Kutipan Dharmaraja:
Ikrar Dharmaraja Liansheng adalah tidak mengabaikan satu insan pun,
setiap saat menyeberangkan insan tanpa henti.
Tekad seperti apakah ini ?
Kami mengundang Anda membaca sebuah artikel yang berjudul “Meditasi Penjelajahan Spiritual” untuk memahami welas asih dan kelembutan hati Dharmaraja Liansheng.
Meditasi Penjelajahan Spiritual
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-167【Dengarkanlah Suara Hatiku】
Seorang sadhaka yang bertapa dan mengasingkan diri, kemungkinan besar tidak perlu mengerjakan apapun, selain “menulis buku”, “bersadhana”, namun, saya tetap seorang yang bodoh, orang bodoh pun memiliki semangat bodoh, memiliki semangat bodoh baru bisa “konsisten”, tidak hanya menulis buku dan bersadhana saja, bahkan melakukan“meditasi penjelajahan spiritual” menyeberangkan para insan, saya adalah orang bodoh di antara orang-orang bodoh!
Saya jelas-jelas paham bahwa “menyeberangkan insan” itu tidak mungkin semua terseberangkan dengan sempurna. Namun, saya selalu bertekad seperti ini, tekad ini berasal dari “cinta”, saya tidak berani menyebutnya “welas asih”, hanya saja hati saya terlalu lembut.
Pertapaan saya bukan sekolam air mandek, melainkan sebatang anak sungai yang mengalir halus, jika saya dapat mengerjakan sedikit hal kecil, saya pun kerjakan, saya kerjakan sampai saya tidak mampu kerjakan baru saya berhenti, sampai tubuh sudah tidak berdaya, dan ambruk.
Saya tentu paham —
Menyelamatkan dan menyeberangkan insan melalui “penjelajahan spiritual” juga terasa tidak berdaya, kegagalan akan menyebabkan penderitaan saya.
Orang yang ingin diseberangkan tidak terseberangkan, malah saya yang babak belur.
Namun, saya rela ! Menurut kalian, bukankah saya orang paling bodoh di antara orang-orang bodoh ?
Apabila kalian mempunyai ketekunan yang luar biasa, atau dapat mempertahankan satu hari satu kali (atau dua kali, tiga kali, empat kali) bersadhana, maka tirulah saya menekuni Sadhana Tantra ! Menekuni Sadhana Tantra Satya Buddha dan mencapai Kebuddhaan dalam tubuh sekarang.
Caturprayoga, Guruyoga, Yidamyoga, Prana-nadi-bindu, Anuttarayoga Tantra, Dzogchen. Jalan yang satu ini adalah “jalan yang sulit ditempuh”, walau sulit, tetap dijalankan, hanya orang bodoh seperti saya yang sanggup, menggunakan seluruh hidup saya yang berharga, untuk membuktikan pencapaian Vajrayana.
Jika Anda merasa bahwa “jalan yang sulit ditempuh” itu tidak mudah dijalankan, maka tirulah saya, dengan sedikit tenaga, belajar terlahir di alam suci dengan bervisualisasi Buddha dan menyebut nama-Nya. Inilah “jalan yang mudah ditempuh”.
Mahastamaprapta pernah menyelami cahaya matahari dan rembulan.
Mengajarkan visualisasi Sukhavatiloka Barat.
Sejak membuktikan sendiri kondisi Samadhi.
Tidak pernah lagi jauh dari sisi Amitabha.
Banyak jalan untuk belajar Buddhadharma, juga banyak Guru terkenal, namun, saya memiliki “jalan yang sulit ditempuh” maupun “jalan yang mudah ditempuh”, di mana lagi bisa ditemukan Guru seperti saya ini ?
Saya menyeberangkan insan saat sedang bertapa maupun saat keluar dari pertapaan, saya menyeberangkan insan di alam manusia, juga menyeberangkan insan di alam baka, saya menyeberangkan insan di dalam mimpi, juga menyeberangkan insan di dalam meditasi penjelajahan spiritual. Tidak pernah istirahat barang sebentar pun, di dalam hati saya, saya banting tulang demi insan, walau telah lelah, walau telah letih, saya juga tidak ingin berhenti.
Hanya karena hati saya terlalu lembut !
Oh Tuhan, mengertikah Anda hati Mahaguru ?
* Untuk membacalebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut:
https://www.tbboyeh.org/ind#/index