Mahabala Vajra sungguh agung, kalian semua harus mencapai kontak yoga dalam bersadhana, mudra Beliau adalah Mudra Tarjani, satu tangan memegang danda, satu tangan memegang vyajana (kebutan), berlengan empat, satu tangan lagi memegang vajrapasa (tali vajra), dan tangan yang ini memegang japamala, saya hanya membuat perumpamaan, sangat perkasa.
Ketahuilah, bagian atas alis tergolong masa kecil Anda, mulai dari alis sampai ujung hidung Anda merupakan masa remaja dan usia pertengahan, mulai dari hidung sampai dagu adalah masa tua Anda, usia senja Anda, ini disebut sebagai: Metode Santing untuk membaca wajah. Dari alis bisa nampak relasi dengan saudara, adik dan kakak Anda. Dari hidung bisa nampak harta kekayaan Anda. Dari mata bisa nampak apakah batin Anda bersih. Dari bibir, ujung hidung, dari hidung bisa nampak harta kekayaan, dari bibir bisa terlihat apakah Anda bisa menjadi seorang pejabat, menjadi pejabat mesti lihat bentuk bibir Anda, bagian dagu untuk melihat pelayan Anda, semua pendukung di bawah Anda bisa terlihat dari dagu Anda; Ekor alis untuk melihat hubungan asmara Anda, jika Anda menyisir rambut, di bagian sini ada ujung lancip, dari guratan di sana bisa nampak berapa jumlah istri Anda, semua fitur wajah bisa digunakan untuk mengamati diri Anda, dari telinga bisa terlihat kesehatan dan panjangnya usia Anda. Bisa tidak? Istana saudara (alis), istana harta (hidung), istana batin (mata), istana asmara (ekor alis), istana kedudukan (bentuk bibir), istana bawahan (dagu), serta berapa banyak istri Anda, semua tercatat di bagian atas, apa ini? Ini disebut metode dan tujuan. Mempelajari Lamdre juga mesti pelajari metode dan tujuan, apa metode dan tujuan Anda? Bagaimana Anda melangkah? Anda ingin menjadi orang yang bagaimana, kelak Anda ingin mencapai tingkatan apa, semua memerlukan metode dan tujuan. Anda ingin belajar abhiseka apa? Abhiseka kalasa, abhiseka sadhana internal, Abhiseka Anuttaratantra, Abhiseka Mahapurna, setiap abhiseka punya metode dan tujuannya, dari anubhava bisa nampak tingkat bhavana Anda, sampai di mana kah bhavana Anda, di sini lah intinya. Meskipun yang tadi diceritakan hanyalah sebuah lelucon, akan tetapi memang nyata.
Kelak Vihara Vajragarbha Huayan dapat menyeberangkan para insan di sepuluh penjuru, ini adalah suasana yang baru. Kenapa demikian? Sebab di bagian tengah aula utama terdapat Trini Arya Avatamsaka, yaitu Shakyamuni Buddha, Manjusri Bodhisattva, dan Samantabhadra Bodhisattva; Di sisi tangan kanan saya adalah Trini Arya Sukhavati, yaitu: Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Mahastamaprapta Bodhisattva; Di sisi tangan kiri saya adalah Mahadewi Yaochi dan kedua Arya (pengiring); Di sini juga ada Veda Dharmapala dan Sangharamapala, di sekeliling ada Pindola Bharadvaja atau Arahat Beralis Putih, di pintu masuk ada Avalokitesvara Bodhisattva, dan di bagian puncak ada banyak Adhinatha; Di angkasa, saya persemayamkan Mahabala Vajra, di keempat sudut saya persemayamkan Acalanatha Vidyaraja dan Yamantaka Vajra, loka ini disebut Avatamsakaloka. Semua bisa berbhavana dengan tenang dan baik, semua Dewa Rezeki juga memberkati kalian, supaya semua memiliki sumber daya yang cukup, dan memiliki kebijaksanaan Tathagata, kelak para Dewata, Naga, dan Dharmapala akan melindungi dan mendukung Vihara Vajragarbha Huayan.
Apa itu “Lian-bin”? Silakan ketua vihara menjelaskan, apa artinya “Lian-bin”, “Memperlakukan para insan dengan sopan.” Jawaban ini sangat tepat. “Memperlakukan para insan dengan sopan.”, ini tergolong dalam lingkup lokiya (duniawi). Dalam pandangan Lokuttara (adiduniawi), demikianlah maknanya, masa kecil, masa kanak-kanak, masa remaja, masa muda, masa tua, sampai pada akhirnya tidak ada lagi di dunia fana. Kita semua hanya bertamu di dunia ini, kita semua adalah tamu, semua adalah pengunjung. Di sini lah letak makna dari ‘Lian-bin’. Anda mesti berpikir demikian: “Aku hanyalah seorang musafir yang bertamu di dunia ini, bukan tuan rumah yang sebenarnya.”
Banyak orang yang pernah mengalami ketindihan, sebelum tidur di malam hari Anda mesti membuat simabandhana! Saat Anda tidur, Anda berbaring, japa “Om. A. Hum”, “Om” muncul sinar putih, “A” sinar merah terpancar ke angkasa, “Hum” sinar biru terpancar ke angkasa, tiga sinar berpadu, kemudian japa “Bang”, terjalin menjadi sebuah jala yang turun dari angkasa, kemudian menaungi tempat tidur dan kamar Anda, jala ini terbuat dari sinar tiga warna, merah, putih, dan biru dari “Om. A. Hum”, dan Anda tidur dengan nyenyak di dalam jala, ini adalah simabandhana! Seorang Tantrika, saat beraktivitas, berdiam, duduk, atau berbaring, mesti melakukan simabandhana.