Bab 1 Bagian 4.2. Menjelaskan Arti Nama

Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana 
- Sngagsrim Chenmo -
Oleh Dharmaraja Lian-sheng Sheng-yen Lu 
25 Juli 1994
 
Bab 1 Bagian 4.2.  Menjelaskan Arti Nama 
 
Hari ini kita kembali mengulas ‘Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana’ ( Sngagsrim Chenmo / Mi-zong Dao Ci-di Guang-lun /密宗道次第廣論 ) : Bagian 4.2.  Menjelaskan Arti Nama 
 
Sebelumnya kita telah mengulas :’Bagian 4.1. Penggolongan’, beberapa nama di depan telah diulas. 
 
Setelah menyimak sejenak, ternyata bagian ini menjelaskan bagian sebelumnya. ‘Shi’ berarti menjelaskan, ‘ming-yi’ adalah arti nama. Kebetulan sebelumnya kita telah cukup banyak menjelaskan arti namanya. Setelah disimak, memang sangat sesuai.
 
Namun masih bisa ditambahkan, kita perhatikan beberapa aksara di depan. Kalimat pertama : ‘Memperoleh keberhasilan melalui bhavana rahasia, tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai, oleh karena itulah dinamakan Tantra.’ 
 
Arti dari Tantrayana telah sepenuhnya dijelaskan dalam kalimat tersebut. Mencapai keberhasilan dari bhavana rahasia. ‘Tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai’ Saat tingkatannya belum tiba, tidak boleh dibabarkan. Juga tidak boleh dibabarkan kepada Bejana Dharma ( Sadhaka sebagai bejana / sarana menerima Aliran Dharma ) yang tidak sesuai.
  
Terlebih dahulu kita ulas bagian paling depan : ‘Memperoleh keberhasilan melalui bhavana rahasia.’ Apa itu bhavana rahasia ? Secara umum Buddhisme ada eksoterik dan esoterik. Eksoterik adalah ajaran yang sepenuhnya nampak, yaitu menampilkan ajaran Buddha dengan sangat jelas, sangat terbuka, supaya semua dapat melihatnya dan dapat memahaminya dengan mudah. Inilah Buddhisme eksoterik. 
  
Sedangkan makna esoterik ada pada kalimat ini :  : ‘Memperoleh keberhasilan melalui bhavana rahasia.’ Semua pasti menyangka bahwa ‘Bhavana rahasia’ berarti saat bersadhana tidak memperbolehkan orang lain untuk melihatnya. Tapi seperti sadhana kita hari ini, sama sekali tidak dirahasiakan, semua dapat melihat ; Apakah dengan demikian kita sedang menekuni metode eksoterik ? Sesungguhnya kita sedang menekuni metode esoterik.
  
Memang ada juga sadhana yang tidak diperlihatkan kepada orang lain. Dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua, seperti saat melakukan sadhana karman, ada juga yang dilakukan secara terbuka. Seperti api homa ada juga yang terbuka,  demikian juga dengan sadhana santika ( tolak bala ) dan paustika ( meningkatkan manfaat / rejeki ). Ah ! Sadhana vasikarana ( cinta kasih ) bersifat agak tertutup. Untuk santika dan paustika dapat terbuka, kalian boleh mendaftar secara terbuka. Misalkan saya sedang sakit, saya ingin memperoleh santika dan paustika, ingin memperoleh sebuah manfaat, atau ingin menang dalam pemilihan, atau ingin memperoleh keberhasilan dalam usaha, untuk berbagai manfaat tersebut boleh dilakukan pendaftaran secara terbuka.
  
Namun ada juga pendaftaran yang tidak terbuka, seperti vasikarana dan abhicaruka ( penaklukan ). Mengapa vasikarana tidak dilakukan pendaftaran secara terbuka ? Sangat sederhana, seperti yang telah saya katakan sebelumnya, suatu saat kita melakukan api homa dan semua mendaftar, kemudian formulir dikumpulkan, bhiksu itu membaca : “Memohon adhistana Buddha Bodhisattva, supaya Si A mencintai Si B.” ( tertawa ) Kalau terbuka akan terbaca. Bhiksu itu tidak seharusnya berbuat demikian. Sebab pendaftaran vasikarana tergolong rahasia, masuk dalam lingkupan penekunan internal, sifatnya rahasia. 
  
Setelah orang mengumpulkan formulir kepada Anda, maka Anda tidak boleh membacanya. ( hadirin tertawa ) Orang yang tertawa paling keraslah yang suka membaca formulir pendaftaran orang lain, seharusnya tidak boleh dibaca. Oleh karena itulah hal ini tergolong sebagai bhavana rahasia. Vasikarana tergolong bhavana rahasia, yang ditekuni juga tergolong rahasia. Sarana puja dan formulir pendaftaran yang dibakar di dalam tungku homa bersifat lebih rahasia. 
  
Seperti sadhana abhicaruka dalam Tantrayana , dulu kita pernah mengulasnya, ini tergolong mandala rahasia, merupakan sadhana yang dilakukan secara rahasia. Sebab ia menggunakan daya yang paling besar untuk menaklukkan, maka piranti dan pujana yang digunakan juga berbeda dengan biasanya, oleh karena itulah tergolong sebagai rahasia. 
 
Saat Anda menekuni sadhana abhicaruka, wujud, postur, suara mantra dan pujana sepenuhnya berbeda dengan biasanya. Oleh karena itu jangan sampai menyebabkan orang luar timbul kecurigaan atau bahkan timbul kesalah pahaman.
  
Mengapa dalam Tantrayana perlu menekuni sadhana abhicaruka ? Sadhana abhicaruka adalah krodha terbesar untuk menaklukkan. Sesungguhnya merupakan penggabungan antara metode maitri-karuna dengan krodha, untuk menaklukkan. Tentu saja sadhana ini tidak terbuka, sebab dalam hal pujana saja sudah sangat khusus.  Contohnya adalah menggunakan bunga yang berduri, hal ini sudah sangat jarang ; Kemudian menggunakan racun, ini juga sangat jarang ; Juga menggunakan pisau jagal bekas yang telah terpakai selama lebih dari tiga tahun, ini juga sangat jarang. Pujana dalam sadhana abhicaruka sangat khusus, oleh karena itu ini tergolong penekunan rahasia.
 
Mahaguru sendiri dalam hal sadhana juga ada penekunan rahasia. Mengapa ditekuni secara rahasia ? Sebab tidak memperbolehkan orang lain untuk melihatnya, karena saat saya menekuni suatu sadhana, perlu untuk mensirkulasikan prana ke sekujur tubuh tanpa rintangan.
 
Mengapa ada yang dapat merintangi sirkulasi prana ? Ini sangat sederhana. Pakaian ini merintangi sirkulasi prana tubuh kita. Prana perlu naik ke permukaan kulit, keluar melalui pori-pori, pakaian ini menghalanginya. Oleh karena itu tentu saja saya harus melakukan sadhana secara rahasia. Setiap hari saya harus bersadhana, bahkan harus dilakukan saat pagi hari.  
 
Setelah saya rampung menulis, saya akan bersadhana di dalam kamar sendiri, dan supaya pori-pori sekujur tubuh terbuka dan prana dapat keluar melalui pori-pori, dikarenakan pakaian ini menutupi pori-pori, maka tentu saja saya harus melakukan sadhana secara rahasia.   
 
Ada kalanya kalian atau Gurudara mengetuk pintu : “Si A ingin berjumpa, ada sebuah urusan.” ; Saya menjawab : “Tunggu sebentar.” Anda harus mengerti bahwa jawaban  “Tunggu sebentar.” Berarti saya sedang bersadhana. Karena bila tidak sedang bersadhana saya pasti sudah membukakan pintu. Mengapa saat membabarkan Dharma di luar saya harus menempati kamar untuk satu orang ? sebab saya harus bersadhana seorang diri.
  
Oleh karena itu tiap kali saya keluar negeri , selalu menempati kamar seorang diri ; Namun apabila tidak memungkinkan, atau saat orang tidak mengerti, maka mereka akan mengatur supaya Gurudara berada satu kamar dengan saya, disediakan ranjang yang berbeda. Tapi ini tetap saja menimbulkan kesulitan, sebab pagi hari saya harus menunggu Gurudara untuk sikat gigi, cuci muka dan membereskan beberapa hal, barulah saya bisa bersadhana, itupun harus dilakukan dengan tergesa-gesa, sebelum ia muncul kembali, saya harus segera mengenakan jubah. ( tertawa ) Hal ini menjadi lebih merepotkan, oleh karena itu saya lebih suka bersadhana seorang diri. Sebab perlu mensirkulasikan prana sekujur tubuh, ada kalanya memang memerlukan kesendirian.
   
Saya ingat saat berada di San Fransisco, tinggal di kamar yang berbeda,  tapi di tengahnya ada ruangan bersama dan pintu bersama dan tidak ada kunci.
  
 Kebetulan hotel itu membunyikan alarm, kebakaran ! Semua berlarian turun, laki-laki perempuan semua turun, bahkan ada perempuan yang turun dengan masih mengenakan handuk mandi, ada juga yang masih mengenakan piyama, semua turun dengan tergesa-gesa. Gurudara sangat gugup, dia mengetuk pintu saya, mendadak dia melihat saya dan terkejut : “Apa yang Anda lakukan ? Apa Anda sedang senam ?” Saya menjawab : “Anda turun duluan, tidak apa-apa.” Sesungguhnya saya sedang bersadhana. 
  
Oleh karena itu, kepada semuanya saya beritahukan tiap kali pergi saya perlu kamar untuk satu orang, di rumah saya juga tidur seorang diri, saat bersadhana juga seorang diri. Apabila benar-benar tidak memungkinkan, misalnya saat pergi bertamasya sekeluarga, semua berada dalam satu hotel, maka saat bersadhana saya sungguh melakukannya di atas dudukan kakus, mengunci pintu toilet dan saya bersadhana di dalamnya. Saya harus bersadhana setiap hari, inilah : ‘Memperoleh keberhasilan melalui bhavana rahasia.’
 
Barusan kita mengulas dari segi sadhana, namun makna sebenarnya bukanlah meminta Anda untuk selalu : “Baiklah, Mahaguru mengajari kita supaya tiap orang tinggal sendirian di satu kamar, semua harus melakukan sadhana secara rahasia.” Bukan demikian ! Makna dari ‘Bhavana rahasia’ ini adalah semua yang tidak tergolong sebagai sadhana luar maka disebut sebagai ‘Bhavana rahasia’.
 
Sebab dalam Tantrayana, yang tergolong dalam ruang lingkup sadhana dalam, yaitu sadhana untuk bagian dalam tubuh, semua disebut sebagai ‘Bhavana rahasia’. Oleh karena itulah Tri-ratna dalam Buddhisme eksoterik adalah : Buddha, Dharma dan Sangha. Sedangkan Tri-ratna dalam Tantrayana adalah : Prana, nadi dan bindu. Prana , nadi dan bindu ini tergolong dalam ‘Bhavana rahasia’.
  
Selanjutnya adalah :  ‘Tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai’, saat Anda belum tiba pada tingkatan tersebut, tentu saja tidak boleh diberitahukan kepada Anda. Contoh sederhananya, Mahaguru setiap hari bersadhana satu kali dan melakukannya dengan telanjang. Bagaimana mungkin saya bisa memberi tahu Anda ? Namun sekarang baru saja diberitahukan kepada Anda. Tapi kepada ‘Yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai’ kepada yang belum tiba saatnya, apabila saya memberitahunya, maka mereka akan merasa aneh. Saya harus mengatakan kepada Anda : “Pori-pori tidak boleh ada rintangan, pakaian ini merintangi prana.” Apabila Anda belum tiba pada tingkatan tersebut dan saya mengatakannya, maka Anda tidak akan memahaminya. “Apa ? Benarkah prana bisa keluar dari pori-pori ?” Anda akan meragukannya ! Karena Anda tidak sanggup memahaminya. Saya telah memberitahu Anda tapi Anda tidak bisa memahaminya.
 
Ini berarti Anda bukanlah Bejana Dharma yang sesuai, Anda hanya sesuai untuk menekuni metode eksoterik, apabila Anda menekuni Tantrayana, maka Anda tidak akan memahaminya. Bahkan mungkin saja Anda akan mengkritik dan memfitnahnya, oleh karena itu Anda harus merupakan Bejana Dharma Tantrayana barulah dapat diberikan transmisi sadhana.
  
Apabila Anda telah berhasil dalam abhiseka tingkat kedua, Anda telah memilki prana yang mencukupi, api kundalini juga telah bangkit, serta telah merealisasi anasrava dan mengkonsentrasikan bindu menjadi sarira, maka Anda dapat memulai penekunan transformasi ‘nafsu keinginan’, supaya Anda mampu menguasai nafsu keinginan, ini juga tergolong sebagai : ‘Tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai dan yang belum tiba saatnya.” 
  
Bagaimana cara mentransformasikan nafsu keinginan ? Anda perlu berlatih. Perlu mengendalikan nafsu keinginan. Setiap orang memiliki nafsu keinginan, namun apabila Anda mampu mengendalikannya berarti Anda telah berhasil melampaui awam ;  Sedangkan saat Anda tidak mampu mengendalikannya, berarti Anda masih seorang awam.
  
Bhavana semacam ini ada dalam Tantrayana dan tergolong dalam bagian ‘Sadhana Praktek’, dan : ‘Tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai dan yang belum tiba saatnya.” ; Anda belum tiba pada tingkatan tersebut dan Anda bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai, sebab sekalipun saya telah mengajari , Anda tetap tidak paham. Jadi untuk apa saya mengajari Anda ? Inilah yang disebut dengan ‘Bukan Bejana Dharma yang sesuai’.
 
Oleh karena itulah Hyang Buddha banyak mengulas mengenai perihal ‘Bejana Dharma’. Sakyamuni Buddha mengatakan : Sekalipun bejana tersebut nampak sangat indah, diumpamakan sebuah bejana untuk tempat air , namun apabila bejana tersebut tidak bersih, di dalamnya terdapat kotoran, maka biarpun arus Dharma dituangkan kepada Anda, maka airnya akan berubah menjadi kotor. Buddha mengatakan bahwa ini disebut sebagai : ‘Bejana Dharma yang tidak sesuai’, merupakan bejana yang kotor. Air bersih yang dituangkan ke dalam bejana yang kotor akan menjadi hitam pekat !
 
Dharma yang bersih dan murni seperti apapun setelah diberikan kepada Anda tetap akan menjadi kotor ; Ini tidak baik, inilah : ‘Bukan Bejana Dharma yang sesuai.’    
  
Ambil contoh lagi, sebuah cangkir yang rusak dan berlubang, arus Dharma Buddha dialirkan kepada Anda, maka ia akan mengalir keluar , selamanya tidak akan mengisi cangkir tersebut, ini disebut sebagai ‘Bejana bocor’ atau ‘Bejana rusak’. Jadi untuk apa tetap memberikannya kepada Anda ?
 
Oleh karena itulah tidak boleh dibabarkan kepada umat yang : ‘Bukan Bejana Dharma yang sesuai’. Tidak perlu lagi dibabarkan, sebab sebersih apapun yang diberikan kepada Anda , semua akan menjadi kotor. Sebaik apapun arus Dharma diadhistanakan kepada Anda, semua hanya akan bocor terbuang, yang demikian bagaimana mungkin bisa berhasil ? Oleh karena itu di sini dikatakan : ‘Tidak boleh dibabarkan kepada yang tidak tergolong sebagai Bejana Dharma Tantrayana.’
 
Demikian pula dengan abhiseka tingkat kedua. Apabila Anda belum mencapai keberhasilan dalam Dharma eksoterik dan sadhana yidam, kemudian saya mentransmisikan abhiseka tingkat dua kepada Anda, berarti saya telah berbuat kesalahan. Namun apabila siswa telah berhasil dalam Dharma eksoterik dan sadhana yidam, tapi saya tidak mentransmisikan kepada Anda, saya juga keliru. Maka saat Anda telah berhasil dalam sadhana yidam, sebagai seorang Guru dan sesuai dengan waktunya, saya akan mentransmisikan sadhana tingkat dua atau ‘Sadhana Dalam’ kepada Anda, dengan demikian barulah bermanfaat, kedua belah pihak tidak salah.
  
Abhiseka tingkat ketiga, Anuttara-tantra dan Sadhana Vajra lebih luar biasa lagi. Apabila Anda sebagai Bejana Dharma belum matang dan saya telah membabarkanya kepada Anda, berarti ini adalah kesalahan saya ; Apabila Anda sebagai Bejana Dharma telah matang, namun saya tidak membabarkannya, ini juga merupakan kesalahan saya.
 
Oleh karena itulah saat Anda sebagai Bejana Dharma telah benar-benar matang, barulah saya akan mentransmisikan abhiseka tingkat tiga Anuttara-tantra, yang demikian barulah paripurna.
 
Dalam Tantrayana ada ketentuan : “Tidak boleh dibabarkan kepada yang bukan merupakan Bejana Dharma yang sesuai.” . Seringkali ada beberapa siswa yang melihat Mahaguru melakukan sesuatu, mereka mengatakan : “Ah ! Mana boleh Mahaguru demikian ?” Saya hanya tertawa ! Saya tidak mengatakan apa – apa, saya hanya mengatakan : “Anda sama sekali tidak tahu ! Saya juga tidak dapat membabarkan kepada Anda, sebab apabila saya babarkan, berarti saya telah melanggar sila ! Anda belum paham.”
  
Demikianlah abhiseka tingkat ketiga dalam Tantrayana. Oleh karena itu siswa harus siap barulah Guru mentransmisikan Dharma, yang demikian disebut paripurna. Kepada Bejana Dharma yang sesuai, harus diberikan transmisi. “Oleh karena itulah disebut Tantra”, di sinilah maksud dari kata ‘Rahasia’ . Oleh karena itulah disebut Tantrayana.
 
Bagian ini sepenuhnya mengulas mengenai Mantrayana, Phalayana dan Vajrayana, sebelumnya saya telah mengulasnya. Namun di dalam sini juga dibahas mengenai beberapa hal lain. Dalam Phalayana ada empat macam aktivitas pemanfaatan tubuh sendiri, yaitu :  Istana Buddha, Tubuh Buddha, Harta Buddha dan Karya Buddha.    
 
Yang ini belum saya ulas. Apa itu Istana Buddha ? Saya beritahu Anda, dalam Tantrayana tubuh Anda sendiri merupakan Istana. Dalam Tantrayana Panca-cakra berpasangan dengan Panca-vajra, Panca-cakra juga berpasangan dengan Panca-buddha. Panca-vajra merupakan manifestasi Panca-buddha, di bagian cakra ajna merupakan Vairocana Buddha.
 
Vairocana Buddha di Ajna-cakra ( Cakra Dahi ).
Amitabha Buddha di Visudha-cakra ( Cakra Tenggorokan ).
Aksobhya Buddha di Anahata-cakra ( Cakra Hati ).
Sedangkan manipura-cakra ( Cakra Pusar ) adalah Ratnasambhava Buddha.
Svadhistana-cakra ( Cakra Rahasia ) adalah Amoghasiddhi Buddha.
  
Panca-buddha ini ada dalam tubuh Anda, bukankah dengan demikian merupakan Istana Buddha ?  
 
Sabtu lalu Mahaguru telah membabarkan Sadhana Tolak Bala Mandala Tubuh Avaloikitesvara, inilah manfaat dari Istana Buddha dalam diri Anda. Telapak kaki berubah menjadi angin ; Svadhistana-cakra merupakan api ; Manipura-cakra adalah air ; Anahata-cakra adalah tanah. Semua ada warnanya masing-masing.
 
Rambut ditransformasikan menjadi Sahasrabhuja Avalokitesvara.
Kulit tubuh sadhaka menjadi penutup altar.
Mata sadhaka menjadi permata dan mutiara untuk memperindah altar.
Hidung sadhaka menjadi ratna mutu manikam untuk memperagung.
Gigi sadhaka menjadi untaian perhiasan untuk memperagung altar.
 
Inilah Istana Buddha.
 
Selanjutnya, apakah itu Tubuh Buddha ? Luas tak bertepi , itulah Tubuh Buddha. Luas tak bertepi mencakupi banyak hal. Luas tanpa batas, tiada batasan ruang dan waktu, inilah Tubuh Buddha.
 
Apa itu ‘Harta Buddha’ ? Yaitu berkah karunia Anda memenuhi semesta. Berkah karunia yang dapat diperoleh setiap saat. Asalkan Anda menekuni Tantrayana dan memperoleh keberhasilan dalam ‘Sadhana Dalam’, maka berbagai macam harta di semesta menjadi milik Anda, Anda dapat memanfaatkannya. Tanah, air, api dan angin, semua dapat Anda peroleh sekehendak hati. Betapa agungnya Tantrayana, oleh karena itu ‘Harta Buddha’ adalah harta di seantero semesta, semuanya milik Anda, rasa perolehan saat itu sungguh istimewa.
 
Apa itu ‘Karya Buddha’ ? Dapat dikatakan : ‘Keleluasaan Alamiah’. Segala yang paling indah , rasa perolehan yang terindah di semesta ini, suara paling merdu , wujud paling indah, aktivitas yang paling indah, segala atribut yang paling indah, semuanya merupakan ‘Karya Buddha’.   
  
Inilah ‘Sadhana Dalam’, saat Anda menekuni ‘Sadhana Dalam’, berarti Anda melakukan penekunan sadhana ke dalam, timbul perolehan dalam tubuh hingga mencapai empat jenis kemurnian menyeluruh : Istana Buddha, Tubuh Buddha, Harta Buddha dan Karya Buddha, semuanya adalah yang paling indah. 
  
Selanjutnya ia menjelaskan apa itu ‘Vajra’, sebelumnya saya telah mengulasnya ; Yang tidak dapat lapuk, tidak dapat patah, ini adalah Mahayana , yang dinamakan Vajrayana. Hal ini telah saya ulas. 
  
Masih kurang satu ‘yana’, yaitu ‘Upaya-yana’, mengapa disebut ‘Upaya-yana’ ? Silahkan buka halaman dua belas, baris keempat : “Dua tingkatan marga dan phala, dikarenakan upaya kausalya lebih besar dari Paramitayana, maka disebut Upaya-yana.” Upaya kausalyanya lebih besar dari Paramitayana, maka disebut sebagai ‘Upaya-yana’.
 
Kalimat tersebut merupakan asal usul dari nama ini. Mengapa disebut ‘Upaya-yana’ ? Saya beritahu Anda bahwa setelah mencapai keberhasilan dalam bhavana Tantrayana, kemudian kembali untuk menuntun para insan, maka Anda menjadi rekan sejawat dari para insan. Dengan kata lain menggunakan Dharma Awam, apa itu Dharma Awam ? kita menyebutnya sebagai ‘Upaya-kausalya’. Dengan kata lain, baiklah, apapun yang kalian para insan awam lakukan, maka Suciwan juga melakukan hal yang sama dengan kalian. Menggunakan sebuah upaya, metode penuntunan yang demikian disebut sebagai upaya kausalya. Tujuannya adalah mentransformasikan prana upaya Anda menjadi prana Prajna, dari upaya ditransformasikan memasuki Prajna, ini disebut upaya kausalya. Oleh karena itulah disebut sebagai Upaya-yana.
 
Pembabaran saya saat ini adalah untuk mentransformasikan Prana Upaya kalian menjadi Prana Prajna. Menggunakan hal-hal yang dilakukan oleh insan awam, sebagai alat untuk menuntun, ini disebut upaya kausalya, oleh karena itu disebut sebagai Upaya-yana. Bagian ini sudah lumayan, makna dan metode yang utama telah dibabarkan dengan sangat jelas kepada Anda semua.
  
Sesungguhnya yang membuat metode Tantrayana berbeda dengan metode eksoterik adalah teori dalam eksoterik nampak sangat jelas. Mengapa disebut sebagai Dharma Tantra ? Sebab ia tergolong ke arah dalam, lebih bersifat misteri dan penekunan dilakukan ke arah dalam tubuh. 
  
Dalam Tantrayana memanfaatkan tubuh sendiri sebagai Istana Buddha, dalam panca-cakra diri sendiri ditahtakan Panca-buddha, bahkan diajarkan bagaimana merealisasikan Tubuh Buddha, Harta Buddha dan Karya Buddha dalam diri sendiri, bagaimana cara menyadarinya, bagaimana cara membuktikannya, hal ini lebih khusus. Buddhisme eksoterik tidak membahas perihal Karya Buddha secara internal, Karya Buddha dalam pengertian eksoterik adalah ‘Ritual Ksama’ ( Pertobatan ) dan pelafalan Nama Buddha, oleh karena itu tidaklah sama dengan Karya Buddha dalam Tantrayana yang sepenuhnya direalisasi dalam diri sendiri, yaitu sebuah karya yang merealisasi keleluasaan alamiah yang halus dan luhur, ini disebut Karya Buddha. Demikianlah, memang ada perbedaan antara Buddhisme eksoterik dan esoterik.  
  
Sadhana Yidam lebih dekat dengan metode bhavana dalam Ksetra-parisuddhi ( Tanah Murni ) dari Buddhisme eksoterik. Namun dapat dikatakan Sadhana Yidam telah melampaui Ksetra-parisuddhi. Hari ini pengulasan sampai di sini. 
 
Om Mani Padme Hum
 
 
25 Juli 1994 
慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。