Membuka Hati dengan Persembahan Tulus di Balik Api Suci

Upacara Agni Puja Amoghapasalokesvara
Membuka Hati dengan Persembahan Tulus di Balik Api Suci
Liputan: Tim Publikasi Cetiya Vajra Bumi Riau

Riau, 10 Agustus 2025 – Suasana khidmat menyelimuti setiap sudut Cetiya Vajra Bumi Riau saat digelar Upacara Agni Puja. Aroma dupa yang semerbak menyentuh hati, mengiringi umat dalam perjalanan batin melalui ritual api suci yang dipersembahkan kepada adinata Agni Homa, Bodhisatwa Amoghapasalokesvara.
Dalam ceramahnya, Acarya Lian Zui selaku upacarika menegaskan bahwa persembahan sejati bukan hanya ritual formal, melainkan wujud ketulusan hati. “Banyak tangan yang memberi, tetapi hanya hati yang tulus mampu menyentuh alam para Buddha dan Bodhisattva,” ujarnya, membangkitkan kesadaran umat akan makna terdalam dari sebuah persembahan.
Acarya menjelaskan, persembahan homa yang ideal terdiri dari lima unsur utama: bunga, dupa, pelita, teh, dan buah. Bunga mengingatkan pada ketidakkekalan, dupa melambangkan disiplin, pelita menjadi cahaya kebijaksanaan, teh sebagai simbol penghormatan, dan buah sebagai hasil karma baik. Namun, seluruh simbol itu hanya bermakna bila dipersembahkan dengan ketulusan. “Berikanlah yang terbaik, bukan sekadar sisa yang tidak diinginkan,” tegas Acarya Lian Zui. “Jika hanya memberi saat susah dan lupa saat senang, doa itu ibarat perahu bocor di tengah samudra penderitaan.”
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa terkabulnya doa ditentukan oleh karma baik yang telah terakumulasi. Karena itu, umat didorong untuk senantiasa menambah kebajikan melalui dana, persembahan, dan perbuatan baik.
Ritual Homa sore itu menjadi puncak acara. Api yang menyala tidak dipandang sebagai penghancur, melainkan sebagai sarana transformasi batin. Dengan khidmat, acarya mempersembahkan wijen hitam, kacang, dan biji-bijian kepada adinata, para Buddha, Bodhisatwa, Dharmapala, Dakini, dan para Dewa melalui tungku api, disertai pelantunan mantra Bodhisatwa Amoghapasalokesvara. Setiap persembahan melambangkan pelepasan kemelekatan, pembakaran nafsu keinginan, keserakahan, dan kebodohan batin. “Api Homa adalah tekad yang menyala, doa yang membara, dan persembahan ketulusan batin yang memancarkan cahaya Dharma ke sepuluh penjuru,” ujar Acarya. Menurutnya, ritual ini dapat ditujukan untuk tolak bala, pemberkahan, hingga penyebrangan leluhur.
Pada akhirnya, inti dari seluruh ajaran adalah ketulusan. Di hadapan Sang Catur Ratna, sehelai daun yang dipersembahkan dengan hati murni nilainya jauh lebih besar daripada gunung emas yang diberikan dengan kesombongan.
Upacara Agni Puja Amoghapasalokesvara di Cetiya Vajra Bumi Riau tidak hanya menjadi ritual semata, tetapi juga kesempatan bagi umat untuk merefleksikan arti ketulusan dalam berdana. Api Homa yang berkobar bukan sekadar membakar sarana puja, melainkan turut membangkitkan semangat welas asih dan kebijaksanaan. Melalui pancaran cahaya api suci, umat kembali dengan batin yang lebih jernih, tekad yang semakin mantap, serta keyakinan bahwa anugerah sejati muncul dari ketulusan hati yang memberi tanpa pamrih.
Selain diikuti oleh umat Vihara Vajra Bumi Riau, upacara ini juga mendapat kehormatan dengan hadirnya sejumlah tokoh lintas organisasi agama Buddha. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Bapak Kong On selaku Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau, Bapak Juni sebagai Penyuluh Agama Buddha Provinsi Riau, Bapak Sudirman selaku Ketua Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia (LKBI) Provinsi Riau, serta Bapak Eddy Brian yang menjabat sebagai Ketua Harian DPD Walubi Provinsi Riau. Kehadiran para tokoh ini menjadi wujud dukungan nyata dalam mempererat persatuan dan memperkokoh semangat kebersamaan umat Buddha di Provinsi Riau.

2025真佛宗為世界祈福 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。