Vihara Vajra Bumi Nusantara Sukses Selenggarakan Atthanga Sila Perdana Zhenfozong

Vihara Vajra Bumi Nusantara Sukses Selenggarakan Atthanga Sila Perdana Zhenfozong
Oleh: Tim Publikasi Vihara Vajra Bumi Nusantara

Untuk pertama kalinya, Zhenfozong menyelenggarakan praktik Atthanga Sila (Delapan Sila) selama 24 jam di Vihara Vajra Bumi Nusantara. Pelatihan ini dipimpin oleh Ayusmat Acarya Shi Lianman dan Ayusmat Acarya Shi Lianchuan. Meskipun pada awalnya banyak umat merasa ragu karena ketentuan seperti tidak makan setelah tengah hari, wajib menginap di vihara, tidak boleh menggunakan handphone, serta mengurangi percakapan (tidak berbicara), kuota pendaftaran akhirnya tetap terpenuhi.

Tanggal 29 November Pukul 15.00 WIB, peserta Atthanga Sila (戒子) mulai registrasi dan memasuki Dharmasala Vihara Vajra Bumi Nusantara, handphone dikumpulkan ke panitia, karena selama Atthanga Sila peserta tidak boleh menggunakan handphone. Tepat pukul 16.00, para sangha yakni Ayusmat Acarya Shi Lianman, Ayusmat Acarya Shi Lianchuan, Acarya Shi Lianfei, Acarya Shji Lianzu, Dharmacarya Shi Lianhong dan Biksu Shi Lianju memasuki Dharmasala diiringi dengan bedug dan genta. Usai mempersembahkan dupa, Ayushmat Acarya Shi Lianman selaku upacarika memberika visudhi Catursarana kepada salah satu peserta termuda yang belum bersarana. Ritual dilanjutkan dengan lantunan Hymne Zhenfozong, dan pembacaan 14 Sila Mula Tantra serta Abdi Guru Pancasika oleh seluruh peserta yang dipandu oleh Acarya Shi Lianfei.

Sebelum menganugerahkan pengukuhan sila kepada para peserta, Ayusmat Acarya Shi Lianman terlebih dahulu menjelaskan makna praktik Atthanga Sila (Delapan Sila). Praktik Delapan Sila dipaparkan sebagai latihan yang mendekatkan diri pada kehidupan suci laksana Bhiksu dan Bhiksuni. Umat Buddha pada dasarnya wajib menjaga Lima Sila (Pañcasīla) serta mengupayakan pelaksanaan Sepuluh Kebajikan (Dasa Punnakiriyavatthu). Acarya menekankan bahwa perbedaan pokok antara ajaran Mahayana dan Hinayana terletak pada Bodhicitta: Mahayana tidak hanya berlatih demi pembebasan diri sendiri, tetapi juga demi semua makhluk, dengan harapan seluruh makhluk dapat mencapai pencerahan. Setelah sila diterima, sila tersebut harus dihayati dan dipraktikkan; jika tidak, penerimaan sila menjadi sia-sia.

Menerima Delapan Sila menuntut penjagaan kemurnian perilaku laksana seorang Arahat. Isi Delapan Sila mencakup: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, tidak minum minuman yang memabukkan, tidak makan di luar waktu (setelah tengah hari), tidak menggunakan wewangian, bunga, kalung, riasan, serta tidak menari, menyanyi, ataupun menonton hiburan, dan tidak duduk atau berbaring di tempat tidur maupun kursi yang tinggi dan mewah. “Delapan” (八關) dimaknai sebagai usaha memutus roda samsara, sedangkan “Sila” (齋) mengandung arti pemurnian dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Larangan makan setelah tengah hari bertujuan melatih para sadhaka agar tidak dikuasai keserakahan terhadap makanan. Manfaat dan pahala melaksanakan Delapan Sila sangatlah besar; melalui praktik yang tekun, hati perlahan-lahan berubah, dimurnikan, dan ditinggikan melampaui kecenderungan duniawi.

Usai menjelaskan Atthanga Sila, Ayushmat Acarya Shi Lianman menganugerahi pengukuhan sila kepada segenap peserta. Dalam posisi berlutut, peserta bersama-sama menyatakan tekad untuk melaksanakan Atthanga Sila. Usai menerima pengukuha sila, para peserta melaksanakan sadhana Mahanamaskara Tobat yang dipandu oleh Dharmacarya Shi Lianhong. Dilanjutkan dengan pembekalan meditasi oleh Ayushmat Acarya Shi Lianman yang menjelaskan tentang metode meditasi, yaitu fokus pada vipassana (觀) dan samatha (止), serta menyebutkan metode meditasi ekagrata (一緣禪定法), metode anapanasati (數息法), metode membiarkan pikiran (縱念法), metode pernapasan (呼吸法), dll.

Usai menyimak penjelasan mengenai metode meditasi, para peserta melaksanakan meditasi jalan. Metode ini melatih peserta untuk memusatkan konsentrasi pada langkah kaki dan lantunan nama agung Buddha Amitabha (經行念佛) yang dipandu oleh Acarya Shi Lianfei. Setelah meditasi jalan, para peserta kembali menerima pembekalan Dharma dari Ayusmat Acarya Shi Lianchuan. Dalam pembabaran tersebut, Ayusmat menekankan pentingnya berlatih dengan giat dan murni selama 24 jam ini demi memutus roda samsara serta membersihkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Sila ditujukan sebagai sarana untuk menaklukkan tiga racun batin tersebut; melatih sila berarti mengubah dan memurnikan hati dari luar ke dalam.

Pada hari berikutnya, 30 November 2025 pukul 09.00 WIB, usai sarapan para peserta kembali melakukan registrasi dan memasuki Dharmasala. Diiringi alunan suara bedug dan genta, segenap peserta berdiri dalam sikap añjali menyambut para Sangha yang memasuki Dharmasala. Acara pagi diawali dengan Sadhana Guruyoga yang dipandu oleh Dharmacarya Shi Lianhong, dilanjutkan dengan meditasi duduk selama 30 menit. Setelah meditasi duduk, Acarya Shi Lianfei memimpin para peserta melakukan meditasi jalan sembari melantunkan nama agung Buddha Amitabha. Menjelang tengah hari, para peserta melafalkan Mantra Sataksara selama satu jam, kemudian menikmati makan siang dengan tertib dan dalam keheningan, tanpa saling berbicara.

Usai makan siang, para peserta kembali memasuki Dharmasala untuk mengikuti Sadhana Guru Yoga yang dipandu oleh Pandita Dharmaduta Tasimun (蓮花于孟講師). Kegiatan dilanjutkan dengan meditasi jalan sambil melafalkan nama agung Buddha Amitabha, dipandu oleh Acarya Shi Lianfei. Setelah itu, para peserta melafalkan Sutra Satya Buddha selama 30 menit, Mahanamaskara Tobat, kemudian melanjutkan dengan pelafalan Tathagata Usnisa Vijaya Dharani selama satu jam. Selanjutnya peserta kembali diajak berlatih meditasi jalan dan meditasi duduk.

Pada akhir sesi, Ayusmat Acarya Shi Lianman menyampaikan rasa sukacitanya atas kelancaran pelaksanaan praktik Atthanga Sila serta mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan oleh Vihara Vajra Bumi Nusantara. Beliau juga menegaskan bahwa Atthanga Sila dapat dipraktikkan secara mandiri di rumah, dengan menekankan pentingnya menjaga lima indera (五根), menggunakan pikiran (意根) untuk mengendalikan enam objek indera (六塵), bertindak dengan penuh pertimbangan, serta terus-menerus mengamati kondisi batin sendiri. Keteguhan dan ketidakgoyahan pikiran inilah yang disebut sebagai perhatian benar (正念).

Selain itu, Ayusmat Acarya Shi Lianchuan mengingatkan para peserta agar tidak terlena dan melupakan praktik nyata. Tidak boleh terjadi ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan; semua harus dilaksanakan sesuai ajaran. Beliau menekankan pentingnya berlatih dengan tekun, menetapkan target pengembangan diri, mengintegrasikan Dharma dalam kehidupan sehari-hari, serta senantiasa menjaga kemurnian hati dalam mempraktikkan sila.

Pada penghujung kegiatan praktik Atthanga Sila, para peserta dengan penuh sukacita mempersembahkan dana kepada para Sangha sebagai ungkapan syukur atas bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan sila. Setelah itu, Acarya Shi Lianfei mengajak seluruh peserta melakukan pradaksina sambil mempersembahkan pelita kepada Mahamulacarya Liansheng, para Buddha, dan para Bodhisattva, serta melantunkan Gatha Prathana.

Kegiatan praktik Atthanga Sila ditutup dengan penyaluran jasa kepada Mulacarya, agar senantiasa dikaruniai kesehatan, dapat terus menetap di dunia, dan terus memutar Cakra Dharma. Upacarika Acarya Shi Lianman juga turut menyalurkan jasa bagi seluruh hadirin serta semua makhluk. Sebagai penutup, Ayushmat Acarya Shi Lianman mengetukkan pusaka pengukuhan sebagai tanda berakhirnya pelatihan praktik Atthanga Sila yang berlangsung dengan lancar dan penuh manggala.

Salah satu peserta Atthanga Sila, anggota muda-mudi Vihara Vajra Bumi Nusantara, dalam kesan-pesannya mengungkapkan rasa bahagia karena akhirnya dapat melaksanakan Atthanga Sila di Vihara Vajra Bumi Nusantara. Dengan menjalankan sila selama 24 jam, ia merasa lebih fokus dalam praktik Dharma dan meditasi serta memperoleh banyak manfaat. Pandita Lokapalasraya Lianxia dari Singapura juga menyampaikan bahwa praktik Atthanga Sila membuatnya lebih tekun dalam melafalkan mantra, membaca sutra, dan merasa ada kemajuan dalam pelatihan batin. Ia pun mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dari panitia Vihara Vajra Bumi Nusantara.

Pada akhir acara, para Sangha pembimbing, yakni Ayushmat Acarya Shi Lianman, Ayushmat Acarya Shi Lianchuan, Acarya Shi Lianfei, dan Acarya Shi Lianzu, menyerahkan sertifikat keikutsertaan secara simbolis kepada empat orang peserta. Sesi foto bersama kemudian menjadi penutup rangkaian kegiatan praktik Atthanga Sila Zhenfozong di Vihara Vajra Bumi Nusantara.

請佛住世長壽佛心咒 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。