Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian, justru karena demikian orang awam merasa ketakutan.
Sedangkan sebagai Tantrika, bagaimana menghadapi anicca yang menakutkan ini ?
Dharmaraja Liansheng akan menerangkan melalui artikel “Prajna Pematah Ketakutan”.
Prajna Pematah Ketakutan
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-156【Suara Semilir Angin】
Ketika kita mengamati terus-menerus segala sesuatu senantiasa mengalami ‘lahir’ dan ‘mati’, kita akan sangat paham kehidupan manusia begitu anitya, begitu menderita, begitu tidak berdaya.
Saat seorang diri menenangkan pikiran, mengamati sekeliling, pasti akan sadar, segala keberadaan akan hilang ditelan masa.
Biasanya orang awam mengira hal yang dilihat adalah abadi, sebenarnya tidak demikian, segala keberadaan juga bisa berubah, bahkan pikiran pun bisa berubah dengan cepat. Ahli medis menerangkan bahwa otak manusia dalam 1 menit bisa muncul 30 pikiran, saling bergantian. Seperti halnya para ilmuwan meneliti arus listrik ulang-alik, setiap detik dapat sirkulasi sebanyak 50 putaran.
Apa yang paling ditakuti manusia?
Jawabannya adalah kematian.
Seorang Sadhaka memahami hidup dan mati merupakan sebuah proses yang singkat, jangan takut jika ajal telah tiba, hati harus tenang tidak kacau, sepenuh hati merapal Nama Agung Buddha, agar dapat terlahir di Buddhaloka, meninggalkan segala penderitaan dan mencapai pencerahan. Ini merupakan prajna tertinggi.
Ketahuilah, prajna tertinggi sama sekali tidak mengenal kematian.
Ibu saya, Lu Yunü, telah meninggal 4 tahun yang lalu, sarira beliau disemayamkan di Rainbow Temple.
Namun, malam tahun baru Imlek dan hari pertama imlek saya yang hidup sendirian melewatinya bersama ibu. (kebetulan ulang tahun ibu bertepatan pada 1 hari jelang tahun baru imlek)
Ibu telah berubah wujud menjadi Bodhisattva Avalokitesvara, kami berbincang-bincang semalaman, beliau ialah ‘tiada kematian’.
Ibu berkata: “Menekuni catursmrtiupasthanani ialah Vidyabodhi, begitu ada Prajna Vidyabodhi maka akan mencapai pencerahan, dan tidak ada lagi kematian.”
Saya bertanya: “Bagaimana dengan saya?”
“Tentu Anda juga, tiada kematian,” jawab ibu.
Dengan adanya Prajna Vidyabodhi, memahami tidak terikat dengan tubuh sekarang, dengan demikian dapat mencapai Kebudhaan dengan tubuh sekarang. Mana ada lagi ‘kematian’ yang ditakuti !
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: