18 Januari 2020 Puja Bakti Bersama Sadhana Istadevata Jambhala Kuning dan Ritual Mempersemayamkan De

《Berita TBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple》

Akhir tahun telah tiba, awal yang baru dari tahun Gengzi akan segera tiba, pada hari Sabtu ini, pukul 10:30 siang, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺) menggelar Ritual Mengantar Dewa Tahun Jihai ( 2019 ), para umat berpartisipasi dengan penuh sukacita.

Di hari yang sama, pada pukul 8 malam, dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin puja bakti Sadhana Istadevata Jambhala Kuning dan Ritual Mempersemayamkan Dewa Tahun Gengzi.

Dalam pelimpahan jasa, Dharmaraja secara khusus memanjatkan permohonan kepada Dewa Tahun Gengzi 2020 : Luchao Xingjun (盧超星君) untuk melindungi setiap siswa Zhenfo Zong, supaya orang yang mengalami ciong utama dan ciong samping di tahun ini dapat terhindar dari 3 petaka dan 8 kesukaran, semua rintangan dan karmavarana tersingkirkan, tiada penyakit, tiada petaka, dan tiada kesukaran.

Usai puja bakti yang berjalan dengan sangat khidmat, Dharmaraja mengisahkan, ada orang yang bertanya, kenapa setiap menekuni Sadhana Jambhala, jempol kaki Jambhala Kuning selalu bengkak ? Apakah setelah sekian lama bersadhana, ibu jari kaki Jambhala Kuning masih sakit ? Tiap kali Sadhana Jambhala Kuning, jempol kaki Jambhala selalu sakit, apakah sehari-hari tidak sakit ? Dharmaraja menjelaskan, tata ritualnya memang demikian, mengenai masalah sakit atau tidak, sesungguhnya di dunia fana juga demikian.

Siapa yang semenjak lahir sampai sekarang tidak pernah menderita flu ? Dharmaraja mengisahkan, dulu beliau menderita masalah kulit, beliau bertanya kepada dokter : Apakah bisa disembuhkan ? Dokter menjawab : Bisa. Apakah bisa kambuh ? Dokter menjawab : Bisa. Dharmaraja berpikir, sudah disembuhkan, tapi masih bisa kambuh, jadi untuk apa diobati ?

Dokter menjawab : Apakah Anda pernah terkena flu ? Pernah ! Apakah bisa sembuh ? Bisa ! Demikian pula, apakah sakit di jempol kaki Jambhala Kuning bisa sembuh ? Bisa ! Setelah kita bersadhana, beliau pun sembuh. Apakah bisa sakit lagi ? Bisa ! Dharmaraja menanyai semua yang hadir, siapa yang bisa menghitung berapa kali telah menderita flu selama ini ? Demikian pula halnya dengan jempol kaki Jambhala Kuning.

Dharmaraja Liansheng mengulas Lamdre :

Dalam teks disebutkan : “Melakukan permainan yang tidak bermanfaat”, ini adalah rintangan, karena bukan merupakan kesadaran benar, melainkan adalah permainan yang tidak bermanfaat. Sesungguhnya di dunia saha ini semua adalah permainan, permainan kehidupan bukanlah kesadaran benar, telah terpikat oleh segala sesuatu yang fana, semua itu merupakan permainan, dan ini dapat meningkatkan rintangan dalam bhavana.

Dharmaraja menjelaskan makna “Yang tidak patut bertambah”, yaitu : Tidak meningkatkan kesadaran benar, malah semakin terpikat dengan dunia fana, malah meningkatkan pikiran yang tidak patut.

Dharmaraja memberitahu semua, kurangi ngobrol, perbanyak japa mantra, kurangi ngobrol, perbanyak pelafalan Nama Buddha. Tiap kali berjumpa, ucapkan : “Amituofo !”, berpamitan juga ucapkan : “Amituofo !”, perbanyak penjapaan, tidak usah membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Saat sadhaka memperoleh anubhava berupa sukha, namun tidak ingin melepasnya, atau melihat cahaya terang, namun ingin terus berada di dalamnya, tidak mau melepas, atau setelah melihat Istadevata terus memikirkannya, sehingga selalu berharap bisa melihat Istadevata, yang demikian ini bisa menjadi rintangan bagi bhavana diri sendiri.

Bhavana itu mesti terus melangkah maju, sampai pada akhirnya manunggal dengan alam semesta. Dalam Sutra Memasuki Samadhi tertulis, kondisi tertinggi adalah Gemilang Tunggal Cahaya Terang. Sedangkan menurut Tantra, bhumi ke-13 adalah kondisi Dharmakaya Buddha Vairocana Buddha, disebut sebagai Cahaya Terang yang Menyinari Semua.

Semenjak dulu saat berlatih di sekte Tanah Suci, Dharmaraja hanya tahu metode japa Nama Buddha, bahkan tidak bervisualisasi, sekarang menurut Dharmaraja mesti ditambah dengan visualisasi, sebab berjodoh dengan Buddha, dan mengingatkan kita bahwa ada Buddhata di dalam diri.

Bhavana berarti memperbaiki kebiasaan buruk diri sendiri, membersihkan segala kekotoran diri, saat tubuh, ucapan, dan pikiran bersih, Buddhata pun muncul dengan sendirinya.

Belajar Tantra juga ada manfaatnya, saat sadhaka tahu bagaimana membuat simabandhana, berdana makanan, dan bagaimana membuat persembahan, maka berkah yang diperoleh akan sangat besar.

Bhavana itu melebur dengan kehidupan sehari-hari, contohnya, saat bersantap, berpakaian, tinggal di rumah, atau melakukan perjalanan, saat beraktivitas, atau duduk, atau saat tidur, semua tidak lepas dari sadhana, inilah sadhana Tantra, dengan demikian bhavana menjadi lebih praktis.

Dharmaraja memberitahukan, persembahan dalam Tantra berarti mempersembahkan segala sesuatu milik diri bahkan tubuh jasmani sekalipun ; Asalkan memiliki keyakinan yang cukup, bahkan wangi kecil ( air seni ), dan wangi besar ( buang air besar ) pun dapat dipersembahkan kepada para Buddha, Bodhisattva, Vajra, Dharmapala, Daka, Dakini, dan para Devata.

Di penghujung, Dharmaraja memberitahu semua, setelah belajar Tantra, pengetahuan dan kebijaksanaan benar-benar bisa meningkat banyak, cahaya juga semakin terang, pada saat benar-benar menjadi sangat terang, akan menjadi sama dengan cahaya Buddha, keduanya berpadu, dan kelak bisa memancarkan cahaya yang menyinari semua, inilah yang paling penting.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja memberikan Abhiseka Sarana kepada umat baru yang memohon sarana, mengadhisthana Air Mahakaruna Dharani, dan mengabhiseka pratima Buddha.

Sebelum meninggalkan lokasi, Dharmaraja berwelas asih memberikan adhisthana jamah kepala kepada setiap umat yang hadir, supaya segala harapan yang baik dan wajar dapat terpenuhi.

Seiring dengan langkah Festival Musim Semi yang semakin dekat, baik itu rohaniwan maupun umat, semua mulai berdatangan kembali ke vihara cikal bakal untuk merayakan tahun baru bersama Mahaguru.

Sepanjang Festival Musim Semi, ada serangkaian kegiatan menarik, kami mengundang Anda semua untuk berpartisipasi, bersama berbasuh welas asih Buddha.

Jadwal di bawah ini menggunakan waktu Seattle Amerika Serikat

Jumat, 24 Januari 2020, pukul 10:30 PM
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Mahapuja kepada Buddha di malam pergantian tahun, dan mempersembahkan dupa pertama.

Sabtu, 25 Januari 2020, pukul : 11:00 AM
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Mahapujana kepada Buddha dalam rangka hari pertama Tahun Baru Imlek

Sabtu, 1 Februari 2020, pukul 02:00 PM
Rainbow Temple
Upacara Agung Musim Semi Homa Avalokitesvara Bodhisattva untuk Tolak Bala, Pemberkahan, dan Penyeberangan.

Rabu, 5 Februari 2020, pukul 08:00 PM
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Dharmaraja Liansheng Melukis di Atas Kanvas Raksasa

Jumat, 7 Februari 2020, usai santap malam
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Kemeriahan Festival Yuanxiao

Seattle Ling Shen Ching Tze Temple mengucapkan kepada segenap umat Sedharma : Semoga di Tahun Tikus Emas, penuh sukacita, segala yang baik dan wajar dapat terpenuhi, diterangi oleh bintang berkah, memperoleh mahamanggala, mencapai keberhasilan bhavana kegemilangan cahaya terang.

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。