22 November 2025 Pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Bhaisajyaguru di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
Liputan Lianhua Yin Yin (蓮花因茵)
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺)
Pada tanggal 22 November 2025, malam hari di Seattle yang penuh dengan cahaya lembut, melebur dalam Mantra Hati Padmakumara yang memancarkan kemurnian dan kedamaian, semua berhimpun di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, beranjali dengan khidmat, menyambut kehadiran Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng untuk memimpin pujabakti Sadhana Istadewata Buddha Bhaisajyaguru (Yaoshifo/藥師佛), dan melanjutkan pengulasan Sutra Surangama.
Usai tata ritual pujabakti paripurna, semua dengan penuh rasa hormat mengundang Dharmaraja Lian Sheng untuk Berdharmadesana.
Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan pertanyaan dari sdr. Wuzizai, berapa usia kehidupan dari Biksu Liao Ming? Dharmaraja Lian Sheng mengatakan, Jiji Dashan adalah salah satu di antara seratus gunung terkemuka di Taiwan, masuk dari Cukeng Nantou, kemudian mendaki gunung, di sana lah Biksu Liao Ming menanam jahe dan buah plum, Beliau hidup bertapa di Jiji Dashan, hidup hingga lebih dari seratus tahun, ini adalah kisah pada masa muda, pernah turun gunung Jiji Dashan sambil menggendong plum.
Saat itu, Dharmaraja Lian Sheng terkenang akan gambaran ketika bersama dengan Sang Guru, merasakan bahwa dalam hidup ini, ada banyak hal yang tak terhindarkan, manusia akan pergi, meskipun hidup sampai seratus tahun, tetap akan berpulang.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan - Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya:
Akhir-akhir ini, di sekitar saya, ada sangat banyak teman yang sudah menua, semua punya kerisauan yang sama, yaitu melanjutkan papan arwah leluhur dari orang tua, tapi anak-anak yang lahir di luar negeri, belum tentu percaya Buddha, juga belum tentu akan bersembahyang kepada leluhur, semua khawatir, kelak meninggal dunia, bagaimana menangani papan arwah leluhur? Supaya anak-anak tidak membuang papan arwah ke dalam tong sampah, ada orang yang memasukkan papan arwah leluhur ke dalam peti mati ayah atau ibu, dan melakukan kremasi, mohon petunjuk Mulacarya, apakah cara ini benar?
Dharmaraja Lian Sheng menjawab:
Orang zaman sekarang, semakin jarang ada yang merawat papan arwah leluhur, contohnya saya sendiri, anak cucu saya menerima Pendidikan Barat, tidak memiliki tradisi dari timur mengenai sembahyang leluhur, sehingga papan arwah leluhur saya semayamkan di dalam Taman Arama Zhenfo, tetapi apakah generasi selanjutnya akan lanjut merawatnya? Saya tidak pernah memikirkannya.
Sesungguhnya, papan arwah hanya satu cara untuk mengenang, kita cukup mampu memastikan kelahiran di Negeri Buddha, dan hal lainnya tidak perlu diurusi, segalanya alamiah saja, biarlah anak cucu kita melakukan sesuai cara mereka. Berbhavana lah dengan sebaik-baiknya, urusi roh bardo diri sendiri, apakah kelak bisa terlahir di alam suci, atau langsung menjadi Buddha, inilah yang paling penting, jangan sampai terjerumus ke enam alam tumimbal lahir, terutama ke dalam tiga alam rendah.
Kemudian, Dharmaraja Lian Sheng memberitahu semua, Upacara Homa Vidyaraja Acalanatha Panca Warna yang besok akan diselenggarakan di Rainbow Temple sangat penting, Tantra Timur Jepang pernah sekali menggelar Upacara Acalanatha Panca Warna, dari sini lah sumber silsilah ini. Dahulu saat transmisi perdana Sadhana Vidyaraja Acalanatha di California, pedang mestika Acalanatha terbang keluar sebanyak tiga kali, saat merapal Mantra Hati Acalanatha, semua burung di sekitar arena turun turut berkicau, sama seperti saat mengabhiseka pratima Bodhisatwa Maitreya di Rainbow Vila, mendadak langit memancarkan seutas sinar menerangi pratima Maitreya, pada saat yang sama, burung-burung di sekitar turun bersama dan berkicau, dari sini kita dapat mengetahui keunggulan dan wibawa Vidyaraja Acalanatha.
◎ Pengulasan Sutra Surangama
“Ananda, sifat angin itu tidak berwujud. Ia tidak selalu bergerak dan tidak selalu diam. Ketika engkau mengambil tempat di tengah-tengah persamuhan, engkau selalu membetulkan jubah silamu, jika saat engkau melakukannya, ujung jubahmu bergerak ke arah orang di sebelahmu. Akibatnya, orang itu akan merasakan embusan angin kecil di wajahnya. Apakah embusan angin ini muncul dari ujung jubahmu? Apakah muncul dari ruang di sekitarnya? Ataukah muncul dari wajah orang itu?”
“Ananda, bayangkan embusan angin itu muncul dari ujung jubahmu. Maka engkau akan mengenakan angin, dan jubahmu akan berkibar dan terbang dari tubuhmu. Namun, ketika Aku sekarang membabarkan Dharma di tengah-tengah persamuhan, jubahku menggantung lurus ke bawah. Lihatlah jubahku: di mana anginnya? Sesungguhnya, tidak ada tempat di dalam jubahku untuk angin bersembunyi.”
“Misalkan angin muncul dari angkasa. Lalu apa perlunya jubah Anda bergerak agar seseorang merasakan embusan angin itu? Lebih lanjut, angkasa selalu ada; jika angin muncul darinya, maka angin pasti selalu bertiup. Sebaliknya, jika tidak ada angin yang bertiup, maka angkasa akan lenyap. Namun, meskipun kita dapat mengamati ketiadaan angin, seperti apa rupa ketiadaan angkasa itu? Sebenarnya, jika angkasa muncul dan lenyap, ia bukanlah apa yang kita sebut angkasa. Oleh karena itu, angin tidak mungkin muncul dari apa yang kita sebut angkasa.”
“Misalkan angin muncul dari wajah orang yang terpapar kibasan jubah Anda. Maka Andalah, bukan orang itu, yang akan merasakan embusan angin itu. Mengapa justru orang itu yang merasakan embusan angin saat Anda merapikan jubah? Andalah yang merapikan jubah Anda. Orang itu yang merasakan embusan angin di wajahnya. Angkasa itu sendiri diam; ia tidak pernah teramati bergerak. Lalu, dari mana datangnya angin ketika berhembus menerpa wajahnya? Angin dan ruang memiliki hakikat yang berbeda dan tidak dapat saling beragregasi atau menyatu. Namun, angin tidak mungkin muncul dengan sendirinya, terlepas dari apa pun.”
“Anda tampaknya tidak tahu bahwa, dalam Tathagatagarbha, hakikat sejati unsur utama angin identik dengan hakikat sejati sunyata. Hakikat sejati angin pada dasarnya murni dan tersebar di seluruh Alam Dharma. Sejauh mana makhluk menyadari hakikat sejati itu bergantung pada kapasitas pemahaman mereka.”
“Ananda, seperti halnya embusan angin yang muncul dengan gerakan kecil jubahmu, demikian pula embusan angin akan muncul di mana pun di seluruh Dharmadhatu, di negeri mana pun, seantero alam. ketika seseorang menggerakkan jubahnya. Karena angin dapat muncul di mana pun di dunia, bagaimana mungkin ia terbatas pada satu tempat tertentu? Faktanya, unsur utama angin menjadi nyata bagi makhluk sesuai dengan karma mereka. Manusia biasa, dalam ketidaktahuannya, secara keliru menganggap bahwa unsur utama angin muncul dari sebab dan kondisi atau muncul dengan sendirinya. Ini adalah perbedaan dan konstruksi yang dibuat oleh pikiran sadar. Itu hanyalah kata-kata, tanpa makna yang nyata.”
Bagian ini mengupas angin, Buddha Sakyamuni menggunakan perumpamaan merapikan jubah untuk menjelaskan ini kepada Arya Ananda. Misal Ananda sedang merapikan jubah kasayanya, gerakan kasaya itu akan menghasilkan angin, jika di samping Ananda ada orang, maka angin itu akan bertiup ke muka orang di sampingnya. Perumpamaan yang digunakan Buddha Sakyamuni ini tidak mudah dipahami, di zaman sekarang, bisa menggunakan kipas sebagai perumpamaan, makna yang disampaikan adalah angin tidak memiliki kediaman dan bentuk yang tetap, dan tidak diketahui dari mana datangnya angin, seperti kita di masa kini, meskipun bisa memperkirakan dari mana taifun akan terbentuk, memperkirakan pergerakannya, tetapi tidak bisa sepenuhnya akurat.
Oleh karena itu, angin bukan muncul dari jubah kasaya, juga bukan dari angkasa, terlebih bukan dari wajah orang di samping. Angin tidak memiliki tempat, tidak berbentuk. Seperti di Rainbow Temple, kadang juga ada angin kencang, kadang angin sangat kencang dan menghasilkan suara seperti tangisan manusia, tetapi Anda tidak tahu dari mana datangnya angin? Apakah esok hari angin itu akan muncul lagi? Angin bisa muncul dan bisa lenyap.
Buddha Sakyamuni mengatakan: “Sifat angin itu tidak berwujud. Ia tidak selalu bergerak dan tidak selalu diam.”, angin tidak memiliki sifat diri, juga bukan perpaduan, bukan karena berpadu dengan sesuatu sehingga berubah menjadi angin, atau bagaimana, angin pada dasarnya ada di angkasa, angin juga bukan angkasa, dan tidak ada hubungannya dengan angkasa. Jika angkasa adalah angin, maka angkasa tidak akan eksis, maka angkasa bukan angin, dan tidak ada hubungan apa pun dengan angin. Angin tidak punya sifat diri, tidak punya sifat dirinya sendiir, ia berubah menjadi bagaimana pun sekehendaknya.
Yang paling penting adalah kalimat ini: “Anda tampaknya tidak tahu bahwa, dalam Tathagatagarbha, hakikat sejati unsur utama angin identik dengan hakikat sejati sunyata.” Di dalam sunya ada angin, dan di dalam angin ada sunyata.
“Hakikat sejati angin pada dasarnya murni dan tersebar di seluruh Alam Dharma. Sejauh mana makhluk menyadari hakikat sejati itu bergantung pada kapasitas pemahaman mereka.” Pada dasarnya memang demikian, angin memenuhi Dharmadhatu, sama seperti hati semua makhluk. Memenuhi Dharmadhatu, semua ada angin, tetapi angin tidak memiliki tempat, tidak memiliki lokasi.
Insan di dunia tidak memahami hal ini, menyangka bahwa angin timbul dari sebab dan kondisi, atau menyangka bahwa angin ada dengan sendirinya, sesungguhnya semua adalah pembedaan oleh batin kita sendiri, melakukan perbandingan atas angin, semua tidak memiliki makna nyata. Demikian pula dengan angin, tidak memiliki makna yang riil.
Dharmaraja Lian Sheng menggunakan perumpamaan yang sesuai masa kini, mengubah Sutra Surangama dari sukar dipahami menjadi mudah dipahami, sehingga segenap siswa dapat menyelami dan mencerahi makna sejatinya, tergugah oleh petunjuk dari Sang Buddha, selaras dengan pertanyaan demi pertanyaan Arya Ananda yang dijawab, batin diri ini menjadi terang, berbasuh jasa agung Buddha.
Usai Dharmadesana, Dharmaraja menganugerahkan Abhiseka Sarana kepada umat yang baru, kemudian mengadhisthana Air Maha Karuna Dharani dan mengabhiseka pratima Buddha. Suara Mantra Buddha Bhaisajyaguru berkumandang dari baktisala, segenap siswa menerima adhisthana vyajana camara dari Mulacarya Lian Sheng, memurnikan batin dan jasmani, semua penuh sukacita.
Pujabakti pun usai dengan sempurna.
------------------------
Tautan pendaftaran upacara di Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/Donate
Zoom partisipasi Upacara Homa Rainbow Temple:
https://tbs-rainbow.org/雲端視訊
Siaran langsung pujabakti Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, setiap hari Minggu, pukul 10:00 WIB
Siaran langsung upacara homa di Rainbow Temple, setiap hari Senin, pukul 05:00 WIB
Tautan Siaran Langsung (bahasa Mandarin):
https://www.youtube.com/channel/UCTQqhVgp94Vf7KTrANN8Xpw
Tautan Siaran Langsung (bahasa Inggris):
https://www.youtube.com/@tbsseattle.orgenglishstrea3035/feature
Alamat Tbboyeh:
https://www.tbboyeh.org
Kumpulan Video Pembabaran Dharma Dharmaraja Liansheng
TBSNTV bahasa Indonesia:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia