2 November 2025 Upacara Homa Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung di Rainbow Temple
Liputan Lianhua Li Hua (蓮花麗樺)
Pada tanggal 2 November 2025, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi/彩虹雷藏寺), Seattle, Amerika Serikat, dengan tulus mengundang kehadiran Mulacarya Silsilah Dharmaraja Lian Sheng, untuk memimpin Upacara Homa Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung (Gaowang Guanshiyin Pusa/高王觀世音菩薩). Upacara berjalan dengan khidmat, pratima Buddha dan Bodhisatwa di altar mandala tampak agung, dan keempat kelompok siswa yang berpartisipasi penuh dengan sukacita Dharma.
Dengan gaya humor, Dharmaraja menyerukan: “Makmur mendadak! Makmur mendadak! Makmur mendadak!” dan mengumumkan bahwa hari Minggu depan, tanggal 9 November 2025, akan diselenggarakan Upacara Homa Jambhala Kuning (Huangcaishen/黃財神). Dharmaraja mengungkapkan, Jambhala Kuning merupakan satu di antara Maha Astadinata Zhenfo Zong. Merupakan pemimpin di antara Catur Maharajika, yaitu Dewa Raja Vaisravana, menguasai Gudang harta dan berkah. Sanggup melindungi negara, menganugerahkan rezeki, dan memiliki kekuasaan tak terhingga. Dharmaraja menjelaskan: “Istana Jambhala Kuning sebagian besar terbuat dari tujuh permata, seperti: emas, perak, kristal, batu akik, dan lain-lain.”
Mencapai Siddhi Tubuh Terang Mengarungi Dasadharmadhatu Tanpa Rintangan
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan sebuah tingkatan spiritual, hasil dari bhavana: Menggunakan tubuh jasmani awam, tidak akan bisa mencapai istana dari Catur Maharajika. Namun, jika sadhaka mencapai siddhi tubuh terang, maka ia akan sanggup mengarungi Dasadharmadhatu dengan leluasa. Dharmaraja memberikan perumpamaan: Jika ingin menikmati pemandangan aurora, maka insan awam harus naik pesawat terbang menuju ke Alaska. Tetapi, tubuh terang, duduk tenang di atas ranjang pun bisa menikmati pemandangan aurora. Tubuh terang adalah tanpa rintangan, memenuhi angkasa.
Dharmaraja mengungkapkan, mencapai keberhasilan bhavana memperoleh tubuh terang, tidak ada tempat di mana pun dalam Dharmadhatu yang tidak bisa dicapai. Sedangkan tubuh awam sangat terbatas, karena ada banyak ikatan dan rintangan. “Saya berada di Seattle, sesungguhnya, di Hong Kong juga ada saya, di Singapura juga ada saya, di Eropa ada saya, di negara mana pun ada saya; Bahkan di Afrika juga ada saya, di Mongolia, di Kazakhstan, dan Xinjiang, semua ada saya!” Dharmaraja mengungkapkan dengan senyum.
Mahadewi Yaochi Termulia Senantiasa Menjawab Dengan Akurat
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan kontak batin istimewa dengan Mahadewi Yaochi, menyebut Mahadewi Yaochi sebagai Mahadewi Yaochi Termulia, sebab nama “Mahadewi Yaochi Puluhan Ribu Tangan Buddha dan Mata Tanpa Batas” terlalu panjang, Dharmaraja memohon petunjuk Mahadewi Yaochi, bolehkah menyingkatnya dengan nama Mahadewi Yaochi Termulia “Zhizun Yaochijinmu” (至尊瑤池金母), Mahadewi Yaochi berwelas asih menyetujui.
Lebih lanjut, Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, antara batin dan pikiran Beliau dengan Mahadewi Yaochi Termulia saling terhubung, kontak batin saling terjalin, memohon petunjuk apa pun, Mahadewi Yaochi senantiasa menjawab dengan sangat jelas dan dapat dipahami. Hal yang besar mencakup alam semesta, langit dan bumi, hal yang kecil mencakup hubungan antar manusia, semua bisa ditunjukkan dengan sangat jelas oleh-Nya. Dharmaraja Lian Sheng tertawa mengungkapkan, pernah memohon petunjuk Mahadewi Yaochi untuk memberi nilai atas bhavana siswa: Berapa nilai untuk siswa ini? Beliau menjawab nilainya 20; Sedangkan siswa lain yang bajik, Beliau mengatakan sangat baik. Dharmaraja Lian Sheng memuji Mahadewi Yaochi: “Bertanya pasti dijawab, dan semua jawaban pasti akurat.” Kebijaksanaan tak terhingga, daya gaib leluasa.
Memohon Kondisi Pendukung Terhindar dari Jodoh Buruk
Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih membabarkan, jodoh dalam kehidupan ini ada yang jodoh pendukung dan jodoh perintang, jodoh pendukung bisa membantu Anda, sedangkan jodoh perintang bisa menjadi halangan. Sama seperti jangka waktu kehidupan, ada rintangannya, jika Anda bisa memohon adhisthana Mahadewi Yaochi, maka bisa mengubah bencana menjadi ringan.
Dharmaraja mengungkapkan bahwa Beliau sanggup memprediksikan panjang dan pendeknya umur, alam tujuan saat mangkat, hasil bhavana, serta nidana relasi insan, semua berkat petunjuk welas asih Mahadewi Yaochi, yang mengungkapkan berbagai nidana di Dharmadhatu, supaya sadhaka bisa terhindar dari bencana dan memperoleh kemanggalaan, meningkatkan kebijaksanaan dan daya samadhi.
Sutra Avalokitesvara Raja Agung Menyeberangkan Terpidana Mati
Membahas Bodhisatwa Avalokitesvara Raja Agung, Dharmaraja mengungkapkan sejak awal terus tekun merapal Sutra Avalokitesvara Raja Agung, tidak pernah berhenti. Serta memberi contoh nyata dari penjara di Singapura, membuktikan daya adhisthana luar biasa dari Sutra Raja Agung.
Dharmaraja menjelaskan, pada waktu itu, dalam penjara di Singapura ada beberapa terpidana mati, setelah mendengar Sutra Raja Agung yang telah diadhisthana oleh Dharmaraja Lian Sheng, mereka memutuskan untuk Bersarana masuk Zhenfo Zong, dan dengan tekun merapal Sutra Raja Agung. Pada akhirnya, ada yang terbebas dari hukuman mati, tetapi ada pula yang walau tetap divonis mati, setelah dikremasi, sekujur tubuh menghasilkan sarira, dan peristiwa ini sempat menggemparkan dunia agama Buddha.
Menekuni Sutra Raja Agung Purifikasi Duduk Langsung Terlahir di Sukhavatiloka
Dharmaraja Lian Sheng mencontohkan, ayah dan ibu dari Hanifa, setiap hari mereka tekun merapal Sutra Avalokitesvara Raja Agung.
Hanifa bersaksi secara langsung, di pagi hari sang ibunda bersiap hendak keluar rumah, merasa sedikit pusing, beliau duduk di kursi, dan langsung mangkat. Setelah kremasi, menghasilkan segenggam sarira, tiap butirnya keras dan besar, kontak batinnya sungguh luar biasa, membuatnya sangat berterima kasih atas adhisthana Dharmaraja Lian Sheng. Dharmaraja memuji: “Itu adalah duduk langsung terlahir di Buddhaksetra! Dapat memadamkan duka kelahiran dan kematian, sungguh luar biasa.”
Mahadewi Yaochi Memberi Petunjuk Penderitaan Kecil sebagai Peringatan
Dharmaraja tertawa mengungkapkan Beliau pernah mohon petunjuk Mahadewi Yaochi mengenai kondisi yang menyertai proses mangkat, Mahadewi Yaochi berwelas asih memberi petunjuk bahwa Mahadewi Yaochi tidak seberuntung itu, masih perlu mengalami sedikit penderitaan.
Dharmaraja Lian Sheng menjawab: “Bahkan sedikit penderitaan ini pun saya tidak mau!” Mahadewi Yaochi menjawab: “Anda tidak menginginkannya, maka Anda wajib menurut, jangan sembarang bepergian.”
Dharmaraja mengungkapkan, Sang Ibunda mangkat dengan cepat, dan menghasilkan sarira, demi menyemangati semua: Mereka yang benar-benar bisa mangkat tanpa penderitaan, merupakan hasil dari bhavana keseharian dan daya ikrar.
Tekun Merapal Sutra Raja Agung Memadamkan Duka Samsara Menyingkirkan Racun Berbahaya
Dharmaraja membabarkan, selama bertahun-tahun diri ini setiap hari merapal Sutra Raja Agung, “Berkendara juga merapalnya, duduk di dalam kendaraan juga merapal, tidak pernah absen.” Acarya Lian Qi (蓮麒上師) bersaksi, Dharmaraja tiap kali berada di dalam mobil selalu merapal Sutra Raja Agung.
Dharmaraja menekankan, dalam Sutra Raja Agung terkandung Mantra Sapta Buddha, mengandung pahala besar, dapat menyingkirkan rintangan, mengatasi racun berbahaya, merupakan Sutra yang wajib dirapal sadhaka tiap pagi dan malam: “Avalokitesvara Raja Agung, sungguh memadamkan duka kelahiran dan kematian, menyingkirkan racun berbahaya.”
Dharmaraja tertawa, mendiang Ibunda dengan merapal mantra, langsung mangkat terlahir di Buddhaksetra nan suci, tetapi Dharmaraja sendiri justru wajib mengalami sedikit penderitaan. Siswa mengatakan, Dharmaraja bisa mencapai siddhi sinar pelangi, Dharmaraja langsung memberi petunjuk: “Siddhi sinar pelangi membutuhkan dasar Sadhana Internal, menekuni olah prana, nadi, dan bindu, sehingga bisa sempurna.” Dharmaraja mengungkapkan, berbhavana hingga pori tubuh memancarkan cahaya terang, di dalam cahaya terdapat Buddha dan Bodhisatwa yang berdiam, ini adalah alam Kebuddhaan, dan saat jelang wafat bisa mangkat bertransformasi menjadi cahaya, ini adalah cara berpulang yang paling istimewa.
Dharmaraja juga mengingatkan siswa: “Semua nasib dan peruntungan, diri sendiri yang memilihnya, bagaimana bisa menyalahkan pihak lain?” Semua penderitaan di dunia diakibatkan oleh karma diri sendiri, hadapilah dengan batin tercerahkan. Bumi ini adalah tanah yang penuh dengan duka, keluarga laksana rantai yang mengikat manusia; Seks dan tamak adalah ular berbisa, mereka yang tamak akan harta akan terjebak dalam samsara. Hanya pencerahan diri, dan introspeksi baru bisa mengikis karma diri sendiri, dan cepat mencapai seberang.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Pertanyaan siswa dari Malaysia:
Sudah beberapa tahun siswa menekuni Sadhana Internal, tapi sungguh sayang tidak ada pembimbing dan kawan yang bisa berbagi pengalaman, hanya bisa membaca karya tulis dan Dharmadesana Mulacarya Lian Sheng, serta menyimak Dharmadesana tata cara versi Tantra Tibet, yoga Hindu, ajaran dan kitab Tao, supaya bisa menjadi referensi.
Siswa mendapati, asana gerak maupun diam, kiat pernapasan yang paling baik tetap adalah “turun, tahan, angkat, sebar”. Siswa sendiri menekuni Vajramusti, senam Taiji dan lain-lain tanpa melakukan “turun, tahan, angkat, dan sebar”, siswa mesti melakukan pengulangan beberapa kali, sehingga lebih baik siswa menekuni sekali pernapasan sekujur tubuh “turun, tahan, angkat, dan sebar”, prana yang demikian lebih mencukupi, dapat diarahkan ke lokasi yang tersumbat.
Mohon petunjuk Mulacarya Lian Sheng, apakah tiap asana bisa dipadukan dengan metode pernapasan turun, tahan, angkat, dan sebar?
Siswa mendapati, bahan makanan olahan belum tentu bermanfaat bagi pencernaan, ada beberapa yang mungkin merintangi sirkulasi prana. Daging yang dibekukan atau yang menginap satu malam, tidak lebih baik dari daging segar. Ini adalah hasil kontak batin saat siswa melakukan persembahan, dan anubhava yang diperoleh saat berlatih prana dan dhyana-samadhi setelah makan, entah apakah benar atau tidak?
Bodhi Sangat Berharga Wajib Dibangkitkan dan Dijaga Supaya Tidak Luntur
Dharmaraja Lian Sheng berwelas asih memberi petunjuk, apa yang dikatakan oleh siswa tersebut adalah benar, bahan makanan olahan dan makanan beku, atau makanan yang menginap tidak bermanfaat bagi Kesehatan tubuh, dan bhavana prana dan nadi. Dharmaraja menunjukkan, lebih baik jangan makan daging atau sayur beku atau yang menginap semalam. Sebab makanan tersebut, saat dipanasi, akan melepas zat toksik, boleh saja dimakan untuk sementara saat kondisi genting dalam masa paceklik. Dharmaraja menekankan, bahan makanan yang segar adalah persembahan yang terbaik.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan, sadhaka wajib mengutamakan daya persembahan, yang istimewa bukan hanya Homa dan Trimulapuja, bahkan makan tiga kali sehari juga bisa menjadi bagian dari bhavana. Persembahan sehari-hari sangat penting, tidak boleh asal-asalan. Saat terjadi bencana atau hal-hal yang tidak diinginkan, gunakan sadhana dan Trimulapuja, memohon perlindungan Istadewata dan Dharmapala, untuk membantu mengikis karmavarana, mengatasi rintangan. Selain bahan makanan, segala macam makanan, pakaian, kediaman, dan sarana aktivitas bisa dipersembahkan. Pakaian yang baik bisa terlebih dahulu dipersembahkan, ini sangat penting.
Dharmaraja mengatakan, bhavana Tantra mengutamakan tiga maha siddhi: siddhi vidyadhara, siddhi puja, dan siddhi samadhi. Siddhi vidyadhara adalah merapal mantra menghasilkan cahaya; Siddhi puja adalah melalui Homa atau Trimulapuja, menyingkirkan bencana, mengikis karma buruk, dan menghimpun berkah; Siddhi samadhi adalah pemusatan perhatian untuk masuk samadhi.
Siswa di lokasi bertanya: Melakukan banyak Homa, apakah asapnya merugikan paru-paru?
Dharmaraja mengungkapkan, asap yang dihasilkan dari Homa memang tidak baik bagi paru-paru, saat bersadhana, wajib perhatikan sirkulasi udara, dan jaga jarak yang tepat dengan tungku Homa.
Dharmaraja melanjutkan, kobar api dalam tata ritual Homa versi Tantra Jepang lebih kecil, asapnya sedikit, sedangkan Homa versi Tantra Tibet sebagian besar menggunakan tungku berukuran besar untuk membakar banyak sarana puja, sehingga asap yang dihasilkan lebih pekat dan banyak, sehingga wajib mengatur sirkulasi udara di lokasi, atau buat cerobong pembuangan asap, supaya tidak menghirup terlalu banyak asap yang merugikan kesehatan.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
Sang Begawan kemudian berkata kepada Ananda, “Karena engkau telah meninggalkan ajaran Hinayana, seperti: Sravaka dan Pratyekabuddha, dan karena engkau telah bertekad untuk berusaha dengan tekun mencapai pencerahan tertinggi, Aku sekarang akan mengajarimu kebenaran hakiki. Engkau tidak perlu lagi mengikat dirimu dengan kata-kata yang hampa makna dan dengan pemikiran yang menyimpang tentang sebab dan kondisi. Engkau sangat terpelajar, tetapi engkau seperti seseorang yang dapat mendiskusikan obat-obatan tetapi tidak dapat mengidentifikasinya ketika obat-obatan itu benar-benar disuguhkan kepadanya. Sang Tathagata berkata bahwa engkau memang patut dikasihani. Dengarkan baik-baik sekarang. Demi engkau dan demi semua yang di masa depan akan menjalani perjalanan Bodhisatwa, Aku akan menjelaskan secara rinci bagaimana engkau dapat memahami kebenaran hakiki sepenuhnya.” Ananda terdiam dan menunggu instruksi pencerahan dari Sang Buddha.
Pengulasan Dharmaraja Lian Sheng:
Buddha menunjukkan, meskipun Ananda telah membangkitkan Bodhicitta, berupaya mencapai Anuttarabodhi, tetapi masih dibingungkan oleh peraminan kata-kata, sebab dan kondisi, serta delusi dunia. Dharma mengenai nidana tergolong sebagai kata-kata lokiya, tidak nyata seperti permainan kata-kata, sadhaka mesti meninggalkannya. Sang Buddha membuat perumpamaan untuk mengingatkan Ananda, meskipun Ananda paling banyak mendengar Dharma Buddha, tetapi sama seperti hanya mendengar nama obat-obatan, tetapi tidak bisa membedakan dan menggunakan obat yang sesungguhnya, ini sungguh patut dikasihani. Oleh karena itu, Buddha membabarkan kebenaran tertinggi kepada Ananda, supaya semua yang menekuni Mahayana dapat benar-benar menembusi realitas sejati.
Dharmaraja Lian Sheng masuk lebih dalam, Dharma lokiya adalah Dharma nidana, Dharma kealamiahan, dan Dharma perpaduan, dasarnya adalah “pembentukan, terbentuk, lapuk, dan sunya” yang merupakan ilusi ketidakkekalan. Tubuh jasmani kita terbentuk dari perpaduan elemen tanah, air, angin, dan api, seantero alam semesta ini juga perpaduan sebab dan kondisi, di saat sebab dan kondisi buyar, semua akan berpulang pada sunya.
Dharmaraja mencontohkan pengalaman pribadi, mulai dari nama jalan kampung halaman di Kaohsiung yang sudah tidak ada lagi, wilayah-wilayah di kota yang semakin makmur atau makin merosot, hingga tempat tinggal di Taichung yang telah dibongkar, ini semua membuktikan segala sesuatu di alam semesta ini terus berubah, tidak ada yang abadi. Lebih lanjut lagi, Dharmaraja mengingatkan, kerupawanan dan keremajaan pasti akan pergi, rupa dan bentuk juga berubah, tidak kekal, dan ilusi, orang yang melekati Dharma lokiya, pasti pada akhirnya “tidak memiliki suatu apa pun.”
Berkebalikan dengan perubahan dan ilusi dunia, lokuttara melampaui semua ikatan sebab dan kondisi, perpaduan, dan kealamiahan. Dharmaraja menekankan, satu-satunya yang tidak berubah adalah “Batin Sejati Terang nan Luhur lokuttara”, ini adalah Buddhata, Tathata, juga merupakan “Meterai Realitas Sejati Tunggal” Batin Sejati Terang nan Luhur bertransformasi menjadi tak terhingga banyaknya, mencakup tahap pembangkitan dan tahap kesempurnaan, merupakan realitas sejati yang sesungguhnya. Oleh karena itu, Dharmaraja menasihati semua, berbhavana wajib melepas nama, keuntungan, harta, rupa dan segala macam kemelekatan dunia lainnya, sebab nama dan keuntungan tidak bisa dibawa serta, rupa pun bisa menjadi tua, perselisihan adalah Kesia-siaan. Dharmaraja memberi contoh nidana perubahan ayah, ibu, dan Bodhisatwa Senior, menekankan bahwa segala perpaduan di dunia ini muncul dan lenyap karena sebab dan kondisi, saat kondisi mendukung, ia akan berhimpun, saat kondisi habis, ia akan berpencar. Dharmaraja mendorong supaya segenap siswa tidak memaksakan nafsu keinginan dan melekat.
Dharmaraja membuat kesimpulan, esensi dari Dharma Buddha adalah Batin Sejati Terang nan Luhur, segala sesuatu di dunia mengalami perubahan dan ilusi. Segenap siswa Zhenfo Zong mesti merelakan segala ikatan dunia, terus berbhavana hingga merealisasi Buddhata yang tidak berubah, menembusi realitas sejati, memperoleh vimoksa sejati.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan Abhiseka Sadhana Avalokitesvara Raja Agung kepada segenap hadirin, upacara pun berakhir diiringi doa dan sukacita tak terhingga segenap siswa.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#BodhisatwaAvalokitesvaraRajaAgung
Istadewata Homa Minggu depan #JambhalaKuning