Sistem Dharma Zhenfozong
Hingga kini nama “Zhenfozong”, hanyalah sebutan lain dari aliran bhavana saya dan para siswa. Kami tidak ada organisasi, tersebar di seluruh pelosok dunia, Dharmasala yang sesungguhnya baru mulai dibangun di Amerika Serikat. Sejujurnya, saya tidak ingin Zhenfozong diorganisasikan, saya hanya ingin menjadikan Zhenfozong sebagai Metode Dharma yang transparan, agar setiap orang dapat menerima kebajikan sejati dari Budhadharma, memahami tumimbal lahir, mencapai pencerahan, menjalani Bodhicitta, setiap orang berbhavana, setiap orang pun akan mencapai Kebuddhaan.
Saya pribadi melatih diri dimulai dari ajaran Tao, jadi setiap siswa Tao harus menghormati Tiga Guru Sesepuh Taoisme, juga harus menghormati Para Dewata yang berada di Langit, serta menghormati Dewata yang berada di Kamadhatu. Terutama kepada Guru Spiritual Tak Berwujud Sanshan Jiuhou, Qingzhen Daozhang. Jangan karena telah menekuni sadhana lain, malah mencela ajaran Tao. Sebenarnya ajaran Tao cukup dalam dan tidak mudah diterka, kalau tidak mendalami ajaran Tao, pasti tidak akan paham ‘Zhoutian Mihe’, jangan mengira ajaran yang dikomentari Buddhisme ialah ajaran Tao, konon yang dikomentari Buddha Sakyamuni ialah Brahmanisme dan berbagai ajaran di India, serta ajaran Tao yang diluar Tiongkok. Saya sebagai Daozhang di ajaran Tao.
Mengenai ajaran eksoterik, saya pribadi sudah menekuninya selama sepuluh tahunan, sudah menerima Bodhisattva Sila. Para siswa Zhenfozong juga boleh mempelajari ajaran Tanah Suci atau ajaran lainnya, melatih diri sesuai bimbingan Bhikkulama, kami mengira setiap ajaran maupun eksoterik atau esoterik bersifat samata, setiap Dharma juga samata, hanya saja kemampuan berbhavana setiap orang berbeda-beda, terdapat 84.000 jenis manusia yang menekuni 84.000 jenis Metode Dharma, namun kita tetap menghormati seluruh Bhikkulama ajaran eksoterik. Saya sebagai upasaka yang menerima Bodhisattva Sila di ajaran eksoterik.
Perlindungan terakhir saya ialah Tantrayana, menekuni Sadhana Tantrayana akan mengubah trikarma menjadi triguhya, yang juga merupakan Dharma Rahasia, Dharma Mahapurna Prajna. Siswa Zhenfozong harus menghormati Padmasambhava, sebab Padmasambhava ialah Guru Sesepuh Pertama di Tantra Tibet, setelah saya menerima abhiseka rahasia, mampu melebur dalam samudera kemurnian sifat Vairocana, kemudian baru mengajarkan kepada para siswa, dalam Tantrayana saya sebagai ‘Mahatantrika Bermahkota Merah dan Berpita Suci’.
Meskipun Zhenfozong tidak ada organisasi, namun para insan yang bersarana berasal dari seluruh pelosok dunia, saya harap Anda dapat mengingat:
- Zhenfozong merupakan perpaduan sadhana dari Taoisme, ajaran eksoterik, ajaran esoterik, didirikan karena kebutuhan dunia kini, yang mana merupakan Metode Dharma yang paling cocok ditekuni oleh manusia jaman sekarang, mempunyai berkah Dharma yang luar biasa, kelak akan lebih menakjubkan.
- Bagi yang bermaksud membabarkan ajaran Zhenfozong harus memiliki kualifikasi seorang Acarya. Identitas resmi Acarya terdiri dari dua yaitu: pertama, Acarya diakui langsung oleh Mahaguru. Kedua, harus ‘mencapai pencerahan, mampu mengendalikan tumimbal lahir’ dalam sadhana, harus melalui keabsahan dari Adinata, serta Buddha, Bodhisattva, Adinata berkenan menampakkan diri, baru dapat diakui sebagai seorang Acarya. (Dalam hal ini harus bertindak jujur, jika berdusta, akan terjerumus ke Neraka Avici, tidak akan terbebaskan selama-lamanya.) Bagi yang telah diakui sebagai Acarya, juga tetap harus menekuni Taoisme, ajaran eksoterik dan esoterik selama bertahun-tahun, harus sering mengamati Dharma, bersadhana, mencerahi Dharma, harus memiliki bukti nyata baru bisa sebagai Guru yang menjadi panutan siswa, kalau tidak, akan mencemari nama baik Tantrayana, malah terjerumus ke Neraka Avici juga.
- Setelah bersarana kepada Mahaguru, ataupun Acarya lain, tidak diperbolehkan menerima sarana dari aliran lain lagi, agar tidak mengacaukan garis silsilah. Harus diingat, sangat penting.
Sila-sila Zhenfozong
Kini, siswa Tantrayana di seluruh duniasudah lebih dari 100.000 orang, siswa yang bersarana berasal dari berbagai negara di dunia, jumlah ini berdasarkan dengan pembagian Sertifikat Sarana oleh saya. Stiap hari selalu ada yang datang bersarana, langsung datang ke USA untuk menerima Abhiseka Sarana, ataupun menulis surat memohon Abhiseka Sarana jarak jauh, yakin dalam beberapa tahun kemudian, jumlah siswa akan bertambah hingga sepuluh atau seratus kali lipat.
Banyak siswa Tantrayana setelah bersarana bertanya kepada saya, dalam Tantrayana harus menaati sila apa saja? Dalam Sertifikat Sarana tertulis: “Mengingat maksud dan tujuan pokok seorang Buddhisme. Setulus hati bersarana kepada Buddhisme. Menghormati dan mengakui Guru Bijak. Bersarana kepada Buddha Hidup Liansheng. Selama hayat masih dikandung badan, memberi persembahan kepada Buddha dan melakukan kebajikan. Selama hayat masih dikandung badan, menaati sila sesuai Dharma. Selama hayat masih dikandung badan, mengabdi kepada Negara. Berbakti kepada orang tua. Menghormati Guru dan umat sedharma. Sepanjang masa. Jalani dengan ketulusan hati. Dengan ini tertulis di naskah doa. Para Buddha Bodhisattva di sepuluh penjuru berkenan menjadi saksi.”
Terlebih dahulu yang harus diulas ialah Sila-sila Zhenfozong, yang dimaksud dengan ‘Selama hayat masih dikandung badan, menaati sila sesuai Dharma’, adalah bersedia menggunakan kekuatan sepanjang masa untuk merealisasikan Sadharma, untuk menaati sila (dengan ketat). Sila-sila ini merupakan Pancasila Buddhis, Zhenfozong merupakan aliran sejati, merupakan Buddhadharma sejati, maka harus menaati Pancasila Buddhis. Pancasila Buddhis sebagai berikut:
- Tidak membunuh: Dengan welas asih menyayangi maklhuk hidup, tidak membunuh. Akan lebih baik jika melakukan pelepasan satwa.
- Tidak minum minuman keras: Yang dimaksud tidak minum minuman keras berarti tidak mabuk-mabukan, tidak membuat onar karena mabuk.
- Tidak berasusila: Selain hubungan suami istri, yang lain termasuk perbuatan asusila.
- Tidak berdusta: Tidak membalikkan fakta, melanggar karma ucapan, menfitnah orang dan Dharma sejati, semua dianggap melanggar sila ini.
- Tidak mencuri: Tidak boleh mencuri atau merampok bukan hak milik pribadi.
Ini merupakan sila yang paling dasar dalam Zhenfozong, dan juga merupakan sila paling dasar dalam Buddhisme, siswa Zhenfozong juga merupakan siswa Buddha, tentunya harus menaati Pancasila Buddhis ini. Selain itu, dalam mempelajari Buddhadharma, berbakti kepada orang tua, menghormati Guru dan umat sedharma, ini merupakan pokok dasar setiap manusia, harus dapat direalisasikan, apabila pokok dasar ini saja tidak dapat ditaati, silahkan kembalikan ‘Sertifikat Sarana’ kepada Guru. Sebab, siswa yang tidak menaati sila dianggap tidak benar, meskipun bersarana kepada Zhenfozong, namun tidak menaati sila sesuai Dharma, berarti percuma saja, menyimpan selembar ‘Sertifikat Sarana’ bagaikan kertas sampah.
Bagi siswa yang menaati Pancasila Buddhis dan Kusala Karmapatha, saya doakan, pertama agar terhindarkan dari musuh, dijauhkan dari segala penyakit, panjang umur dan sehat sejahtera. Kedua, keluarga harmonis dan tentram, dijauhkan dari segala penjilat, dihormati orang banyak. Ketiga, bagi siswa yang menaati sila dan berbuat kebajikan, akan terhindarkan dari musibah atau malapetaka, tidak ada korban jiwa. Keempat, akan sering dilindungi oleh Para Dewata, sehingga para siswa dapat menghormati Triratna, melatih Bodhicitta. Kelima, ladang kebajikan sempurna.
Berhubung manusia di dunia tidak semua adalah orang suci, pasti ada manusia yang melanggar sila, apabila manusia yang melanggar sila memiliki penyesalan, maka harus menekuni Sadhana Ksamayati. Bersumpah menyesal atas kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya di hadapan Para Buddha dan Guru.
Kesalahan manusia sangatlah banyak, tidak dapat dihitung satu per satu, seperti banyak sekali yang tidak mempercayai ‘Hukum karma’, tidak mempercayai balasan karma, sekali buka mulut langsung berucap ‘saya tidak percaya apapun’, maksud dari kalimat ini ialah, ‘menganggap diri sendiri hebat’, demikian sangat mudah kelalaian, lantas menciptakan karma buruk.
Orang suci di dunia sangat sedikit, orang awam paling banyak, segala perbuatan tidak luput dari jeratan kebodohan, salah pergaulan akan mudah terjerumus, maka harus berhati-hati dalam pergaulan, jauhi teman yang mempunyai kebiasaan buruk, sebab, setelah mengikutinya sekali, pasti akan tertanam akar untuk terus mengikutinya, demikian akan mudah menciptakan banyak karma buruk.
Keserakahan juga merupakan salah satu kebiasaan manusia, bibit keserakahan akan memikat manusia terjerumus pada dosa, seperti nafsu birahi, setiap orang menyukai keindahan, serakah akan sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki, bibit keserakahan ini sangat mengerikan, seorang sadhaka seharusnya menggunakan metode 'Visualisasi Kesunyataan' dan 'Tidak Bersih' untuk mengalihkan pikiran nafsu birahi ini. Kalau tidak demikian, setiap malam Bhiksu Tua, Taoism Tua pun akan mengalami mimpi basah. Tidak melekat pada 'keindahan', baru disebut sadhaka sejati yang berbudi baik, apabila melakukan perbuatan asusila, maka akan menciptakan karma buruk yang sungguh berat. Serakah akan kekayaan juga demikian, manusia meninggal karena kekayaan, burung meninggal karena makanan, selain memperoleh hak milik pribadi, serakah akan kekayaan lain merupakan bibit dari kilesa, sadhaka yang berbhavana harus sadar akan 'rasa syukur menciptakan kebahagiaan', barang siapa yang tidak serakah akan kekayaan, maka memiliki nilai diri yang tinggi.
Dan juga karena iri hati, melukai insan lainnya, maka akan sering merasakan kegelisahan.
Masih ada dosa yang lebih berat, yakni 'Anantarika Karma'. Seperti merusaki Pagoda Buddha atau Vihara, membakar kitab suci, menghancurkan Pratima Buddha, mencuri Tripitaka. Mengecam Buddhadharma, memaki Guru, mencelakai sadhaka. Membunuh orang tua, mendarahi tubuh Buddha, memecah-belah Sangha, membunuh Arahat. Tidak mempercayai Hukum Karma, tidak menjalani Kusala Karmapatha, inilah 'Anantarika Karma' yang sungguh berat.
Bagi yang telah melakukan kesalahan ini, harus segera bertobat, membabarkan Sadharma, membantu para insan, menaklukkan mara dengan Sadharma, memutar Roda Dharma, menghapus karma buruk karena tidak menjalankan Kusala Karmapatha, menaklukkan dosa, lobha, moha, serta menghapus kilesa dengan metode Sad-paramita, sehingga tubuh memancarkan cahaya dan memperoleh kesempurnaan.
Siswa Zhenfozong, dengan Maha Prajna kehidupan lampau, dapat mengingat ratusan ribu kehidupan, dapat menekuni Sadharma yang ditransimisikan oleh Sang Hyang Buddha setiap hari, melakukan segala kebajikan, berlindung kepada Guru yang paling mulia, terhindarkan dari segala ketidaksempurnaan, menolong para insan yang menderita, dan segera mencapai Maha Bodhi.
'Sadhana Ksamayati' memiliki lima point utama:
- Memohon Buddha Menjadi Saksi:
Pertama-tama harus mengundang 'Wuliangshou Fo', 'Sheng-guang Fo', 'Miaoguang Fo', 'A-zhu Fo', 'Gongdeshan-guang Fo', 'Shizi-guangming Fo', 'Riguangming Fo', 'Wang-guangming Fo', 'Baoxiang Fo', 'Baoyan Fo', 'Yanming Fo', 'Yansheng-guangming Fo', 'Jixiang-shangwang Fo', 'Weimiaosheng Fo', 'Miaozhuangyan Fo', 'Fachuang Fo', 'Shang-shengshen Fo', 'Ke’ai-seshen Fo', 'Guangming-bianzhao Fo', 'Fanjingwang Fo', 'Shangxing Fo'. Sebab, sebelah barat telah mengundang tiga Buddha, sebelah timur mengundang lima Buddha, sebelah selatan mengundang lima Buddha, sebelah utara mengundang delapan Buddha. Kedua puluh satu Buddha ini divisualisasikan secara bersamaan, dan berkenan menetap di angkasa, sebagai saksi dari pertobatan Anda. - Memancarkan Cahaya Menghapus Karma Buruk:
Kedua puluh satu kekuatan Buddha ini dapat menghapus karma buruk, sehingga memperoleh berkah, yang juga merupakan pahala sejati dari Kedua puluh satu Buddha. Sadhaka bervisualisasi 21 Buddha senantiasa menetap di angkasa, dari pori-pori tubuh 21 Buddha memancarkan cahaya yang tiada tara, terdapat banyak warna cahaya, lalu menyatu menjadi cahaya tiada tara yang penuh dengan warna. Begitu cahaya terpancarkan, alam Dhatu di sepuluh penjuru berubah menjadi Buddhaloka, dan diri sendiri juga merasakan tenang dalam cahaya Buddha. Cahaya Buddha memancari segala Panca-kasaya.
Cahaya yang dipancarkan oleh 21 Buddha, pertama, tempat yang tercemar, berubah menjadi Buddhaloka. Kedua, kepada para insan, membebaskan para insan dari karma buruk Kusala Karmapatha, Anantarika Karma, mengecam Triratna, tidak menghormati Guru, tidak berbakti kepada orang tua, yang seharusnya terjerumus ke Alam Neraka, Alam Preta, Alam Binatang, semuanya lenyap karena pancaran cahaya 21 Buddha, sehingga memperoleh ketenangan dan kedamaian, segala berkah bertambah, anggun bagai Buddha, dan dapat menyaksikan Para Buddha dari Sepuluh Penjuru Tiga Kehidupan. - Melafalkan Nama Agung dan Menjapa Mantra:
Apabila sadhaka memperoleh pencerahan, harus cerah hingga ke hati, melafalkan 21 Nama Agung Buddha sebanyak dua kali, dilanjutkan menjapa Mantra Saptabuddha Menghapus Karma Buruk: "Lipolipodi. Qiuheqiuhedi. Tuoluonidi. Niheladi. Pilinidi. Mohejiadi. Zhenlingqiandi. Suoha." Menjapa mantra ini sebanyak 108 kali sampai 1080 kali. - Visualisasi dan Mudra:
Tangan kiri dikepal diletakkan pada bagian pinggang. Tangan kanan dibuka, kelima jari diluruskan, bagaikan memancarkan panca cahaya, tangan kanan diletakkan pada bagian dada. - Melimpahkan Jasa dan Bertobat:
Menurut latar belakang karma buruk yang pernah diperbuat seharusnya akan terjerumus ke Alam Neraka, Alam Preta, Alam Binatang, atau Alam Asura, bahkan Delapan Rintangan, namun karena saya menekuni Sadharma dan bertobat, segala karma buruk pun terkikiskan, kelak tidak menerima balasan karma lagi. Seperti Para Buddha Bodhisattva masa lampau, melatih diri Berbodhicitta, menyesali segala kesalahan, dan saya juga menyesali segala kesalahan yang pernah diperbuat, tidak berani tidak mengaku, berharap segala karma buruk dapat terhapuskan, kelak tidak berani menciptakan karma buruk lagi. Dengan ini mengundang 21 Buddha menampakkan diri dan menjadi saksi.
Pelatihan sadhana ini, merupakan Sadhana Ksamayati Mula Lingxian, sadhaka yang menekuni sadhana ini, juga harus menambahkan 'Sadhana Catur Prayoga' dan 'Sadhana Guruyoga', penekunannya berdasarkan tata ritual, upaya untuk terbebaskan dari jeratan karma buruk, dan memperoleh berkah yang tak terhingga.