Bedah Buku:
Dalam satu pikiran manusia terdapat 84,000 jenis kerisauan batin, rasa takut, kekhawatiran, dan kegelisahan,
semua berasal dari pikiran lantur.
Dalam Vajracchedika Sutra dikatakan: “Lindungi pikiran dengan baik”,
mengamati pikiran merupakan langkah awal dari semua bhavana,
singkirkan pikiran lantur, dengan sendirinya dapat mencapai keberhasilan sarvapurna.
Batin Tenteram
Kumpulan Dharmadesana Dharmaraja Liansheng【Bincang Hati Bersamamu - 2】
Hari ini kita mendengar penuturan dari Biksuni Lianzi, beliau membahas rasa takutnya terhadap kegelapan, serta bagaimana batinnya menjadi tenteram.
Beliau sendiri mengatakan, seharusnya di saat batin seseorang tenteram, ia tidak akan takut apa pun, namun beliau masih takut gelap. Beliau sendiri mengatakan, di dalam mimpi bertanya kepada saya, “Kenapa aku bisa takut akan kegelapan ?” Sesungguhnya akar permasalahannya adalah pikiran lantur yang menyebabkan takut gelap. Meskipun Anda tidak melakukan hal yang buruk dan batin Anda tenteram, namun begitu berada di lingkungan gelap, Anda pun mulai berpikir, “Ini adalah kegelapan.” Dengan sendirinya timbul rasa takut dalam hati.
Jika Anda tidak menganggap kegelapan sebagai kegelapan, maka tidak akan ada masalah tersebut, tidak akan ada rasa takut itu. Kenapa di saat berada di lingkungan gelap, Anda langsung membangkitkan pikiran akan kegelapan ?
Inilah akar rasa takut Anda.
Dahulu ada seorang Biksu sekte Chan, orang bertanya kepada beliau, “Wahai Biksu Chan ! Apakah Anda tekun bermeditasi ?”
Biksu Chan menjawab, “Saya tidak pernah latihan meditasi.”
Tamu itu merasa sangat heran, “Anda adalah seorang Biksu Chan, tapi tidak pernah meditasi ?”
Kenapa tidak berlatih meditasi ?
Biksu Chan menjawab, “Saya hanya membuat supaya batin ini tidak kacau.”
Di saat seseorang sedang menghadapi suatu persoalan, batinnya akan menjadi kacau. Sebenarnya Biksuni Lianzi berhati baik, dalam bertindak selalu lurus dan sesuai aturan, setiap hal ia selesaikan dengan sangat baik dan sempurna, semestinya batinnya tenteram. Tapi saat berada di lingkungan gelap, mulai berpikir, “Di sini sangat gelap, entah ada apa di dalamnya ?”
Begitu pikiran ini muncul, ia mulai merasa takut terhadap kegelapan.
Cara mengatasinya, jangan mengarahkan pikiran Anda pada kegelapan. Kedengarannya mudah, di saat melihat sehamparan kegelapan, mulai muncul rasa takut dalam batin, “Baik ! Saya melihatmu sebagai kegelapan!” Sesungguhnya masih tetap gelap. Bagaimana cara mengatasi hal ini ? Bagaimana cara mengalahkan rasa takut ini ? Harus dilakukan dari dalam hati Anda sendiri.
Menurut Sang Buddha, dalam kondisi apa pun, jika batin Anda tidak kacau, maka itulah samadhi. Dalam lingkungan apa pun, batin Anda tidak kacau, maka Anda adalah seorang Siddha.
Apa yang disebut dengan “Batin tak kacau” ? Yang terutama adalah di saat pikiran mulai muncul, dalam sekte Chan dan Tantra kita diajarkan: Begitu pikiran muncul, Anda mesti mengamati pikiran tersebut, Anda menyadari bahwa itu adalah pikiran lantur, kemudian Anda menyingkirkannya. Menyadari itu adalah pikiran lantur, amati bagaimana pikiran lantur muncul dan lenyap. Jika Anda paham bahwa itu adalah pikiran lantur, maka dengan sendirinya ia akan sirna.
Beliau mengatakan, “Ibarat ombak samudra, ia naik dan turun.” Di saat suasana hati seseorang naik, di saat kegelisahan mulai naik, Anda bisa mengamati diri sendiri. Hanya sadhaka yang sanggup demikian. Sebab sadhaka melatih dirinya, sadhaka bisa mengamati timbul dan tenggelamnya suasana hati, kemudian menyingkirkannya. Mesti gunakan metode ini untuk menyingkirkan pikiran melantur Anda terhadap kegelapan.
Terus terang saya katakan, di saat ibunda saya mangkat, di Rainbow Vila saya terbangun di tengah malam, karena minum air terlalu banyak di malam harinya, sehingga tengah malam terbangun. Semenjak tengah malam saya mendengar mendiang ibunda memanggil nama saya, di Rainbow Vila, saat tengah malam terbangun untuk ke toilet, saya jadi khawatir terhadap suara tersebut, saya khawatir akankah beliau secara tiba-tiba memanggil saya lagi ?
Demikianlah, ada satu pikiran, “Akankah beliau tiba-tiba memanggil saya lagi ?” Dalam hati muncul rasa takut, hal ini bukan tidak mungkin. Meskipun saya telah berbhavana selama bertahun-tahun, sesungguhnya masih bisa muncul pikiran semacam ini, “Akankah beliau memanggil saya lagi ?” Saat itu Anda mesti mengamati pikiran tersebut, pikiran semacam itu adalah pikiran lantur. Meskipun beliau memanggil saya, memang kenapa ? Tidak apa-apa, dengan demikian tiada lagi rasa khawatir.
Seperti koridor di Rainbow Vila, begitu lampu dimatikan, di sana juga sangat gelap, laksana kegelapan yang sangat dalam, di saat lampu tidur juga dipadamkan, maka semua akan gelap. Terutama di saat seorang diri, bisa muncul pikiran, “Sekarang saya sendirian, jangan-jangan ada makhluk lain di sini ?” Begitu pikiran ini muncul, Anda akan merasa takut kepada kegelapan tersebut. Oleh karena itu, Anda mesti tahu bagaimana timbulnya pikiran lantur tersebut. Sekalipun ada makhluk lain, memang kenapa ? Anda mesti bisa menaklukkan diri sendiri, supaya Anda bisa mengendalikan diri, di saat mulai muncul kegelapan, batin Anda tidak akan kacau, dengan demikian Anda bisa mengatasinya. Ini merupakan dhyana, seperti yang barusan beliau katakan.
Selain itu, ada rasa seolah masuk ke dalam gedung kosong, saya juga berpikir, dulu saya berdharmadesana di hadapan puluhan ribu orang, sekarang muncul rasa takut: “Jika suatu hari nanti, puluhan ribu orang itu pergi semua, jika semua orang di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, di Vihara Vajragarbha Redmond ini, semua sudah pergi, semua biksuni pulang ke kampung halaman masing-masing, semua pergi ! Semua biksu juga pergi, Lianning juga kembali ke Edmonton Kanada, semua orang pergi ! Di saat hanya tersisa Anda sendiri, apa yang akan Anda rasakan ?” Pikiran semacam ini juga bisa muncul.
Saat itu, saya juga sering merenungkan, “Sesungguhnya itu juga bukan apa-apa !” Di masa lalu saya juga seorang diri, pertama kali saya datang ke Seattle, datang ke Ballard, hanya seorang diri. Saya katakan, “Kehidupan semacam itu juga sangat tenang, sangat damai, saya bisa kembali menjalani hari-hari seperti itu.” Oleh karena itu, tidak apa ! Segalanya sangat damai.
Di saat Anda berada dalam kondisi tersebut, Anda bisa mengamati: Di dunia ini ada sangat banyak orang yang termasyhur, ia telah membimbing banyak umat. Ada sangat banyak biksu dan mahabiksu yang membimbing banyak umat, mereka juga tidak bisa menahan rasa sepi ! Setiap hari bagi mereka harus ada banyak umat yang menyertai, tiap kali berdharmadesana selalu dihadiri puluhan ribu atau ribuan umat.
Saya telah mengenali pikiran lantur ini ! Kelak sekalipun tidak ada yang mendengar Dharmadesana saya, semua umat pergi, saya bisa hidup menyepi. Saya bisa hidup menyepi karena saya sanggup menghadapi rasa sepi diri sendiri.
Bagi saya tidak harus berdharmadesana di hadapan puluhan ribu umat, saya tidak harus memimpin sebuah upacara yang dihadiri puluhan ribu umat, di saat tiba di bandara, tidak harus ada ribuan atau puluhan ribu orang yang menjemput, tidak harus sangat ramai dan menarik perhatian, tidak perlu ! Mesti bisa mengatasi rasa sepi, sebab rasa ingin menarik perhatian juga merupakan pikiran lantur.
Itu sebabnya pernah suatu ketika saya pergi secara diam-diam, pergi naik taksi. Dulu pergi ke mana pun, Mahaguru selalu dijemput limousine, kali ini saya pergi dengan memanggil taksi. Dulu pergi ke mana pun selalu tinggal di presidential suite. Namun saya juga sanggup tinggal di sebuah apartemen kecil, tiga orang berdesakan di atas tatami. Bagaimana dengan makannnya ? Dulu tiap kali bersama umat, selalu ratusan orang ! Begitu disajikan ada 12 macam lauk, beraneka ragam. Saat saya pergi, saya juga sanggup hanya makan semangkuk mi. Saya juga sanggup menjalani kehidupan sederhana, Anda juga bisa, Anda tidak perlu tinggal di presidential suite, Anda tidak perlu naik limousine, Anda tidak perlu menarik perhatian, tidak perlu sampai ribuan atau puluhan ribu orang menjemput Anda di bandara, mempersembahkan bunga, mempersembahkan angpao mohon Anda menjamah kepala mereka, tidak perlu !
Di saat saya turun dari pesawat, tidak ada satupun yang menjemput. Rasa seolah-olah masuk ke gedung kosong, kelak di saat harus hidup menyepi, Anda pun bisa hidup menyepi, tidak apa ! Anda juga harus bisa menerima rasa sepi. Rasa ingin menarik perhatian juga merupakan pikiran lantur.
Di saat Anda melihat kegelapan, amatilah pikiran lantur Anda, kenapa Anda takut gelap ? Di saat pikiran lantur muncul, Anda mesti bisa mengenali dan memahaminya, dengan demikian Anda tidak akan takut gelap. Biksuni Lianzi mengatakan ia melihat saya tersenyum dalam mimpi. Kenapa Anda takut gelap ? Sesungguhnya itu adalah pikiran lantur Anda yang bangkit, carilah akarnya, sesungguhnya akarnya adalah pikiran lantur, amati dan pahami pikiran lantur tersebut, maka Anda tidak akan lagi takut gelap.
Om Mani Padme Hum.
9 Juni 1998