Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Pustaka Buddhadharma yang demikian luas, mesti baca mulai dari mana ?
Oleh karena itu, bimbingan Guru yang tercerahkan sungguh penting.
Apa saja syarat yang mesti dipenuhi oleh seorang Guru sejati ?
Melalui “Gulungan Tripitaka”, Dharmaraja Liansheng memberitahu Anda ciri-ciri Guru yang telah tercerahkan.
Gulungan Tripitaka
Karya Tulis Dharmaraja Lian Sheng ke-249【Petuah Asal Buddhaloka】
Saya pernah menghabiskan waktu untuk membaca:
Sutra yang disabdakan oleh Sang Buddha.
Vinaya yang dibabarkan oleh Buddhisme.
Sastra dari Para Arya.
Sambil menghela napas dan berkata, “Begitu rumitnya isi kitab suci, tak habis dibaca seumur hidup.”
Belakangan:
Di Taoisme bersarana pada Taois Qingzhen.
Buddhisme Eksoterik bersarana pada:
Guru Yinshun.
Biksu Leguo.
Biksu Dao’an.
Saat menerima Sila Bodhisattva, 3 guru yang saya berlindung adalah:
Biksu Xiandun.
Biksu Huisan.
Biksu Jueguang.
(Berlokasi di Vihara Bishanyan, Nantou.)
Di Tantra Tibet, Guru utama ada 4 orang:
Nyingmapa – Biksu Liaoming.
Gelugpa – Guru Thubten Dhargye.
Kargyupa – Gyalwa Karmapa ke-16.
Sakyapa – Guru Sakya Dezhung.
Sebenarnya, Biksu, Acarya, Rinpoche, Dharmaraja, Taois, Arya ... yang saya jalin jodoh, tak terhitung !
Lalu, saya diupasampada menjadi Biksu.
Mahathera Guoxian dari Wai Chuen Monaster, Hong Kong, yang mengupasampada saya.
Demikianlah catatan silsilah dan jodoh Dharma saya.
*
Ketahuilah, untuk belajar Buddhadharma dan melatih diri, mau tak mau harus ada “Guru”, sehingga mencari Guru bijak adalah sebuah kiat yang penting, jika Anda tidak memiliki Guru, kitab sutra ibarat samudera, luas tak terhingga, bagaimana Anda mempelajarinya ? Siapa Guru bijak ?
Pertama, mesti memiliki silsilah.
Kedua, mesti bijaksana.
Ketiga, mesti melatih diri hingga memahami hati dan mencapai pencerahan.
Keempat, mesti menampakkan Buddhata.
Kelima, mesti memiliki bakat sekaligus pengetahuan.
Guru bijak ini mesti:
Menghentikan keserakahan dan menyingkirkan hasrat.
Kembali ke kemurnian.
Bersih dan tanpa pamrih.
Hati selalu ada Buddha.
Tidak duniawi.
Menghentikan popularitas dan keuntungan.
Ini barulah Guru bijak yang sejati! Jika bukan, tidak pantas mengajar Dharma. Berguru pada Guru yang salah, akan menghabiskan semua waktu dan dana.
Yang namanya:
Jalan salah ada 3000.
Pintu samping ada 800.
Dan lebih banyak lagi jalan sesat.
Sehingga:
Mengenal Guru bijak adalah kiat pertama.
Jika Guru telah mencapai pencerahan, barulah dapat menuntun para murid mencapai pencerahan.
Jika Guru menampakkan Buddhata, barulah dapat menuntun para murid menampakkan Buddhata.
Jika tidak ada Guru, atau berguru pada Guru yang salah:
Dengan usaha maksimal mendapatkan hasil minimal.
Jika ada Guru, atau berguru pada Guru bijak yang sejati:
Dengan usaha minimal mendapatkan hasil maksimal.
*
Ada orang bertanya pada Buddha, “Siapa paling besar ?”
Buddha menjawab, “Orang yang menyatu dengan Marga adalah besar.”
Kini, siapa yang dapat menyatu dengan Marga ? Siapakah Guru bijak ?
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: https://www.tbboyeh.org/ind#/index