19 Oktober 2024 Pujabakti Sadhana Istadewata Bhagavati Cundi di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Berita Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (Xiyatu Leizangsi/西雅圖雷藏寺)
Memasuki pertengahan musim gugur, dedaunan mulai memerah menampakkan semarak, gerimis tipis tak sanggup menyurutkan hangatnya ketulusan semua untuk belajar Buddha. Welas asih Mulacarya Dharmaraja Liansheng laksana sinar mentari di pagi hari, memberikan kehangatan dalam relung batin. Pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024, usai Pujabakti Sadhana Istadewata Bhagavati Cundi (Zhunti Fomu/準提佛母), semua menyimak pembabaran Dharma dari Mulacarya Liansheng dengan penuh perhatian.
Dharmaraja mengatakan, gelar vajra dari Bhagavati Cundi adalah Vajra Kesucian. Dalam Sutra Vimalakirti disebutkan, di alam suci sama sekali tiada istilah suci, sebab pada dasarnya alam suci adalah suci, tidak perlu lagi membahas kesucian, sedangkan dunia saha adalah dunia penuh lima kekeruhan, sehingga perlu membahas kesucian. Suci berarti sama sekali tiada kotoran, sehingga tiada kesucian, pada hakikatnya demikian, inilah Pintu Dharma nondualisme. Suci dan kotor saling bertentangan, jika tiada kekotoran, dari mana ada kesucian?!
Di Buddhaksetra Sarvagandhasugandha tidak perlu menjaga pancasila, mengapa demikian?
1. Pembunuhan. Mereka sama sekali tidak melakukan pembunuhan, sebab di sana tidak ada makhluk hidup fana, hanya di dunia saha yang ada perbuatan membunuh, contohnya adalah peperangan.
2. Pencurian dan perampokan. Dalam Buddhaksetra Sarvadgandhasudgandha, semua memiliki kesamaan, baik itu istana, emas, perak, permata, dan harta kekayaan, telah semula ada, tidak perlu lagi berebut.
3. Asusila. Dalam alam suci Sarvagandhasugandha tidak ada wujud perempuan, semua sama, mana ada hasrat yang perlu dikendalikan?!
4. Dusta dan bermulut jahat. Di Buddhaksetra Sarvagandhasugandha tidak ada kata-kata dan bahasa, sama sekali tidak perlu berbicara. Sebab, ada kebutuhan berbicara baru ada dusta, ucapan tidak bermanfaat, dan berlidah dua. Jangankan Buddhaksetra Sarvagandhasugandha, bahkan di Surga Abhasvara pun sudah tidak perlu bicara, hanya memancarkan cahaya, maka cahaya itu adalah suara, sehingga disebut Surga Abhasvara.
5. Minuman memabukkan. Di sana hanya ada nasi wangi, makan satu butir saja membuat pori sekujur tubuh memancarkan wangi. Di sana tidak ada zat yang memabukkan, juga tidak perlu mengonsumsi apa pun selain nasi wangi.
Oleh karena itu, sepenuhnya suci, dan karena sepenuhnya suci, maka tidak perlu lagi disucikan, tidak perlu lagi menjaga pancasila, pada hakikatnya demikian, inilah Dharmata alamiah, inilah Pintu Dharma nondualisme. Dalam Sutra Vimalakirti dibahas perihal Pintu Dharma nondualisme, sesungguhnya pada hakikatnya demikian.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan siswa: Jika ada orang yang menyusun ilmu psikologi yang telah dipelajarinya menjadi sepaket Buddhadharma dan dibagikan kepada semua, apakah ini selaras dengan silsilah Zhenfo?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Dalam Dharma Tantra Zhenfo, segala sesuatu bisa dibahas, ia mencakupi ilmu psikologi, ajaran Buddha, ilmu panca vidya, seperti seni, kesehatan, komputer, ilmu kedokteran, dan lain sebagainya. Asalkan baik, apa pun boleh dibahas.
Siswa bertanya: Ada pendapat bahwa diri sendiri mesti terlebih dahulu berbuat pahala kebajikan, baru kemudian melakukan homa, dengan demikian dijamin dalam waktu tiga bulan harapannya dapat terkabul, apakah ini benar?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Bagi sadhaka memang sudah semestinya berbuat bajik, dan kita tidak pernah menggenggam konsep pahala dari perbuatan baik. Dalam Sutra Vajra diajarkan bahwa keliru jika Anda terus berpikir diri sendiri punya pahala. Di Buddhaksetra Sarvagandhasugandha, tidak ada istilah bajik dan jahat, sama sekali merupakan Pintu Dharma nondualisme. Jika umat mendaftar dalam homa, tentu saja berharap supaya harapannya dapat terpenuhi, tetapi ini bukan jaminan. Menjamin bahwa doa pasti terkabul, tidak ada hal yang demikian.
Siswa bertanya:
Apakah sarana puja homa perlu ditutupi menggunakan kain, supaya tidak ada makhluk tak kasat mata yang merebutnya? Apakah saat mempersiapkan sarana puja perlu terlebih dahulu melakukan simabandhana?
Dharmaraja Liansheng menjawab:
Tidak ada yang demikian. Makhluk tak berwujud mampu menembus tembok, cukup lakukan simabandhana, sebab simabandhana merepresentasikan kesucian, tidak akan terkena gangguan. Dalam sadhana keseharian kita, saat tidur, maupun saat berpakaian, atau saat di rumah, saat keluar rumah, semua perlu simabandhana.
◎ Pengulasan Sutra Vimalakirti
Bagian 10, Varga Buddha Sugandhakuta
“Ibarat gajah dan kuda, yang sukar ditundukkan, memerlukan hukuman yang menembus tulang, baru bisa menurut. Demikian pula dengan makhluk yang keras hati dan sukar dibimbing, segala pembabaran mengenai duka, dapat menuntun mereka mematuhi aturan.”
Arya Vimalakirti mengatakan, Buddha Sakyamuni menggunakan penderitaan untuk mengajar dan mengubah insan, sebab insan sangat keras kepala dan sukar dibimbing, sama seperti gajah, kuda, yang perlu dicambuk, saat merasakan sakit, barulah mereka akan menurut. Kebencian menyebabkan kelahiran di alam neraka, rasa tamak menyebabkan kelahiran di alam preta, sedangkan kebodohan menyebabkan kelahiran di alam hewan. Menggunakan derita makhluk enam alam tumimbal lahir untuk membimbing semua makhluk, barulah mereka bersedia mematuhi aturan.
“Setelah para Bodhisatwa mendengarkan pembabaran, serempak mengatakan: ‘Belum pernah ada.’”
Para Bodhisatwa dari Sarvagandhasugandha mendengar pembabaran Arya Vimalakirti, “Serempak mengatakan: ‘Belum pernah ada.’”, di asal mereka sana, mana ada sadgati? Di alam suci Sarvagandhasugandha tidak ada enam alam tumimbal lahir.
“Sama seperti Buddha Begawan Sakyamuni, menyembunyikan daya keleluasaan tak terhingga. Bahkan menggunakan metode menyukai kehidupan miskin demi membebaskan insan di sana, demikian pula dengan para Bodhisatwa di sana, sanggup menanggung kesusahan, menitis di alam tersebut berkat welas asih agung yang tak terhingga.”
Buddha Sakyamuni sungguh agung, Beliau menggunakan daya keleluasaan pahala kebajikan diri sendiri untuk bersama dengan insan dunia saha, demi membimbing dan mengubah semua makhluk. Selain itu, banyak pula Bodhisatwa di dunia saha yang juga demikian, benar-benar tidak mudah.
“Arya Vimalakirti mengatakan, para Bodhisatwa di ala mini, memiliki welas asih agung yang kukuh kepada semua makhluk, sama seperti yang engkau ungkapkan, menggunakan sepanjang hayatnya demi memberi manfaat kepada semua makhluk, bahkan melampaui laku Bodhisatwa ratusan ribu kalpa di alam kalian.”
Arya Vimalakirti mengatakan, Anda sekalian Sembilan Juta Bodhisatwa Sarvagandhasugandha, tentu saja tidak tahu bahwa para Bodhisatwa di dunia saha menggunakan seumur hidup untuk membantu insan, aktivitas Beliau semua sangat penuh susah payah, bahkan rela untuk sangat merendahkan diri, jauh lebih susah ketimbang laku Bodhisatwa ratusan ribu kalpa di alam suci lain.
“Mengapa demikian? Sebab di dunia saha ini terdapat Dharma sepuluh kebajikan, yang tidak ada di alam suci lain.”
Di dunia saha ada 10 hal yang sangat baik, yang tidak ada di alam suci lain.
“Apa saja kesepuluhnya?”
Apa itu sepuluh macam Dharma kebajikan?
“Menggunakan perbuatan berdana untuk mengatasi kemiskinan.”
Dharma yang pertama, berdana demi membimbing insan. Ada banyak jenis berdana, dana Dharma berarti membabarkan Dharma kepada semua makhluk. Dana harta berarti membantu insan yang membutuhkan, seperti Sheng-yen Lu Foundation, Lotus Light Charity Society, derma beras, atau sembako kepada masyarakat prasejahtera. Dana abhaya, bahkan nyawa, dan segenap tenaga diri sendiri sanggup didermakan. Menjadi relawan juga merupakan bentuk berdana. Menyerahkan waktu, materi, dan tenaga, semua untuk semua makhluk, inilah perbuatan berdana, ini hanya ada di dunia saha, di alam suci tidak perlu demikian.
“Menggunakan kesucian sila untuk mengatasi pelanggaran sila.”
Kesucian sila berarti mematuhi sila dan vinaya, tidak melanggar sila. Ucapan dan perbuatan insan dunia saha, serta pikirannya, semua adalah pelanggaran, semua adalah karma buruk, pikiran menggerakkan tubuh dan mulut Anda.
“Menggunakan kesabaran untuk mengatasi amarah.”
Asalkan Anda menjaga kewajiban diri, maka apa pun yang dikatakan oleh orang lain bukanlah masalah, inilah kesabaran. Kesabaran dapat membuat hati Anda senantiasa damai dan tenteram, menjalani keseharian dengan sukacita, seorang sadhaka mesti demikian.
“Menggunakan ketekunan untuk mengatasi kemalasan.”
Tugas hari ini, selesaikan hari ini, jangan menunda hingga esok hari, begitu ditunda, langsung malas. Setiap hari Mahaguru bersadhana, menulis, melukis, bersyukur, bersyukur berarti berterima kasih kepada semua makhluk, sedikit pun tidak berani untuk bermalasan, dengan demikian baru bisa berhasil! (hadirin bertepuk tangan)
“Menggunakan dhyana-samadhi untuk mengatasi pikiran kacau.”
Bersadhana mesti fokus, kita berlatih Sembilan Langkah Pernapasan Buddha demi menyerap pikiran, memusatkan pikiran pada napas. Melakukan apa pun mesti fokus, berarti senantiasa berada dalam dhyana-samadhi. Laozi mengatakan: “Jika manusia bisa fokus, maka segala urusan bisa dibereskan.”, Buddha Sakyamuni juga mengatakan: “Hanya ada satu pikiran, berarti adalah dhyana-samadhi.” Bahkan satu pikiran pun tiada, sama sekali tidak ada pikiran, maka Anda dapat memasuki samadhi yang paling halus.
“Menggunakan kebijaksanaan untuk menyingkirkan kebodohan.”
Belajar Buddha berarti belajar kebijaksanaan. Buddhadharma mengajarkan kita bahwa di dunia ini tidak ada suatu apa pun yang merupakan milik Anda, sehingga Anda tidak akan melekat, termasuk Anda sendiri pun bukan milik Anda. Mengapa insan bisa menjadi bodoh? Sebab kemelekatannya terlampau berat. Sesungguhnya tidak ada orang lain, pun tidak ada diri sendiri. Orang yang dungu akan melekati harta, kendaraan, tempat tinggal, lahan, semua tidak akan dilepas, dari sini munculnya kerisauan batin.
Usai Dharmadesana yang sangat berharga, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat baru, kemudian mengabhiseka pratima Buddha, mengadhisthana sarana puja dan Air Maha Karuna Dharani, dilanjutkan dengan menggunakan vyajanacamara mengadhisthana segenap hadirin. Segenap hadirin penuh Dharmasuka, dalam hati penuh dengan rasa syukur atas welas asih Dharmaraja Liansheng dalam memberikan tuntunan Dharma kepada semua.
Semoga Dharmaraja Liansheng sehat sentosa, senantisa memutar Cakra Dharma.
Om Guru Liansheng Siddhi Hum.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BhagavatiCundi
Istadewata pujabakti Minggu depan #JambhalaKuning