Penulis:Sheng-Yen Lu
Penerbit:Budaya Daden Indonesia
Tanggal penerbit:2010/05/01
Bahasa:Indonesia
Batas Usia Pembaca:Semua umur
Tombol Tautan Situs:Lanjut membaca
Penjelasan Ringkas:
Prakata Pedang Mestika Yogi
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng ke-214_Pedang Mestika Yogi
Dulu, di tempat Guru saya, Thubten Dhargye, beliau menceritakan sebuah kisah nyata kepada saya, sebagai berikut:
Suatu hari, Dakini Putih menampakkan diri dan berkata kepada Guru saya, “Anda harus segera ke Taiwan mencari seorang yang bermarga Luo. Di zaman ini, orang yang bermarga Luo ini akan menjadi seorang Acarya yang berbobot dan kelak akan mencapai keberhasilan. Sambhogakaya Acarya ini adalah Buddha Amitabha.”
Awalnya Thubten Dhargye tidak menaruh perhatian, namun, Dakini Putih berulang-ulang menampakkan diri, sehingga Guru saya membawa seorang dayaka, Thubten Qigong, berdharma bakti ke Taiwan sambil mencari orang yang bermarga Luo.
Setelah dicari ke sana kemari, tetap saja tidak menemukan orang yang bermarga Luo ini.
Acarya Thubten Dhargye sangat kecewa.
Tak lama kemudian, atas inisiatif sendiri, saya bersarana pada Acarya Thubten Dhargye. Acarya Thubten Dhargye memberikan saya sebuah nama Dharma: Thubten Qimo.
Suatu hari, Dakini Putih menampakkan diri, Acarya saya berkata kepada Dakini Putih, “Saya tidak berhasil menemukan orang yang bermarga Luo di Taiwan.”
Dakini Putih menjawab, “Dia sudah ada di sisi Anda, Sheng-yen Lu itulah orangnya, wariskanlah kunci avineka tiga bagian dari Tantra Internal yang mendalam kepadanya!”
Guru saya berkata, “Dia bermarga Lu, bukan bermarga Luo.”
Dakini Putih berkata, “Kata Lu dalam dialek Taiwan, berbunyi sebagai Luo.”
Guru Thubten Dhargye tersadar.
Oleh karena itu, di tempat Guru Thubten Dhargye, saya menjadi siswa utamanya. Saya diwarisi semua kunci Tantra Internal dari beliau, serta memperoleh abhiseka dan adhistana yang tiada tara dan berkesinambungan.
Dari Acarya Thubten Dhargye, saya menerima:
Abhiseka Kurukulle Bhagawati.
Abhiseka Anuttarayoga Tantra.
Abhiseka Yamantaka.
Abhiseka Kalacakra, dan lain-lain.
Bahkan setelah Acarya Thubten Dhargye memasuki parinirvana, beliau tetap
menampakkan diri dan mewariskan ajaran Dharma avineka kepada saya.
Saya amat bersyukur dan selalu menjunjung tinggi beliau.
●
Suatu hari, Dakini Putih menampakkan diri dan berkata kepada saya, “Guru Lu, Anda harus menulis sebuah buku, Anda wajib menulis buku tersebut.”
“Buku apa?”
Dari angkasa, Dakini Putih melemparkan sebuah kitab kepada saya.
Saya membuka sekilas, dan terperanjat!
Dakini Putih berkata, “Tulislah, agar siswa Anda lebih mawas diri. Saat mereka berada di tempat berbahaya, di jalan tersesat, mereka agar terpanggil kembali ke jalan yang benar!”
Saya berkata, “Ini, terlalu Sulit!”
Dakini Putih berkata, “Melakukan hal yang sulit dilakukan adalah sebuah kebajikan! Kitab ini layak dibaca semua orang.”
Alamat Guru Liansheng Sheng-yen Lu:
Sheng-yen Lu
17102 NE 40th CT.
Redmond, WA. 98052
U.S.A.