Penulis:Sheng-yen Lu
Penerbit:Budaya Daden Indonesia
Tanggal penerbit:2023/09/07
Bahasa:Bahasa Mandarin
Batas Usia Pembaca:Semua Usia
Tombol Tautan Situs:Lanjut membaca
Penjelasan Ringkas:
Sekuntum Bunga Untukmu (Pendahuluan)
Karya tulis Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu ke-296 【Sekuntum Bunga Untukmu】
Pada tahun itu.
Saya (Mahaguru Lu) berada di Taiwan, kaki saya mengalami selulitis, berbaring di rumah.
Dalam kondisi linglung, setengah mimpi setengah terjaga.
Tiba-tiba melihat sosok biksu sepuh berjenggot putih, duduk di atas awan, tampak beliau bicara sendiri:
“Sadhaka Lu ini, hanya bisa ditolong olehku, ini tergolong sahabat sejati.”
Beliau mengatakan: “Aku adalah Xuyun.”
Mahabiksu Xuyun menjulurkan tangan, tangan tersebut sungguh unik, semakin memanjang, menembus awan putih, menembus bangunan, dan terjulur sampai ke kamar tidurku.
Kemudian menjamah puncak kepalaku.
Akhirnya, saya pun sembuh total!
Belakangan, saya mengetahui bahwa Mahabiksu Xuyun merupakan Guru Sesepuh sekte Chan.
Saya (Mahaguru Lu) memiliki nidana dengan sekte Chan.
1. Sebelum saya menjalani kebiksuan, bersarana kepada Mahabiksu Leguo, beliau adalah pewaris silsilah sekte Caotong.
2. Saat saya memutuskan menjalani kebiksuan, Guru Upasampada saya adalah Mahabiksu Guoxian, Mahabiksu Guoxian adalah pewaris silsilah sekte Linji.
3. Saya terbaring sakit, yang menjamah puncak kepala dari angkasa adalah Mahabiksu Xuyun, beliau adalah pewaris silsilah sekte Guiyang. (Mahabiksu Xuyun pernah belajar dalam banyak sekte)
Meskipun saya adalah sekte Tantrayana.
Namun, memahami sekte Chan.
Setelah saya bersarana kepada agama Buddha, terlebih dahulu belajar sekte Tanah Suci, oleh karena itu, bisa dibilang saya membabarkan ajaran semua sekte.
Saya mengagumi sajak Mahabiksu Xuyun:
Dari mana asal orang dungu ini
Di Penghujung Dharma lancang unjuk gigi
Mendesah garis suciwan di ujung tanduk
Abaikan urusan diri demi urusan sesama
Ke puncak tunggal memancing ikan
Di dasar laut menggodok air
Tanpa sahabat sejati sedih sendiri
Mengundang tawa akan kedunguan diri
Bertanya mengapa tidak melepas
Kelak usai di kala penderita akhir
Sajak ini dibuat sendiri oleh Mahabiksu Xuyun, sepertinya Beliau juga menganggap saya sebagai sahabat sejati.
Saya mengagumi prinsip dalam Chan:
“Tiada suatu yang diperoleh.”
“Tiada menetap.”
“Tiada persoalan.”
Tiga macam “tiada” ini merupakan moto saya, setiap saat mengingatkan diri sendiri.
Judul buku ini adalah: “Sekuntum Bunga Untukmu”.
Ini adalah:
Bhagavan di atas persamuhan Grdhrakuta, memegang bunga di hadapan khalayak, semua terdiam, hanya Mahakasyapa yang tersenyum.
Bhagavan bersabda: “Engkau memiliki garbha mata Dharma, hati nirwana nan luhur, wujud sejati tiada wujud, metode Dharma nan luhur, tak terperikan, jangan dibabarkan di luar ajaran, hanya menitipkan kepada Mahakasyapa.”
Kini aku: “Menganugerahkan sekuntum bunga kepadamu.”
Anda juga bisa memegang bunga.
Kenapa memegang bunga?
Kontemplasi!
Selamat membaca dan semoga mendapatkan manfaat.
Sheng-Yen Lu
17102 NE 40th CT
REDMOND WA 98052
U.S.A.
April 2023