Penulis:Sheng-yen Lu
Penerbit:Budaya Daden Indonesia
Tanggal penerbit:2023/07/05
Bahasa:Bahasa Mandarin
Batas Usia Pembaca:Semua Usia
Tombol Tautan Situs:Lanjut membaca
Penjelasan Ringkas:
Catatan ‘Kotak Mestika Candra’ (Pendahuluan)
Karya tulis Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu ke-295 【Kotak Mestika Candra】
8 Februari 2023.
Dari Taiwan saya kembali ke Seattle Amerika Serikat.
Dalam rumah di Seattle, saya juga menemukan sebuah kotak kardus, saya tahu apa isinya.
Itu adalah kotak mestika.
Di dalamnya semua adalah kasih.
Jadi, apa itu cahaya rembulan?
Sebab saya teringat akan “Cahaya rembulan di dalam kota”, ini adalah lirik dari sebuah lagu, saya ingat ada sepenggal seperti ini:
Cahaya rembulan di dalam kota,
Menyinari mimpi,
Lindungilah di sisinya.
Jika suatu hari nanti jumpa lagi,
Biarlah kebahagiaan memenuhi malam.
Oleh karena itu, judul dari buku ini adalah:
“Kotak Mestika Candra”
Buku ini merupakan “Jalinan Kasih Multi Masa” bagian kedua.
Mengapa jalinan kasih demikian banyak?
Saya beritahu sebabnya: Sebab saya (Sheng-yen Lu) adalah Bodhisatwa, makhluk sadar yang berperasaan.
Mengupayakan agar semua makhluk yang berperasaan, setiap insan, semua menjadi sadar.
●
Ada seorang siswa yang menulis di atas sebuah kartu kecil untuk saya:
Esok berpisah dengan-Mu,
Kesedihan tak terperikan.
Hati ini tidak sanggup merelakan,
Hanya air mata berlinang membasahi pipi.
Kerinduan setiap saat,
Semua tersimpan dalam relung hati.
Dalam sunyi berharap Engkau segera kembali,
Bisa jumpa sepanjang masa.
Membaca kartu kecil ini, hatiku berguncang, saya bukan makhluk tanpa perasaan.
Dalam hati ini hanya ada:
“Lindungilah di sisinya!”
Kehidupan ini!
Jika bukan berpisah dalam hidup, maka pasti dipisahkan oleh kematian.
Semua membuat insan berlinang air mata.
●
Wanwan mengatakan:
Sunya dan eksistensi berlawanan. Namun, sekaligus tak sama pun tak berbeda.
Dalam sunya ada eksistensi.
Kebenaran sejati dalam eksistensi adalah sunya.
Eksistensi adalah dunia materi, merupakan atribut yang tercipta dari pancaskanda, jika dianalisis, pada akhirnya juga sunya.
Dalam dunia eksistensi, ada samsara, ada sebab-akibat, ini adalah fenomena eksistensi diri.
Sesungguhnya:
Dalam anatman, tetap ada samsara, ada sebab-akibat, tapi Tathata tetap suci tanpa noda.
Wanwan mengatakan:
Anatman adalah sebab-akibat.
Tathata adalah sebab-akibat.
Bentuk luar berbeda, sumbernya sama.
Demikian pula dengan kasih.
Bukankah demikian?
Dalam buku ini, ada kasih, juga ada Buddhadharma, tidak mengecewakan Tathagata, pun tidak mengecewakan Anda.
Selamat membaca, semoga mendapatkan manfaat.
Dharmaraja Liansheng,
Sheng-Yen Lu
17102 NE 40th Ct.,
REDMOND WA 98052
Februari 2023