Perayaan Waisak Bersama 2568 Buddhis Era Sekolah Atisa Dipamkara dan Sekolah Atisa Dipamkara 1 Tahun 2024
Perayaan Waisak 2568 Buddhis Era di Sekolah Atisa Dipamkara dan Sekolah Atisa Dipamkara 1 pada tahun 2024 berlangsung dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya memperkuat keyakinan terhadap Buddha Dharma serta melestarikan ajaran luhur Buddha di kalangan civitas akademika.
Dalam perayaan ini, berbagai kegiatan diadakan untuk menyemarakkan suasana Waisak. Murid dan guru turut serta dalam ritual dan meditasi yang dipimpin oleh Acarya Shi Lianfei. Kegiatan lain seperti pelapasan satwa, dan pemandian rupang Pangeran Sidharta turut menjadi bagian dari ritual yang sakral dalam momentum waisak ini. Pertujukan seni sebagai bentuk kreativitas para siswa turut memeriahkan acara. Partisipasi yang antusias dari seluruh komunitas sekolah menunjukkan betapa pentingnya perayaan ini dalam membina dan memperkuat rasa kebersamaan serta keyakinan kepada Hyang Buddha.
Salah satu momen yang paling dinantikan adalah ceramah Dharma yang disampaikan oleh Acarya Shi Lianfei. Dalam ceramahnya, beliau mengisahkan tentang tokoh Buddhis yang sangat dihormati, yaitu Atisa Dipamkara. Atisa Dipamkara adalah seorang Biksu dari India Timur (sekarang Bangladesh) yang melakukan perjalanan ke Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi untuk menuntut ilmu. Selama 12 tahun, beliau belajar di bawah bimbingan Guru Dharmakirti hingga mencapai pencerahan sempurna dan menjadi seorang Arahat dengan pengetahuan yang mendalam.
Semangat dan dedikasi Atisa Dipamkara dalam belajar dan mengajarkan Dharma menjadi inspirasi utama bagi penamaan Sekolah Atisa Dipamkara dan Sekolah Atisa Dipamkara 1. Diharapkan, semangat ketekunan dan kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Atisa Dipamkara dapat menjadi teladan bagi para guru dan murid dalam proses pembelajaran. Dengan meneladani tokoh besar ini, sekolah berharap dapat membentuk generasi yang memiliki keyakinan yang teguh dan kebijaksanaan dalam bertindak.
Semoga perayaan Waisak ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan ajaran Buddha Dharma. Semangat Waisak yang penuh kebahagiaan dan kebersamaan diharapkan dapat terus memotivasi dan menginspirasi seluruh komunitas sekolah dalam perjalanan spiritual mereka. Mari kita terus menguatkan keyakinan dan semangat dalam menggapai pencerahan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Atisa Dipamkara.