Meneladani Guan Yin dan Menjadi Pelindung Dharma
Liputan: Tim Publikasi Vihara Vajra Bumi Palembang
Upacara Apihoma Bodhisatwa Amoghapasalokesvara.
(Palembang) – Suasana khidmat menyelimuti Vihara Vajra Bumi Sriwijaya pada Minggu, 9 November 2025. Umat sedharma berkumpul dengan hati penuh sukacita dan hormat untuk mengikuti Upacara Puja Api Homa yang dipersembahkan bagi Bodhisatwa Amoghapasalokesvara.
Ritual suci ini digelar penuh makna di bawah pimpinan Acarya Lian Pu, yang didampingi oleh para pandita lokapalasraya. Lantunan mantra yang menggema lembut di ruang bhaktisala mengantarkan seluruh peserta memasuki dimensi spiritual yang damai dan mendalam.
Dalam ceramah dharma yang berkesan, Acarya Lian Pu mengajak umat merefleksikan hakikat dari Bodhisatwa Avalokitesvara atau Guan Yin. "Nama 'Guan Yin' sendiri mengandung makna mendalam," terang Acarya. "'Guan' artinya melihat atau mengamati, sementara 'Yin' berarti suara. Jadi, Guan Yin adalah Dia yang Mendengarkan Suara Penderitaan Dunia."
Lebih lanjut Acarya menekankan, kemampuan mulia ini tidak bersumber dari mata batin, melainkan bersumber dari hati yang dipenuhi oleh Maitri Karuna—cinta kasih dan welas asih tanpa batas. "Guan Yin mendengar bukan dengan telinga, tetapi dengan jiwa. Beliau mengajarkan kita untuk mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain. Inilah akar dari popularitas dan penghormatan universal yang Beliau terima," paparnya.
Ceramah kemudian berlanjut pada topik Dharmapala atau Pelindung Dharma. Acarya Lian Pu dengan gamblang menjelaskan bahwa konsep Pelindung Dharma jauh lebih luas dari sekadar rupang di atas altar. "Setiap dari kita bisa menjadi perwujudan nyata Pelindung Dharma," seru Acarya membangkitkan semangat. "Para biksu yang menjaga kemurnian ajaran adalah Pelindung Dharma. Anda yang setia membaca sutra dan melantunkan mantra adalah Pelindung Dharma. Dan Anda yang menyokong kegiatan keagamaan dengan menjadi donatur, Andalah juga Pelindung Dharma yang sangat berjasa!"
Pernyataan ini menegaskan bahwa melestarikan Buddha Dharma adalah tanggung jawab bersama. Dengan aktif berpartisipasi, baik melalui praktik spiritual maupun dukungan material, umat tidak hanya menjamin kelestarian ajaran tetapi juga mengundang perlindungan spiritual yang nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Upacara ini tidak hanya menjadi momen untuk memohon berkah, tetapi juga pengingat yang dalam untuk menghidupi welas asih Guan Yin dan mengambil peran aktif sebagai pelindung Dharma dalam kehidupan nyata.