8 Maret 2020 Upacara Agung Homa Sakyamuni Buddha di Rainbow Temple
【Liputan TBS Seattle】
Pada sore hari tanggal 8 Maret 2020, Rainbow Temple Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Namo Guru Mula Sakyamuni Buddha (Shijiamounifo - 釋迦牟尼佛). Nama asli dari Sakyamuni Buddha adalah Siddhartha Gautama, menurut yang tertulis, Sakyamuni Buddha lahir pada tanggal 8 bulan 4, tahun 464 SM (Lebih dari 2500 tahun lampau), lahir di Kapilavastu India (Sekarang wilayah selatan Nepal), di bawah sebuah pohon Asoka yang subur, di taman Lumbini. Ayah-Nya adalah Raja Suddhodana, Raja Kapilavastu, sekaligus merupakan tetua suku Sakya. Ibu-Nya adalah Ratu Mahamaya, yang merupakan adik perempuan dari Maharaja Suprabuddha penguasa Devadarsita dari suku Kolita.
Sakyamui Buddha lahir disertai dengan berbagai macam fenomena mangala. Pada saat berusia 29 tahun, Beliau menjalani kebiksuan demi menapaki jalan kebenaran, dan mencapai Kebuddhaan pada usia 35 tahun, kemudian membabarkan Dharma selama sekitar 49 tahun, dengan sekitar 300 persamuhan pembabaran sutra, Dewa dan manusia yang telah Beliau bimbing tak terhingga banyaknya. Sekitar tahun 543 SM, pada saat berusia 80 tahun, Beliau memasuki Parinirvana.
Di antara 2 Mandala dalam Tantra, Sakyamuni Buddha menjadi Istadevata utama dalam Mandala Garbhadhatu, sejajar dengan Amoghasiddhi Buddha dalam Vajradhatu Mandala. Dalam karya tulis nomor 54, "Sadhana Karman Tantrayana", artikel berjudul "Sakyamuni Buddha Adalah Istadevata Kikis Karma", Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa ada beberapa sadhana rahasia Sakyamuni Buddha, salah satunya, sadhana rahasia yang paling agung adalah "Mengikis karmavarana", "Ada banyak orang menanyai saya, sadhana apa yang paling baik untuk mengikis karmavarana? Karena sadhana untuk mengikis karmavarana terlampau banyak, sangat sukar untuk langsung menjawabnya, sehingga saya pun menjawab: Tekuni 'Sadhana Sakyamuni Buddha Gunaraja'!" Menjapa mantra tersebut dapat mengikis karmavarana yang telah terakumulasi semenjak kalpa yang tak terhingga.
Mantra Hati Sakyamuni Buddha adalah: "Om. Mouni. Mouni. Mahamouni. Shijiamouni. Suoha" maknanya adalah: "Istadevata Sakyamuni Buddha alam semesta, Ia yang mengasihi (orang suci / Muni), Muni, Mahamuni, segalanya sempurna." Mudra-Nya adalah Mudra Tiga Gunung (kedua ibu jari, jari tengah, dan kelingking tegak lurus, jemari yang lain saling merangkap ke dalam atau ke luar.)
Dalam Dharmadesananya, Dharmaraja membabarkan kisah kehidupan Sakyamuni Buddha, transmisi Dharma Beliau dibagi menjadi beberapa tingkatan. Dalam pembabaran Dharma, setelah mencapai pencerahan dan merealisasikan Buddha, terlebih dahulu Beliau membabarkan Catvariaryasatyani atau 4 Kebenaran Mulia (dukha, samudaya, nirodha, marga) kepada para umat Sravakayana. Saat mentransmisikan Mahayana, Beliau membabarkan Sadparamita (dana, sila, ksanti, virya, dhyana, dan prajna). Pada tingkatan tertinggi, Anda mesti mengaplikasikan pencerahan dalam kehidupan sehari-hari, pada akhirnya diri sendiri berhasil menyeberang dan menyeberangkan para insan, "Setelah sempurna menyeberang dan menyeberangkan insan lain, Anda memiliki hati yang paling sempurna, dan hati yang sempurna ini kita sebut sebagai Bodhicitta." Tidak hanya itu, semasa berada di dunia saha, Sakyamuni Buddha juga membabarkan empat tingkat kesucian: Sravakayana, Pratyekabuddhayana, Bodhisattvayana dan Buddhayana. Dharmaraja Liansheng memberitahu semua, "Empat tingkat kesucian telah terbebas dari samsara, vimoksa, merupakan keberhasilan kekal."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre. Dalam teks disebutkan, "Besar kecilnya bayangan", Dharmaraja menjelaskan, beberapa rintangan sangat besar, dan beberapa rintangan sangat kecil. Apa itu yang besar? Pancasila sebagai contohnya, yang paling besar adalah sila larangan membunuh, yang paling kecil adalah sila larangan minum minuman keras, akan tetapi, di saat orang mabuk tiada lagi hukum dan langit, dan pelanggaran yang dilakukan saat itu menjadi yang paling besar, "Kita tidak boleh meremehkan minuman keras walau sedikit, karena merasa rintangannya kecil sehingga melanggarnya, jangan demikian, kita harus mematuhi sila."
"Tanda bayangan", yaitu rintangan pertanda mimpi, Dharmaraja mencontohkan, bermimpi Guru Anda memarahi Anda, dalam mimpi Anda melihat Guru Anda, Beliau tidak memandang Anda, Beliau justru membelakangi Anda. Ada jarak antara Anda dengan Guru, Anda berupaya mendekati Guru, namun tidak pernah bisa mengejar Beliau, mimpi ini muncul karena sadhaka telah melanggar sila samaya. Bermimpi gunung longsor, sambaran petir, banjir, bulan dan matahari jatuh, ini semua merupakan tanda mimpi rintangan makhluk halus dan Mara. Mimpi kutu, kepinjal, kumbang, ulat, atau belatung merayap di tubuh Anda, ini pertanda rintangan kawan yang memberikan pengaruh buruk. Mimpi makanan tercemar oleh lumpur atau lalat, ini pertanda rintangan makanan dan minuman. Mimpi tempat tinggal sangat kotor, atau penuh dengan barang kotor, ini pertanda rintangan tempat tinggal. Mimpi mayat, atau mayat membusuk, atau mulut mengeluarkan kobar api, berbagai mimpi yang menyebabkan batin risau, ini pertanda rintangan mayat.
Dharmaraja memberitahu semua, rintangan besar menyebabkan hati Anda muram (Bisa membahayakan nyawa, dapat diatasi dengan abhiseka); Rintangan menengah, membuat tubuh Anda merasa kaku, berat, mudah marah, temperamental (Membuat jiwa dan raga menderita, namun bisa diatasi dengan Trimula Puja); Rintangan kecil, saat Anda bermeditasi, Anda menjadi malas meditasi, membuat Anda malas bersadhana(Tidak ingin bermeditasi, bisa diatasi dengan purifikasi mandi).
Pandemi Covid-19 membuat seluruh dunia menderita, Dharmaraja mengungkapkan di baliknya ada ketetapan yang terbentuk dari nidana masa lampau, apalagi, yang kebetulan adalah negara atau wilayah yang paling parah terdampak (Seattle, New York, Daegu Korea, Hokkaido Jepang, Italia, Iran, dan Perancis) semua ada di 40 derajat lintang utara, bunga sakura juga paling banyak, "Mana mungkin demikian kebetulan? Di balik semua ini ada ketetapan yang terbentuk dari nidana."
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sadhana Istadevata Sakyamuni Buddha kepada semua yang hadir. Upacara telah berjalan dengan istimewa dan mangala.