Pada tanggal 1 Januari 1981, saya menerima Maha Abhiseka Guhya Paripurna. Acarya yang mentransmisikan Anuttarayogatantra kepada saya adalah Gyalwa Karmapa XVI ‘ Rangjung Rigpe Dorje’.
Tahun 1924, Gyalwa Karmapa XVI lahir di keluarga suku Tibet timur, lahir pada tanggal 15 juni di tahun tikus, pada tahun 1958 beliau di Bhutan dan India. Tahun 1962 beliau membangun Vihara Rumtek di Sikkim. Pada 5 november 1981, beliau meninggal di Zion, Illionis, USA.
Berikut merupakan Dharmadesana dari Karmapa pada tanggal 1 januari 1981 :
Dalam aktivitas menuntun insan luas di seluruh penjuru alam semesta, haruslah terus maju tanpa pernah berhenti, ini adalah aktivitas dalam memutar Dharmacakra, tanggung jawab yang besar ini, sepenuhnya ada pada Lama dan beberapa Suciwan yang terlahir kembali.
Mengubah Dharmacakra di semesta ini sampai sepenuhnya menjadi Vajraloka. Demikianlah aktivitas agung seorang Buddha hidup.
Setiap orang yang menerima pelatihan, semua telah memperoleh hati dari Guru, serta telah menyelesaikan empat sadhana dasar dalam Tantrayana (Sadhana Catur-prayoga dan Sadhana Guruyoga ), kemudian setelah melewati bimbingan yang lebih tinggi, dapat menerima makna sesungguhnya dari Sadhana Tantra, siswa yang memperoleh pengajaran, bagaikan bermanifestasi menjadi sinar pelangi, bahkan mampu terus menerus kembali ke dunia untuk mentransmisikan Dharma Tantra demi menuntun para insan.
Kelak Tantrayana akan ditransmisikan sampai ke negeri Barat, sebuah pembuktian nyata bahwa orang barat akan lebih memiliki kesempatan untuk menerima ajaran Tantra, sedangkan Acarya Lu akan datang membawa ajaran Tantranya demi memberi manfaat kepada banyak sekali ini di sana. Ajaran Tantra yang agung ini sebelumnya merupakan milik Vajradhara, dan juga milik Buddha Sakyamuni, setelah itu milik India, dan yang paling akhir milik Tibet, dan kelak milik negara-negara di barat, semua ini akan terus maju tanpa henti, terus ditransmiskan dari generasi ke generasi. Kelak Acarya Lu merupakan seorang Guru yang agung, dan memiliki nama yang terkenal, merupakan Guru yang memiliki kekuatan Samadhi yang paling tinggi dan paling mendalam di masa ini.
Sesosok yogi yang hebat, saat baru mulai berlatih harus sangat rahasia, bahkan harus mendapatkan perlindungan dari Guhya Deva Vajra, menghindari serangan mara, sebab beberapa rahasia agung tersebut ini tak dapat dilihat dan didengar oleh para insan awam, namun, kelak yogi ini akan memancarkan kemuliaan, sebab kita tahu di mana ada api di sana akan ada cahaya terang, di mana ada cekungan di sana ada air.
Di masa penuh kegelapan ini, memerlukan seorang titisan Suciwan yang memiliki karuncitta dan Prajna-caksu untuk meneruskan tugas menuntun insan luas, Dakini akan memberi restu dan perlindungan. Tiap kali bersadhana, saya ( Karmapa ) akan memberikan kekuatan adhistana yang paripurna, dan terakhir melebur menjadi seutas sinar Buddha, Guru dan Sangha, Dharma nan suci kelak akan tersebar ke seluruh dunia.
Rahasia Panca-dhyani Buddha adalah terang sinar Panca-jnana, merupakan mata air kehidupan dari semua Mahasuka, merupakan Anuttaratantra dari semua keberhasilan, sepenuhnya merupakan jalan pembebasan. Maha-abhiseka dari Arus Dharma Panca-jnana, merupakan Maha-abhiseka yang paling tertinggi dan sempurna.
Semua benda berharga tak dapat menandinginya, sebab ini merupakan Maha-ratna yang paling berharga dan tertinggi.
Semua kesucian tidak dapat menandinginya, sebab ini merupakan Kesucian Anuttara yang paling sempurna dalam kesunyataan.
Semua pembebasan tak dapat menandinginya, sebab ini merupakan warna putih yang paling bersih, seketika Tercerahkan Menjadi Buddha.
Merupakan Maha-abhiseka Guhya Paripurna, sangat berharga, dijamin merealisasi kondisi ‘Tak Mundur Lagi’, singkat kata sepenuhnya telah menyingkirkan semua karma buruk dan tiga racun batin yang telah terakumulasi sejak masa tanpa awal, telah mencapai Sarva-yukta, saat ini hanya Dharmakaya yang senantiasa menetap, sedangkan Sambhogakaya dan Nirmanakaya hadir demi upaya kausalya dalam memberikan manfaat kepada para insan.
Dharmakaya adalah kondisi Kebuddhaan. Sebenarnya tak terungkapkan, hanya dapat diumpamakan menggunakan angkasa, maha luas, tak terhingga, damai sunya, Anuttara dan terang.
Mengajarkan kepada para insan mengenai penghormatan kepada Mulacarya, gunakan kekuatan pikiran untuk mengundang kehadiran nyata dari Guru, kemudian menekuni : Maha-sadhana yang ditransmisikan oleh Guru dan Para Guru Leluhur, termasuk prayoga, terus menekuni Mahamudra.” Harus tekun, mampu melampaui semua fenomena , berbagai perasaan dan kesadaran, jangan sampai ada kemelekatan apapun.
Saya ( Karmapa ) mengenakan Mahkota Vajra dari Gampopa, dengan kekuatan maitrikaruna Avalokitesvara Bodhisattva, sejak Mahaguru Dusum Khyenpa ( Karmapa Pertama ) sampai saat ini , mulai dari kekuatan 7 Ikrar Agung, menggunakan Sadhana Tantra kemurnian tubuh – ucapan dan pikiran, membuka hati para insan , memancarkan daya dan terang maitrikaruna, manunggal dengan hati para insan.
Seorang Acarya sejati saat menerima siswa yang bersarana dan menerima pujana siswa, hendaknya menerima dengan sukacita, sebab dengan penerimaan sukacita barulah dapat memberikan restu dan pengajaran, Saya ( Karmapa ) Vajra Vidya Svabhava, juga demikian dalam menerima siswa sarana dan pujana.
Di atas merupakan Dharmadesana dari Karmapa XVI yang diberikan kepada Vajra Acarya Sheng-yen Lu pada 1 Januari 1981.
Gyalwa Karmapa menghadiahkan tiga macam mustika Dharma kepada saya :
Mantra Hati Karmapa yang digambar sendiri.
Satu lembar foto Karmapa 16 sendiri.
Vajrapasa yang telah diadhistana secara langsung.
Di altar tantra pribadi, di Ling-xian Jing-she Redmond dan di Seattle , saya selalu melakukan puja mandala, saya hendak menjalankan Dharmabhakti , tekun demi misi penyelamatan para insan, membabarkan Satya Buddha Dharma.