Kutipan Dharmaraja Liansheng:
Sekarang adalah abad ke-21, pada tahun 2020 ini, kehidupan pernikahan masih menjadi pilihan hidup sebagian besar orang.
Dalam artikel ini, Dharmaraja Liansheng lewat beberapa lelucon memberitahu Anda tabiat manusiawi, serta menunjukkan apa yang ditekankan dalam menekuni Tantra.
Sebelum dan Sesudah Menikah
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-277【Senyum Mewarnai Kehidupan】
Banyak lelucon seputar sebelum dan sesudah menikah, Anda dapat memetik hikmah dari isi lelucon tersebut.
Lelucon pertama:
Istri berkata, “Sebelum menikah, saat kita pacaran, kamu selalu berkata bahwa jantungmu dag-dig-dug seperti ditubruk anak rusa. Apakah sekarang masih dag-dig-dug ?”
Suami menjawab, “Anak rusa sudah lama mati tubrukan !”
Ha !
Lelucon kedua:
Sebelum menikah.
Si pria berkata dengan serius, “Setiap kali saat mobil kita berhenti di depan lampu merah, saya akan menciummu 3 kali.”
Si wanita berkata, “Romantis sekali ! Saya suka !”
Setelah menikah.
Si wanita berkata, “Sayang, mengapa sekarang kamu tidak pernah mencium saya lagi saat lampu merah ?”
Si pria menjawab, “Sekarang saya suka lewat jalan tol !”
Ha !
Lelucon ketiga:
Sebelum menikah.
Pacar saya sering mengapel ke rumah saya, kalau belum tengah malam, tidak sudi pulang.
Setelah menikah.
Suami tidak pernah ada di rumah pada malam hari, saya tunggu sampai tengah malam pun, ia masih belum pulang.
Beda jauh sekali !
Lelucon keempat:
Istri bertanya, “Sayang ! Dulu kamu berkata bahwa saya selamanya ada di hatimu. Sekarang apakah saya masih ada di hatimu ?”
Suami menjawab, “Masih !”
Istri bertanya, “Mengapa saya tidak merasakannya ?”
Suami menjawab, “Pintu hatiku kecil sekali, saat muda, kamu masuk ke dalam hatiku. Namun, sekarang kamu telah gemuk, karena pintu terlalu kecil, kamu sudah tidak bisa keluar lagi !”
Ha !
Dari lelucon sebelum dan sesudah menikah, saya mencerahi Anitya.
(Di dunia ini tidak ada yang kekal)
Menyukai yang baru, mencampakkan yang lama.
(Tabiat setiap manusia)
Tidak mudah untuk konsisten.
Sosialisasi antar manusia itu tidak mudah.
Saya sering berkata, “Umat itu ibarat air mengalir, mengalir ke sana kemari. Masuk ke dalam aliran kita, keluar dari aliran kita. Semua ini sangat lumrah.”
Kendati ada Sila, Samaya, Sumpah, Pancasika Abdi Guru.
Mulaguru saya, Thubten Dhargye, berkata, “Ekasarana !”
Sesungguhnya, “Ekasarana” adalah hal yang sangat sulit. Namun, jika Anda capai, maka layak diacungi jempol !
Ajaran Tantra menekankan:
Sadhaka, Guru, Yidam, Dharmapala adalah manunggal.
Menekankan “konsistensi” dan “keyakinan yang takzim”.
Kita tentu harus mencapainya !
* Untuk membaca lebih lengkap “Karya Tulis Dharmaraja Liansheng”, silahkan klik tautan berikut: