【Berita #TBS Seattle】

Sore hari tanggal 1 Maret 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Padmakumara. 

Saat Sakyamuni Buddha membabarkan Dharma, banyak Bodhisattva hadir untuk menyimak, banyak pula para Arya dan para sadhaka yang datang untuk mendengar Dharma. Sakyamuni Buddha pernah menyebutkan banyak Kumara, seperti : Suryaprabhakumara, Candraprabhakumara, dan Gandhalamkarakakumara. Di antaranya, juga menyebutkan Padmakumara. Akan tetapi, di antara 25 Arya, hanya Candraprabhakumara dan Gandhalamkarakakumara yang namanya dimasukkan dalam Surangama Sutra, sedangkan Padmakumara tidak dimasukkan dalam Surangama Sutra, sebab utamanya adalah Padmakumara kelak hendak menyeberangkan insan luas. 

Pada saat Dharmaraja berusia 26 tahun, Mahadewi Yaochi membukakan divyacaksu, malam hari itu juga membawa Dharmaraja untuk melakukan perjalanan astral menuju ke Sukhavatiloka, untuk secara langsung melihat Maha Padmakumara Putih yang sangat terang benderang, saat itu di sebelah telinga terdengar suara : “Anda adalah titisan Maha Padmakumara Putih !”

Asal-usul Padmakumara adalah Buddha bhumi ke-13, akarnya berasal dari Mahavairocana Tathagata, dan yang ada bersama dengan Mahavairocana Tathagata adalah Buddhalocani, sepasang mata Buddhalocani berubah menjadi Mahapadminiloka. 

Amitabha Buddha adalah Adhinatha Sukhavatiloka, sedangkan Padmakumara adalah Adhinatha Mahapadminiloka. Amitabha Buddha menjelma menjadi Padmakumara, dan Padmakumara menitis menjadi Dharmaraja Liansheng Master Sheng-yen Lu (蓮生活佛 盧勝彥), menjadi perintis Zhenfo Zong, merupakan Guru spiritual bagi 5 juta siswa di seluruh dunia. 

Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :

Dalam teks disebutkan empat mudra dari empat abhiseka, Dharmaraja memperagakan keempat mudra tersebut. Dharmaraja teristimewa juga mengajarkan Tarjani Mudra kepada semua, Jari Vajra, Mudra Menaklukkan Mara, dan Mudra Segitiga. “Mudra juga mengandung ‘power’.”

Dalam teks disebutkan, “Hetu ( sebab ) sebagai tahap awal, ketika pratyaya ( kondisi ) berpadu, akan menghasilkan phala.”, Dharmaraja menjelaskan, sebab apa pun yang Anda perbuat, maka itulah akibat yang akan dihasilkan, inilah hukum sebab dan akibat. Tetapi, jika Anda telah membuat sebab, namun tidak ada pratyaya, maka ia tidak akan menghasilkan akibat, sebab yang telah diperbuat di kehidupan lampau juga bisa memengaruhi meditasi dan anubhava. Dharmaraja memberi contoh, suami yang Anda jumpai di kehidupan sekarang, adalah rintangan Anda di kehidupan lampau, istri yang Anda jumpai di kehidupan sekarang, juga merupakan rintangan Anda di kehidupan lampau, “Inilah jodoh yang merintangi bhavana Anda.”

“Ada enam hal yang merupakan bayangan yang dihasilkan oleh perpaduan hetu dan pratyaya.”, yang dimaksud dengan bayangan adalah rintangan, Dharmaraja menjelaskan :

Bayangan samaya – Jika Anda melanggar sila, maka ada bayangan samaya, jika di kehidupan lampau Anda telah melanggar sila, maka di kehidupan saat ini akan muncul rintangan ;

Bayangan makhluk halus dan mara – Mara dan makhluk halus datang mengganggu Anda, ini disebut bayangan makhluk halus dan mara. 

Bayangan teman yang menjerumuskan – Anda berjumpa dengan teman yang justru menjerumuskan Anda, ia datang untuk mengganggu Anda, mencelakai Anda, ini adalah bayangan teman yang menjerumuskan.

Bayangan makanan dan minuman – Mengonsumsi makanan yang berbeda warna akan menghasilkan pengaruh yang berbeda pula.

Bayangan lokasi – Letak topografi, apakah tempat tinggal Anda mengandung hawa buruk Yin ? Atau hawa buruk makhluk halus ? Ada makhluk halus pengganggu dalam rumah Anda, ada hawa buruk, tentu saja itu semua akan memengaruhi kualitas meditasi Anda.

Bayangan Shihui – Cuaca, yaitu pengaruh dari iklim, bahkan hari juga bisa memengaruhi. 

Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Padmakumara, segalanya sempurna dan manggala. 

Judul Asli :
2020年3月1日 彩虹雷藏寺蓮花童子護摩大法會

1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21.