Bag 20. Menghitung Pernafasan

Pengulasan Tata Ritual Sadhana Tantra Yang Lengkap dan Mendetail
 
Bag 20. Menghitung Pernafasan
 
- Dharmadesana Dharmaraja Lian-sheng
- Rainbow Temple, 27 November 1992
 
Kemudian apa yang harus dilakukan ? Lakukan penghitungan pernafasan. Menurut saya terdapat manfaat dari menghitung pernafasan, orang yang mempunyai banyak pikiran kacau paling baik jika dapat berlatih metode menghitung nafas. Bila Anda seringkali tanpa henti memikirkan di sana sini, pikiran mengembara, maka Anda sangat memerlukan latihan menghitung pernafasan. 
 
Pada permulaan harus menekuni visualisasi menghitung pernafasan ini. Sangat mudah, saat menghirup nafas adalah satu, menghembuskan nafas adalah dua. Boleh juga demikian, satu kali hirupan dan satu kali hembusan dihitung sebagai 'satu', kemudian menghirup dan menghembus lagi , dihitung sebagai 'dua', semua boleh saja, tergantung bagaimana kebiasaan Anda. 
 
Anda mulai melakukan penghitungan nafas, satu.. Dua... Tiga... Empat... Dan seterusnya, ada orang yang mengatakan lebih baik menghitung sampai usia Anda ( hadirin tertawa ). Misalnya saat ini saya berusia 48 tahun, maka saya menghitung nafas sampai 48, bagaimana setelah mencapai hitungan ke 48 ? Hitung kembali mulai dari awal. Sebab jika Anda menghitung sampai di atas sertus, maka sudah menjadi tiga angka. Tiga angka lebih merepotkan, dihitung sampai seribu sudah empat angka ( tertawa ) Jadi, lebih baik hitung sampai usia Anda, kemudian mulai dari awal. Dengan demikian akan meningkatkan keteraturan Anda, sebuah metode untuk pengendalian. Jangan katakan Anda menghitung sampai lebih dari seribu dua ribu. Hitung saja sampai usia Anda dan ulangi lagi, hitung kembali sampai usia Anda dan ulangi, mengerahkan usaha untuk melebur dalam 'Tunggal', mengerahkan usaha melalui penghitungan nafas.
 
Anda menghitung pernafasan sampai Anda tidak lagi menghitung, bahkan tiada pikiran kacau yang lain, tiada pikiran yang lain, saat itu akan timbul kondisi samadhi. Begitu kondisi samadhi muncul, jiwa raga Anda berubah menjadi sunya. Anda telah mencapai kondisi 'acitta', antara tubuh Anda dengan dunia luar telah dihancurkan, internal dan eksternal telah diatasi, juga telah menghancurkan 'atman'. Pada kondisi ini, ada beberap orang yang melayang-layang di angkasa, di samudra, di udara, di dalam air, di dalam cahaya.
 
Sesuai dengan karakter khusus lima elemen dalam tubuh Anda, maka Anda akan mengalami sensasi yang berbeda. Ada yang berada di dalam api, ada yang di dalam air, ada yang di dalam angin, ada yang kokoh bagai gunung, ada yang berada di angkasa, samasekali 'acitta'. Sebab tubuh Anda mengandung elemen prthivi ( tanah ), apah (air), teja (api), vayu (angin) dan akasha. Kesunyataan merupakan kondisi samadhi tertinggi. 
 
Bagi Anda yang tergolong elemen prthivi, Anda kokoh bagai gunung. Bagi Anda yang tergolong elemen apah, Anda merasakan kesejukan. Bagi Anda yang tergolong elemen teja, sekujur tubuh terbakar dalam kobaran api. Bagi yang tergolong elemen vayu, Anda merasakan diri terbang terbawa angin. Dengan adanya lima elemen ini, maka muncul fenomena dalam dhyana mendalam. Adakalanya akan berubah menjadi sangat kecil, adakalanya menjadi sangat besar hingga memenuhi angkasa. Oleh karena itu "Membesar bagai sumeru, mengecil bagai bijian, menyembunyikan diri dalam sebutir wijen." Kondisi ini akan timbul. 
 
Dapat dikatakan telah memasuki kondisi samadhi, muncul kondisi pikiran yang sangat mendalam dari kondisi samadhi tersebut. Pada permulaan saya mengajari semua untuk melakukan sembilan tahap pernafasan Buddha , Memasuki Aku Aku Memasuki dan metode menghitung pernafasan, ketiga hal ini harus dilakukan terlebih dahulu sebelum Anda memasuki samadhi. Setelah ketiganya telah dilakukan dengan baik, barulah Anda memasuki samadhi, namun perlu diingat saat Anda menghitung pernafasan dan segera hendak mencapai kondisi damai dan penghentian, jika tiba-tiba timbul pikiran lain, maka Anda harus kembali bervisualisasi Anda adalah Amitabha Buddha, kemudian mulai lagi menghitung pernafasan. 
 
Jika lagi-lagi timbul pikiran lain-lain, Anda harus segera kembali memvisualisasikan diri sendiri adalah Amitabha Buddha. Setelah memasuki 'acitta' ( tanpa pikiran kacau ), maka tidak perlu lagi bervisualisasi. 
 
Begitu timbul pikiran kacau, Anda kembali memvisualisasikan diri sendiri adalah Amitabha Buddha, ini merupakan perpaduan metode penghentian dan vipasyana.
 
Ini merupakan metode samatha-vipasyana yang dangkal, sesungguhnya metode samatha-vipasyana masih ada yang lebih mendalam. Apakah penghentian itu ? Saat tiada pikiran sedikitpun, inilah samatha. Sedangkan vipasyana ? Dikarenakan Anda tidak dapat lagi melakukan penghentian, maka hanya dapat melakukan visualisasi, kembali bervisualisasi. Setelah Anda bervisualisasi dengan jelas, barulah dapat kembali memasuki samatha, jika tiada lagi penghentian segeralah melakukan visualisasi, ini disebut perpaduan metode penghentian dan visualisasi.
 
Di sini dikerahkan usaha, begitu dikerahkan berarti bertahun-tahun, sangat lama. Dalam samadhi ada banyak kondisi, bila bhavana telah tinggi dan mendalam, tiap saat dapat memasuki samadhi. Bagi yang tidak mendalam, jika Anda bertanya kepadanya apakah itu samadhi ? Dia menjawab samadhi adalah tidur dan air liur mengalir. ( Tertawa )
 
Saat pergi ke vihara lain, mereka sangat tekun dalam bhavana keras, saat Anda melihat dia, duduk di hadapan Buddha dengan kepala terkulai ( hadirin tertawa ) dan air liurnya mengalir dari sini ( hadirin tertawa ) Amitabha Buddha ! Apa yang samadhi ? Anda memasuki samadhi tidur.
 
Sesungguhnya dalam tantrayana terdapat aturan yang sangat keras, saat Anda melakukan meditasi memasuki samadhi, postur tubuh juga harus tepat. Postur harus agung, bukan malah bersandar di tembok atau badan membungkuk, atau kepala terkulai karena tertidur. Bagaimana mereka rajin berlatih saya tidak tahu, namun apakah guru mereka mengajarkan sembilan tahap pernafasan Buddha ? Apakah mengajarkan 'Memasuki Aku - Aku Memasuki' ? Apakah mengajarkan mereka penghentian dan visualisasi ? Apakah mengajarkan mereka menghitung pernafasan ? Mungkin mereka ada melakukan penghitungan nafas, sebab metode ini lebih bersifat umum, juga merupakan metode yang mudah menghentikan pikiran kacau, ini sangat penting. 
 
Namun 'Memasuki Aku - Aku Memasuki' hanya ada dalam tantrayana, sembilan tahap pernafasan Buddha ada dalam tantrayana. Sedangkan sutrayana pada umumnya tidak ada sembilan tahap pernafasan Buddha dan 'Memasuki Aku - Aku Memasuki'. 
 
Saat mereka memvisualisasikan Buddha datang di atasnya, luar biasa, melanggar sila, Buddha demikian suci sedangkan saya demikian kotor, mana boleh aku dan Buddha manunggal ! Bukankah itu berarti menghina Buddha ? Tidak boleh demikian ! 
 
Kita harus memvisualisasikan diri sendiri menjadi Buddha, hakekat kita sangat murni, aku adalah Buddha. Kunci yang paling utama dalam tantrayana adalah 'Aku adalah Buddha', siapakah Buddha ? Aku adalah Buddha ! Anda dan Buddha tiada berbeda, tiada mendua, oleh karena itu tiga macam visualisasi ini : sembilan tahap pernafasan Buddha, Memasuki Aku - Aku Memasuki dan menghitung pernafasan, merupakan cara yang tepat untuk memasuki samadhi.
 
Bhiksu itu membabarkan aliran dhyana, bermeditasi. "Bagaimana bhiksu itu mengajari kita bermeditasi ?","Bagaimana mungkin Anda tidak dapat duduk bermeditasi ? Yang penting duduk saja !" Duduk di sana lalu air liur menetes ( hadirin tertawa ) setiap hari hanya duduk begitu saja. Harus ada cara ! Oleh karena itu dalam tantrayana ada cara, sungguh ada cara. Saya akan mengulas satu macam visualisasi, jika Anda tidak melakukan visualisasi 'Memasuki Aku - Aku Memasuki', Anda dapat menekuni visualisasi 'Tulang Belulang'.
 
「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。