Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Hakikat nidana itu sunya adalah doktrin inti ajaran Buddha,
Segala sesuatu di alam semesta adalah eksistensi semu yang timbul dari perpaduan nidana, hakikatnya adalah sunya.
Namun, mampukah Anda menerima bahwa semua penglihatan, semua sentuhan, semua pendengaran Anda adalah semu ?
Semua Ini Semu ?
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-255【Sayap dalam Mimpi】
Acarya Lianjie memberitahu saya satu hal:
Biksu Haitao dalam suatu kali ceramah, bercerita:
Ada seorang istri pulang ke rumah, melihat suaminya sedang berselingkuh bersama seorang wanita di atas ranjang.
Si istri tertegun.
Lalu menutup perlahan pintu kamar tidur, kemudian memejamkan mata, merenung: “Semua ini adalah semu, semua ini adalah semu, semua ini adalah semu.” (Rintangan karma matanya sangat berat)
Selanjutnya, si istri memasuki baktisala, bermeditasi, bersadhana, dan bervipasanna.
Lalu:
Biksu Haitao di dalam ceramah sempat berkata:
Pria dan wanita berselingkuh.
Ibarat uang.
Uang yang Anda miliki, belum tentu milik Anda, pasti ada yang pernah menggunakannya, seseorang yang duluan menggunakannya, lalu Anda menggunakannya, setelah Anda, orang lain juga akan menggunakannya.
Dengan kata lain: “Digunakan bersama, semua orang menggunakan !”
Lalu:
Biksu Haitao berbicara tentang selingkuh:
Suami selingkuh dengan wanita lain.
Pasti ada nidananya, dalam kehidupan sebelumnya, suami dan wanita tersebut barangkali adalah suami istri.
Sementara istri yang sekarang, sebaliknya adalah “selingkuhan”.
Konon:
Dharmadesana dari Biksu Haitao ini, mengundang argumentasi yang tidak sedikit dari masyarakat luas.
Biksu Haitao menjadi seorang Biksu yang kontroversi, masyarakat luas memperdebatkannya.
Nah ! Mahaguru Lu justru berasumsi bahwa semua Dharmadesana dari Biksu Haitao memiliki nuansa pencerahan.
Jangan heran.
Orang yang tercerahkan, memahami:
Kebenaran duniawi, sebenarnya adalah mimpi.
Kebenaran duniawi, sebenarnya adalah ilusi.
Kebenaran duniawi, sebenarnya adalah gelembung.
Kebenaran duniawi, sebenarnya adalah bayangan.
Segala sesuatu di dunia ini adalah ilusi sesaat, seperti embun, seperti kilat, juga seperti percikan api, lalu menghilang.
Ternyata segala sesuatu di dunia ini adalah semu, hanya sebuah sandiwara semata, mana yang sejati ? Sebenarnya, semua adalah semu, semu, semu.
Apa pun itu, semua adalah ‘semu’.
Lalu:
Dalam reinkarnasi dan tumimbal lahir –
Semua lahir karena nidana.
Semua musnah karena nidana.
Yang terpenting “jangan melekat”.
“Digunakan bersama” dan “nidana banyak kehidupan”, semuanya masuk di akal. Biksu Haitao, memang memiliki wawasan.
Hanya saja wawasan ini, tidak dapat diterima oleh masyarakat luas.
Saya menulis sebait sajak:
<Semua ini Adalah Semu>
Masalah duniawi beraneka ragam
Terjadi berulang-ulang
Masa-masa indah
Pernah Anda simak
Keharuman memenuhi halaman
Semua mekar mengagumkan
Mempesona tak terpilihkan
Silakan cermati sejenak
Selang beberapa waktu
Beribu-ribu perubahan
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: