6 September 2025 Pujabakti Sadhana Mahadewi Yaochi di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Lianhua Yi Fen (蓮花衣芬)
Dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 6 September 2025, pukul 8 malam, dalam rangka merayakan hari jadi Mahadewi Yaochi, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menggelar Persamuhan Persik Surgawi, pujabakti Sadhana Istadewata Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu/瑤池金母). Banyak umat dan simpatisan yang berdatangan dari berbagai benua di dunia, di antaranya benua Amerika, Eropa, Asia, dan Australia, semua berhimpun dalam baktisala, mengikuti Dharmaraja Lian Sheng yang memandu untuk berpuja kepada para Buddha dan Bodhisatwa, bersama melantunkan Sutra, melafal nama Buddha, menjapa mantra, dan memasuki samadhi. Dharmaraja Lian Sheng memandu semua untuk merayakan hari jadi Mahadewi Yaochi.
Usai pujabakti, Acarya Lian Yin (蓮吟上師) selaku pemandu acara memandu segenap hadirin untuk bersama memohon transmisi sadhana dari Dharmaraja Lian Sheng, memohon Dharmaraja Lian Sheng menganugerahkan transmisi perdana Sadhana Drashi Lhamo pada saat Upacara Agung Buddha Amitabha, tanggal 20 September 2025. Segenap anggota upacara memohon transmisi sadhana, secara bergiliran mempersembahkan mahkota mestika, rompi naga, pratima Drashi Lhamo, dan lain-lain kepada Mulacarya Lian Sheng, sebagai tanda ketulusan dan tekad teguh segenap siswa untuk memohon transmisi sadhana. Upacara permohonan transmisi sadhana berjalan dengan khidmat dan sempurna.
Dalam Dharmadesana, Mahaguru Lu mengangkat pratima Drashi Lhamo, memberitahu semua: Drashi Lhamo dalam posisi duduk ini, sangat agung, diproduksi pertama kali oleh Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, dan satu-satunya di dunia, berbeda dengan pratima Drashi Lhamo di pasaran. Pratima Drashi Lhamo ini yang terutama berwarna kuning, memancarkan cahaya kuning, yang merepresentasikan paustika, sekaligus merupakan titik berat upacara kita kali ini, yaitu supaya semua memiliki sumber daya yang sempurna, dan segala harapan dapat terpenuhi dengan sempurna, supaya semua dengan cepat menjadi sejahtera.
Mantra Drashi Lhamo: “Om. Ma Mo. Na Mo. Tong Tong. Za Za. Suo Ha.”, Mamo dua kata ini adalah sejenis Dewi dalam agama Bon di Tibet. Ketika Guru Padmasambhava masuk Tibet, Beliau menaklukkan Mamo menjadi Dharmapala agama Buddha, oleh karena itu sekarang Mamo menjadi Dharmapala lokiya.
Sdr. Xiao Guang dari California berturut-turut melihat Drashi Lhamo, totalnya 10 kali, dari sini kita mengetahui bahwa upacara kali ini sangat sempurna. Dalam upacara ini kelak, Mahadewi Yaochi akan menganugerahkan Maha Bahtera Dharma untuk mengangkut arwah, Buddha Amitabha sebagai Buddha penjemput, menjemput Maha Bahtera Dharma ini mencapai Sukhavatiloka, sehingga, tidak hanya menyempurnakan harapan kita para insan, bahkan juga menyempurnakan ikrar Mahadewi Yaochi dan Buddha Amitabha.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
“Ananda, perhatikan contoh seseorang yang menyatukan kedua tangannya ketika satu tangan terasa hangat dan tangan lainnya terasa dingin. Jika tangan yang dingin lebih dingin daripada tangan yang hangat, maka tangan yang hangat akan menjadi dingin, dan jika tangan yang hangat lebih hangat daripada tangan yang dingin, maka tangan yang dingin akan menjadi hangat. Dengan pertukaran panas dan dingin dari kontak yang berkepanjangan antara kedua tangan, orang tersebut menjadi sadar akan kontak dan, selanjutnya, perpisahan. Apa yang dirasakan oleh daya tubuh ketika berada di bawah tekanan, serta daya tubuh itu sendiri, muncul melalui tekanan yang diberikan pada pikiran yang telah terbangun.”
“Tekanan tersebut menyebabkan distorsi dalam persepsi. Apa yang kita sebut kesadaran taktil terjadi ketika fenomena ilusi kontak dan perpisahan dirasakan oleh daya-tubuh. Kesadaran taktil akan kontak dan perpisahan ini mungkin menyenangkan atau tidak menyenangkan, tetapi tanpanya, kesadaran taktil tidak memiliki dasar yang hakiki. Pahamilah dengan cara ini, Ananda: apa yang kita sebut kesadaran taktil tidak terjadi karena kontak dan pemisahan, juga bukan karena sensasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, juga bukan karena daya tubuh, juga bukan karena ruang.”
"Mengapa? Jika kesadaran taktil terjadi karena kontak, bagaimana Anda akan menyadari pemisahan ketika kontak berhenti? Dengan logika yang sama, hal itu tidak dapat terjadi karena sensasi itu menyenangkan atau karena tidak menyenangkan. Lebih lanjut, kesadaran taktil tidak dapat terjadi karena daya tubuh, karena jelas ada kebutuhan untuk kontak atau pemisahan dan untuk kesenangan atau ketidaknyamanan jika kesadaran taktil terjadi. Oleh karena itu, kesadaran taktil tidak memiliki eksistensi yang independen.”
"Jika kesadaran taktil terjadi hanya karena ruang, maka ruang akan menyadari sensasi taktil; lalu apa hubungan kesadaran taktil dengan daya tubuh? Dengan cara ini, ketahuilah bahwa kemampuan tubuh bersifat ilusi. Ia tidak muncul karena sebab dan kondisi, juga tidak muncul dengan sendirinya.”
Dalam pembabaran Sutra Surangama, Buddha Sakyamuni membahas mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran. Hari ini pengulasan kita sampai pada bagian tubuh. Sesungguhnya, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran, semua adalah sunya dan ilusi, ilusi berarti dihasilkan oleh delusi.
Mata punya sifat penglihatan, telinga mempunyai sifat pendengaran, hidung mempunyai sifat penciuman, lidah mempunyai sifat pengecap, tubuh mempunyai sifat kesadaran persepsi, ini semua bukan sifat diri. Apa yang disebut dengan sifat diri? Sifat diri adalah Buddhata, yaitu Batin Sejati Batin nan Luhur, ia tidak lahir dan tidak mati, dan tidak terperikan.
Sekarang, Buddha sedang membahas tubuh, ia mempunyai sifat kesadaran persepsi, contohnya saat menggandeng tangan orang lain, merasakan genggamannya dingin atau hangat, tetapi sifat kesadaran persepsi ini bukan Buddhata, bukan Batin Sejati Terang nan Luhur, sebab sifat kesadaran persepsi sangat singkat.
Buddha Sakyamuni mengatakan, sentuhan berarti ada sifat kesadaran persepsi, tidak ada sentuhan berarti tidak ada sifat kesadaran persepsi. Saya terhadap siswa Zhenfo Zong memiliki sifat kesadaran persepsi, di antara kita semua ada jalinan rasa, seperti Zhenming Tang (真明堂), saya mengingatnya sangat jelas, sekeliling mereka adalah sampah, mereka membangun sebuah cetiya di tengah-tengah tumpukan sampah, benar tidak? (umat mengangguk dan menjawab: “Ya!”) kita semua sangat erat dalam perasaan.
Setiap kali saya Berdharmadesana di Taiwan Lei Tsang Temple, umat di Zhenming Tang pasti mengenakan seragam. Kali ini, saya melihat mereka datang ke Seattle, datang kemari meneteskan air mata, menyebabkan saya ikut meneteskan air mata! Seumur hidup saya, menjalani kehidupan penuh perasaan.
Saat berjalan, melihat para insan, jalinan rasa tidak seeerat terhadap siswa Zhenfo Zong, tentu saja, melihat semua makhluk sama seperti diri sendiri, tetapi terhadap siswa Zhenfo Zong, lebih dalam lagi, berbeda.
Saat nonton televisi, perang Rusia dan Ukraina memakan demikian banyak korban, saya melafalkan nama Buddha untuk mereka, menyeberangkan arwah, melihat demikian banyaknya korban perang Israel-Hamas, saya melafalkan nama Buddha untuk mereka dan menyeberangkan arwah. Melihat gempa bumi di Afghanistan memakan demikian banyak korban, saya melafal nama Buddha dan menyeberangkan arwah mereka, ini semua adalah jalinan perasaan!
Dalam Sutra Surangama, Buddha Sakyamuni menyebutkan, saat bersama, saat berpisah, saat kondisi lancar, atau saat banyak rintangan, semua adalah pencerahan, ia bukan muncul dari angkasa, juga bukan dari batin diri sendiri, semula tubuh Anda memang tidak ada rasa apa pun, jika tidak ada sentuhan, tidak ada sensasi apa pun. Oleh karena itu, sifat kesadaran adalah tanpa pribadi, bukan Buddhata, dan semata ilusi.
Berkat adanya sifat kesadaran batin, maka tubuh Anda bisa merasakan dingin, panas, perpisahan, kebersamaan, situasi lancar, situasi penuh rintangan, oleh karena itu, kita tahu bahwa jasmani ini tanpa pribadi, bukan muncul dari angkasa. Jika angkasa juga punya sifat kesadaran, tentu saja ia akan mengetahui Anda, tetapi tidak ada hubungannya dengan Anda. Sifat kesadaran adalah ilusi, bisa muncul, bisa lenyap, oleh karena itu, tubuh kita juga ilusi, bukan muncul karena sebab dan kondisi, pun bukan karena muncul dengan sendirinya.
Tubuh manusia merupakan perpaduan elemen tanah: tulang dan daging, air: cairan tubuh, api: suhu tubuh, angin: udara untuk bernapas, ditambah dengan Buddhata, sehingga membentuk manusia. Kenapa bisa terlahir? Sebab satu pikiran avidya. Buddha pernah mengatakan bahwa manusia adalah sarang ulat, sekarang melalui penelitian sains, kita tahu bahwa manusia adalah ulat, ulat bundar dan ulat panjang berpadu jadi satu, perlahan menjadi manusia, dan di dalam tubuh juga ada banyak kuman dan bakteri.
Buddhata, Batin Sejati Terang nan Luhur, adalah tanpa awal dan tanpa akhir, tiada kelahiran dan tiada kematian, sedangkan tubuh ini hanya ilusi, sifat kesadaran juga ilusi, Anda mesti bersentuhan, baru bisa memunculkan sifat kesadaran, tanpa sentuhan tidak akan ada sifat kesadaran.
Usai Dharmadesana yang sangat istimewa, Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada segenap siswa yang baru, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, mengabhiseka pratima Buddha, dan di akhir menggunakan vyajanacamara untuk mengadhisthana tiap-tiap siswa yang hadir.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#MahadewiYaochi
Istadewata pujabakti Sabtu depan #Padmakumara