2017-10-07 Tubuh Jasmani Merupakan Mula dari Samsara, Nirvana, dan Pembelajaran Sarvadharma

undefined

Ceramah Lamdre ke-104 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Jambhala Kuning, 7 Oktober 2017 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada Guru Silsilah, Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Tri-ratna Mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Jambhala Kuning.

Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung kita hari ini, akuntan TBF, sdri. Teresa. Prof. Wangli dari Fakultas Teknik Mesin Elektris National Cheng Kung University. Produser acara ‘Gei-ni dian-shang xin-deng’ di CTI Sdri. Xu Ya-qi. dr. Zhou Heng. Pengusaha dari Malaysia: Datuk Lei Fengyi dan istri Datin Zeng Meiting, beserta putrinya: Lei Qian. Sdr. Gao Minglu dari California. Selamat malam semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Mandarin) Apa kabar! Apa kabar semuanya! (Bahasa Kanton) Wugai! Wugaishai! (Bahasa Kanton: Terima kasih semuanya) ‘Thank you for coming!’
 
Hari ini kita menekuni Sadhana Istadevata Jambhala Kuning. Kita telah berulang kali memperkenalkan Jambhala Kuning, membuat saya teringat sebelumnya telah membahas perihal Vaisravana Raja Jambhala, XX mengatakan: "Raja Jambhala paling suka makan sirip ikan hiu kualitas atas.", saya bahkan dengan saksama membaca apa yang ia tulis dalam artikel ceramahnya, "Seteguk arak, dan sesuap lauk." , Raja Jambhala makan sambil bersuara "Kazi..Kazi..." ... Sambil makan sirip ikan hiu, Raja Jambhala mengatakan: "Enak sekali! Enak sekali!" Wah! Membacanya, air liur ini hampir saja menetes. Saya juga menanyai semua orang, menanyai tiap Acarya, apakah kalian telah menelusuri sumbernya? Benarkah Raja Jambhala suka makan sirip ikan hiu? (Jawab: "Tidak ada.") Bagaimana dengan bhiksu dan bhiksuni? (Jawab: " Tidak ada.") Tidak ada? Berarti dia yang menemukannya. Sirip ikan hiu kualitas atas?

Sebelumnya saya mengatakan, di Tibet tidak ada laut, baik itu Raja Jambhala maupun Jambhala Kuning, dalam sadhana di masa awal, sudah pasti tidak ada sirip ikan hiu yang dimasukkan tungku homa. Bahkan laut pun tidak terlihat, sebab seluruh Tibet berjarak sangat jauh dari laut. Sejak zaman dahulu, baik itu Raja Jambhala maupun Jambhala Kuning, sangat jarang ada yang mempersembahkan sirip ikan hiu. Mungkin karena Raja Jambhala bermigrasi ke dataran, akhirnya bisa makan sirip ikan hiu, dan merasa sangat enak, sebenarnya ini keliru. Dalam berpujana kepada Buddha dan Bodhisattva, sebenarnya Buddha dan Bodhisattva hanya mengamati apakah pujana tersebut berasal dari ketulusan hati Anda. Sekalipun jika hantu sedang makan, juga tidak mungkin bersuara: "Kazi.. Kazi...", juga tidak melakukan "Meneguk arak, melahap lauk.". "Seteguk arak, sesuap lauk." adalah cara makan manusia, bukan hantu. Cara makan hantu hanya makan hawanya saja, sebab hantu tidak berwujud, tidak memiliki tubuh jasmani, hanya segumpal hawa.

Dalam buku periode awal saya telah menuliskan, "Hantu adalah hawa yang tersisa setelah manusia meninggal dunia.", hawa yang tersisa, sehingga yang ia makan juga hawa makanan tersebut; Saat Anda memberi sesaji, mereka hanya menghirup hawanya. Tidak mungkin seteguk arak dan sesuap lauk, tidak menggunakan sumpit untuk menyumpit sesuap lauk dan mereguk seteguk arak, minum arak dan 'eat some food', 'no'! 'Never'! Hantu hanya menghirup hawa, berarti cara penggambaran yang dilakukan XX sungguh berlebihan; Berarti XX mengarang cerita. XX menulis mempersembahkan sirip ikan hiu, dengan kata lain, kelak pada acara Raja Jambhala dan Jambhala Kuning semua mesti persembahkan sirip ikan hiu kualitas atas. Membicarakan sirip ikan hiu, sebenarnya sirip ikan hiu sendiri tidak berasa apa-apa, rasa berasal dari bumbu yang ditambahkan oleh koki, bumbu membuatnya berasa enak. Di Taichung ada satu tempat, disebut sirip ikan hiu apa? Lian Ya pernah ke sana. Oh! 'Cheung Goose Seafood House', sepertinya sirip ikan hiu kelas satu? Di dalamnya ada beberapa pramusaji, ketika melihat Lian Ya dan Lian Zeng, mereka mengatakan beberapa patah kata dan kita bisa mendengarnya, beberapa pramusaji itu mengatakan: "Aneh, kedua orang itu tinggi, besar, sangat tampan, kenapa bisa jadi bhiksu? Kapan mereka akan kembali menjadi awam?" Saya ingat, beberapa wanita itu mengatakan: "Sungguh sayang sekali, kenapa menjadi bhiksu..." Benarkah Lian Ya? Lian Zeng dan Lian Ya, keduanya tinggi dan besar, kenapa bisa menjadi bhiksu? Sayang sekali! Sebenarnya yang enak sirip ikan hiu atau manusia? Saya tidak paham. Saya sendiri juga tidak mengerti, kenapa mesti mempersembahkan sirip ikan hiu? Apabila kalian pernah membacanya, baru-baru ini yang saya baca adalah: "Hukum Karma Trikala", semua adalah ceramah XX, disusun dalam bentuk buku saku, buku yang besar berjudul: "Suara Buddha dari Angkasa", di dalamnya, tiap Adhinatha homa selalu hadir, melakukan Homa Shakyamuni Buddha, Shakyamuni Buddha pun hadir; Melakukan Homa Amitabha Buddha, Amitabha Buddha pun hadir; Melakukan Homa Bhaisajyaguru Buddha, Bhaisajyaguru Buddha pun hadir; Melakukan Homa Raja Jambhala, Raja Jambhala pun hadir; Melakukan Homa Jambhala Kuning, Jambhala Kuning pun hadir, selalu berbicara dengan XX. Selain itu, dalam bukunya tertulis, ia sangat menghormati Jambhala Merah, Jambhala Merah membuat ikatan prasetia dengan mereka, berikrar menjadi Dharmapala tempat ibadah mereka, bahkan setiap hari Jambhala Merah menyanyi untuknya, setiap hari menari untuknya, mempersembahkan secangkir susu kepada XX, bahkan juga mempersembahkan susu kepada semua umat. Saya mengalami intoleransi laktosa, saya tidak bisa minum susu. Jadi Ganesha tidak mempersembahkan susu kepada saya. Semua yang ia tulis terkesan mistis, setelah membacanya sungguh terharu, menyangka bahwa seseorang bisa berbicara dengan semua Buddha dan Bodhisattva. Yang lebih ajaib, setelah saya baca buku: "Hukum Karma Trikala", XX memperkenalkan dirinya sendiri: "Saya bisa berbicara dengan semua unggas dan binatang." Yang ini juga sangat menarik bagi saya. Dalam Zhenfo Zong ada orang yang demikian agung, sungguh sangat agung, bisa berbicara dengan semua Buddha dan Bodhisattva.

◎ Bagaimana saya berbicara dengan Buddha dan Bodhisattva? Bagaimana berkomunikasi? Saya mengungkapkan sesuai dengan cara diri sendiri, ketika Beliau hadir, Beliau akan memberitahu saya bahwa parivar-Nya (kerabat) juga hadir. Sama seperti hari ini, kita menekuni Sadhana Jambhala, saat Beliau hadir, Beliau akan memberitahu saya, sebab kehadiran Beliau akan melalui nadi tengah di ubun-ubun, pada nadi tengah saya terdapat phowa, ada sebuah lubang kecil di sini. Coba kalian amati dengan saksama, mungkin tidak kelihatan, sebab kalian sangat jauh, bisa terlihat? Ah? Dekatkan fokus kamera pada lubang ini, ada tidak? Kelihatan? 'Okay', Beliau bisa masuk melalui lubang saya ini, setelah masuk, tubuh saya akan merasakannya, Jambhala telah memasuki diri saya. Para parivar yang menyertai kehadiran Jambhala, termasuk di antaranya adalah Raja Jambhala dan Empat Jambhala Utama: Jambhala Merah, Jambhala Kuning, Jambhala Hijau, Jambhala Hitam, dan Jambhala Putih, Beliau semua datang bersama, memasuki tubuh saya, dan bersemayam di tiap bagian tubuh saya. Begitu Beliau datang, saya sering begini, berarti di dalam ada 5, telinga bergerak 5 kali (Mahaguru memperagakan), bergerak 10 kali, berarti di dalam ada 10, inilah anubhava. Dalam Lamdre disebut "Anubhava Tubuh", anubhava dari tubuh; Anda mesti memahaminya, Anda bisa merasakan, anubhava ini disebut "Anubhava Hati", anubhava dalam hati. Apakah Beliau senang? Hati Anda akan merasakannya. Sekarang bhavana Anda baik atau tidak, Beliau juga akan memberitahu Anda apa yang telah Anda langgar. Bisa muncul komunikasi batiniah seperti ini, ini disebut "Anubhava Hati", anubhava tubuh dan hati.

Semisal Shakyamuni Buddha mengatakan sesuatu kepada saya, seperti yang dituturkan dalam: "Suara Buddha dari Angkasa", Bhaisajyaguru Buddha memberitahu XX apa itu latar belakang kesuksesan, yang demikian saya tidak bisa mendengarnya. Ia mengatakan apa saja latar kesuksesan, bahkan tertulis panjang lebar di dalam buku, yang seperti itu saya tidak tahu. Apabila kata-kata yang singkat dan penting, Beliau akan memberitahukan beberapa patah kata di samping telinga saya, yang demikian bisa diketahui.

undefined

◎ Di siang hari, mata terbuka melihat-Nya, atau melihat di dalam samadhi, atau di dalam mimpi, dibagi menjadi beberapa jenis penglihatan, yang pertama adalah penglihatan mimpi; Yang kedua adalah penglihatan samadhi; Kemudian penglihatan di siang hari. Beberapa kali saya memperoleh penglihatan di siang hari, di siang hari, memejamkan mata, muncul semacam cahaya, saya pun tahu ada Buddha dan Bodhisattva yang muncul.

Seperti saat saya mengulas 'Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra', memperoleh anubhava, saat mata melihat. 10 menit atau setengah jam sebelum saya mulai mengulas 'Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra', menghadap ke arah kamera, mendadak pinggir mata saya memancarkan sinar, sinar itu seperti kapas, helai demi helai, dan sinar itu berkerlip, kemudian melingkar-lingkar makin besar, dan terpancar semakin terang, saya pun tahu Buddha Bodhisattva hendak muncul. Kemudian Mahaguru Tsongkhapa muncul. Mahaguru Tsongkhapa merupakan emanasi dari Manjusri Bodhisattva, Mahaguru Tsongkhapa mengulas 'Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra', melihat kehadiran Mahaguru Tsongkhapa, saya pun mengatakan: "Saat ini Mahaguru Tsongkhapa muncul, Beliau mengadhisthana saya, semoga pengulasan 'Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra' yang saya lakukan ini dapat berjalan sangat lancar." Muncul fenomena semacam ini. Bagaimana dengan yang lainnya? Seperti: "Apa kabar Mahaguru Tsongkhapa, akhir-akhir ini pergi ke mana? Silakan datang bersantap di tempat kami." Ini tidak akan terjadi. Beliau juga tidak mengatakan apa pun kepada saya, hanya memancarkan sinar-Nya, Beliau mengadhisthana saya.

Kesadaran murni saya keluar melalui ubun-ubun dan tiba di gua Guru Padmasambhava di Nepal, Guru Padmasambhava mengubah saya menjadi setitik sinar, ditelan melalui mulut, kemudian keluar melalui cakra svadhisthana, sekujur tubuh-Nya bersinar, menyinari pori-pori saya, memasuki tubuh saya sebagai abhiseka, hal ini memang terjadi. Setelah saya mengungkapkannya, XX ikutan bercerita, Kalacakra menangkapnya, menelan XX, kemudian mengeluarkannya melalui cakra svadhisthana, kabarnya ada kisah semacam ini. Menurut saya sungguh luar biasa! Saya hanya dengan Guru Padmasambhava, sedangkan dia dengan Kalacakra! Kalacakra merupakan emanasi Shakyamuni Buddha saat berada di pasamuan Gunung Grdhrakuta, kemudian pergi ke Stupa Sri Dhanyakataka di India Selatan, muncul sebagai Kalacakra, untuk membabarkan Kalacakratantra kepada Raja Suchandra, Raja Shambala. Kalacakra menelan XX, kemudian mengeluarkannya dari cakra svadhisthana, dikeluarkan seperti air seni, sebenarnya apa yang terjadi? Saya juga tidak jelas, lebih baik mohon petunjuk, mohon petunjuk Kalacakra, apakah Anda benar-benar menelan XX dan mengeluarkannya melalui cakra svadhisthana?

◎ Buddha juga berada di sini, "Om. Ha. Kamala. Wgarbha. Suoha. Om. Ha. Kamala. Wgarbha. Suoha. Om. Ha. Kamala. Wgarbha. Suoha." (Mahaguru melakukan ramalan dewata di tempat) "Never!", tidak ada peristiwa seperti itu, XX membual!

Ia bisa berbicara dengan burung yang terbang di angkasa, bisa berbicara dengan binatang yang merayap di tanah. Mohon petunjuk Buddha, Bodhisattva, Vajra, Dharmapala, Dakini, para Devata, siapakah Adhinatha yang akan menjawab? (Mahaguru melakukan ramalan dewata di tempat), Mahadewi Yaochi yang akan menjawab saya. Mohon petunjuknya, apakah cerita itu benar atau bohong belaka? Bohong! Semua adalah kepalsuan. Di hadapan altar sila, tidak akan ada dusta. Kelak jika ada yang lihat dia sedang berbicara dengan binatang, jika dia bicara dengan kucing, bisa 'check', baru kita akan percaya. Sebelum bicara dengan kucing, kita minta supaya kucing itu mengeong terlebih dahulu sebanyak 3 kali, "Meong, meong, meong!" Baiklah, berarti ini akurat. Sebelum bicara, biarlah kucing itu mengeong sebanyak 3 kali. Jika berbicara dengan anjing, minta supaya anjing itu menjulurkan dan menarik lidahnya sebanyak 3 kali, kemudian baru bicara, akurat; Jika bicara dengan gajah, XX juga bicara dengan gajah, minta supaya gajah mengibaskan telinga 3 kali, berarti akurat. Ini semua bisa di 'check'. Bicara dengan laba-laba, baik, sekarang laba-laba ada di atas benangnya, mintalah supaya laba-laba itu mengeluarkan benang dan turun ke bawah sepanjang 10 senti, berarti akurat; Bicara dengan ikan, minta ikan itu untuk berenang 3 putaran; Ia bicara dengan kura-kura, mintalah supaya kura-kura itu menarik kepalanya masuk ke dalam cangkang, minta untuk menarik keempat kakinya ke dalam cangkang, kemudian muncul lagi. Semua bisa di ‘check’, apabila Anda bisa melakukannya, maka saya percaya Anda, saya akan bersarana kepada Anda, tapi apabila tidak bisa, saya tidak bisa percaya hanya pada omongan Anda saja. 

Di dunia ini, sampai saat ini masih belum ada orang yang bisa bicara dengan burung dan semua binatang, hanya Anda (XX) seorang saja. Ia bahkan bisa bicara dengan Buddha dan Bodhisattva, yang ini kita tidak perlu membahasnya lagi, “Suara Buddha dari Angkasa” keseluruhan isinya mengenai pembicaraan dengan Buddha dan Bodhisattva, seluruh isi bukunya! Bicara dengan binatang, bicara dengan bunglon, sebelum bicara goyangkan ekor sebanyak 3 kali, menandakan mulai bicara, biar kami semua melihatnya! Semua bisa di’check’. XX berkunjung ke Vihara Vajragarbha Changhong (常弘雷藏寺 - Chan Fat Chun Chang Hung Tang Asociacion Budista De Panama), saat ceramah membahas lantai yang merekah, brak brak brak! Saat upacara sedang berlangsung, tegel telah meledak, baru kemudian ia pun berceramah menyatakan bahwa tegel yang meledak menandakan kedatangan Dewa Bumi; Ia mengatakan karena kedatangan Dewa Bumi, maka tegel tersebut meledak. Kalian mestinya paham! Mudah sekali, kita minta supaya XX untuk sekali lagi mengundang Dewa Bumi, perlihatkan sekali lagi meledaknya tegel, dengan demikian kita akan percaya, percaya dengan senang hati. Karena setelah tegel meledak sekali dan tidak meledak lagi,  ia mengatakan bahwa kedatangan Dewa Bumi lah yang menyebabkan tegel meledak, bahkan makin meledak akan makin banyak berkah. Seperti yang dinyanyikan oleh mereka, “Makmur! Makmur! Makmur!” Tegel meledak karena cuaca panas, panas mengembang dan dingin menciutkan, karena tekanan sangat besar, menjadi sangat sesak, “Bum!” meledak, demikianlah secara fisika. Anda (XX) mengatakan tegel akan meledak jika Dewa Bumi datang, bagaimana jika pada kesempatan lain Anda mengundang Dewa Bumi dan tegel tidak meledak? Pernah suatu kali Mahaguru keluar dari ruang makan, melihat langit yang gelap, “Aduh! Gelap sekali, tambahkan sedikit warna!” Tangan saya memegang mopit tidak berwujud, kemudian menggoreskannya, langsung muncul warna, muncul cahaya merah di angkasa. Saya pun terkejut, kenapa satu goresan saya memunculkan cahaya merah? Membuat saya tidak berani lagi menggoreskannya, sebab khawatir jika kembali menggoresnya dan tidak terjadi apa-apa, itu adalah sebuah kebetulan. Begitu saya goreskan, hah? Bukankah saat itu juga direkam! Ada direkam, saya menggores ke arah langit, saya mengatakan tambahkan sedikit warna, dan ternyata muncul cahaya merah. Lihatlah sekarang langit demikian gelap, di tengah warna hitam, saya tambahkan sedikit warna, mendadak, muncul kliat menyambar. Semua itu bisa di ‘check’.

undefined

◎ Berbhavana sampai saat ini, saat Mahaguru ingin melihat Buddha dan Bodhisattva, memejamkan mata dan berdoa, di samping mata muncul lingkaran sinar, Buddha dan Bodhisattva akan menampakkan diri kepada saya, tapi saya tidak bisa berbicara dengan Buddha dan Bodhisattva, inilah hal yang tidak sanggup saya lakukan, saya hanya merasakan secara batiniah dengan-Nya. Terus terang saya beritahu kalian, saya berucap satya, saya tidak berdusta, saya tidak bisa berbicara dengan-Nya.

Apabila Anda sedang bermimpi, dalam mimpi memang bisa, kadang Buddha dan Bodhisattva akan datang dalam mimpi, seperti Mahabhiksu Xuyun, beliau hidup pada masa Dinasti Qing, beliau datang mengadhisthana saya, dari angkasa tangan-Nya terjulur mengadhisthana kepala saya, saya ingat dengan sangat jelas. Dalam hal bhavana, saya pribadi mengalami anubhava tubuh, rasa sukha tentu ada. Prana dalam nadi tengah saya bergerak, kundalini bangkit, bindu turun, sukha yang dihasilkan saat itu merupakan sukha menyeluruh, apa itu sukha menyeluruh? Sukha yang sangat besar, sukha yang terasa sampai pori-pori sekujur tubuh, tak teperikan. Saya sering membahas mahasukha, ini memang nyata, “Sunyata dalam mahasukha”, inilah Diktat Hevajra yang telah saya ulas.

◎ Sdr. Gao Minglu, mahasukha yang Anda rasakan saat itu, berapa jam lamanya? 20 sekian jam, merasakan mahasukha selama 20 sekian jam, itu artinya seharian penuh, siang dan malam, saat itu merupakan anubhava sukha yang dihasilkan berkat bhavana Gao Minglu, anubhava selama 24 jam. Jika dibandingkan dengan sukha di dunia fana ini, entah itu kenikmatan yang dirasakan oleh pria atau wanita, kenikmatan pria hanya sesaat, kemudian lenyap, akan tetapi, sukha yang dirasakan oleh sadhaka bisa bertahan selama 24 jam, inilah yang disebut dengan mahasukha. Pori-pori sekujur tubuh menari riang, itu disebut sukha menyeluruh. Sungguh berbeda, benar-benar berbeda. Sukha seorang sadhaka memang berbeda, dihasilkan oleh naik turunnya prana di dalam nadi tengah, naik turunnya kundalini, naik turunnya bindu, sukha semacam itu sangat panjang, sukha nadi tengah sangat panjang, sedangkan kenikmatan awam sangatlah singkat.

Oleh karena itu, kenikmatan kehidupan manusia hanya sesaat belaka, sukha yang luhur dapat Anda alami sendiri, ketika Anda telah mencapai keberhasilan, bisa mengangkat bindu, menurunkan, dan menyebarkannya, kemudian membuyarkannya, ini disebut: “Turun, angkat, tahan, dan sebar.” Di dalam Tantra ada metode ini, bindu diangkat, diturunkan, dipertahankan di suatu tempat, kemudian disebarkan ke sekujur tubuh. Demikian halnya dengan kundalini, turun, angkat, pertahankan, dan sebar. Prana juga demikian, bisa diturunkan, diangkat, ditahan, dan disebar, ini merupakan metode bhavana Tantra. Ini adalah suatu hal yang sangat nyata.

Gao Minglu juga bisa melihat Mahaguru, saat itu melihatnya di siang hari, benarkah? Dilihat dengan mata terbuka, bahkan tas Mahaguru pun terlihat dengan sangat jelas. Anda melihat di rumah Anda, ia merupakan penglihatan sejati, akan tetapi tidak ada ‘talk’ pembicaraan, yang pertama kali ada bicara? ‘Okay’, benar ada ‘talk’. Namun pada umumnya, tidak akan berbicara panjang lebar seperti mengupas Buddhadharma untuk Anda. Dalam buku “Suara Buddha dari Angkasa”, Bodhisattva hadir mengucapkan gatha, dan maknanya sangat mendalam, kemudian mesti dijelaskan dengan panjang lebar, orang yang bisa mencapai tingkatan ini, semestinya ada, akan tetapi tidak banyak, Buddha dan Bodhisattva selalu berbicara dengan XX, ceramah bersilang, Buddha Bodhisattva berucap satu kalimat, XX pun menjelaskan, kemudian mengucap lagi satu kalimat, XX pun menjelaskan, ini disebut ceramah bersilang, yang bisa mencapai tingkatan ini sangat sedikit. Bahkan Tsongkhapa pun tidak, Guru Sesepuh pun tidak. Dahulu ketika Mahaguru Tsongkhapa berbicara dengan Manjusri Bodhisattva, ada seorang Lama, Manjusri Bodhisattva menggunakan tubuh Lama tersebut sebagai media, kemudian berbicara secara langsung dengan Mahaguru Tsongkhapa, ibarat seorang medium berbicara dengan Mahaguru Tsongkhapa. Setelah Lama ini pergi, Mahaguru Tsongkhapa pernah berdoa memohon kehadiran satyakaya Manjusri Bodhisattva, dan mengerahkan banyak metode, Manjusri Bodhisattva pun menampakkan diri kepada-Nya, namun bicaranya juga sangat pendek. Saat saya bermimpi, pembicaraan dengan Buddha Bodhisattva pun banyak, akan tetapi di siang hari pembicaraannya sangat sedikit, saya mengisahkan kondisi diri sendiri.

◎ Hari ini membahas isi Lamdre: “Menghasilkan kemampuan yang berada dalam hetu (sebab), ibarat kesinambungan Mahamudra dari matangnya phala (buah keberhasilan / pencapaian).” Berarti dihubungkan, menghasilkan “Kemampuan yang berada dalam hetu”, ini adalah sebab yang dapat mematangkan buah keberhasilan Mahamudra, kita memiliki kemampuan untuk memperoleh buah keberhasilan Mahamudra. Sebabnya adalah, yang pertama, kita memiliki Buddhata, tubuh kita menjadi sangat matang karena perpaduan nidana. Gunakan upaya kausalya ini, kemampuan dari sebab, untuk dapat mencapai kematangan Mahamudra, demikianlah penjelasan dalam Lamdre. “Ada sebutan lain, yang pertama, garbha merupakan mula dari samsara, Nirvana, dan Sarvadharma, pemilihan adalah hetu.” Tubuh kita adalah mula dari samsara, Nirvana, dan Sarvadharma. Jika tubuh kita tidak mengalami cacat, tangan dan kaki tidak putus, kejiwaan juga wajar, maka Buddhata Anda yang tersimpan dapat bertunas, dan tumbuh menjadi pohon, mempunyai tangkai pohon, ada batang, tangkai, daun, bunga, dan buah, semua bisa tumbuh, ini merupakan sebuah kesinambungan. “garbha merupakan mula samsara dan Nirvana.” Kita semua adalah orang normal, semua memiliki daya ini, yaitu samsara, Nirvana, dan berbagai macam fondasi untuk belajar Dharma. “Pemilihan adalah hetu, sebagai mula kesinambungan.”

◎ “Yang kedua, garbha mencapai realisasi dari paduan nidana tubuh, dapat memilih keberadaan tubuh, ini disebut sebagai ‘kesinambungan tubuh’.” Yang berarti, berkat fungsi dari tubuh, Anda dapat menggunakan prana untuk menggerakkan sekujur tubuh Anda, menggunakan bangkitnya kundalini, turunnya bindu, sehingga dapat mencapai realisasi dari paduan nidana tersebut, dan dapat merealisasi Bodhi, “Dapat memilih keberadaan tubuh, ini disebut sebagai ‘kesinambungan tubuh’.” Yaitu bhavana yang direalisasikan dari tubuh Anda. Yang ketiga, “Kemampuan yang berada dalam hetu, merupakan ‘Kesinambungan phala vajra tubuh, ucapan, dan pikiran’.” Karena adanya sebab ini, maka tubuh Anda ibarat Garbhadhatu, Garbhadhatu adalah sebab, dan Vajradhatu adalah buah keberhasilan, dengan adanya sebab ini, setelah melalui bhavana, Anda pun mencapai buah keberhasilan, inilah “Kesinambungan phala vajra tubuh, ucapan, dan pikiran”. Demikianlah makna bagian ini. Ternyata dalam Vajrasloka dari Lamdre, “Sloka ini menyatakan: “Kesinambungan hetu garbha memiliki samsara dan Nirvana sebagai mula kesinambungan.” Makna dari kalimat ini adalah, karena Anda memiliki sebab Kebuddhaan, maka kelak samsara dan Nirvana Anda capai berkat adanya sebab Kebuddhaan ini. Oleh karena itulah, tadi saya katakan, tubuh kita ini sangat penting, telinga kita sangat penting, mata kita juga sangat penting, prana napas kita juga sangat penting, mulut kita juga sangat penting, selain itu, phowa juga sangat penting. Phowa di puncak kepala ini, dihasilkan melalui prana yang menembus puncak kepala Anda, sampai pada akhirnya, lingkaran nadi tengah di puncak kepala Anda dapat terhubung dengan ‘Langit’, mulai dari puncak kepala sampai ke cakra muladhara, satu garis ini disebut sebagai nadi tengah, di kedua sisi terdapat sepasang nadi. Bagaimana supaya prana memasuki nadi tengah, semua mengandalkan pernapasan Anda, menyimpan prana dalam lokasi empat jari di bawah cakra manipura, semakin lama disimpan, ia akan memasuki nadi tengah melalui celah. Yang semula merupakan prana dari luar, saat memasuki nadi tengah menjadi Prana Prajna. Semula adalah prana upaya, setelah memasuki nadi tengah menjadi Prana Prajna. Saya pernah katakan, dalam Tantra ada yab-yum, Mahamudra memerlukan karmamudra, untuk menembus nadi tengah, nadi tengah terhubung dengan nadi tengah, berasal dari nadi tengah yang sadhaka berkemampuan, mengirimkan prana ke tubuh yang lain, inilah yab-yum. Dengan demikian nadi tengah bisa tembus dengan cepat, demikianlah teorinya. Apabila nadi tengah orang ini belum tembus, bagaimana mungkin ia bisa menembus nadi tengah orang lain, di sinilah letak permasalahannya. Oleh karena itu ada yab-yum yang sejati, ada pula yang palsu.

undefined

◎ Sebagai seorang Guru mesti mengupasnya dengan jelas, visualisasi yang bagaimana, prana yang bagaimanakah yang mengalir dalam tubuh Anda, saat itu Anda mesti punya anubhava, bagaimana prana itu masuk, mencapai nadi tengah Anda, supaya nadi tengah Anda dapat tembus sampai ubun-ubun. Prana tidak selalu harus dikeluarkan melalui ubun-ubun, setelah ubun-ubun terbuka, dalam sebulan hanya boleh keluar sekali; Setelah membuka ubun-ubun, jika tiap kali selalu mengeluarkan prana melalui ubun-ubun, apabila sering dilakukan, umur bisa menjadi pendek. Anda mesti visualisasikan Istadevata Anda menggunakan sepasang kaki-Nya untuk menutup ubun-ubun Anda, supaya prana Anda berbalik lagi begitu mencapai ubun-ubun.

Semua ada caranya, apabila Anda ingin hidup lama, Anda mesti lakukan seperti ini. Ketika Anda ingin berpulang, maka Anda dapat benar-benar menguasai hidup dan mati diri sendiri. “Saya sudah ingin berpulang.”, Anda pun mengerahkan prana keluar melalui ubun-ubun, maka Anda dapat pergi dengan sangat cepat. Saya tidak lagi menginginkan hidup ini, tidak ingin hidup di dunia lagi. Apabila Anda menghimpun semua prana, dalam tubuh kita ada prana sirkulasi atas, prana sirkulasi bawah, prana sirkulasi samping, prana hati, dan prana mitra api. Prana sirkulasi atas mengendalikan tubuh bagian atas, prana sirkulasi bawah mengendalikan tubuh bagian bawah, prana samping mengendalikan tangan dan kaki Anda, prana mitra api selaras dengan nadi tengah, sedangkan prana hati yang utama tidak dapat bergerak. Apabila prana hati bergerak, itu merupakan fenomena menjelang kematian. Oleh karena itu, Anda menghimpun prana, menggerakkan prana hati sendiri, terus keluar melalui ubun-ubun, yang demikian berarti berkuasa atas kehidupan dan kematian diri sendiri, bisa berpulang sesuai kehendak, apakah dengan demikian telah paham?

Hari ini ada ujian, Xiaoming mendapatkan nilai yang sangat buruk, ibu guru memarahinya, dan mengatakan ingin mengundang wali murid untuk datang ke sekolah, Xiaoming merasa gelisah, sepulangnya ia memberitahu ayahnya: “Ayah, dalam ujian, ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa saya jawab, jadi ibu guru memanggil ayah untuk datang ke sekolah.” Dengan panik ayah menjawab: “Untuk apa panggil saya? Saya juga tidak bisa menjawabnya!” Ini adalah sebuah lelucon, memberitahu Anda semua, bisa berarti bisa, tidak bisa maka tidak bisa. Yang bisa mesti bisa mengungkapkan alasannya, yang tidak bisa maka tidak akan bisa mengungkapkannya. Hal semacam ini jika telah diajarkan sampai mahir, semua orang bisa mengucapkannya, tapi apakah Anda benar-benar bisa berbhavana dengan tekun? Apakah memiliki kemampuan mencapai realisasi? Di sinilah letak permasalahannya. Anda berbhavana, berarti mesti merealisasikannya secara nyata, barulah saya salut dengan Anda; Apabila Anda tidak punya kemampuan tersebut, dan Anda mengatakan punya abhijna tertentu, maka saya tidak percaya kepada Anda. Anda tidak bisa mencapai realisasi, bagaimana mungkin bisa memiliki abhijna? Ini patut dipertanyakan kepada Anda.

Xiaoming bertanya kepada Xiaohua: “Hari peringatan apakah tanggal 28 September?” Xiaohua menjawab: “Hari lahir Konfusius.” Xiaoming bertanya: “Bagaimana dengan 28 Oktober?” Xiaohua mengatakan tidak tahu, Xiaoming menjawab: “Kamu bodoh sekali, itu adalah hari peringatan Konfusius genap berumur sebulan!” Ini adalah nilai perbandingan, 28 September adalah hari lahir Konfusius, dan 28 Oktober adalah peringatan sebulanan, ini disebut penalaran. Jika tidak sesuai dengan penalaran, berarti itu tidak masuk akal, tidak ada dasarnya. Apabila Anda tidak berlatih meditasi, dan Anda langsung punya kemampuan tersebut, maka saya tidak akan percaya. Ini mesti melalui meditasi, mesti menekuni Pernapasan Botol, semua diperlukan, barulah prana bisa memasuki nadi tengah. Jika Anda tidak berlatih Pernapasan Botol, bagaimana mungkin prana bisa masuk nadi tengah? Berlatih Dao mesti menjaga esensi, mesti menelan liur! Sebuah dasar yang sederhana, pelatihan Tantra juga sama.

Istri berkata kepada suami: “Suamiku, kamu adalah seorang laki-laki, bagaimana mungkin semua ucapanmu dianggap sah, bukankah yang seperti ini kurang baik?” Suaminya menjawab: “Iya!” Istri mengatakan: “Biasanya pria menjadi penguasa di luar, istri menjadi penguasa di dalam, kelak semua persoalan di dalam rumah mesti ikuti perkataan saya, sedangkan yang diluar semua ikuti perkataan kamu.” Suaminya menjawab: “Baiklah!” Di kemudian hari, entah itu persoalan besar maupun kecil, istri selalu mengatakan: “Suamiku, kita bahas setelah pulang saja!” Belajar Buddha, bukan berarti semua ucapan Anda dianggap sah, melainkan Anda mesti benar-benar mencapai keberhasilan bhavana, barulah Anda bisa berucap. Belum mencapai keberhasilan bhavana, belum mencapai tapi mengaku telah mencapai, belum cerah tapi mengaku cerah, belum memperoleh tapi mengaku memperoleh, Anda belum memperoleh Bodhi, tapi Anda mengaku telah memperoleh Bodhi, Anda belum merealisasi Bodhi, berarti Anda menipu. Mesti bisa melewati pengujian.  

A Chuan sering dihukum berlutut oleh istrinya, kebetulan hari ini ada kesempatan mengadu kepada bapak mertua: “Kedua lutut saya ini terlalu sering digunakan untuk berlutut di lantai, sampai hampir terkena radang sendi!” Bapak mertua hanya menjawab: “Semenjak di rumah dipasang karpet, kondisi lutut saya sudah semakin baik.” A Chuan tidak bisa berkata apa-apa lagi, sebab ternyata keduanya senasib. Kebetulan hari ini Gurudara tidak hadir, jadi semua ucapan Mahaguru dianggap sah. Pengulasan hari ini sampai di sini.

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。