2017-09-24 Sugata Karakteristik Eksternal Berarti Parinirvana Suci dan Leluasa

undefined

Ceramah Lamdre ke-101 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Homa Sitatapatra Bhagavati, 24 September 2017 di Rainbow Temple

Terlebih dahulu, marilah kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Istadevata homa hari ini: Sitatapatra-pratyangira Bhagavati, sembah puja pada Tri-ratna Mandala.

Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. (Mahaguru membaca daftar nama tamu agung). Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Mandarin) Selamat sore semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Taiwan) Apa kabar! Apa kabar semuanya! (Bahasa Kanton)

Minggu depan, 1 Oktober, pukul 3 sore adalah Upacara Vajravarahi atau Dorje Phagmo, bijaksara-Nya adalah aksara “Bang” . Mudra Vajravarahi sama dengan Mudra Mahadewi Yaochi. Mantra Vajravarahi adalah: “Om. Duojie Pamu. Hum Pei. Suoha.”

Hari ini kita melakukan Upacara Homa Sitatapatra Bhagavati, saya menambahkan sebutan: “Pratyangira” (Pembalik), mantra-Nya adalah mantra pendek, disebut juga sebagai Mantra Perisai: “Hum. Mama. Hum Ni. Suoha” (Dibaca: “Hom. Mama. Hom Ni. Suoha”) berikut merupakan asal-usul Beliau, pada masa lampau di surgaloka, ada asura yang memiliki kekuatan dan hasrat berperang yang sangat besar. Selain itu, ada Dewata yang dalam Dao disebut sebagai Kaisar Giok, yaitu Devapati dari 33 Surga atau Surga Trayastrimsa, Dewa Indra. Ada 2 kisah yang menceritakan penyebab peperangan antara dewa dan asura, yang pertama, Raja Asura merayakan ulang tahun di pataloka di dasar samudra, ketika Dewa Trayastrimsa berpatroli melewati samudra tersebut, Ia tidak memerhatikan bahwa Raja Asura sedang merayakan hari ulang tahun di pataloka, sehingga Ia terbang melewati bagian atasnya. Hal ini membuat Raja Asura sangat marah, “Aku sedang berulang tahun, dan Kau terbang melewati angkasa di atasku?” Oleh karena itulah para asura mengerahkan bala tentara untuk menyerang Surga Trayastrimsa. 

Legenda yang kedua, Anda tahu, kaum pria bangsa asura sangat buruk rupa, sedangkan kaum wanitanya sangat cantik, Dewa Indra Sang Raja Surga Trayastrimsa memperistri putri dari Raja Asura, semua putrinya sangat cantik, dan salah satunya dinikahkan dengan Dewa Indra, tentu saja istri Dewa Indra tidak hanya satu, selain putri dari Raja Asura, masih ada dewi-dewi cantik yang lain, oleh karena itulah putri Raja Asura merasa terasingkan. Ketika ia kembali ke pataloka, ia mengadu kepada Raja Asura, mengatakan bahwa Dewa Indra menyukai dewi yang lain, sehingga ia diperlakukan dengan dingin. Raja Asura mengerahkan bala tentara untuk menggempur Sudarsanapura di Trayastrimsa. Demikianlah 2 kisahnya. Raja Asura memiliki daya berperang yang sangat kuat, Surga Trayastrimsa tidak sanggup mengalahkannya. Devapati Trayastrimsa memohon pertolongan dari Shakyamuni Buddha: “Shakyamuni Buddha, Aku adalah Devapati di tengah, asura telah menyerang kami, bagaimana ini?” Puncak usnisa Shakyamuni Buddha, bagian puncak kepala Beliau tidak bisa Anda lihat, puncak usnisa Beliau memancarkan sinar putih bersih, dan sinar terang dari usnisa Shakyamuni Buddha ini manunggal menjadi Sitatapatra-pratyangira Bhagavati. Oleh karena itulah Sitatapatra-pratyangira Bhagavati merupakan Sitatapatra (payung putih besar) yang beremanasi dari terang usnisa anuttara Shakyamuni Buddha. 

undefined

◎ Shakyamuni Buddha menggunakan sinar terang tersebut untuk menaungi seluruh Sudarsanapura di Trayastrimsa, ketika Raja Asura hendak menggempur Sudarsanapura, pasukan mereka tidak bisa masuk, sebab surga telah terlindungi oleh Sitatapatra, sehingga tidak hanya tidak bisa masuk, bahkan ada daya yang memantulkan kekuatan mereka. Mantra Pembalik sangat kuat, sekuat apa pun serangannya, maka sebesar itu pula daya yang dibalikkan. 

Maka ketika Raja Asura menggempur Sudarsanapura, Sudarsanapura tidak hanya telah dinaungi Sitatapatra, bahkan juga ada daya yang memantulkan serangan, sebesar apa pun kekuatan serangan tersebut, maka sebesar itu pula kerugian yang dialami oleh penyerang, semakin besar kekuatan serangan, maka semakin besar pula kekuatan serangan balik, inilah yang disebut dengan Pratyangira (pembalik). 

Oleh karena itu, saya menyebutkan Sitatapatra-pratyangira Bhagavati, artinya Beliau memiliki daya pembalik. Bagaimana cara menjapa Mantra Pembalik? Saya beritahu Anda, “Hum. Mama. Hum Ni. Suoha” adalah Mantra Sitatapatra Bhagavati. Sedangkan Mantra Pembaliknya adalah: “Hasuo. Ni Hum. Mama. Hum.” Dijapa secara terbalik, berarti membalikkan serangan, begitu dibalikkan, semua bala tentara asura langsung berantakan, demikianlah kekuatan dari Sitatapatra Bhagavati.  Beliau merupakan emanasi dari usnisa anuttara (puncak tertinggi di kepala) Shakyamuni Buddha, siapa yang bisa membendung-Nya? Shakyamuni Buddha adalah Sasanapati agama Buddha, sinar terang dari usnisa anuttara Sang Sasanapati beremanasi menjadi Sitatapatra Bhagavati. Demikianlah wujud tunggal Beliau, tangan kanan Beliau memegang payung, tangan kiri membentuk Mudra Varada (memberi anugerah). Wujud Beliau ada banyak, ada yang berlengan dan bermata seribu, memiliki banyak wajah, Sitatapatra Bhagavati adalah Vajrosnisamahapratyangira Bhagavati (Bunda agung pembalik dari puncak vajra), berlengan seribu, berwajah seribu, bermata seribu, dan berkaki seribu, asal muasalnya merupakan Kobaran Advaita Maha-sita Bhagavati Mahaluas yang memiliki puluhan ribu atribut, menguasai semua makhluk di triloka. Bhagavati ini memiliki kekuatan agung, dapat memancarkan sinar terang menaungi para insan, Beliau dapat menaungi semua insan. Bentuk Samaya Beliau adalah Sitatapatra (payung putih besar), oleh  karena itulah disebut sebagai Sitatapatra Bhagavati. Demikianlah mudranya, (Mahaguru memperagakan), bentuk mudra, japa mantra, visualisasikan wujud-Nya, di sini ada rupang Sitatapatra Bhagavati yang mudah untuk divisualisasikan. Sedangkan yang berlengan seribu, bermata seribu, bermuka seribu, dan berkaki seribu, visualisasinya bisa dari pagi sampai malam. Bijaksara-Nya adalah aksara “Om” yang berarti alam semesta, yaitu Dharmakaya, karena sangat agung maka digunakan aksara “Om”, sebab Beliau merupakan emanasi dari sinar terang usnisa anuttara Shakyamuni Buddha, dan memiliki daya yang sangat besar.

Kekuatan Sitatapatra Bhagavati dapat membuat semua musuh mundur dengan sendirinya, memukul mundur mara devaputra, serta menghancurkan semua mantra teluh, sungguh hebat. Sutra mengenai Sitatapatra dibabarkan oleh Shakyamuni Buddha, ada dua sutra, yaitu: Buddhausnisamahasitatapatra Dharani Sutra dan Buddha Bashitam Mahasitatapatradharadharani Sutra. Ada dua sutra, kalian akan tahu setelah membacanya. Sadhananya juga ada, ada mantra, ada mudra, ada visualisasi wujudnya, setelah memperoleh abhiseka, kalian bisa menekuni sadhana ini. Apa manfaat penekunan sadhana ini? Apabila ada hantu yang menempel pada tubuh Anda, atau ada hawa kotor menempel, Beliau akan menaungi Anda, dalam sekejap Anda langsung bersih, semua makhluk halus dan mara akan mundur; Ada lagi, menekuni sadhana ini tidak akan mempan oleh segala macam teluh; Menekuni sadhana ini, jika pergi ke sebuah tempat yang berhantu, maka para hantu akan takut kepada Anda, mereka semua akan lari. Sebab perisai penutup dari Sitatapatra Bhagavati akan menutupi Anda, apalagi jika Anda menjapa Mantra Pembalik, siapa yang mencelakai Anda, maka ia sendiri yang akan terkena akibatnya, ada daya semacam ini. Sudah berapa lama kita tidak menekuni Adhinatha ini? Sudah sangat lama, lihatlah! Semua mengutamakan Adhinatha lain, padahal Adhinatha ini sangat penting! Sungguh. Pemohon Utama Adhinatha ini sungguh terberkahi, Sitatapatra Bhagavati sungguh luar biasa.

◎ Kita lanjutkan pengulasan Lamdre, “Mulai dari dari phala (hasil) sambharamarga dan mula batin dari kebijaksanaan karakteristik hangat prayogamarga, sampai parayanamarga bhumi ke-12 setengah, semua drsta yang muncul adalah anubhava-drtsa.” Sesungguhnya dalam hal meditasi, pada saat baru saja menekuninya, mesti dimulai dari penekunan sambharamarga, apa itu sambharamarga? Seperti yang ditekuni oleh Yayasan Tzu Chi, itu adalah sambharamarga. Apa itu prayogamarga? Seperti Caturprayoga dalam Tantra: Mahanamaskara, mahapujana, Catursarana, dan pengembangan Bodhicitta, ada empat jenis prayogamarga.
 
“Mula batin dari kebijaksanaan karakteristik hangat prayogamarga.”, pada saat batin Anda baru bisa mulai berkonsentrasi, ini disebut sebagai permulaan, terus sampai Parayana, Parayana adalah keberhasilan. Parayana ini merupakan pencapaian bhumi ke berapa? Bodhisattva terdiri dari 10 bhumi, sampai pada bhumi ke-11 berarti Anda adalah Buddha. Parayana ini ada 12 setengah bhumi, 12 bhumi ditambah dengan setengah, dan bhumi ke-13 adalah Vairocana Buddha. Parayanamarga bisa mencapai bhumi ke-12 setengah. “Semua drsta yang muncul adalah anubhava-drtsa.” Pada tiap marga dan pada tiap bhumi ada anubhava tersendiri, tingkatan dibedakan melalui anubhava yang diperoleh. Demikianlah maknanya. 

◎ Hari ini mengulas “Vimaladrsta”, di dalamnya ada: “Berdasarkan pada: Sugata karakteristik eksternal, Sugata mantra guhya internal, Sugata abhiseka guhya, dan Sugata Dharmata final; Apa yang menjadi hetu, dan apa yang menjadi karakteristiknya.” Dalam kondisi suci, “Sugata karakteristik eksternal”, apa yang disebut sebagai ‘Sugata’? Ini merupakan terminologi dalam agama Buddha, ‘Su’ yang berarti baik, ‘gata’ yang berarti ‘pergi atau meninggal dunia’, apa yang disebut dengan ‘Sugata’? Ada yang tahu? Merupakan salah satu sebutan bagi Sang Buddha, memang benar, tapi saya ingin Anda menjelaskan apa arti dari ‘Sugata’. Sugata merupakan sebutan ke-5 bagi Buddha, kemudian adalah ‘Lokavid’. Apa yang disebut dengan ‘Sugata’? Menguasai kelahiran dan kematian diri sendiri? Diri sendiri tahu kapan akan mati? Saya beritahu Anda, singkat saja, “Pergi dengan baik”.

Tidak ada kata ‘mati’, pergi dengan baik, datang dengan baik, bisa dikatakan, Parinirvana yang leluasa. Seperti Acarya Liandeng (蓮嶝上師), Beliau mencapai Parinirvana dengan sangat leluasa, meskipun menderita sakit, akan tetapi Beliau selalu leluasa, ini disebut sebagai leluasa, dengan leluasa meninggalkan dunia saha ini, inilah yang disebut sebagai ‘Sugata’. Sebenarnya makna dari ‘Sugata’ juga demikian, meninggalkan dunia saha ini dengan baik, disebut sebagai ‘Sugata’. Acarya Liandeng, saya lihat setelah beliau menderita kanker paru-paru, beliau sama sekali tidak pernah berwajah sedih, tidak pernah bermuram durja, tidak depresi, dan tidak menutup diri! Tidak seharian penuh menggerutu atau menyumpahi langit dan bumi! Atau memaki…, jika tidak memaki ini, maka memaki itu, bukan demikian! Beliau tidak melakukan itu semua, yang nampak dari raut wajah beliau, wajah yang nampak tenang dan leluasa, ini sungguh luar biasa. Kanker paru-paru sungguh berat, tapi beliau bisa menjalani hari-hari dengan tenang, setiap hari sama, terus berbhavana dengan sungguh-sungguh. Saya pernah ceritakan, menggemparkan seisi rumah sakit, semua perawat, dokter, dan pasien, semua datang melihat beliau, kenapa? Sebab dalam kondisi sekujur tubuhnya ditancapi selang, beliau masih bisa duduk bermeditasi. Dokter , para perawat, dan pasien mengatakan: “Di kamar lantai itu ada orang aneh! Walau sekujur tubuh ditancapi selang, ia masih bisa duduk bermeditasi di atas ranjang!” Acarya Liandeng sungguh luar biasa, oleh karena itulah beliau memancarkan sinar terang, beliau adalah Padmaprabha Buddha, merealisasi Padmaprabha Buddha. 

Mahaguru mengaku tidak sebanding, pada saat mengalami sakit karena selulitis pada kaki, di atas Dharmasana menangis dan mengaduh, tidak mirip dengan seorang sadhaka, menangis tersedu, hanya sakit sedikit saja sudah menangis, bagaimana dengan Liandeng? Beliau terus bersikap tenang, sangat bebas dan leluasa, saat berbincang dengan orang lain tidak pernah emosi, tidak pernah menyalahkan langit dan orang lain. Jika itu adalah saya, pasti sudah memaki langit dan bumi, bahkan juga mengaduh kepada Kaisar Giok, ini perbuatan keliru. Sesungguhnya, pantas saja Acarya Liandeng yang teguh ini dapat mencapai keberhasilan sebagai Padmaprabha Buddha. Acarya Lianmiao (蓮妙上師) ada di sini, ia akan mengatakan: “Semua berkat saya, saya adalah sandaran Acarya Liandeng! Beliau tidak takut karena mengandalkan saya.” Ha? Beliau mengandalkan Mahaguru? Saya? Jangan mengandalkan saya, bersandar pada gunung, gunung pun runtuh, bersandar pada orang, orang pun akan lari, saya tidak bisa dijadikan sandaran, bersandar pada saya bisa celaka. “Sugata karakteristik eksternal”, sama seperti Acarya Liandeng, yang seperti itu disebut sebagai “Sugata karakteristik eksternal”, dengan penjelasan demikian, kalian pun bisa memahami. Beliau sangat suci, sungguh sangat suci. Yang disebut sebagai “Vimaladrsta” adalah: Anda mencapai “Sugata karakteristik eksternal” berarti mencapai Vimaladrsta, Anda pun bersih, hanya orang yang bersih, tidak punya delusi, baru bisa sangat tenang, sangat leluasa, dan disebut sebagai “Sugata karakteristik eksternal”.


undefined

◎ Yang kedua adalah “Sugata mantra guhya internal” , apa yang disebut sebagai mantra guhya internal? Yaitu pencapaian sugata mantra guhya dari hasil bhavana Anda sendiri, Anda menggunakan mantra diri sendiri, dan guhya dari tubuh Anda, guhya hati, guhya lima cakra, guhya 7 cakra, dan pergi dengan baik, ini disebut sugata mantra guhya internal.

◎ Yang ketiga disebut: “Sugata abhiseka guhya” Apa yang disebut sebagai abhiseka guhya? Yakni Abhiseka ketiga yang disebut Abhiseka Sparsa, merupakan kepergian baik saat kondisi yab-yum. Sebab pada saat yab-yum, nadi kedua orang saling terhubung, nadi berputar, dan prana saling terhubung, nadi saling terhubung, bindu saling terhubung, pada saat bersirkulasi, pada saat Abhiseka Guhya yang sangat rahasia dari kedua orang, saat bersirkulasi, menghasilkan terang, kemunculan sinar ini berupa seberkas sinar, keduanya sirna menjadi seberkas sinar. Dalam Tantra ada Abhiseka Guhya yang istimewa, yaitu abhiseka yang ketiga. Saat Abhiseka Guhya, prana terhubung dengan prana, nadi terhubung dengan nadi, bindu terhubung dengan bindu, karena terus bersirkulasi, terus bersirkulasi sampai memancarkan sinar terang, kemudian kedua orang ini lenyap bersamaan, sirna setelah menjadi sinar pelangi, inilah Sugata. Saat itu hanya tersisa sinar terang, ini disebut Sugata Abhiseka Guhya atau abhiseka ketiga. Demikian pengulasan dari saya, apakah semua bisa memahaminya?

Dahulu, ketika Bodhidharma tiba di Tibet, Bodhidharma pernah pergi ke Tibet. Lianwang (蓮旺) , siapa Nama Tibet dari Bodhidharma? Padampa Sangye, Guru Sesepuh sekte Chan ini terbang ke Tibet, mentransmisikan Dharma kepada Machig Labdron, Machig Labdron adalah wanita, kedua orang ini berada dalam satu kamar, Bodhidharma atau Padampa Sangye dan Machig Labdron berada di kamar yang sama. Pemilik penginapan melihatnya, ia terkejut, “Ada 2 orang sadhaka!” Yang satu adalah Padampa Sangye atau Guru Sesepuh dari India, dan yang satu adalah sadhaka wanita atau Machig Labdron, mereka berdua berada di kamar, pemilik penginapan merasa itu tidak panats, “Perilaku semacam itu, mana mungkin mereka adalah sadhaka?” Ia pun membuka jendela, saat itu tidak ada kamera cctv, apabila ada cctv, begitu melihat, langsung bisa diketahui apa yang sedang mereka lakukan. Tidak ada cctv, hanya bisa melihat dari pintu jendela, wah! Ia tidak bisa melihat mereka berdua! Sebab di dalamnya hanya ada pancaran sinar putih yang sangat menyilaukan, terus terpancar. Apa yang terjadi dengan keduanya? Yakni Sugata Abhiseka Guhya. Tapi janganlah kalian mengira: “Wah? Ternyata dalam Tantra ada hal demikian?” Jika Anda sembarangan mencari wanita, dan ingin mencoba sadhana ini, maka Anda pasti terjatuh ke neraka. Sebab ada 2 syarat utama untuk menekuni sadhana ini, yang pertama, telah merealisasi anasrava (tidak tiris), selamanya Anda tidak akan membocorkan Bodhi putih. Yang kedua, Anda telah memahami sunyata, sebab setelah Anda memahami sunyata, Anda pun bisa menjelma menjadi sinar, bisa menghasilkan sinar. Mesti memenuhi 2 syarat utama ini baru bisa melakukan yab-yum, mesti memahami sunyata, ini merupakan sebuah metode bhavana, prana dalam tubuh keduanya, satu prana yang sama, satu bindu yang sama, satu nadi yang sama, nadi terhubung dengan nadi, bindu lebur dengan bindu, dan prana keduanya saling bercampur. Inilah yang ketiga, Sugata Abhiseka Guhya.

◎ Yang keempat adalah, “Sugata Dharmata final” ini merupakan yang tertinggi. Apa itu Dharmata final? Ia telah merealisasi bhumi ke-12 setengah, bhavana kita ada tahapannya, sambharamarga, Prayogamarga, Darsanamarga, Bhavanamarga, dan Parayana, ini adalah 5 tahapan. Sampai pada Parayana, saat mencapai keberhasilan, berarti telah mencapai bhumi ke-12 setengah, merupakan Sugata Parayana, substansi sejati telah nampak, Anda telah memahaminya, Anda telah merealisasikannya, realisasi final, Anda bisa berpulang dalam kondisi yang sangat baik, pergi dengan leluasa, berarti disebut sebagai Sugata. Inilah 4 macam kemurnian, setelah memahami keempatnya ini, maka pengulasannya akan lebih mudah. Pada usia 38 tahun datang ke Amerika, melihat di televisi ada pria dan wanita yang sedang ‘kiss’, ‘Jiu-mi’, kita akan mengatakan: “Dirty”, kotor! Sesungguhnya tidak demikian, dalam Tantra disebut bersih. Sungguh aneh! Sadhana Tantra ada abhiseka pertama, abhiseka kedua, abhiseka ketiga, abhiseka ketiga adalah Abhiseka Guhya, tergolong sebagai Sadhana Yab-yum, ini tidak disebut ‘dirty’, melainkan bersih, jadi jangan salah paham. Karakteristik pria dan wanita pada umumnya, yang disebut sebagai yin-yang, pria dan wanita, bagi manusia awam, dalam benaknya ada delusi, Anda mesti diajari bagaimana bervisualisasi, mengajari Anda bagaimana menjapa mantra, dan mesti mengajari Anda bagaimana melakukan sirkulasi, mengajari Anda bagaimana memancarkan sinar terang, semua mesti diajarkan kepada Anda sampai bisa. Sebagai seorang sadhaka, jika tidak mengajarkannya, justru keliru, bagaimana cara menembus nadi tengah, bagaimana menghubungkan nadi tengah dengan nadi tengah, bagaimana cara menyirkulasikan prana, bagaimana cara memutar kundalini, bagaimana cara memutar bindu, pada saatnya, keduanya bersama memancarkan sinar, inilah Sugata Abhiseka Guhya, abhiseka yang ketiga.

Ada sebuah lelucon, saya tidak suka jika orang asing menanyakan masalah pribadi saya, hari ini orang yang tidak saya kenal bertanya saya hendak pergi kemana, saya menjawab: “Bukan urusan Anda!” kemudian, orang itu justru mengusir saya keluar dari taksi. Dia masuk ke dalam taksi, dan orang di dalam taksi menanyainya mau pergi ke mana, ia malah menjawab bukan urusan Anda, tentu saja diusir. Ini tidak benar. Apa yang benar? Apa yang tidak benar? Tentu saja Anda tidak suka orang mengetahui urusan pribadi Anda, tapi adakalanya, saat Anda berjumpa dengan Mahaguru, tentu saja Mahaguru tahu, Mahaguru akan sedikit membahas masalah pribadi Anda, tapi sebelumnya, saya akan meminta orang-orang di samping untuk pergi, seperti Lian-ning di samping, Lian-dong ada di samping, juga yang sedang berpatroli di depan pintu, Acarya Lianxin (蓮馨上師) selalu mondar-mandir di depan pintu, seakan-akan ia sedang mencari tahu rahasia orang lain, ada juga yang sedang membawa fu. Bhiksuni Lianying (蓮瑛法師) bagian bawa fu, ia lari kesana kemari. Saat saya hendak membicarakan masalah pirbadi Anda, sedang memperingatkan Anda, saya akan membicarakannya, bagaimana masalah pribadi Anda, bagaimana kondisi Anda saat ini, jadi mesti meminta supaya orang-orang di samping untuk menjauh, tapi pintunya masih terbuka, saat konsultasi, Mahaguru tidak pernah menutup pintu. Ada yang bertanya: “Apakah perlu menutup pintu?” Saya katakan tidak perlu, mereka mau curi dengar juga boleh, tapi mestinya tidak ada orang yang curi dengar, itu adalah perbuatan yang tidak beretika. Saya akan mengungkapkan persoalan yang dipendam dalam hati orang itu. Tentu saja, setiap orang punya rahasia, Mahaguru juga punya rahasia, Anda juga punya rahasia, tetapi? Persoalan rahasia mesti ditangani dengan cara rahasia, saya tidak akan mengungkapkan rahasia Anda keluar, sebab bila diungkapkan keluar, justru tidak baik, dengan demikian Mahaguru telah menyalahi etika. Sama seperti dokter, ketika mengobati pasien, tidak boleh sembarang memperlihatkan catatan medis kepada orang lain, dokter juga harus menjaga rahasia pasiennya. Seperti halnya dalam konsultasi saya, rahasia yang diungkapkan oleh umat kepada Mahaguru, Mahaguru juga tidak akan mengungkapkannya keluar. Ini adalah persoalan etika.

Tertangkap polisi lalu lintas: “Anda sering membonceng orang?! Tidak tahukah Anda bahwa skuter elektrik tidak boleh digunakan untuk membonceng?” Orang itu menjawab: “Guru yang mengajari saya, ia mengatakan ini adalah membina diri.” Polisi lalu lintas lanjut bertanya: “Bagaimana ia mengajari Anda?” , “Guru memberitahu saya: Guru lah yang menuntun Anda masuk, tapi pembinaan diri tergantung pada diri masing-masing.” Skuter elektrik digunakan untuk membonceng orang, demikianlah lelucon ini, tentu saja keliru, jika peraturannya tidak boleh membonceng orang, maka jangan membonceng orang. Oh! Membonceng orang menggunakan sepeda elektrik adalah pelanggaran, tidak boleh membonceng orang.

undefined

Setelah seorang pria menikah, setiap hari istri mengajaknya cekcok, ia sungguh tidak berdaya, ia pun pergi ke rumah ibu mertua untuk mengadu. Suatu kali, suasana hati ibu mertua sedang tidak baik: “Masalah kecil begini, selalu saja dibawa ke rumah kami, apakah seumur hidupnya pemilik pabrik mesti bertanggung jawab atas produk yang telah terjual?” Pria itu merasa sedikit dipersalahkan: “Bukankah setidaknya mesti berikan layanan purna jual dengan baik?” Cekcok antara suami istri adalah persoalan yang kerap ada, antara sebelum dan sesudah menikah memang berbeda. 

Ada dua lelucon, istri memberitahu suaminya: “Dahulu, saat kita kencan, kamu sering bilang: ‘Rusa kecilku sembarang tabrak.” (jantung berdegup kencang), si istri menyanyai suaminya: “Apakah sekarang masih merasakan hal yang sama?” Suami menjawab: “Sudah lama rusa kecil itu mati tertabrak.” Sebelum dan sesudah menikah tidaklah sama, kalian mesti tahu hal ini, jangan dikira sebelum dan sesudah menikah sama saja. Sebelum menikah, 2 orang adalah sepasang kekasih, si pria membonceng si wanita pergi keluar, mereka sudah saling sepakat: “Nanti di perjalanan, tiap kali ketemu lampu merah, kita mesti saling ‘kiss’ satu kali.” Wah! Hubungan keduanya sungguh baik. Setelah menikah, Si Istri menanyai Si Suami: “Kenapa saat ketemu lampu merah, kamu tidak lagi menciumku?” Si Suami menjawab: “Sekarang aku selalu lewat jalan tol, tidak akan lagi lewat jalan biasa.” Hubungan antara pria dan wanita, sebelum dan sesudah menikah memang berbeda, jadi ada rasa setelah menikah, sedangkan sebelum menikah juga ada rasa tersendiri. Ada banyak hal yang tidak abadi.

Konon pada tahun 1997, XX dan umatnya melakukan homa, yaitu Homa Mahakala, saat melakukan homa itu, wah! Mahakala turun hadir, tentu saja! Pasti hadir, sebab tiap kali melakukan homa, (XX mengaku) Adhinatha selalu hadir, Mahaguru juga demikian, setiap Adhinatha pasti hadir. Tapi saya bukan sedang membahas perihal kehadiran Adhinatha. Melainkan setelah turun hadir, selalu ada pembicaraan dengan XX, kemudian ia akan menyampaikan isi pembicaraan kepada semua. Apa yang dilakukan Mahakala? Ia memberikan secarik surat perjanjian untuk bersekutu, secarik kertas besar yang telah dicetak, minta XX untuk tanda tangan. XX mengatakan: “Aku sangat berani, dipenuhi dengan semangat kepahlawanan, tanpa membaca isinya, aku pun langsung membubuhkan tanda tangan dalam Bahasa Inggris.” Kemudian, Mahakala memperlihatkan isinya kepada XX, dalam surat perjanjian ada 16 aksara, isinya cukup positif: “Senantiasa mendukung.” Memberikan dukungan untuk selamanya, menurut penjelasan XX: “Selamanya mendukung XX Temple.”, bagaimana kemudian? “Memberi manfaat pada para insan.” Sangat positif. “Mengemban misi Buddha.” Mengemban misi agama Buddha, dan yang terakhir: “Semua mencapai keberhasilan.”, hanya 16 aksara ini, wah! Ini disebut surat perjanjian.

◎ Mahakala pun mengambil surat perjanjian tersebut dan membakarnya dalam tungku homa, XX melihatnya dengan jelas, Mahakala menyodorkan surat perjanjian untuk dia tanda tangani, mereka saling menandatangani surat perjanjian, hanya ada 16 aksara: “Senantiasa mendukung. Memberi manfaat pada para insan. Mengemban misi Buddha. Semua mencapai keberhasilan.” Bukankah ini positif? Positif! Sebenarnya juga sangat ironis! Senantiasa mendukung, apakah ia ada mendukung? Senantiasa mendukung bisa dikatakan senantiasa mendukung ‘True Buddha School’ Zhenfo Zong, Anda ingin memisahkan diri, berarti tidak senantiasa mendukung, benar tidak?

Yang kedua, memberi manfaat kepada para insan. Anda memberi manfaat kepada diri sendiri, atau kepada para insan? Anda sendiri yang makin gemuk, dan para insan semakin kurus. Anda menguras harta para insan, Anda memberi manfaat pada diri sendiri, mana mungkin memberi manfaat kepada para insan? Memberi manfaat kepada para insan berarti: Saya punya, dan semua orang mesti punya, ini yang disebut sebagai memberi manfaat kepada para insan. Saya punya Buddhadharma, saya mengajarkan Buddhadharma kepada semua, inilah memberi manfaat kepada para insan. Ini sungguh ironis, sebenarnya ia memberi manfaat kepada diri sendiri, dan para insan bernasib malang! Mengemban misi Buddha, ini yang paling ironis, sebab ia mengemban misi hantu! Mana yang mengemban misi Buddha? Apakah dalam misi Buddha diajarkan untuk memelihara hantu? Apakah diajarkan memelihara 5 ketua pasukan hantu? Sutra yang mana yang mengajarkan Anda untuk memelihara hantu? Jadi mengemban misi Buddha diubah menjadi mengemban misi hantu. Semua mencapai keberhasilan, apa yang dimaksud? Yakni XX mengajak semua orang untuk terjerumus ke tiga alam rendah, mana mungkin mencapai keberhasilan? 

undefined

◎ Lihatlah, di tempat kita ada yang telah mencapai Kebuddhaan, banyak juga yang bersadhana dengan tekun, sehingga menghasilkan sarira, dan bisa mencapai keberhasilan. Lihatlah, Acarya Lianhua Yimin (蓮花益民上師), hanya menjapa mantra, menjapa sampai memancarkan terang kesucian, berbhavana sampai menghasilkan sarira sekujur tubuh, beliau juga adalah seorang Siddha (Sadhaka yang telah mencapai keberhasilan)! Mencapai Padmaprabha Buddha yang sejati, Acarya Lianhua Yimin! Inilah yang disebut sebagai Siddha.

Ini mesti diceritakan, sungguh! Dalam banyak hal, Buddha dan Bodhisattva menganugerahi Anda sesuatu yang positif, seperti Mahakala yang memberikan hal positif kepada Anda, tapi Anda malah tidak mematuhinya, Anda malah merusak sumpah. Mahakala mengucapkan suatu hal, ada 5 macam orang yang tidak bisa berbhavana, tapi XX malah melanggar kesemuanya, salah satunya adalah: “Orang yang tidak punya niat untuk tobat, tidak bisa berbhavana.” Artinya, orang yang tidak punya niat bertobat, tidak akan bisa membina diri.

Ketika XX datang kepada Mahaguru di sini dan meminta untuk memisahkan diri, Acarya Lianyue (蓮悅上師) mengatakan: “Anda telah berbuat salah, bertobatlah kepada Mahaguru.” XX menjawab: “Aku tidak sudi bertobat, aku tidak punya salah, untuk apa bertobat?” XX ingin memisahkan diri, ia ingin berdiri sendiri, dan ia mengatakan tidak perlu bertobat. Mahakala menasihatinya: “Orang yang tidak punya niat untuk tobat, tidak bisa berbhavana.” Ini tertulis dalam artikel ceramah Anda sendiri, orang yang tidak punya niat tobat tidak akan bisa membina diri. Tapi Anda sendiri justru tidak tahu bertobat. Sebenarnya saya kurang berkenan membicarakan masalah uang, semenjak saya bertapa, terus sampai saat ini, XX tidak pernah berpujana, saya mulai bertapa pada tahun 2000, dan sekarang tahun 2017, selama 17 tahun, ia tidak berpujana, tidak apa tidak berpujana, tapi ketika ia pergi ke Malaysia, umat menitipkan kepadanya dana pujana untuk Mahaguru, ia juga tidak menyerahkannya kepada Mahaguru. Kemudian, ada seorang saudari Sedharma yang membantunya menangani buku akun, sekarang buku akun itu ada pada saya, umat itu memberikan buku tersebut kepada saya, di dalamnya banyak tertulis keterangan: “Dana pujana untuk Mahaguru”, umat berpujana kepada Mahaguru, dititipkan ke yayasan XX, semua dilahap oleh XX, tapi sudahlah, itu bukan apa-apa! Anda tidak berpujana, tidak apa, tapi Anda bahkan melahap semua uang pujana titipan umat, apakah hati Anda bisa tenang? Demikian juga dengan umat di San Francisco, setiap tahun membuat kartu ucapan ulang tahun, kartu tahun baru, mereka membubuhkan tanda tangan, dan menuliskan berapa jumlah pujana, nama tiap umat ditulis, dan minta kepada XX supaya ketika berjumpa dengan Mahaguru, bisa menyerahkan pujana tersebut kepada Mahaguru, bahkan dana pujana dari umat di San Francisco pun Anda lahap, termasuk kartu ucapan tahun baru yang ditandatangani oleh tiap umat, semua dibakar di tungku. Saya hanya ungkapkan satu pelanggaran ini, apakah Anda punya niat bertobat? Hanya satu masalah ini saja, apakah Anda punya niat untuk tobat?

Yang kedua, ia menyatakan bahwa Mahaguru akan mangkat pada usia tertentu, alias akan meninggal dunia. “Mahaguru sudah hampir meninggal dunia.”, kalian pergilah menjenguk Mahaguru di Seattle! Apakah ini adalah perbuatan yang sopan? Meramalkan kapan Gurunya sendiri akan mangkat, saya bahkan tidak berani mengatai Guru saya sendiri, mana mungkin berani meramalkan kapan Beliau akan mangkat? Ini adalah etiket yang mesti dijaga! Anda terus mengatai kapan Guru Anda akan mangkat, “Aku telah meramalkan, kapan Mahaguru akan meninggal dunia…”, Anda mengutuki Guru sendiri, bukankah ini mengerikan? Perbuatannya ini sopan atau tidak? Coba Anda jawab sendiri. (Umat menjawab: “Tidak sopan!”) Berbuat tidak sopan dan masih belum bertobat? Saya beritahu Anda! Saya bahkan tidak mau memberitahu orang kapan ia akan meninggal dunia, saya bisa meramalnya, akan tetapi saya tidak akan memberitahu kapan Anda akan meninggal, hal semacam ini tidak patut untuk diungkapkan, ini adalah sebuah etika, bahkan etika pun tidak punya, sudahlah! Jika terus dibahas, bisa-bisa tidak ada nafsu untuk makan malam, tidak akan! Malam ini saya akan makan banyak! Saya hanya membahas beberapa contoh kecil ini, di antaranya masih ada banyak hal yang seharusnya dipertobatkan, tak terhitung banyaknya, ia mengatakan: “Aku tidak punya salah, untuk apa bertobat?” Dalam artikel ceramah Anda sendiri tertulis, Mahakala memberitahu Anda: “Orang yang tidak punya niat tobat, tidak bisa berbhavana.”

◎ Anda sendiri juga menjelaskan: Orang yang tidak punya niat bertobat tidak akan bisa membina diri. Anda adalah orang suci? Saya beritahu Anda, Konfusius adalah orang suci, tapi setiap hari beliau melakukan introspeksi diri sebanyak tiga kali, beliau masih tahu bertobat, tentu saja Anda lebih agung dari Konfusius? Konfusius juga tidak melihat makhluk halus, “Hormati makhluk halus, tapi jagalah jarak.”, beliau juga tidak berani berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan makhluk halus. Anda malah dekat dengan makhluk halus, mendekati mereka dan tidak tahu bertobat, apakah orang yang tidak pernah bertobat masih bisa membina diri? Padahal Anda sendiri yang bilang, Anda ibarat menampar mulut sendiri, “Orang yang tidak punya niat tobat, tidak bisa berbhavana.” Mahakala yang mengatakan, dan Anda sendiri yang menjelaskannya, orang yang tidak punya niat tobat tidak akan bisa membina diri. Bahkan pertobatan yang sederhana ini pun Anda tidak bisa, mana mungkin Anda bisa membina diri?

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。