undefined


Kutipan Dharmaraja:

“Manusia tidak akan bisa hidup bahagia jika selalu menuntut kesempurnaan dalam segala hal;

Manusia tidak akan bisa hidup tenteram selama belum bisa memandang segala sesuatu sebagaimana adanya.”

Nafsu keinginan tidak akan pernah bisa dipuaskan,

Hati selalu gundah dan penderitaan terus mendera,

Kapankah kemelekatan pada pandangan keliru akan berakhir ?

 

Pertahankan Naiskramyacitta

Kumpulan Dharmadesana Dharmaraja LianshengGita Dharmaraja - 1

 

Barusan Biksu Lianqin membahas naiskramyacitta (Tekad untuk meninggalkan keduniawian, terbebas dari samsara). Pada umumnya, naiskramyacitta muncul karena dapat memandang segala sesuatu sebagaimana adanya. Selama Anda belum bisa memandang sebagaimana adanya, pasti tidak akan memiliki naiskramyacitta, sangat sukar untuk bisa mengamalkan naiskramyacitta.

 

Oleh karena itu, dalam Sutra Buddha disebutkan, asalkan Anda dapat mengamalkan naiskramyacitta sehari saja, berarti telah melampaui semua insan awam; Dalam satu hari Anda menjadi seorang biksu yang sejati, satu hari benar-benar bersih, maka telah melampaui semua yang masih berambut (perumah tangga).

 

Yang masih berambut, terutama masih melekat pada rambutnya, ia melekat pada apa ? Melekat pada rambut itu, apa itu kemelekatan pada rambut ? Melekat pada kerupawanan. Ia tidak sanggup melepas. Untuk apa menggunduli rambut ? Untuk membuktikan naiskramyacitta.

 

Mengapa Anda masih mempertahankan rambut ? Padahal rambut itu sudah sangat jelek, sudah beruban, sudah rontok, kotor, semua sudah tercemari, tapi ia masih merasa rupawan, lebih rupawan ketimbang gundul, ia melekat pada kerupawanan. Tiada naiskramyacitta, bagaimana Anda berharap dia meninggalkan keduniawian ? “Pokoknya aku masih menginginkan rambut ini !”

 

Saya bukan sedang membicarakan yang berambut (Mahaguru tertawa), saya membahas perihal setiap insan memiliki nidana berbeda. Namun pada umumnya, setelah Anda meninggalkan kehidupan duniawi, entah itu biksu maupun biksuni, paling tidak mesti menggunduli kepalanya, menandakan naiskramyacitta, telah memandang segala sesuatu sebagaimana adanya, rupawan atau tidak, apa hubungannya dengan saya ?

 

Tidak hanya demikian, tidak hanya dalam hal kerupawanan, di dalamnya masih ada banyak upaya, termasuk rasa tamak, kebencian, kebodohan, keraguan, kesombongan, rasa dengki, dan cemburu, semua dikikis, sampai tiada lagi hal-hal tersebut.

 

Anda pikir rupawan ? Hanya sesaat. Barusan saya membahas hal-hal yang sesungguhnya timbul karena nidana dan bersifat sunya, hanya sesaat. Anda pikir bahagia ? Hanya sesaat. Di dunia ini tidak ada kebahagiaan yang abadi, tidak ada ! Hanya Tantra yang ada, hanya Tantra yang membahas Mahasukha.

 

Di dunia ini tiada kebahagiaan sejati, dari mana timbulnya kebahagiaan ? Timbul dan tenggelam dari hati Anda. Semua kebahagiaan hanya sesaat, hanya sekejap, mendadak muncul, mendadak lenyap, segala fenomena demikian adanya. Oleh karena itu, kebahagiaan hanya upaya kausalya, demikian pula dengan tubuh Anda dan proses bhavana.

 

Dalam Tantra, kitabnya sering disebut Pitrtantra, dan Matrtantra. Semua kitab Pitrtantra (Tantra Ayah) membahas upaya kausalya dari utpattikrama. Semua kitab Matrtrantra (Tantra Ibu) membahas sunyata dari sampannakrama.

 

Ada orang yang datang bertanya kepada saya: “Kenapa kitab Tantra dibagi menjadi pitrtantra dan matrtrantra ? Apakah pitrtantra dibaca oleh umat laki-laki ? Apakah matrtantra dibaca oleh umat perempuan ?” Bukan. Pitrtantra membahas upayakausalya, utpattikrama. Matrtantra membahas sunyata sampannakrama. Kita sering katakan, “Upaya dan prajna difungsikan bersama, upaya dan sunyata difungsikan bersama.”

 

Tubuh, prana, nadi, dan bindu kita, semua adalah upayakausalya, namun setelah berbhavana sampai akhir, mencapai sampannakrama, merealisasikan sunyata, akan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini, segala rupa, semua adalah upayakausalya.

 

Kebahagiaan, mana ada yang abadi ? Mana mungkin ? Mendadak muncul, mendadak lenyap. Mana ada kerupawanan yang abadi ? Mendadak muncul, mendadak lenyap, semua sama saja, tidak ada satu hal pun yang terkecuali. Setelah Anda memandang sebagaimana adanya, ingin mencerahi sunyata, ingin terbebas dari samsara, maka dibutuhkan naiskramyacitta.

 

Rambut memang sangat indah, namun hanya sesaat, semua itu hanya sementara. Pakaian yang sangat indah, hanya sesaat, segala fenomena di dunia fana ini adalah ilusi. Dalam Tantra, upayakausalya digunakan untuk merealisasikan Mahasukha. Mahasukha bukan kenikmatan sesaat, melainkan Mahasukha tertinggi yang kekal, sunyata direalisasikan menggunakan upayakausalya.

 

Dalam artikel, saya menulis “srava” dan “anasrava”, kenikmatan srava hanya sesaat, mendadak nikmat, namun sekejap saja sirna, ini adalah kenikmatan srava. Sedangkan kenikmatan anasrava adalah kekal, pantas disebut Mahasukha. Oleh karena itu, dalam ajaran Tantra, dalam hal ini Anda tidak boleh menipu orang lain, tidak boleh.

 

Segala sesuatu di dunia ini, Anda bisa mengamatinya, setelah memahami berbagai macam perubahan, bisa konsisten mempertahankan tekad, kemudian meninggalkan keduniawian, menapaki jalan meninggalkan keduniawian, sehingga Anda dapat mencapai moksa dalam kehidupan saat ini.

 

Jika Anda tidak memiliki naiskramyacitta, tidak akan bisa muncul daya yang sangat besar, Anda masih punya kemelekatan, sehingga tidak sanggup meninggalkan keduniawian, apa yang Anda lekati ? Melekat pada keluarga, melekat pada keturunan, melekat pada uang, melekat pada bisnis Anda, melekat pada nama, melekat pada segalanya, sehingga Anda tidak bisa meninggalkan keduniawian. Melekat pada asmara, melekat pada cinta, tidak mungkin bisa meninggalkan keduniawian.

 

Tentu saja, karena faktor nidana, beberapa orang memiliki naiskraymacitta yang tidak kuat, namun Anda juga memiliki kondisi untuk mempertahankan naiskramyacitta di dunia ini, gunakan rupa perumah tangga untuk membimbing para insan, demikian juga boleh, ini juga nidana. Meskipun Anda mempertahankan rupa upasaka dan upasika, namun di dalam hati Anda ada naiskramyacitta, ini disebut “berhati biksu”, secara lahiriah bukan biksu atau biksuni, namun dalam hatinya telah meninggalkan keduniawian, ini disebut “berhati biksu”, sama seperti Vimalakirti, Beliau mempertahankan rupa upasaka, namun semenjak awal hatinya sudah menjadi seorang biksu.

 

Membahas naiskramyacitta dengan Anda semua, barusan Biksu Lianqing membahas naiskramyacitta, untuk mempertahankan konsistensi naiskramyacitta memang sangat sukar, sebab dalam masyarakat ada terlalu banyak godaan. Oleh karena itulah, sekarang tidak langsung meminta Anda untuk menjalani hidup membiara, tentu tidak ! Perlu diamati terlebih dahulu, dan perlu wawancara.

 

Seperti Marlone dari Inggris, dia juga perlu diamati ! Mesti diamati apakah dia benar-benar punya naiskramyacitta ? Jangan begitu tergoda langsung terjerumus, yang demikiian mana mungkin punya nasikramyacitta ? Diri sendiri merasa: “Bhavana saya sudah lumayan !” Lumayan bagaimana ? Dua bulan sudah menjadi tulang berbalut kulit, apa yang lumayan ? Dua bulan langsung pucat, membiru, semula tubuhnya gagah, “xiu...” seperti balon kempes, berbhavana menjadi seperti ini, sungguh lucu !

 

Jadi, kita perlu mengamati terlebih dahulu, Marlone ingin menjalani kebiksuan, kita mesti amati terlebih dahulu, apakah dia memiliki naiskramyacitta yang kukuh ? Jika punya, maka besok langsung mengupasampada Anda (Mahaguru tertawa), perlu diamati! Tidak mudah! Anda kira, sembarang menjalani kebiksuan, sembarang menjadi biksu, menjadi biksuni, cukup begitu saja ? Tidak !

 

Om Mani Padme Hum.

25 September 1998

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。