Bag 14. Visualisasi Tri Cahaya

Pengulasan Tata Ritual Sadhana Tantra Yang Lengkap dan Mendetail
 
Bag 14. Visualisasi Tri Cahaya
 
- Dharmadesana Dharmaraja Lian-sheng
- Rainbow Temple, 26 November 1992
 
Kita tiba pada bagian kedelapan, sudah tiba pada 'Tahap Inti'. Dalam sadhana tantra ada 'Tahap Awal', kemudian ada 'Tahap Inti' ada tiga bagian, yaitu visualisasi, saat bervisualisasi membentuk mudra, kemudian menjapa mantra dan dilanjutkan dengan memasuki samadhi.
 
Oleh karena itu saya sering mengatakan, saat Anda berada di pesawat, atau di dalam kendaraan umum, tidak dapat melakukan mahanamaskara, mantra Catur-sarana dan pujana, atau waktunya tidak cukup, mungkin masih harus ke kantor, jika hendak melakukan lengkap tujuh bagian yang awal, waktu yang dibutuhkan sangat lama, maka saya melakukan sadhana yang paling sederhana, yaitu 'Tahap Inti'.
 
Langsung melakukan visualisasi, penjapaan mantra dan memasuki samadhi, namun pada waktu biasa tentu Anda harus menekuni sadhana tantra secara lengkap, jangan hanya tiga bagian inti ini saja, namun harus melakukan tahap awal, tahap inti dan tahap akhir, tiga hal ini digabungkan menjadi tata sadhana yang lengkap.
 
Jika Anda sungguh tidak ada waktu, atau sedang berada di lokasi yang khusus, boleh saja hanya melakukan 'Tahap Inti', ini hanya boleh dilakukan hanya pada saat situasi khusus saja.
 
Terlebih dahulu kita akan membahas visualisasi. Contohnya saya menekuni Sadhana Yidam Yoga Amitabha Buddha, maka saya membentuk Mudra Amitabha, ini adalah mudra akar dari Amitabha Buddha, mudra akar tidak sama dengan mudra dhyana, demikianla cara membentuk mudra dhyana ( Mahaguru memperagakan ), mudra akar juga boleh, mudra dhyana juga boleh, kemudian bervisualisasi.
 
Saat ini mulai pengulasan visualisasi, visualisasi untuk tiap adinata ada perbedaannya, Delapan Yidam kita semua berbeda, visualisasi Jambhala Kuning juga sangat berbeda, visualisasi Vajra-citta Bodhisattva juga berbeda. Mudra, mantra dan visualisasinya berbeda, silahkan Anda pelajari dalam buku 'Zhen-fo Mi Zhong Mi' (真佛秘中秘), Anda akan memahaminya dengan jelas.
 
Saat ini saya mengulas visualisasi saat diri sendiri menekuni Sadhana Yidam Amitabha Buddha. Terlebih dahulu saya bervisualisasi kesunyataan, banyak siswa yang bertanya bagaimana caranya ? Sebab begitu matanya terpejam, kepala mulai dijejali banyak pikiran, tidak kosong (Amogha), bukankah ini sudah mencapai Amoghasiddhi Buddha ? ( Hadirin tertawa ) tentu bukan ! Maksudnya adalah banyak pikiran kacau, bagaimana cara memvisualisasikan kesunyataan ?
 
Pernah diberitahukan kepada Anda, dalam sadhana tantra ada 'Langit cerah tanpa awan', saat Anda melihat ke langit tanpa awan, sangat cerah, angkasa biru membentang, inilah yang perlu Anda visualisasikan, inilah visualisasi kesunyataan. Seperti saat kita naik pesawat, saat berada di atas awan, kemudian Anda melihat ke angkasa, cuaca yang sangat cerah, bagaikan lingkaran, tiada noda sedikitpun, Anda harus memvisualisasikan langit cerah tanpa awan, kemudian menjapa Mantra Visualisasi Kesunyataan : "Om. Si-ba-wa. Su-da. Sa-er-wa. Da-er-ma. Si-ba-wa. Su-tuo-hang." Ini adalah Mantra Visualisasi Kesunyataan, Anda harus mengingat mantra yang tepat ini, ini memerlukan latihan dalam waktu lama. Sebab saat Anda menjapakan mantra tersebut, apabila gigi Anda ompong, misalnya kehilangan satu gigi, maka pelafalan Anda akan berbeda, Anda akan mengeluarkan suara "Sss.. Sss..". Namun adakalanya kita sendiri saat menjapanya juga bisa sedikit berbeda, saat biasa dapat menjapanya dengan sangat baik, sangat cepat dan tepat. Tapi begitu harus membabarkannya, saat harus sangat tepat, malahan sedikit berubah, mungkin karena faktor perasaan, mendadak menjadi tidak jelas.
 
Jadi Anda mengadhistana visualisasi kesunyataan dengan Mantra Visualisasi Kesunyataan. Demikianlah ( Mahaguru membentuk mudra ), terlebih dahulu membentuk mudra akar Amitabha Buddha, di angkasa, di bawahnya terdapat hamparan samudra, dari permukaan samudra terbit sebuah cakra-candra yang sangat besar, dengan kata lain di antara angkasa dan samudra tergantung sebuah cakra-candra biru yang sangat bundar, ini adalah visualisasi cakra-candra. 
 
Mengapa perlu memvisualisasikan cakra-candra ? Dulu saya juga sempat bertanya-tanya, mengapa bukan matahari atau bintang ? Mengapa bukan benda lain dan harus cakra-candra ? Sebab sinar matahari terlampau kuat, begitu Anda memvisualisasikan matahari, mata Anda tidak akan tahan. 
Sedangkan bintang terlampau kecil, benda apa di dunia yang bisa melambangkan kemurnian ? Saat itulah cakra-candra adalah yang paling murni. Visualisasi cakra-candra adalah kemurnian.
 
Cakra-candra melambangkan apa lagi ? Yaitu 'Siddhi', 'xi-di' dari 'Om. Gu-
lu. Lian-sheng. Xi-di. Hum', yang berarti Buddha-ksetra, Negeri Buddha, Tanah Suci. Oleh karena itu sering melakukan visualisasi cakra-candra, Anda visualisasikan langit cerah tanpa awan, hamparan samudra, cakra-candra muncul dari permukaan laut, cakra-candra adalah Siddhi Tanah Suci, yaitu Buddha-ksetra, sangat jelas.
 
Kemudian bervisualisasi bijaksara 'Hrih' (些 / Xie) dari Amitabha Buddha muncul di tengah cakra-candra. Ada yang bertanya warna apa yang paling baik, saya katakan bahwa Amitabha Buddha termasuk warna merah, maka aksara mantra gunakan  warna merah, visualisasikan kemunculan bijaksara 'Hrih', jelas tidak ? Sangat jelas. Langit biru tanpa awan, cakra-candra dan bijaksara 'Hrih' di tengahnya, hamparan samudra, sangat jelas, bijaksaranya berwarna merah.
 
'Hrih' melambangkan apa ? Yaitu benih kesadaran sadhaka, Buddhata, di angkasa di tengah cakra-candra adalah Buddhata Anda, bila Anda menekuni Sadhana Yidam Amitabha Buddha maka bijaksara 'Hrih' yang berada di tengah cakra-candra, kemudian bijaksara Hrih merah ini berputar, dari tengah cakra-candra muncullah Amitabha Buddha, sehingga Amitabha Buddha telah bermanifestasi di hadapan Anda, yidam berada di angkasa di hadapan Anda. Apakah Anda bisa memvisualisasikan ini ?
 
Apakah Amitabha Buddha ini ? Amitabha Buddha adalah Dharmakaya Anda, di dalamnya ada tiga tahap visualisasi : Yang pertama disebut 'Visualisasi Cakra-candra', kemudian 'Visualisasi Bijaksara', terakhir adalah 'Visualisasi Yidam'.
 
Visualisasi cakra-candra adalah Siddhi Negeri Buddha, bijaksara 'Hrih' merupakan Buddhata Anda. Yidam Amitabha Buddha adalah Dharmakaya Anda, setelah Anda mencapai keberhasilan, maka Dharmakaya Anda adalah Amitabha Buddha. Kemudian Amitabha Buddha menjadi seribu, sepuluh ribu, maka Anda mempunyai puluhan ribu tubuh manifestasi , sangat menakjubkan dan luhur, Yidam berdiri di hadapan Anda.
 
Banyak orang yang mengatakan : "Mahaguru , saya sudah berusaha visualisasi, sudah demikian lama tapi tetap saja tidak dapat memvisualisasikan." Saya katakan, tentu Anda mampu memvisualisasikan langit cerah tanpa awan, benar tidak ! Demikian juga dengan samudra, seharusnya Anda juga mampu membayangkannya. Kemudian di tengahnya ada rembulan, seharusnya ini juga bisa ! Dan sebuah aksara 'Hrih' tentu tidak masalah ! Kemudian Amitabha Buddha sangat jelas keluar dari rembulan ! Sering-seringlah mengamati pratima Amitabha Buddha. Telinganya sangat lebar dan panjang, alisnya bagaikan bulan sabit, mata bagaikan samudra, hidung bagaikan gunung, bibirnya nampak anggun, wajahnya sempurna, di usnisanya terdapat 'Usnisa-siraskata', paras dan tubuhnya sangat agung, sangat seimbang, jubahnya berlapis-lapis, tangan-Nya menopang padma, jemari kaki-Nya, Padmasana-Nya, Anda dapat memvisualisasikan ini semua dengan sangat mendetail, Wah ! Sangat agung. Saat ini saya mampu memvisualisasikannya dengan sangat jelas dan agung.
 
Banyak yang mengatakan samasekali tidak mampu, saya tanya mengapa ? Dia mengatakan tiap kali memvisualisasikan cakra-candra biru selalu berubah menjadi hitam, tidak mampu memvisualisasikan warna biru. Saya tanya apakah Anda buta warna ? Dia jawab tidak. Tidak ? Tapi mengapa bisa demikian ? Coba Anda perhatikan warna biru, coba amati dahulu, kemudian visualisasikan, dengan tekun berusaha pasti suatu hari nanti akan bisa.
 
Dia bilang tulisan sansekertanya tidak bagus, saya jawab ada buku aksara sansekerta ! Anda beli satu lalu pelajari baik-baik, kemudian coba digambar sekali, jika masih tidak mirip, ulangi lagi, dua kali, tiga kali, empat kali, ribuan kali bahkan puluhan ribu kali, pasti akhirnya mampu menulis dengan baik. Dia melaksanakan sesuai petunjuk saya, akhirnya juga berhasil.
 
Dia mengatakan yidam telah muncul, namun ada masalah ! Saya tanyakan masalah apa ? Dia bilang bahwa yidamnya tidak dapat tegak lurus berdiri. Anda harus memvisualisasikannya tegak lurus ! Ah ! Dia selalu miring, yah... Ini sungguh... Saya sering menemui yang demikian, dia mengatakan bagaimanapun saat memvisualisasikan yidam selalu miring. Sayapun berpikir, mungkin saja hati orang ini agak miring ke satu sisi, maka semua terlihat miring. Tapi ini masih bisa diperbaiki.
 
Dulu saat saya melakukan pengukuran, yang digunakan adalah bandul yang digantung dengan seutas tali, mengukur apakah tiang bambunya sudah tegak lurus ? Alatnya adalah tali dan bandul,mengukur di samping tiang bambu, dengan demikian dapat diluruskan, saya menggunakan cara pengukuran untuk meluruskannya. Sangat tepat ! Tiang ring bola basket di Rainbow Villa , saya menggunakan bandul dari batu, sebab tidak ada bola besi, menggunakan benang dan batu diikatkan, digantungkan sangat lurus, namun beberapa hari ini angin bertiup sangat kencang, mungkin tiangnya sudah tertiup miring. 
 
Masih ada lagi, ada seorang siswa yang mengatakan bahwa tiap kali memvisualisasikan Amitabha Buddha datang di hadapan, dia tidak melihatnya tepat menghadap, melainkan menyamping. . . ah ! Aneh sekali ! Tiap kali muncul, yidamnya selalu miring, miring, miring sampai akhirnya menyamping, ah… Amitabha Buddha tidak mengacuhkan Anda. Adakah fenomena demikian ? Ada. Fenomena semacam ini memang ada, jadi bagaimana ? hapus saja, lakukan sekali lagi. Pernah ada hal demikian, begitu muncul dia menyamping, yidam tidak duduk tepat menghadap ke depan, selalu menyamping. Dia bertanya bagaimana ini ? Saya katakan coba lagi, harus dibetulkan, atau Anda tiup saja ( Mahaguru memperagakan meniup ) ( hadirin tertawa ), tiup sampai posisinya tepat, saya tidak percaya tiap kali memvisualisasikannya selalu menyamping.
 
Saya pernah menceritakan hal yang sangat nyata, ada seorang siswa yang demikian, ia mempelajari Mahaguru dalam berdana manifestasi makanan, begitu ia menjapa Burung Garuda, dia bervisualisasi sama dengan Mahaguru, visualisasi burung, yang sangat besar, dari angkasa terbang mendekat , wah, baik sekali. Burung Garuda dan deva – bhuta dan hantu yang bergentayangan, semua merupakan visualisasi yang sangat baik, namun dalam visualisasinya selalu muncul sebuah panah dan memanah burung tersebut ( hadirin tertawa ) tahukah Anda begitu panahnya melesat langsung mengenai burung itu, dan langsung ‘Bum’ terjatuh ! ( hadirin tertawa ) dia langsung tergopoh-gopoh datang kepada Mahaguru , “Mahaguru, saya tidak bisa bersadhana.” Saya bertanya mengapa ? “ Tiap kali saya visualisasikan burung garuda selalu muncul pikiran buruk, saya langsung memanahnya sampai mati.” Ah ! Karma buruk orang ini sangat berat ! Di dalam batinnya ada benih pikiran buruk, dia memang bersadhana dan mempunyai afinitas dengan Buddha, namun masih ada benih pikiran buruk, semua bercampur baur, sehingga tiap kali bervisualisasi tidak dapat melakukannya dengan tepat.
 
Dia memvisualisasikan Guru yang berparas agung, wah ! Matanya sangat agung, seperti rupang porselen itu, begitu muncul , wah . . .kenapa ini ? Mengapa sorot mata Guru menjadi tatapan mata keranjang ? ( hadirin tertawa ) Dia mengatakan tidak dapat bersadhana, sebab tiap kali memvisualisasikan Guru selalu berubah bersorot mata keranjang, aduh ! Mana mungkin saya demikian ? ( hadirin tertawa ), dia sungguh demikian, demikianlah yang dia katakan kepada saya. Rintangan karmanya berat, fenomena seperti ini merupakan rintangan, cara satu-satunya untuk menghancurkan rintangan itu adalah melatih pikiran benar.
 
Hati harus luas ! Hendaknya sering rekreasi melihat pemandangan alam, menikmati langit, bumi, bulan , matahari dan bintang, memupuk hati yang lapang. Saat hati telah lapang, barulah saat Anda melakukan visualisasi tidak akan muncul pikiran buruk, pikiran akan menjadi murni, Amitabha Buddha yang hadir sangat agung, memancarkan cahaya adhistana kepada Anda, tri cahaya, sinar putih, merah dan biru melebur dalam jiwa raga Anda.
 
Dulu pernah dijelaskan bahwa boleh juga visualisasi Dharmayudam memancarkan cahaya, dari padmasana memancarkan sinar putih melesat mengabhiseka Anda, ada kalanya seperti Cundi Bhagavati, semua Dharmayudam dari delapan belas lengan-Nya memancarkan cahaya mengabhiseka Anda, begini juga boleh. 
 
Bagaimana jika visualisasinya tidak jelas ? Sering-seringlah mengamati hal yang hendak divisualisasikan, bahkan Anda sendiri juga dapat berlatih menggambar mandala, menggambar sebuah bulan purnama, samudra, aksara mantra, di depan aksara mantra adalah Amitabha Buddha, perlahan-lahan Anda berlatih menggambar, gambarkan matanya, alisnya, hidungnya, telinganya, wajahnya, usnisa-siraskata, lengannya, kaki, jubah yang berlapis, segala perhiasan tubuh yang agung, semuanya digambarkan, terus berlatih demikian maka batin Anda yang menggambar, lama kelamaan akan terpatri dalam batin Anda, sehingga Anda dapat bervisualisasi dengan jelas.    
 
Tahukah Anda lhama Tibet saat membuat mandala, mereka menggambarnya dengan sepenuh hati, dipatri dalam batin. Menurut mereka, dengan menggambar Buddha maka hati adalah Buddha. Saat Anda memvisualisasikan Buddha Bodhisattva, maka tubuh dan hati adalah Buddha, sesungguhnya Anda sedang berlatih demikian. 
  
Anda sedang menggambar batin Anda. Saat batin Anda murni, maka visualisasi Anda pasti murni, sangat terang ; Jika batin Anda tidak bersih, maka tentu saja saat bervisualisasi ada banyak pikiran kacau dan tidak jelas, bahkan bisa muncul pikiran buruk, ini semua bisa muncul saat visualisasi. 
  
Visualisasi untuk membenahi pikiran Anda, meluruskan jiwa raga Anda ; Visualisasi Tri cahaya adalah demi melatih pikiran Anda ! Terus melatih memurnikan pikiran Anda ; Jadi , ada Siddhi, ada Buddhata, ada Dharmakaya, cahay di angkasa menyinari Anda, ini melatih batin dan pikiran Anda ! Saat Anda telah sepenuhnya sesuai dengan latihan ini, maka saya beritahu Anda, tidak perlu takut lagi, sekalipun usia sudah lanjut, telah jatuh sakit, nafas telah berhenti, dalam proses meninggal dunia, apa yang Anda andalkan ? begitu mata terpejam, Tanah Suci hadir di hadapan, Amitabha Buddha hadir di hadapan, bukankah Anda sudah terbiasa berlatih demikian ? Tanah Suci, Buddhata, yidam, Dharmakaya semua ada di hadapan Anda ! Begitu mata terpejam , terlahir di Sukhavatiloka, sebab Anda sudah biasa melatihnya ! Inilah dasar dari Kebuddhaan melalui penjemputan. Ada Buddha-ksetra, ada Buddhata, ada Dharmakaya Anda, semua hadir di hadapan, Anda berubah menjadi Dharmakaya, langsung memasuki Buddha-ksetra, mencapai Kebuddhaan. 
 
Pelafalan Nama Buddha dalam Sutrayana, taraf pelatihan ini masih belum mencapainya, sebab tingkatan tersebut membutuhkan pelafalan Nama Buddha disertai dengan visualisasi. Jika setiap hari Anda hanya melafal Namo Amitabhaya Buddhaya tanpa melakukan visualisasi, Anda hanya melafalnya secara bibir, bibir Anda melafal Namo Amitabhaya Buddhaya tapi dalam pikiran Anda penuh lumpur, saya beritahu Anda, yang datang juga lumpur ! Sebab Anda tidak sanggup bervisualisasi, Anda tidak dapat mengarah ke Sukhavati, meskipun Anda melafal Namo Amitabhaya Buddhaya sangat khidmat, namun atribut Amitabha Buddha tidak hadir dalam batin Anda, maka ia tidak dapat muncul di hadapan Anda, Trini Arya tidak dapat menjemput Anda, pelafalan sia-sia ! Namun Amitabha Buddha sangat maitrikaruna, melihat Anda demikian susah payah melafal, Beliau mentransformasikan lumpur dalam pikiran Anda menjadi Padma, menjemput Anda, sebab Anda sudah sepenuh hati, melafal Amitabha Buddha satu pikiran Amitabha, maka Amitabha Buddha mengatakan, baiklah ! Anda telah melafal Nama Agung-Ku meskipun pikiran Anda penuh lumpur, Aku akan mentransformasikannya menjadi Padma menjemput Anda, itu semua membutuhkan sepenuh hati tak terkacaukan.
 
Pelafalan Nama Buddha dengan visualisasi sangatlah baik, sebab jika Anda telah terbiasa melatihnya, maka begitu mata terpejam, Amitabha Buddha hadir di hadapan, menjemput Anda terlahir di Sukhavatiloka. Tepat sekali ! yang pertama kali menjamin Anda pasti terlahir di Mahapadminiloka Sukhavati , visualisasi Tri cahaya, Amitabha Buddha memancarkan sinar putih, merah dan biru, inilah adhistana Tri cahaya. Padma di tangan Amitabha Buddha memancarkan sinar putih mengabhiseka Anda, juga menyinari Anda dengan sinar merah dan biru, Amitabha Buddha di hadapan Anda sangat welas asih, maitrikaruna, sudah bisa ? Sebenarnya ada banyak visualisasi, hari ini saya hanya mengulas ‘cakra-candra’, bijaksara dan yidam.
 
Ada banyak jenis visualisasi, seperti visualisasi Jambhala Kuning juga berbeda, yaitu memerlukan visualisasi Panca-dhyani Buddha, ibu jari kaki kanan Jambhala Kuning bengkak, menjapa mantra abhiseka, ‘Om Hum Zhen She Ah’, Panca-dhyani Buddha memancarkan sinar lima warna mengabhiseka Jambhala Kuning, perlahan bengkak di kakinya menghilang, sehingga Beliau bersukacita, saat bersukacita goyangkan gantha, membunyikan gantha bermakna sukacita ! 
Sebelumnya saya tidak mengajari Anda untuk membunyikan gantha,  tidak usah digoyangkan juga tidak apa, yang penting sangat gembira, bengkak di ibu jari sirna karena sinar abhiseka, maka Beliau sangat bersukacita. Dikarenakan bersukacita, maka nakula ( tikus harta ) membuka mulutnya, nakula juga bersukacita, memuntahkan semua benda yang Anda butuhkan, bukankah saya pernah mengatakan mobil, rumah, uang dolar, uang dolar ini saya visualisasikan bertumpuk tumpuk, seperti di bank, bertumpuk seperti gunung, ada di hadapan Anda, diri Anda menjadi nampak kecil, duduk di hadapan tumupak uang, menurut Anda berapa banyak uang itu ? dengan demikian seharusnya bergembira ( hadirin tertawa ), Jambhala Kuning gembira, maka Anda juga gembira. 
 
Banyak visualisasi yang sangat istimewa, seperti visualisasi Cundi Bhagavati, delapan belas lengan dengan Dharmayudam, jika Anda mampu memvisualisasikan semuanya, luar biasa, tiga mata delapan belas lengan, jika Anda sanggup memvisualisasikan tiap Dharmayudamnya, jika saya adalah Cundi Bhagavati, maka saya akan mengabulkan Anda ( hadirin tertawa ) Saya katakan : “Wah ! Anda memvisualisasikan saya demikian jelas.” Pasti Beliau sangat menyayangi Anda. Makin kita mendetail bervisualisasi maka harus semakin damai, semakin mendalam, batin semakin tenang, nafas semakin teratur, semakin timbul anubhava ( pengalaman spiritual yang baik ) 
 
Makin Anda kasar, makin tiada. Makin kasar adalah, begitu mata terpejam, meskipun di langit ada awan Anda juga tidak peduli, meskipun air samudra keruh Anda juga tidak peduli ( hadirin tertawa ) Apalagi cakra-candra, apa peduliku ! Wah, begitu bervisualisasi bulannya hilang separuh ( hadirin tertawa ) Saat yidamnya muncul, tidak seperti Buddha, juga tidak seperti Bodhisattva, juga tidak seperti Dharmapala, menjadi tidak seperti apapun ( hadirin tertawa ) Lalu dia memberikan abhiseka, seharian penuh juga tidak ada yang diperoleh, setelah visualisasi langsung memasuki penjapaan mantra. Banyak orang yang melakukannya demikian asal-asalan.
 
Visualisasi yang terperinci, barulah dapat menuntun Anda memasuki sadhana nan luhur, sebab kita sedang melatih kesadaran, melatih yang paling mendalam, menggunakan kesadaran terdalam untuk berlatih, oleh karena itu hasil yang diperoleh tentu luar biasa.
 
Tata Ritual sadhana tantra yang lengkap ini, dalam tantrayana termasuk sebagai sadhana luar, masih bukan sadhana dalam. Masih ada rahasia dan rahasia dalam rahasia. Realisasi rahasia dalam rahasia, di Sukhavatiloka disebut sebagai Tanah Cahaya Kedamaian Abadi ( kediaman Dharmakaya Para Buddha Tathagata) Sedangkan realisasi rahasia adalah Tanah Keagungan Sambhogakaya, keberhasilan rahasia merupakan keberhasilan tantra dalam. Keberhasilan sadhana dalam ‘Tanah Suci Upaya Kausalya’. Keberhasilan sadhana luar adalah ‘Tanah Suci Kediaman Suciwan dan Awam’, ini merupakan empat pembagian Tanah Suci dalam Sukhavatiloka. 
  
Saat ini saya masih mengulas sadhana luar ! Dalam ‘Rahasia dalam rahasia’ , apakah Negeri Buddha nya ? Guhyavyuha Buddhaksetra ( Lambang Kediaman Buddhata ) Dalam tantra merupakan Buddha-ksetra Avatamsaka. Dalam tantra dalam adalah Buddha-ksetra Satyabuddha. Secara sadhana luar disebut Sukhavatiloka. Di sini ada empat pembagian, ini semua sudah luar biasa. Apakah itu ‘Rahasia dalam rahasia’ ? Dzogchen ! Apakah itu rahasia ? Maha-mudra ! Apakah itu ‘dalam’ ? prana, nadi dan bindu ! apakah itu ‘luar’ ? yaitu tubuh, ucapan dan pikiran.
 
Bhavana dalam tantrayana sungguh luar bisa. ‘Rahasia dalam rahasia’ adalah Dharmakaya. ‘Rahasia’ adalah Pratyekabuddha. ‘Sadhana dalam’ adalah Bodhisattva. Sadhana luar adalah Arahat. Sayalah yang membaginya demikian, saya hanya mengungkapkan sebuah tingkatan. Pratyekabuddha tergolong Sambhogakaya, di Tanah Suci ini juga termasuk sambhogakaya, sedangkan nirmanakaya berdiam di Tanah Suci Kediaman Suciwan dan Awam. Bagaimana Dharmakaya ? Tak terungkapkan, pasti ‘Kendaraan Rahasia dalam Rahasia’. 
 
Bagaimana dengan Padmakumara ? tubuh apakah itu ? Padmakumara adalah Sambhogakaya. Bagaimana dengan Sheng-yen Lu ? Nirmanakaya. Bagaimana dengan Maha-vairocana Tathagata ? Dharmakaya. Buddha Locani Bhagavati dan Padmakumara semua termasuk sambhogakaya, Sheng-yen Lu adalah nirmanakaya, demikianlah pembagian trikaya.
 
Jadi tingkatan bhavana kita : luar – dalam – rahasia – rahasia dalam rahasia. Dari sadhana luar dalam sadhana tantra Satya Buddha sampai sadhana dalam, dari prana nadi dan bindu sampai rahasia sampai Mahamudra sampai Anuttarayoga Tantra, sampai pada rahasia dalam rahasia merupakan Mahaparipurna. Ini semua sesuai dengan tingkatan.
慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。