2017-11-26 Kiat Membentuk Mudra Menyentuh Hati Sitatapatra Bhagavati
Marilah kita bersembah puja kepada segenap Guru Sesepuh, sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna Mandala, sembah puja pada Istadevata Ulkhamukhayoga hari ini: Ksitigarbha Bodhisattva, Saptabuddha Bhagavan.
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, sesungguhnya setiap orang adalah tamu agung.
Pada saat upacara hari ini, apakah kalian melihat sesuatu? Bagi yang melihat, silakan angkat tangan, saat mata Anda terpejam, apakah Anda melihat mendiang kerabat atau leluhur, atau sebuah fenomena.
(Sdr. Zhang Xinhua dari Singapura mengatakan: “Saya melihat, pertama-tama ada sebuah stupa, ada banyak Bodhisattva, saat Ksitigarbha Bodhisattva datang, ada seorang Dewa Pejabat Baka yang sedang mendata nama, ada banyak arwah yang naik ke atas, Mahaguru mengadhisthana, kemudian semua duduk di atas sebuah kereta api dan naik ke atas.”)
Wah! Naik kereta api! Mengenai naik kereta api, dalam Alkitab ada tertulis, ada seorang nabi, ia melakukan pengundangan, dalam Perjanjian Lama, siapakah nabi itu? Elisa. Ada sebuah kereta api yang turun dari angkasa, bukan kereta api biasa yang berjalan di atas rel, melainkan kereta dan benar-benar api, ada sebuah kereta turun dari angkasa, sebuah kereta yang sangat panjang, dan di atas kereta ada kobaran api, turun seperti ini, inilah kereta api yang tercatat dalam Alkitab. Kereta api yang Anda lihat termasuk kereta kecepatan tinggi, (Sdr. Zhang Xinhua dari Singapura mengatakan: “Berwarna emas.”) Kereta api berwarna emas, berarti menggunakan sinar emas untuk menjemput para arwah ke Negeri Buddha.
Arwah yang Mahaguru lihat sangat banyak, sebagian besar meninggal karena sakit; Ada juga yang meninggal karena bencana tanah, air, api, dan angin; Nampak sebuah pesawat yang masuk ke laut, dan semua arwah telah diangkat dari dalam lautan, ini tergolong sebagai bencana elemen air dan angin; Ada juga yang berupa bencana api, api berkobar membakar manusia; Ada bencana tanah, tertimbun dalam tanah, mengeluarkan mereka dari dalam tanah, bencana tanah, air, api, dan angin, semua ada, semua fenomena ini nampak saat melakukan penyeberangan, mereka semua telah terentaskan.
Ada beberapa yang berasal dari neraka, barusan kita japa Mantra Mendobrak Neraka, dan mengentaskan mereka, bersama naik kereta manifestasi sinar emas, dan mengantarkan mereka ke Negeri Buddha. Ulkhamukhayoga hari ini berhasil dengan sempurna.
Mahaguru terus melakukan hal ini dalam samadhi, samadhi tidak sepenuhnya terjaga, juga tidak sepenuhnya tidur, bukan tidur juga bukan jaga, samadhi ada di antara kondisi jaga dan tidur, dapat melihat fenomena penyeberangan dan penjemputan, semua akan muncul. Jika Anda tertidur, yang muncul adalah mimpi, jika Anda berada dalam kondisi jaga, maka akan sukar untuk melihatnya, kecuali Anda telah mencapai realisasi divyacaksu (mata deva / mata batin), maka saat mata terbuka pun bisa melihat fenomena tersebut.
Saya melihatnya dalam samadhi, sangat nyata; Apa yang nampak dalam mimpi belum tentu benar. Penglihatan yang diperoleh saat membuka mata adalah penglihatan sejati, namun ada juga yang tidak, seperti halnya yang dilihat oleh para pasien rumah sakit jiwa, mereka juga membuka mata! Tapi setiap orang bisa melihat sesuatu, orang ini melihat sesuatu, orang itu juga melihat sesuatu, kondisi kejiwaan mereka labil, melihatnya dan menggila. Penglihatan dalam samadhi adalah penglihatan yang paling nyata, yang paling baik; Penglihatan dalam mimpi, ada yang benar, ada juga yang hanya bunga tidur; Ada yang mengatakan ia bermimpi berkelana di Negeri Buddha, atau pergi ke mana, sesungguhnya belum tentu, sebab roh atau kesadaran Anda tidak keluar, hanya bergerak di dalam tubuh Anda sendiri, berkelana dalam tubuh sendiri. Sesungguhnya, dalam tubuh kita ada surga, ada neraka, ada Buddha Bodhisattva, ada juga para arwah. Kadang saat bermimpi, seseorang akan menyangka: “Saya telah berkelana ke suatu tempat…”, itu belum tentu benar, sebab sebagian besar hanya berada dalam tubuh sendiri, kecuali Anda sendiri telah membuka cakra usnisa.
◎ Saat Mahaguru melakukan phowa untuk orang, membuka pintu langit, membuka ubun-ubun; Menutup pintu baka atau jalan menuju ke bawah, keluar melalui telapak kaki, yang keluar melalui dua bagian tubuh di bawah berarti pergi ke alam baka. Jadi, mesti menutup lubang di kaki dan dua lubang di bawah; Membuka pintu langit, membuka ubun-ubun di atas; Menutup pintu baka, menutup tiga lubang di bawah; Menutup jalur alam manusia, jalur di mana Anda bertumimbal lahir menjadi manusia, yang keluar dari pusar berarti terlahir di alam manusia, jangan terlahir kembali sebagai manusia. Oleh karena itu jalur alam manusia mesti ditutup; Menutup jalan preta, di manakah preta? Masih ada banyak lubang pada tubuh kita, kedua mata adalah dua lubang, kemudian ada dua lubang hidung, dan satu lubang mulut, juga dua lubang telinga, jumlahnya ada 7 lubang, ketujuh lubang ini merupakan jalur tumimbal lahir ke alam mana? Ada kelahiran melalui kelembaban, apa saja yang lahir melalui kelembaban? Ikan, makhluk laut, makhluk di dalam danau, makhluk di dalam sungai, semua keluar melalui salah satu dari 7 lubang ini, Anda akan terlahir di alam binatang, baik itu yang terbang di angkasa, merayap di tanah, berenang di air, semua ada pada 7 lubang ini.
Oleh karena itulah mesti menutup pintu langit, menutup pintu baka, menutup jalur alam manusia dan jalur preta; Ketujuh lubang ini antara lain jalur preta, yang terbang di angkasa, yang merayap di tanah, dan yang berenang di air, semua terlahir melalui 7 lubang ini. Yang keluar dari pusar akan terlahir sebagai manusia; Alam binatang berarti dari mata; Alam neraka dan preta dari bagian bawah. Untuk melatih Sadhana Phowa Anda mesti telah berkontak yoga dengan Istadevata, kemudian menggunakan phowa untuk membuka ubun-ubun Anda, dan menutup semua jalur yang lain. Keluar melalui ubun-ubun dapat terlahir di Negeri Buddha, jika tidak, ke alam surga. Ini sangat penting.
Sebentar lagi akan diberikan Abhiseka Sadhana Sitatapatra Bhagavati, mudra-Nya seperti sebuah payung, (Mahaguru memperagakan). Sitatapatra Bhagavati berasal dari usnisa anuttara Sang Buddha, Buddha tidak ada istilah besar dan kecil atau bagaimana, usnisa (puncak kepala) Beliau tidak nampak; Sinar yang terpancar dari usnisa Beliau membentuk sebuah payung, sebuah sinar usnisa yang berbentuk seperti payung.
Dahulu, karena bangsa asura berperang dengan Surga Trayastrimsa, asura juga tergolong sebagai dewa kebajikan, mereka juga berlengan banyak, tapi mereka lebih sengit, cenderung mendengki, oleh karena itulah terlahir sebagai asura, juga merupakan alam di mana seorang sadhaka bisa terlahir. Akan tetapi, ia suka dengki, mudah curiga dan kejam. Dalam Sutra Buddha ada tertulis dua penyebab peperangan bangsa mereka, para dewata di surga kamadhatu masih mempunyai nafsu keinginan, hanya saja karena mereka telah melakukan banyak perbuatan baik, sehingga terlahir di surga, namun masih mempunyai nafsu keinginan. Pemimpin Surga Trayastrimsa (Dewa Indra) punya banyak istri, salah satunya adalah putri Raja Asura. Para wanita bangsa asura sangat cantik, sedangkan yang pria sangat buruk rupa, Dewa Indra telah memperistri putri Raja Asura, ia sangat cantik. Akan tetapi, Indra adalah Raja Dewa, Ia punya 3000 selir, istrinya sangat banyak, oleh karena itu, ia mengabaikan putri Raja Asura. Putri Raja Asura pulang dan mengadu kepada Raja Asura, mengatakan bahwa Dewa Indra tidak menyayanginya. Oleh karena itulah Raja Asura mengerahkan bala tentara untuk menyerang Surga Trayastrimsa, ini merupakan salah satu penyebabnya.
Sebab yang lain adalah, Raja Asura sedang menyanyikan lagu ulang tahun di dasar samudra (Menyelenggarakan pesta ulang tahun); “Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun…”, saat mereka sedang bernyanyi, Dewa Indra membawa bala tentara surga terbang di angkasa di atas samudra itu, dan kebetulan melintasi kepala Raja Asura: “Hah? Siapa yang terbang di atasku?” Begitu dilihat, ternyata Dewa Indra dan bala tentara surga, emosi Raja Asura pun tersulut: “Saya sedang ‘party’, tapi Anda malah terbang melintasi kepalaku? Sungguh menghina!” Oleh karena itulah Raja Asura memimpin bala tentara menyerbu Surga Trayastrimsa.
Kota Sudarsana di Surga Trayastrimsa sangat lemah, tidak sanggup mengalahkan pasukan Raja Asura, Dewa Indra segera lari mohon pertolongan Shakyamuni Buddha: “Mohon Sang Buddha menolong kami, tolonglah Surga Trayastrimsa.” Sang Buddha pun menjelmakan Sitatapatra Bhagavati dari usnisa anuttara Beliau. Sitatapatra Bhagavati tiba di Surga Trayastrimsa dan menaungi Surga Trayastrimsa dengan menggunakan payung, ketika pasukan Raja Asura datang, mereka tidak bisa masuk ke dalam Surga Trayastrimsa, karena Surga Trayastrimsa telah memperoleh simabandhana.
◎ Apabila sadhaka telah berkontak yoga dengan Sitatapatra Bhagavati, Anda membentuk mudra-Nya, menjapa Mantra Perisai: “Hum. Mama. Hum Ni. Suoha.” Visualisasi Sitatapatra Bhagavati, dan mulut menjapa Mantra Perisai Sitatapatra Bhagavati. Ada sebuah kunci untuk menekuni Sadhana Sitatapatra Bhagavati, ketika kita membentuk Mudra Sitatapatra Bhagavati, demikianlah Mudra Sitatapatra Bhagavati, Anda mesti memutarnya, diputar 180 derajat, menghadap ke hadirin (Mahaguru memperagakan), memutarnya berarti menyentuh Hati Sitatapatra Bhagavati, ini merupakan sebuah kunci! Ini adalah kiat yang penting. Terlebih dahulu begini, jari menghadap Anda sendiri, kemudian diputar sampai menghadap ke hadirin (Mahaguru memperagakan), begitu diputar langsung menyentuh Hati Sitatapatra Bhagavati, kemudian Anda japa mantra-Nya, visualisasikan Beliau turun dari angkasa, Beliau memegang sebuah payung yang menaungi sekujur tubuh dan sekitar Anda, ini adalah simabandhana.
Begitu membuat simabandhana, sekalipun hantu datang, mereka tidak akan bisa masuk; Dewa pun juga tidak bisa masuk, semua tidak bisa masuk. Anda duduk di tengah payung putih besar, sekitar Anda adalah payung putih besar atau simabandhana. Sebelum tidur di malam hari, lakukan simabandhana ini, Anda bisa tidur dengan nyenyak, sebab Anda tidak akan terganggu.
Di depan altar ruang pelindungnya, di mana semua hantunya berkumpul di sana, ia (XX) suka begini: “Pergi! (Tangan memberi komando), habisi Lu Shengyan!”, “Pergi! (Tangan memberi komando), buatlah supaya Lu Shengyan tidak bisa Berdharmadesana di atas Dharmasana!”, “Pergi! (Tangan memberi komando), buatlah tubuhnya menjadi pegal-pegal!”
◎ Apabila Anda menguasai Sadhana Sitatapatra Bhagavati, malam hari sebelum tidur Anda juga bisa membuat simabandhana menggunakan sadhana ini, hantu-hantu itu tidak akan bisa masuk. Selain itu, sebelum keluar, Anda bisa lakukan simabandhana Sitatapatra, ke mana pun Anda pergi, hantu tidak akan bisa mengganggu, di siang hari tidak akan terganggu, malam hari juga tidak akan terganggu. Anda mesti buat simabandhana di tempat tidur, simabandhana di kamar Anda, simabandhana di desa Anda, simabandhana untuk negara, yang paling besar bisa membuat simabandhana untuk seluruh negara. Bahkan simabandhana seluruh dunia. Tidak bisa! Jika seluruh dunia diberi simabandhana, bahkan hantu XX pun ada di dalam, yang paling penting adalah simabandhana untuk diri sendiri. Coba renungkan, simabandhana sangat penting. Buat simabandhana untuk rumah dan kamar tidur, mengundang Sitatapatra Bhgavati untuk membuat simabandhana juga sangat baik.
◎ Penyebab kenapa Raja Asura tidak lagi berani menyerang Surga Trayastrimsa adalah karena Sitatapatra Bhagavati juga mempunyai Mantra Pembalik, bukankah kita menjapa: “Hum. Mama. Hum Ni. Suoha.” Bagaimanakah cara menjapa Mantra Pembalik? “Ha Suo. Ni Hum. Ma Ma. Hum.” Menjapa mantranya secara terbalik, “Ha Suo. Ni Hum. Ma Ma. Hum” inilah Mantra Pembalik. Hari ini telah membabarkan Mantra Pembalik Sitatapatra Bhagavati. Saat bala tentara Raja Asura datang menyerang, sebesar apa pun kekuatan yang dikerahkan untuk menyerang, kekuatan itu berbalik dan banyak korban berjatuhan dari pihak Raja Asura. Inilah manfaat utama dari Mantra Pembalik. Bagi yang tahu cara simabandhana, tidak perlu takut terhadap hantu XX.
◎ Sepengetahuan saya, hantu XX berasal dari banyak tempat, ia pernah mengundang roh-roh yang tewas tertimbun hidup-hidup dalam bencana 228; Di Amerika, ia mengundang lebih dari 3000 korban serangan teroris 9.11 di WTC; Ia juga pernah mengundang arwah tentara Jepang dan Amerika yang tewas dalam pertempuran berdarah di Pulau Saipan; Ia juga mengundang hantu penguasa kuburan masal di Tianmu, juga mengundang arwah di kuburan masal di Bitan, semua hantu di kuburan Xizi dan kuil hantu di Tianmu, juga roh tentara Jepang yang tewas di Taiwan, roh-roh di neraka, semua ia undang. Selain itu, roh-roh tentara Amerika yang tewas dalam perang Vietnam dan dikebumikan di Washington, D.C, semua ia undang. Ia juga mengundang semua roh-roh korban bencana tsunami di Indonesia, semua yang jenazahnya hanyut ke lautan. Ada 5 kepala pasukan hantu, mereka sempat merasuk, menyatakan diri lewat medium, Huang Jinquan adalah penguasa kuburan, Lin Liangzhi juga penguasa kuburan umum, selain itu ada tiga lagi, yaitu: Kobayashi, Nakamura, dan Watanabe Ichiro, semua adalah tentara yang tewas di Taiwan.
XX menjadikan kelimanya menjadi pemimpin para hantu, termasuk ibunya sendiri, ia menyeberangkan ibunya sendiri, dan ibunya juga masuk ke dalam Pasukan XX, juga ada di antara anggota hantu. Semua yang ia seberangkan, akan menjadi hantu dalam Pasukan XX. 80 arwah janin di Sekolah Alam Baka, semua dilahap oleh Pasukan XX, banyak arwah janin yang dimakan, semua arwah janin yang diseberangkan olehnya, semua pratima yang ia berkati, semua dikuasai oleh hantu! Jangan sampai tidak percaya, ia sendiri bahkan menulisnya dalam pengenalan singkat Pasukan XX, tempat ibadah dia menjadi markas besar, San Francisco menjadi markas besar, ia mempersemayamkan puluhan ribu hantu di sana, beberapa puluh ribu yang lain ia taruh di vihara cikal bakal di Seattle, di Rainbow Temple (彩虹雷藏寺), di Ling Sheng Ching Tze Temple Chicago Chapter (芝城雷藏寺), di Diamond Temple (金剛雷藏寺), di True Buddha Florida (聖德雷藏寺), di Charlotte True Buddha Temple (北卡禪觀雷藏寺), di berbagai vihara di Amerika, semua dipasangi papan hantunya, semua dipasang olehnya secara sembunyi-sembunyi, sekarang sudah kita turunkan semuanya, dan sudah dibersihkan. Di Taiwan Lei Tsang Temple juga ada, di Ksitigarbhasala Taiwan Lei Tsang Temple, ada berapa papan hantu? Ada 5? Ditemukan 5 papan hantu. Sedangkan di Malaysia, di sana adalah daerah bencana berat, entah ada berapa papan hantu yang diletakkan di sana, di Singapura juga ada, tapi semestinya di True Buddha Shi Cheng Association (獅城雷藏寺) tidak ada, Shi Cheng tidak pernah mengundangnya masuk. Di banyak tempat ada, di Indonesia pasti ada, bahkan sampai ke desa, ia menaruhnya di mana-mana, di Asia Tenggara, Asia Timur Laut, Kanada, di Kanada juga ditemukan banyak papan hantu, di seluruh Amerika, Panama, dan Dominika juga ada.
◎ Oleh karena itulah di Dominika ada beberapa orang yang terkena gangguan jiwa, di Panama juga ada, di berbagai tempat juga ada, yang bunuh diri sudah tak terhitung lagi banyaknya, hantu XX bisa mencari tumbal, karena itu adalah roh jahat, sebagian besar adalah hantu yang mati karena bencana peperangan. Ada juga yang mati karena tsunami dan serangan teroris. Dalam pengenalan singkat Pasukan XX tertulis: “Kelak, jumlah hantunya akan semakin banyak.”
Fenomena ini mesti saya ungkap, kenapa? Yang terutama mesti ada penyebabnya, sebenarnya saya ingin mengacuhkannya, sebab ia sendiri yang minta untuk memisahkan diri. Saya katakan: “Silakan saja Anda memisahkan diri.” Akan tetapi, ia tidak hanya ingin memisahkan diri, ia juga ingin menguasai seluruh Zhenfo Zong.
Pernah suatu ketika saya melihatnya, ia bangun pagi, ia menyisir rambutnya (Mahaguru memperagakan), “Zhenfo Zong ada dalam genggamanku, sekali remas langsung menjadi milikku, hanya kurang satu remasan, dan Zhenfo Zong akan menjadi milikku.” Kemudian ia tertawa terbahak-bahak di hadapan cermin, ia kira tidak ada orang yang lihat. Kemudian ia datang dan memberitahu saya bahwa ia ingin berdiri sendiri, saya katakan: “Silakan saja berdiri sendiri! Apa pun yang Anda inginkan, semua akan diberikan.” Ia mengatakan: “Thubten Ksiti hadir dalam upacaraku, Thubten Ksiti ingin ikut aku!” Saya katakan: “Silakan.” Saya telah menjual Anda (Thubten Ksiti). Ia menginginkan Thubten Ksiti! Yang paling penting, ia mengatakan: “Aku menginginkan beberapa cetiya di Taipei! Seperti Sanchong, Folin, dan Liansheng, semua aku mau!” Saya katakan: “Jika mereka ingin ikut Anda, silakan saja.” , “Tempat ibadah di berbagai belahan dunia, jika ada yang ingin ikut aku, maka aku juga mau!” Saya katakan: “Boleh untuk Anda, semua boleh.” Saat itu saya pikir, semua sudah diberikan kepadanya, kita sendiri akan berupaya mencari yang baru, yang lama sudah pergi, kita cari yang baru, apa boleh buat! Dia ingin semua! Saat itu dia juga mengatakan: “Aku juga ingin Malaysia! Aku juga ingin Persatuan Penganut Buddha Hua-yan (Huayan Leizangsi - 華嚴雷藏寺), aku juga ingin cetiya ini dan itu, aku ingin semua!” Demikianlah ia berbicara. Saya pikir, siapa pun yang mau ikut Anda, silakan saja! Asalkan mereka ingin ikut Anda, maka kami tidak menginginkannya, kita akan membangun tempat ibadah yang baru, vihara yang baru, apa boleh buat! XX ingin memisahkan diri!
Sekitar Agustus dan September ia datang menghadap saya untuk minta memisahkan diri, pada tanggal 3 Oktober, ia berkata kepada para hantu: “Pergi! (Tangan memberi komando), bawa Lu Shengyan, habisi dia!” Pada tanggal 3 Oktober, puluhan ribu bala tentara hantu benar-benar datang mencari saya, saat itu saya sedang tidur! Tapi, saya telah buat simabandhana, di 4 pintu kamar saya ada Acalanatha Vidyaraja, saya tidur dalam naungan jala. Mendadak, di tengah malam saya terbangun, saya sangat jarang terbangun di tengah malam, kecuali ingin buang air kecil, apa boleh buat, bangun untuk buang air. Jarang sekali saya terbangun tiba-tiba di tengah malam. Saya sedang tidur berbaring, mendadak, A! (Membuka mulut), mulut terbuka, dan Mahabala Vajra terbang keluar dari mulut saya, semula berukuran kecil, kemudian menjadi Mahabala Vajra yang besar, terbang keluar bersama 4 Acalanatha Vidyaraja, Mahabala Vajra menjelma menjadi tak terhitung banyaknya, Acalantha Vidyaraja juga menjelma menjadi tak terhitung banyaknya. Apa gunanya puluhan ribu bala tentara? Punya saya tak terhitung banyaknya! Pedang Acalanatha Vidyaraja terbang dan terus berputar, begitu hantu itu maju, semua yang di barisan belakang mendorong yang di depan, dan yang di depan pun maju menyerang, semua kepalanya terpenggal, begitu pedang berputar, semua kepala jatuh terpenggal, terus berputar selama 20 menit, menimbulkan suara ribut, dan suara yang paling kencang adalah 2 suara yang terakhir, sangat kencang, seperti suara angin yang meniup pintu dan pintu memukul tembok, brak brak! 2 suara yang sangat kencang, saya mendengarnya dengan sangat jelas, saya sedang berbaring di atas ranjang, saya pikir: “Perlukah saya keluar membantu mereka?”Membantu Mahabala Vajra dan Acalanatha Vidyaraja melawan mereka, saya sendiri bisa menggunakan daya prana, seperti: “Lin, Bin, Dou, Zhe, Jie, Chen, Lie, Zai, Qian.”, Navaksara Mantra bisa mengatasi mereka, saya menjulurkan tangan juga bisa mengeluarkan prana, dan bisa menghabisi roh jahat. Jika Mahabala Vajra dan Acalantha Vidyaraja sampai kalah, maka saya harus keluar. Setelah 20 menit, berubah menjadi sunyi, semenjak saat itu, tidak ada lagi hantu yang berani mengganggu saya. Anda tidak percaya? Gurudara juga pernah melihatnya, hantu XX menyerang ke kamar Gurudara, Gurudara juga lihat, banyak hantu keluar dari lampu biru. Oleh karena itulah Gurudara melepas lampu warna biru, dan menggantinya dengan lampu berwarna putih. Di kamar saya lampunya masih berwarna biru, yaitu lampu tidur yang berwarna biru.
◎ Belakangan ini, Gurudara mengganti lampunya dengan warna putih, sebab hantu terus keluar dari lampu tidur yang berwarna biru, dan Gurudara melihatnya. Oleh karena itulah setiap hari saya membuat simabandhana untuk Gurudara, di Amerika demikian, di Taiwan juga sama, sebab saya dan Gurudara menjadi sasaran utama! Jadi, semua mesti menguasai cara membuat simabandhana, sebentar lagi akan dilakukan Abhiseka Sitatapatra Bhagavati.
Setelah istri hilang, suami melapor ke kantor polisi, polisi mengatakan: “Anda mesti menenangkan diri, kenapa sampai kesenangan seperti itu? Membuat kami tidak bisa membuat catatan kasus!” Mahaguru memperlakukan Gurudara dengan sangat baik, benar! Beliau telah membantu melakukan banyak hal untuk Zhenfo Zong, banyak hal yang merepotkan dan Gurudara yang mengatasi semuanya, oleh karena itulah Gurudara adalah seorang yang pandai, bijaksana, dan intelek. Di sini ada sebuah lelucon, istri dan suami minum-minum di sebuah bar, istri mengatakan: “Apakah kamu lihat orang yang duduk di samping itu?” Suami bertanya: “Kenapa?” Istri mengatakan: “Semenjak tiga tahun lalu saya menolaknya, dan menikah denganmu, setiap hari ia minum-minum di sini sampai sekarang.” Ia telah menolak lamaran pria itu, dan ia menikah dengan suaminya yang sekarang, suaminya menjawab: “Benarkah? Tapi saya tidak mengerti, untuk apa ia merayakannya selama ini?” Ternyata pria itu bukan sedih dalam waktu yang lama, melainkan telah merayakannya dalam waktu yang lama.
Saya ingat dulu pernah menceritakan sebuah lelucon, juga mengenai suami dan istri. Ada seorang suami yang ingin loncat dari gedung, di tempat XX sana juga ada beberapa orang yang bunuh diri loncat dari gedung. Sepengetahuan saya, di Cetiya Zhenyin Belanda juga ada. Suami ingin loncat dari gedung, polisi segera datang, dan menasihatnya dari kejauhan: “Kenapa Anda ingin loncat?” Ia mengatakan: “Dua tahun lalu, istriku dan temanku pergi meninggalkanku.” , “Hah?” Polisi merasa sangat heran, dan bertanya: “Kalau begitu, seharusnya 2 tahun lalu Anda loncat dari gedung, tapi kenapa baru sekarang?” Suami menjawab: “Karena teman saya berkata: ‘Aku ingin kembalikan istrimu!’” Oleh karena itulah ia ingin loncat dari gedung. Ketiga lelucon ini, membuat kita memahami suatu hal, sunguh! Untuk menjaga hubungan antara pria dan wanita supaya selalu baik, sungguh merupakan suatu hal yang sangat sukar, sangat sulit. Mahaguru pernah memberitahu Gurudara: “Aku pasti akan menemanimu sampai tua.” Gurudara menjawab: “Sebenarnya kalimat itu sudah Anda ucapkan ke berapa orang?” Baiklah! Mari lakukan abhiseka!
Amituofo!