Semarakkan Imlek di Tengah Pandemi, Lotus Light Charity Bagikan Kue untuk Penjaga Klenteng dan Vihara

Salam Kebajikan - Setiap tahun sekali ketika menjelang Imlek yaitu setelah tanggal 24 (sampai akhir bulan) bulan 12 imlek, tradisi membersihkan rupang dilakukan. Pada saat tersebut dipercaya bahwa Dewa-Dewi naik ke langit meninggalkan rupang dan altarnya pada Cap Jie Gwee 24 atau sehari sebelumnya untuk melaporkan apa yang telah dicatatnya selama setahun. Sehingga saat Dewa-Dewi kembali pada hari keempat setelah Imlek, mereka memiliki tempat yang bersih.

Para penjaga Klenteng dan Vihara antusias menyambut Imlek dengan mengikuti tradisi membersihkan rupang serta altar. Dalam melakukan tradisi ini, tidak hanya membersihkan altar dan memandikan Rupang Dewa saja, namun hampir semua sarana peribadatan haruslah dibersihkan.

Sebelum membersihkan altar dan rupang para Dewa, para penjaga Klenteng dan Vihara melakukan ritual sembayang dengan harapan bisa mendapat berkah serta peruntungan yang baik di masa-masa  mendatang. Mereka juga sudah menjalani ritual, tidak melakukan hal-hal kotor, serta Ciak Cay atau tidak makan hidangan bernyawa (vegetarian) selama tiga hari atau hingga seminggu sebelumnya. Hal ini dipercaya dapat menyucikan badan, sehingga ketika mereka membersihkan altar setidaknya mereka sudah bersih dari hal-hal duniawi.

Usai melakukan ritual bersih-bersih rupang dan altar para Dewa, Lotus Light Charity membagikan kue Imlek untuk para penjaga Klenteng dan Vihara. Harapannya agar semua bisa menikmati perayaan Imlek meski di tengah pandemi Covid-19.

"Dengan kue Imlek ini, kami harap bisa berbagi kebahagiaan perayaan Imlek, meski tahun ini perayaannya berbeda karena ditengah pandemi. Semoga pandemi Covid-19 bisa segera berakhir," tutur Yento Siong - Ketua Pelaksana.

Membersihkan altar tidak hanya dipandang dari segi kebersihan dan keindahan melainkan dari hakekat altar tersebut, yaitu agung dan mulia.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Klenteng atau Vihara, namun juga dilakukan masyarakat Tionghoa terhadap altar sembahyang untuk Dewa dan Arwah leluhur di rumah masing-masing. Pembersihan altar di rumah pribadi merupakan tanda bakti etnis Tionghoa kepada leluhurnya juga pada Dewa-Dewi.

"Makna dari membersihkan altar adalah agar orang senantiasa belajar menjadi orang yang mulia dan agung, karenanya kita harus senantiasa menjadi orang yang bajik di mana pun kita berada. Serta belajar mengingat hal-hal yang baik untuk mengurangi kekotoran batin, juga berusaha menjadi manusia yang berguna dan membawa keberuntungan bagi semua," lanjutnya.

Oleh karenanya, makna membersihkan altar berarti pula senantiasa mengintrospeksi, membersihkan batin agar selalu mengingat yang baik, merenung dan memperhatikan yang baik.

Sumijo, salah satu penjaga Vihara Vajra Bumi Kertayuga merasa senang dan bersyukur atas kue Imlek yang dibagikan.

"Terima kasih Lotus Light Charity atas kue imleknya. Ini menjadi kado untuk keluarga di rumah ditengah perayaan sederhana Imlek tahun ini. Semoga Covid-19 bisa segera pergi, sehingga kita bisa merayakan imlek seperti dulu," ungkapnya.


Teks : Devi Novita Sari
Foto : Eddy Lasmin
undefined
undefined
「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。