30 April 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Buddha Bhaisajyaguru di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

30 April 2022 Pujabakti Sadhana Yidam Buddha Bhaisajyaguru di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBSSeattleLingShenChingTzeTemple

Waktu sungguh cepat berlalu, hari ini pengulasan Sutra Vajra oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-Yen Lu telah memasuki babak akhir. Sebelum pujabakti, di langit vihara cikal bakal tampak dua berkas cahaya pelangi warna-warni, melengkung menjembatani langit dan bumi, semua yang melihatnya berdecak kagum. Fenomena alam berpadu apik dengan babak akhir pengulasan Sutra Vajra oleh Dharmaraja Liansheng, alam memberi tanda manggala atas pembabaran Buddhadharma nan sempurna.

Sadhana Yidam Buddha Bhaisajyaguru berjalan dengan khidmat, Dharmaraja Liansheng mengungkapkan bahwa di sore hari semua melihat dua utas cahaya pelangi melintasi sangkasa, dan barusan video pendek dari Tbboyeh memublikasikan buku terbaru: "Ibarat Mimpi dan Ilusi", subjudul: Aku adalah Seutas Pelangi, di dalamnya dibahas mengenai Vila Pelangi dan seutas pelangi, kebetulan hari ini pengulasan Sutra Vajra bagian ke-32 akan usai, pengulasan Sutra Vajra ibarat mimpi dan ilusi, gatha akhir juga berbunyi: "Laksana mimpi dan ilusi", semua ini sungguh kontak batin!

Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha ada di timur, Tathagata Aksobhya dari jajaran Pancadhyani Buddha juga di timur, sesungguhnya kedua nama tersebut adalah satu diri. Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha telah membuat banyak ikrar, salah satunya adalah ingin menyembuhkan penyakit semua makhluk, semoga Tathagata Bhaisajyaguru Vaiduryaprabha dapat menyingkirkan wabah di dunia ini.

◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya:
Pertanyaan ke-1:
Papan nama leluhur di rumah bertuliskan dua marga (karena leluhur kami ada yang hidup bersama keluarga pihak istri), tapi karena perubahan zaman, banyak keluarga yang tidak lagi menyemayamkan papan nama leluhur, mohon petunjuk Mahaguru Lu, bagaimana jika anak cucu tidak sanggup lagi menyemayamkan papan nama leluhur? Apakah cukup mendaftarkan nama leluhur dalam upacara penyeberangan?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Sampai sekarang, kami masih menyemayamkan papan nama leluhur marga Lu, di sisi macan altar mandala Taman Arama Zhenfo menyemayamkan satu papan kecil, itu adalah papan nama leluhur kami, dalam Ksitigarbhasala Seattle Ling Shen Ching Tze Temple juga menyemayamkan leluhur marga Lu. Ini adalah persoalan tradisi, tidak perlu bertanya kepada Buddha dan Bodhisatwa, ini adalah persoalan dunia fana. Keluarga masa kini sangat jarang ada yang menyemayamkan papan nama leluhur, bahkan generasi yang semakin muda sudah tidak lagi mengenalnya, yang mendaftarkan nama leluhur dalam upacara penyeberangan juga sangat sedikit.

Jika Anda ingin menyemayamkan, maka silakan menyemayamkan. Jika tidak ingin, maka tidak perlu dilakukan. Sedangkan mendaftarkan nama leluhur dalam upacara penyeberangan merupakan kewajiban kita sebagai umat Buddha.

Pertanyaan ke-2:
Apakah dua marga leluhur bisa masuk satu papan? Apakah mesti sesuai dengan tradisi Taiwan, yaitu papan nama dua marga harus dipisahkan? Tapi kelak setelah anak dewasa, mungkin tidak lagi menyemayamkan leluhur, apakah ada metode yang lebih fleksibel?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
"Apakah dua marga leluhur bisa masuk satu papan?" Saya tidak bisa memutuskannya, silakan bertanya kepada ayah ibu Anda sendiri. "Apakah dua marga leluhur bisa masuk satu papan? Apakah mesti sesuai dengan tradisi Taiwan, papan nama dua marga harus dipisahkan? Tapi kelak setelah anak dewasa, mungkin tidak lagi menyemayamkan leluhur, apakah ada metode yang lebih fleksibel?" Mesti diputuskan diri sendiri, anak-anak di masa mendatang mungkin tidak lagi menyemayamkan leluhur.

Pertanyaan ke-3:
Jika akan pindah rumah, atau untuk sementara tidak bisa memuja pratima Buddha dan Bodhisatwa, mohon petunjuk Mahaguru Lu, bagaimana cara yang tepat untuk bervisualisasi, atau ritus yang tepat untuk menyimpan pratima, supaya tetap sesuai dengan tata karma?

Dharmaraja Liansheng menjawab:
Ini juga salah satu dari bentuk tradisi. Dalam Tantra, jika Anda pindah rumah, atau untuk sementara tidak bisa memuja pratima dan mesti menyimpannya, terlebih dahulu nyalakan dupa, kemudian berdoa melapor: "Kami akan pindah rumah, setelah pindah rumah selesai, baru memuja kembali, sekarang untuk sementara hendak disimpan." Kemudian mempersilakan Buddha dan Bodhisatwa naik ke angkasa, membersihkan dan menyimpan pratima dengan baik, masukkan ke dalam keranjang. Menurut tradisi, mesti disimpan dalam keranjang, ada beberapa aturan yang mengharuskan menggantung keranjang tersebut, ini juga tradisi, sekarang tidak perlu digantung. Kemudian setelah pindah ke rumah yang baru, ditata kembali, lakukan pengundangan, ini juga merupakan ritus. Nyalakan dupa, sebut nama Beliau satu-persatu, mengundang mereka untuk turun. Titik berat ada pada menyalakan dupa dan berdoa dengan tulus: "Karena kami akan pindah rumah, untuk sementara tidak bisa memuja pratima, mohon Anda kembali ke tempat semula. Tunggu sampai dipuja kembali, kami akan mengundang dan memuja Anda kembali di rumah."

◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra

Teks Sutra:
Bagian 32, Penjelmaan Bukan yang Sejati
"Subhuti, jika seseorang mempersembahkan tujuh macam harta berharga yang tak terhingga jumlahnya untuk mengisi lokadhatu sebanyak asamkhyeya tak terhingga sebagai wujud kedermawanan, berkah yang berasal dari kebajikan tersebut tidak dapat dibandingkan dengan berkah seorang putra atau putri berbudi luhur yang membangkitkan Bodhicitta serta menerima, mengamalkan, membaca, dan menjelaskannya kepada orang lain, walau hanya gatha empat kalimat. Bagaimana menjelaskannya kepada orang lain? Tidak melekati atribut, tak tergoyahkan. Mengapa demikian? Sarwa samskrta dharma laksana mimpi, ilusi, gelembung, dan bayangan, laksana tetesan embun, sebesit kilat. Demikianlah semestinya mengamatinya." Setelah Buddha membabarkan Sutra ini, Ayushmat Subhuti, para biksu, biksuni, upasaka, dan upasika, beserta semua di dunia, para dewa dan asura, merasa gembira dan dengan penuh keyakinan mereka menerima dan mengamalkan Sutra ini.

Dharmaraja Liansheng mengatakan bahwa tentu semua bisa memahami bagian 32 Sutra Vajra ini, sebenarnya tidak perlu diulas, dan sudah berakhir. Apa yang dimaksud dengan penjelmaan bukan yang sejati? Segala yang dijelmakan bukanlah yang sejati, oleh karena itu dalam Sutra Vajra disebutkan, Buddha Sakyamuni mengatakan Beliau tidak membabarkan Dharma, sebab Buddha Sakyamuni di dunia saha adalah Buddha nirmanakaya (tubuh penjelmaan), bukan yang sejati, sehingga tentu saja Beliau tidak membabarkan Dharma.

Jika mengatakan bahwa Mahaguru Lu membabarkan Dharma, kelihatanya benar-benar membabarkan Dharma, sesungguhnya tidak membabarkan Dharma, sebab saya adalah nirmanakaya, Anda juga nirmanakaya, semua nirmanakaya adalah palsu, sama sekali tidak membabarkan Dharma. Pada dasarnya Dharma itu palsu, seperti metode dalam Tantra, semua disusun oleh manusia, tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir, semua disusun oleh manusia, dan hanya merupakan sebuah alat. Seperti yang kita tekuni: Sadhana Catur Prayoga, Sadhana Yidam, Sadhana Internal, Anuttara Tantra, ini merupakan tahapan sadhana dalam Tantra, kriya, carya, yoga, Anuttara, ini juga merupakan tahapan, hanya alat untuk bhavana. Oleh karena itu dalam Sutra Vajra disebutkan bahwa Dharma ini juga bukan yang sejati, apalagi yang bukan Dharma.

Bumi ini juga palsu, tata surya juga palsu, trisahasra mahasahasra lokadhatu semuanya palsu, tidak ada yang sejati, inilah makna dari: "Bagian 32, Penjelmaan Bukan yang Sejati" Kita umat manusia juga demikian, kelihatanya asli, sesungguhnya palsu. Seluruh dunia tampak seperti asli, sesungguhnya hanya bentuk kombinasi, elemen tanah, air, api, dan angin, suatu hari ia meledak, pecah, apakah masih ada bumi? Tidak ada. Seluruh tata surya meledak, apakah masih ada tata surya? Tidak ada. Bagaimana dengan manusia? Tiada.

Membaca sejarah, semua tahu, Tiongkok punya sejarah 5000 tahun, 6000 tahun lampau, 10,000 tahun lampau, 20,000 tahun lampau, apakah ada Tiongkok? Tentu saja tidak ada. Di dunia dinosaurus, dinosaurus juga merupakan penjelmaan, kita tahu keberadaan dinosaurus berkat fosil dinosaurus, tapi sekarang, di mana kita bisa menemukan dinosaurus? Dulu ada, sekarang tiada.

Kita umat manusia, sekarang ada, apakah di masa mendatang tetap ada? Siapa tahu kelak tidak ada umat manusia, begitu senjata nuklir dikerahkan, kelak saat benar-benar terjadi perang nuklir, pada akhirnya, bumi pun terbelah, di mana manusia akan menetap? Semua tiada.

Jika ada orang yang memenuhi lokadhatu yang banyaknya asamkhyeya tak terhingga, asamkhyeya merepresentasikan waktu, asamkhyeya tak terhingga adalah waktu yang sangat-sangat panjang, kemudian ditambah lokadhatu, lokadhatu adalah ruang. Melakukan derma dalam ruang dan waktu yang sangat panjang, berderma menggunakan tujuh harta berharga di dunia, tentu saja berkahnya sangat besar.

Tapi jika ada pria maupun wanita yang berbudi luhur membangkitkan Bodhicitta dan mengamalkan Sutra ini, bahkan walau hanya gatha empat kalimat: Tiada atribut diri, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, tiada atribut jangka waktu kehidupan. Bisa mengamalkan Sutra Vajra, bisa membabarkan Sutra Vajra, bisa mengamalkan tiada atribut diri, tiada atribut pribadi, tiada atribut makhluk hidup, dan tiada atribut jangka waktu kehidupan, mengulasnya kepada orang lain, diri sendiri juga membaca dan mengamalkannya, berkahnya melampaui ruang tak terhingga, waktu tak terhingga, melampaui derma tujuh macam harta berharga. Dharmadana mengungguli dana harta, inilah maknanya. Menggunakan Buddhadharma untuk berderma, melampaui derma harta benda.

Mengamalkan gatha empat kalimat Sutra Vajra, mengamalkan Sutra Vajra, meyakini tiada atribut diri, atribut pribadi, atribut makhluk hidup, tiada atribut jangka waktu kehidupan, kemudian mengamalkannya, berkahnya telah melampaui derma harta sebanyak ruang dan waktu yang tak terhingga. "Tidak melekati atribut" baru bisa tak tergoyahkan.

Segala sesuatu di dunia ini sedang bergerak, hanya satu yang tidak, yaitu angkasa. Di dunia ini, mana ada harta tak bergerak? Begitu terjadi gempa bumi, semua tiada. Awan juga terus bergerak, angin juga bergerak, api juga bergerak, air juga mengalir, bumi juga bergerak, hanya angkasa yang tidak bergerak, oleh karena itu sunyata digunakan untuk mengumpamakan Buddhata. Dalam Sutra Buddha disebutkan, sunyata adalah Buddhata, Buddhata adalah sunyata. Tak tergoyahkan, "Mengapa demikian?" apa sebabnya?

"Sarwa samskrta dharma laksana mimpi, ilusi, gelembung, dan bayangan." Samskrta dharma adalah berkondisi, segala yang dilakukan demi harta, demi nama, demi rupa, semua disebut samskrta dharma, semua itu bisa menjadi tiada. "Laksana mimpi, ilusi, gelembung, dan bayangan.", hanya kemunculan sesaat, dalam sekejap tiada.

"Laksana tetesan embun, sebesit kilat.", embun adalah tetesan embun di pagi hari, begitu matahari menyinarinya, ia pun lenyap. Kilat adalah petir, setelah menyambar, ia lenyap. Mimpi, begitu bangun, ia lenyap. Gelembung, setelah meletus ia pun lenyap. Terhadap seluruh alam manusia, dunia, alam semesta ini, "demikianlah semestinya mengamatinya.", mesti demikian memenungkannya, barulah batin Anda berhenti, tak tergoyahkan.

"Setelah Buddha membabarkan Sutra ini, Ayushmat Subhuti, para biksu, biksuni, upasaka, dan upasika." Semua tahu Ayushmat Subhuti. Anggota Sangha yang laki-laki disebut biksu, yang perempuan disebut biksuni. Upasaka adalah umat laki-laki yang tidak menjadi biksu, upasika adalah umat perempuan yang tidak menjadi biksuni. Dalam agama Buddha ini disebut sebagai empat kelompok siswa.

"Beserta semua di dunia." Semua umat manusia di dunia, dan para dewa di surga, antara lain surga kamadhatu, surga rupadhatu, dan surga arupadhatu, dan asura. Asura ada di alam lain, termasuk jenis makhluk halus, karena mereka masih iri dan dengki, sifatnya suka berperang, maka mereka terlahir di alam asura. Mendengar yang dibabarkan oleh Buddha, semua merasa sangat bersukacita, dan dengan penuh keyakinan mereka menerima dan mengamalkan Sutra ini.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng melantunkan syair yang beliau gubah:

佛性是海,
Foxìng shì hǎi,
Buddhata adalah samudra,

人間是波浪,
rénjiān shì bōlàng,
Alam manusia adalah gelombang,

我們在中間流浪,
wǒmen zài zhōngjiān liúlàng,
Kita berkelana di tengahnya,

最終還是回到海上。
zuìzhōng háishì huí dào hǎishàng.
Pada akhirnya berpulang pada samudra.

Pengulasan Sutra Vajracchedika Prajnaparamita (Sutra Vajra) oleh Dharmaraja Liansheng telah paripurna.

Usai Dharmadesana, Dharmaraja Liansheng menganugerahkan Abhiseka Sarana, mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani, menginisiasi pratima Buddha.

Sutra Vajra mengandung makna mendalam, terima kasih atas welas asih Dharmaraja Liansheng untuk mengulasnya demi semua makhluk, menguak makna terdalam, mengungkap esensi kebenaran tertinggi kepada umat manusia, supaya lebih banyak lagi makhluk yang bisa mendengarnya, bisa mencerahi hati, dan segera berpulang pada Maha Samudra Buddhata.

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Bhaisajyaguru

Yidam pujabakti minggu depan adalah #BuddhaAmitabha
#SutraVajra

Artikel Dharmadesana lengkap (Bahasa Mandarin) bisa disimak melalui tautan berikut:
https://tbnewshq.org/epaper_detail2235.htm

Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate

Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊

Alamat Tbboyeh: 
https://www.tbboyeh.org

Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng

TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

TBSNTV bahasa Mandarin:
https://www.youtube.com/c/真佛宗網路電視台tbsnTV

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。