
020 Cara Mengolah Batin?
Seorang siswa budimanbertanya, “Guru Lu sering berkata bahwa bersadhana itu olah batin adanya. MohonTanya, bagaimana caranya mengolah batin?”
Saya menjawab cara olah batin ini dengan memetik bab ke-7 dari TujuhIntisari Olah Batin, sebagai berikut:
1. Belajarlah memberi manfaat kepada orang lain, bahkan sekecil halsandang pangan dan lain-lain.
2. Belajarlah menjauhi segala rintangan yang membuat sesat, laluberpikir dari posisi orang lain.
3. Belajarlah segala perilaku bajik, dan awali dari pengembanganbodhicitta, lalu limpahkan jasa.
4. Belajarlah jadikan segala suka dan duka sebagai sahabat olah batin.
5. Belajarlah mengamalkan dan melindungi segala ikrar terutama yangberkaitan dengan olah batin, seperti halnya melindungi nyawa.
6. Belajarlah menghadapi beban pikiran yang baru timbul agar jangansampai berkelanjutan.
7. Belajarlah mengenal bahwa jalur utama bersadhana harus berpedomanpada Sadhana Guruyoga agar kelak mampu menjalani segala kondisi dalam penekunansadhana.
8. Belajar ‘tidak mundur’ dalam hal menghormati Guru, ‘tidak mundur’dalam hal sukacita berbhavana, dan ‘tidak mundur’ dalam hal mendukung Trisila.
9. Belajarlah tiga ajaran tentang ‘tidak meninggalkan jalan kebajikan’.
10. Belajarlah tidak melekat pada segala hal.
11. Belajarlah memahami bahwa ‘segala penampakan’ itu untuk keperluanbhavana.
12. Belajarlah merangkul dan bermaitri karuna terhadap musuh yang punyahubungan nidana khusus pada diri sendiri.
13. Belajarlah bersadhana secara konsisten tanpa memandang kondisiapakah lancar atau sebaliknya.
14. Belajarlah mendalami intisari dari bahan utama yang terserap.
15. Belajarlah mengatasi keterbatasan perbuatan bajik yang diakibatkanoleh terlalu menyibukkan diri pada hal-hal duniawi.
16. Belajarlah lebih bertahan lama menekuni sadhana hinggaberkesinambungan.
17. Belajarlah tidak skeptis dan lebih konsen.
18. Belajarlah sering melakukan pengamatan dan meninggalkan kilesa.
19. Belajarlah tidak menyombongkan diri di depan orang tentang halpahala.
20. Belajarlah tidak berkata kasar sekecil apapun dan tidak mudahterpancing amarah.
21. Belajarlah berbuat kebajikan, tidak mengharapkan pamrih atau namabaik.
22. Belajarlah tidak mempublikasikan hal-hal sepele, jangan pulasemangatnya hanya sebentar, namun hendaknya mempertahankan konsistensi.
Demikianlah 22 butir kunci olah batin dari Tujuh Intisari Olah Batinyang cocok untuk dijadikan pedoman bagi mereka yang memang berminat memperbaikidiri.
Saya pribadi juga ada kunci olah batin yang dapat saya sajikan sebagaiberkut:
- Tidak menyimpang dari sila dan ikrar.
- Tidak terbawa arus oleh rasa angkuh.
- Tidak terpuruk dalam sifat ego.
- Tidak selalu mementingkan diri sendiri.
- Tidak membicarakan keburukan orang lain.
- Tidak membeda-bedakan antara aku dan dia.
- Tidak membiarkan kilesa bertumbuh.
- Tidak menuntut pamrih.
- Tidak berbuat demi nama.
- Tidak melakukan kejahatan, lakukanlah kebajikan.
- Tidak menaruh rasa dendam pada orang jahat.
- Tidak membalas dengan kata-kata.
- Tidak membalas dengan tindakan.
- Tidak melukai lahir batin orang lain.
- Tidak menuntut orang.
- Tidak mengalihkan kesalahan pada orang lain.
- Tidak memiliki harta benda dengan cara yang tidak wajar.
- Tidak menyerang orang lain, justru menyelamatkan orang lain yang butuhpertolongan.
- Tidak menyusahkan orang lain.
- Tidak membebani pikiran orang lain.
- Tidak mementingkan diri sendiri, tetapi mementingkan orang lain.
…..
Saya selalu merenungi dan mengamalkan kunci olah batin ini tanpa menyerahatau terhenti. Inilah bodhicitta saya. Dengan adanya bodhicitta, jadilahBodhisattva, lalu menuju Buddhapala yang sempurna. Dan inilah yang menghasilkankekuatan sakti Tathagata.