaya saat talinya putus terbakar, harimau akan lepas memangsa korban. Dalam kondisi genting, calon korban menyanyikan “Happy birthday to you!”, harimau pun meniup lilin, sehingga ia tidak bisa memangsa si korban.
Beberapa kawan bekerja sama mendirikan sebuah sekolah, A mengajar bahasa Inggris, B mengajar matematika, C mengajar sastra, dan D adalah Xiaoming yang tidak bisa apa-apa, dia yang menjadi kepala sekolah.
Dharmaraja Liansheng mengatakan: “Saya tidak bisa apa-apa! Om Mani Padme Hum.”
Usai Dharmadesana, Mulacarya Liansheng menganugerahkan kepada segenap siswa yang hadir: Abhiseka Kolektif Mahadewi Yaochi. Berikutnya, dilanjutkan dengan acara pentas yang paling dinanti, “Kisah Penitisan Dharmaraja Liansheng”.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#MahadewiYaochi
Istadewata Upacara Minggu Depan #Kurukulla