Penulis:Master Sheng-yen Lu
Penerbit:Budaya Daden Indonesia
Tanggal penerbit:2022/03/07
Bahasa:Bahasa Mandarin
Batas Usia Pembaca:Semua Usia
Tombol Tautan Situs:Lanjut membaca
Penjelasan Ringkas:
Prakata Lima Mata
Karya Tulis Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu ke-288 【Sebakul Imagi】
Pada tanggal 3 November 2021, sekitar pukul 12 tengah malam.
Saya membantu Acarya Lianxiang untuk membuat simabandhana kamar. Selesai, saat bersiap kembali ke kamar sendiri untuk bersadhana, sepasang mata Gurudara menatap wajah saya, tenang tapi penuh rasa heran, beliau mengatakan, “Wajah Anda berubah lagi!”
Saya bertanya, “Berubah jadi apa? Apa yang Anda lihat?” (Akhir-akhir ini beliau memiliki mata dwialam)
Beliau menjawab, “Makhluk aneh!”
Saya bertanya, “Makhluk aneh yang bagaimana?”
Beliau menjawab, “Di wajah Anda ada lima mata, Anda adalah makhluk aneh bermata lima.”
Mendengarnya, saya terkejut.
Sebab, satu minggu lalu, saya bermimpi: Dalam mimpi berjumpa dengan Dwadasa Dewi Sri Laksmi, mereka mengenakan jubah surgawi dua belas warna, berbarengan mengatakan: “Putra Buddha agung berjodoh, Guru Suci mencapai keberhasilan bhavana, segera ikut kami, sowan kepada Buddha di Akanistha.”
Tiap-tiap dari Dwadasa Dewi Sri Laksmi sungguh jelita.
Saya ikuti mereka menuju surga Akanistha.
Di sana Buddha membabarkan Dharma kepada Para Arya yang tak terhitung banyaknya.
Buddha melihat kedatangan saya, menghentikan pembabaran Dharma.
Para Arya yang tak terhitung banyaknya menoleh kepada saya,
saya sendiri merasa sebagai manusia kecil dari dunia saha, menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung.
Buddha mengatakan, “Mahaguru Lu naiklah kemari, Saya anugerahkan penghargaan untuk Anda!”
Anugerah penghargaan?
Saya tidak berani memikirkannya, penghargaan apa yang akan dianugerahkan oleh Buddha kepada saya, sertifikat? Bonus? Atau medali?
Saya tiba di hadapan Buddha,
Buddha mengeluarkan kain merah bercahaya, membukanya, di dalam terdapat lima buah mata yang berkilauan.
Dengan ramah Buddha memasangkannya satu persatu ke wajah dan dahi saya.
Mata pertama adalah mata jasmani, mata yang bisa dilihat secara jasmani.
Mata kedua adalah mata dewa, yaitu mata surga rupadhatu, yang bisa melihat jauh dan dekat, luar dan dalam, serta siang dan malam.
Mata ketiga adalah mata prajna, kebijaksanaan mengamati dan memahami sunya sejati tanpa atribut.
Mata keempat adalah mata Dharma, mata yang mengamati dan memahami sarwa Dharma.
Mata kelima adalah mata Buddha, mata yang mengamati dan memahami sarwajnana.
(Saya sudah punya mata pertama, mata kedua juga. Saya menyukai tiga mata yang lain.)
Penghargaan yang dianugerahkan Buddha kepada saya adalah “Lima mata”.
Saya sangat bersukacita.
Para Arya bertepuk tangan membahana, mengguncang semua surga.
Saya tidak mengungkapkan mimpi ini.
Namun, Acarya Lianxiang bisa melihat lima mata di wajah saya.
Sungguh luar biasa di antara semua yang luar biasa!
Melalui prakata ini, judul buku ini adalah “Sebakul Imagi”, yang juga merupakan: “Sebakul Peristiwa Unik”.
Selamat membaca dan mereguk manfaatnya!
Sheng-yen Lu
17102 NE 40th Ct.,
Redmond WA 98052
U.S.A.
Januari 2022